It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
I LOVE YOU
Tangisku kian kencang, tubuhku kian bergetar. Entah kenapa nafasku begitu sesak. Seakan otakku dipenuhi memori- memori buram tentang masa lalu itu.
"Tapi dia telah pergi Tit.... Dia telah pergi untuk selamanya..."
"LANTAS KENAPA KALAU DIA PERGI!!!!!? APA KAU BISA SEENAKNYA MENGGANTIKAN DIA?? KAU MEMPERMAINKANKU JUN... KAU MEMPERMAINKAN PERASAANKU!!". Teriakku gusar.
"Aku tahu kau amat mencintainya Tit... Tapi bagaimanapun, kau takkan pernah bisa terus berharap padanya... Ia telah pergi... Ia telah berada di dunia yang jauh dari dunia kita." Juna setengah berbisik. Tangannya masih kuat menggenggam jemari- jemariku.
"Aku mencintai Josh... Jun..."
"Aku tahu..."
"Aku mencintainya... AKU MENCINTAI JOSHHH JUUUNNNNNNN.............!!!!!".
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiriku. Aku langsung ambruk diterpa duka yang menggoncangkan seluruh jajaran nurani dan naluri kelelakianku. Juna hanya menatap ku hampa sambil mengangkat tangan kanannya. Juna telah menamparku. Ya. Dia telah menamparku.
"Sampai kapan kau terus berharap pada Josh, Tit.... SAMPAI KAPAN KAU AKAN TERUS BERHARAP SESUATU YANG TAK PASTI DARINYA??????" Juna berteriak dengan gusar.
Aku kian mengkerut. Menahan wajah dan pipiku yang panas dan memerah.
"Sampai kapan kau akan terus mengharapkan Josh...... Dia telah berada di dunia yang jauh dari duniamu....."
"Sadarlah Tit.... Sadarlahh... Dia telah pergi jauh darimu..... Akulah yang ia kirimkan untuk menggantikannya mencintaimu.......".
Juna mendadak ambruk. Tubuhnya jatuh dan menimpa tubuhku yang lunglai. Aku masih terisak. Juna lantas menggeserkan tubuhnya pada tubuhku. Dan dipeluknya.
"Asal kau tahu saja Tit... Aku tak penah sedikitpun berniat untuk mempermainkanmu.... Asal kau tahu saja... AKU MENCINTAIMU LEBIH DARI BAGAIMANA JOSH MENCINTAIMU!!!!!". Pekik Juna sambil memelukku lebih erat.
Aku hanya meringkuk. Hanya bisa terdiam. Ketakutan. Aku tak tahu apa yang harus aku katakan dan lakukuan... Duniaku telah menjadi gelap tanpa cahaya. Aku telah hancur.... Sehancur- hancurnya.
"I love you Tit..... I love you........" Pelan- pelan Juna merangkak dan menaikkan tubuhnya. Lantas ia mengecup keningku dengan lembut. Aku terpaku. Tangisku kian pecah.
"Jun.... A... A...aku......."
"Katakan Tit.... Katakan kalau kau juga mencintaiku.... Katakan padaku.... Biar Josh tahu bagaimana kita saat ini...." Juna kian lekat mendekapku.
"Jun... A...akkkuu....."
"Katakan Tit....."
"Aku....a.....akuu... Juga..... Mencintaimu Junnn........".
Akhirnya kata- kata itu meluncur dengan cepat dari bibirku. Bukan karena terpaksa atau karena ancaman Juna aku mengatakannya. Tapi karena sesungguhnya aku juga telah mencintainya. Jauh sejak aku dan Juna pertama kali berjumpa. Di sana. Di loket tiket itu.
"Kau.... Kau kau serius Tit...." juna menempelkan bibirnya pada pipiku sembari berbisik pelan. Nafasnya yang hangat menerpa leherku.
Aku hanya menggangguk pelan. "I... Iya... Jun..."
"Te... Terima kasih Tit... Terima kasih sayang......... Aku janji... Aku berjanji pada diriku dan pada Josh... Aku pasti akan membahagiakanmu... Pasti...."
"A.... Aku mempercayainya Jun... Aku percaya.....".
"Jadi mulai saat ini.... Huruf 'J' di kalung ini berubah menjadi namaku? Bukan ' Josh' tapi 'Juna'... Iya kan Tit....???"
sekali lagi aku hanya mengannguk lembut. "I... Iya sayang....."
"I love you... More than everything in this world... I love you... I love you.........i love you.."
pelukan Juna kian terasa erat di tubuhku. Aku nyaris kehilangan nafas. Aku bahagia.
"i love you too, Juna...."
akhirnya jadian juga.....
setelah berbagai macam konflik...
smoga juna bisa bikin tito bahagia.....
lanjut ^^
Titto jadian juga ama juna...!!
Kereeeeeeeennn....!
monggo dilanjuuuuut......!!
*Loh?*
*Loh?*
O iya,si bimo mana yak?? O.o *cari di kolong kasur*
GAGA, IM IN LOVE!
Woooo....ooooooooo...
I'm in love with Judas.... Judaa..aas
wooo.....oooooo....
I'm in love with Judaa..as..Judaa..as
***
tok...tokk...tokkk...
"Tit... Kamu lagi ngapain sihh... Kog lama banget... Ntar kalo telat gimana?????".
Terdengar suara pintu kamarku diketuk bersamaan dengan suara mama yang khas. Membuyarkan lamunan indahku bersama Juna.
"Iya.... Ma..... Bentar lagi... Lagi sisiran nihh..." sahutku dari dalam sambil sibuk membentuk rambutku yang sudah agak panjang dengan styling wax.
"Yaudah, buruan... Udah ditungguin tuh."
"Ditungguin siapa ma?". Tanyaku kemudian.
Tapi tak ada jawaban. Yang terdengar hanya suara langkah kaki yang kian menjauh. Huh dasar mama, diajak ngobrol kog malah pergi, gerutuku kesal. Lantas aku bergegas menyelesaikan sentuhan akhir pada rambutku dan segera menyambar tas selempang favoritku yang sudah kusiapakan diatas kasur sedari tadi. Dengan penasaran aku mulai mengayun kakiku keluar kamar. Tapi kusempatkan untuk mengucapkan 'selamat pagi' pada poster Lady Gaga yang terpajang di pintu kamarku dulu. Mungkin buat kalian ini gila, tapi inilah tanda bukti cintaku pada artis yang paling kukagumi sejagat raya itu. Begitu selesai aku langsung menuruni tangga menuju ruang tamu dibawah dengan penuh rasa penasaran. Memangnya siapa orang yang kerajinan nungguin aku sepagi ini. Apa mungkin Bimo? Tapi gak mungkin lah, ini hari sabtu. Bimo kebagian tugas jadi PKS. Jadi amat sangat gak mungkin kalau dia kerajinan nyamperin aku. Pasti dia langsung berangkat ke sekolah.
***
Dan perlahan kakiku mulai menjejak anak tangga dan menapakkan langkah demi langkah menuju ruang tamu. Dan aku tersentak kaget begitu melihat seorang cowok yang lagi asyik mengobrol dengan mama di sofa ruang tamu yang berwarna burgundy.
"Juna??? ". Aku setengah melongo begitu melihat Juna.
"Hei Tit.... Udah siap berangkat?". Sahut Juna dengan senyum tipisnya yang aduhai.
"Ngap......."
"Eh Titonya udah siap tuh nak Juna... Yaudah berangkat sekarang aja deh.... Nanti terlambat lagi". Mama memotong pembicaraanku sebelum aku sempat menyelesaikan satu kata.
"Yaudah Tante... Kami berangkat dulu ya??". Juna lantas berdiri dan mendekat kearahku. Sementara mama cuma mengangguk dan membalas senyuman Juna. Aneh. Sejak kapan mama dan Juna saling kenal? Kog mereka bisa akrab begitu?.
"Eh.. I...iya.. Udah.. Kami berangkat dulu ya ma.....".
"Iyya... Ati- ati ya sayang....".
"Ya, Ma... Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikum sallam."
jawab mama. Dan kamipun segera bergegas melangkahkan kaki menuju halaman depan. Meninggalkan mama yang masih sok imut membalas lambaian tangan Juna. Huh, dasar mama, gak bisa lihat cowok bening dikit aja.
***
"Stopp... Lepasin tangan gue...!". Aku setengah berteriak sambil melepaskan genggaman tangan Juna di tanganku. Kami berdiri di samping mobil Jazz Juna yang udah nangkring... Eh maksudku terparkir rapi di halaman rumahku.
"Ngapain sih lo pake acara nyamperin gue ke rumah???". Aku bersungut melayangkan tatapan interogasi pada Juna.
"Lohh... Emangnya kenapa?" juna malah menatapku dengan tatapan aneh.
"Ya aneh aja.... Selama ini gue gak pernah bawa temen cowok ke rumah. Cuma Bimo yang sering kesini. Gue takut kalo nanti mama curiga ..."
"Ye... Ngapain juga mama kamu mesti curiga say..."
"Yaiyalah..... Orang mama kan gak pernah ngeliat lo sebelumnya... Pasti dia curiga dong kalau tiba- tiba ngeliat lo akrab ria sama gue." aku mencak- mencak.
"Say..." Juna menggenggam tanganku.
"Apa?".
"Bisa gak kamu rubah kebiasaan kamu manggil aku pake 'lo-gue'?".
"Emangnya kenapa?".
"Ya aneh aja lah... Orang kita kan udah pacaran sekarang, aku gak suka kalau kamu manggil aku kayak gitu. Gak romantis tau..." Juna manyun.
"Yee... Gitu aja ngomel... Iya iya... Aku janji gak bakal manggil kamu pakai 'lo-gue' lagi.... Udah dong jangan ngambek, kan jadi jelek..."
"Biarin jelek, yang penting kan kamu suka." Juna menjulurkan lidahnya, meledekku.