It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
jangan2 si tito udah yang2an ma juna
@pokemon tito sama juna belum jadian kog.... Tp mereka udah baekan.....
untuk writer.. dari awal baca.. gue suka sama ceritanya.. goodjob
padahal pengen bgt! Liat tito minta maaf m juna..uggh psti tmbh seruu...
yayy...thx uuuu udah mau dgerin sranku... *wink
THE SECRETS
Aku kembali mendongakkan kepala ke arah Bimo. Kami berdua sedang berdiri sambil melongok- longok didepan sebuah rumah mewah bercat biru. Jam menunjuk pukul dua. Dan matahari menyengat dengan ganasnya dikejauhan langit.
"Udahlah percaya sama gue."
Bimo setengah melirik kepadaku. Kemudian melengos dan mengangsurkan tangannya untuk menekan bel yang ada di sebelah kanan pagar. Ting tong. Bel berbunyi sekali. Namun tidak ada jawaban. Sialan, apa Juna gak dirumah ya? Tapi tadi kan si Bimo udah sms Juna kalo kami mau datang. Jadi mustahil dong kalo dia keluar. Bimo memencet bel itu sekali lagi. Ting tong. Tepat pada bel kedua terdengar sahutan seseorang dari arah dalam rumah.
"Iya... Sebentar......!!!".
Nampak Juna setengah berlari keluar dari dalam rumah dan menghampiri kami. Dia mengenakan kaos singlet warna hitam dan celana pendek bergaris warna putih. Oh my Gaga! Rasanya aku mau pingsan ngeliat Juna pake baju kayak gitu. Badannya terbentuk bagus dengan tinggi yang umayan ideal. Ditambah lagi rambut spike nya yang menantang langit semakin menambah ketampanan jasmaniahnya.
***
"Hei sorry ya Bim, Tit... Udah lama??". Kata Juna sambil membuka kunci pagar yang mengelilingi rumah mewah itu. Aku terdiam. Masih shock ngeliatin Juna.
"Ah... Belum kog, baru aja." sahut Bimo setengah mengeluarkan cengiran kuda khasnya.
"Oh... Yaudah, ayo masuk dulu... Kita ngobrol di dalem..."
"Eitss..." Bimo tiba- tiba menyela. "Berhubung tugas gue disini cuma nganterin Tito sampe rumah lo, maka gue sampe sini aja yah... Gue mau pulang. Yang sebenernya ada urusan sama lo itu si Tito."
Juna melengos kearahku. Aku gelagapan. "Eh... Eh... A...anuuu... Iya... Eh, maksudku iya... Aku ada perlu sama kamu."
Sekilas Juna cuma tersenyum melihat aku yang udah kayak cicak tenggelem di bak mandi. Lalu dia mengangguk.
"Yaudah Tit... Jun... Gue cabut dulu ya.... Daaaa...." Bimo lantas memacu kakinya untuk segera pergi meninggalkan kami. Dasar Bimo jahattt.... Orang disuruh nemenin minta maaf kog malah kabur. Sengaja banget dia mau ngebikin aku gelagapan gara- gara cuma berdua sama Juna.
"Kog bengong???".
Tiba- tiba Juna mengibas- ngibaskan tangannya di depan wajahku. Mencoba membuyarkan lamunanku.
"Eh... A... Anu... Aku... Sebenernya aku....." grogiku sudah tingkat akut.
"Apa?"
"Aku..."
"Iya... Kamu kenapa?"
"Aku... Mau minta maaf sama kamu soal kemarin... Aku benar- benar minta maaf." aku berusaha sekuat tenaga dan perasaan buat ngomongin kata itu. Rasanya susah naudzubillah. Kenapa aku selalu dag- dig- dug setiap ada Juna. Apa yang salah denganku.
"Oh... Soal itu." juna mengangguk pelan.
"I...iya...."
"Yaudah kita masuk dulu kedalam. Kita bisa ngobrol lebih dalam tentang kesalahpahaman ini. Aku juga ingin menunjukkan sesuatu sama kamu."
Juna meraih tanganku. Matanya menatap tajam ke mataku.
"I... Iya...".
***
Lantas kami berdua mulai melangkahkan kaki memasuki rumah yang nampak sepi itu. Kata Juna, ayah ibunya belum pulang kerja, sementara adiknya yang cewek masih disekolah karena ada les tambahan. Alhasil, cuma ada Juna dan tiga orang pembantu yang berada di rumah yang gedenya nyaris kayak Istana Westminster ini. Sekilas kupandangi halaman depan rumah Juna. Tepat di depan garasi, terparkir motor Ninja milik Juna dan Mobil Jazz yang dulu pernah dipakai Juna buat ngejemput aku. Weittss... Kog itu garasi lebih merip showroom kendaraan bermotor yah, hahahay.
***
tep. Aku dan Juna berhenti tepat didepan sebuah pintu kamar yang terbuat dari kayu jati yang dipernis warna cokelat. Di pintu itu, terpampang palang yang bertuliskan 'DO NOT ENTER, JUNA'S ZONE'. Aku meringis. Rupanya ni cowok rasis juga. Hahahay.
"Ini kamarku, sebelum kamu masuk, aku ada satu permintaan sama kamu". Juna masih menggenggam tanganku.
"A.. Apa?".
"Aku mohon, kamu jangan kaget ya ngeliat semua yang ada di dalam kamarku."
Juna menatap mataku tajam. Aku terpaku. Aku keringatan. Nafasku sesak. Tiba- tiba saja aku gemetar. Memangnya apa yang ada di dalam kamar Juna sampai ia harus berkata demikian? Adakah rahasia atau sesuatu di dalamnya?
Mungkin foto2 titto ama lady gaga ya kak??.
apa tuh yg ada di kamar juna???
fotonya tito??
jadi penasaran...
lanjut ^^