It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Juna tambah semangat meledekku. Aku hanya tersenyum tipis. Ya. Aku memang sudah terlanjur mencintai Juna. Meski seperti apapun Juna, aku tetap menyayanginya. Tak perduli dia ganteng atau jelek. Tapi untungnya dia ganteng hehehehey..... Kalo gak, bisa pingsan seratus hari aku gara- gara ditembak sama dia.
"Lagian emang kenapa sih kog tiba- tiba aja kamu ngejemput aku gini... Gak biasanya deh." tanyaku sambil melangkah masuk kedalam mobil Juna.
"Emangnya kenapa?".
"Ya gak papa siihh... Cuma... Ya gak biasanya aja...."
Juna tak segera menjawab. Tapi menelusurkan tangannya pada tanganku. Kemudian ia genggam lembut sambil menatapku. "Mulai sekarang... Aku akan ngejemput dan nganterin kamu ke sekolah.... Aku kan sudah janji kalau bakal jadi orang yang selalu ada kalau kamu butuhin. Ya inilah caranya aku membuktikan kata- kataku."
Terus terang aku tersipu banget sama kata- kata Juna barusan. Gak nyangka kalau ternyata dia bisa ngegombal juga. Udah gitu gombalannya romantis pula. Aish, sialan. Aku jadi deg- degan dibuatnya.
"Memangnya kamu gak suka kalau aku perhatiin kamu?" tambah Juna.
"Eh? Su... Suka kog...."
"Lalu apa masalahnya?".
"Enggak ada sihh... Cuma..."
"Cuma apa?"
"Ya... Aku takut aja kalau mama curiga sama aku dan kamu."
Juna kembali tersenyum. Membuat aku nyaris koid.
"Yaelah... Ngapain juga mama kamu curiga... Asal kamu tahu sayang, aku saa mama kamu itu udah akrab dan mengenal satu sama lain, jadi gak mungkin lah dia bakal curiga sama aku."
Aku melotot. "Hah?"
"Kamu gak liat tadi waktu aku ngobrol sama mama kamu akrab banget?"
"Li... Lihat sihh.."
"Nah itu.... Aku sama mama kamu itu udah akrab. Mama ku kan temen arisannya mama mu.. Jadi aku sering ketemu dan ngobrol sama mama mu waktu nganterin mama arisan. Bahkan aku sudah dianggap anaknya sendiri. Jadi kamu nggak perlu khawatir."
"Oh..." bibirku membulat.
"Yaudah... Kalau begitu kita berangkat sekarang ya?" Juna mengalihkan pandangannya ke depan. Tangannya memutar kunci mobil dan menekan tombol starter.
"Eh... Sebentar... Sebentar dulu...."
"Ada apa lagi?"
"Anu..... Katamu dulu... Kamu gak biasa bawa mobil ke kampus? Kog sekarang kamu malah bawa mobil?". Tanyaku penasaran.
Juna tersenyum sesaat. "Memangnya siapa yang mau ke kampus?".
"Hah???".
"Kamu gak nyadar ya kalau hari ini tuh tanggal merah?".
"Whatttt??????". Aku tiba- tiba tersentak kaget. Tanpa pikir panjang, segera mataku beralih menuju kalender mini yang terpajang di dashboard mobil. Sebentar mataku menyusuri deretan angka- angka pada kalender tersebut. Dan aku berhenti pada sebuah angka. Ya. Hari ini memang tanggal merah. Sialannnnnnnn. Kalau gitu mama juga lagi ngerjain aku donggggg.. Huh.
"Hahaha.... Gimana? Masih gak percaya kalau hari ini tanggal merah?". Juna tertawa sambil melirik kearahku. Sementara aku cuma sewot melirikkan mataku.
"Kalau hari ini tanggal merah. Trus kita mau kemana?", tukasku kemudian.
"Emmm......."
"Kemana?", tanyaku penasaran.
"Bagaimana kalau kita nge-date aja say...??"
"Nge-date?". Sentakku.
"Iya. Hari ini kan hari pertama kita sebagai pasangan kekasih, jadi harus romantis- romantisan seharian penuh dong...."
"Hemmm...." aku cuma bergumam.
"Enaknya kita kemana yahhh???".
"Terserah kamu aja deh Jun..."
"Yakin?".
"Iya". Aku menggangguk.
"Kalau gitu.... Kita kencan dikamarku aja gimana?"
"Whatttt????????"
"Hahaha.... Enggak- enggak... Bercanda kog... Yaudah kita jalan- jalan aja deh... Heheh....."
Lantas Juna mulai melajukan mobilnya menerabas jalanan lengang ibu kota.
apanya yg pelan2......wakakakaka.... *dilarangBerfikirJorok.com* wakaka
hehehe... Itu mungkin yg nmanya kalo jodoh, hehe..
Soal bimo, memang ada rencana buat mengeksplor karakter ini di chapter2 mendatang.
A LOVE FOR BIMO
Aku baru saja menginjakkan kakiku di depan pintu kelas saat Bimo sekonyong- konyong teriak sambil mencak- mencak menghampiriku. Mukanya yang ala- ala Betty La Fea jadi tambah parah dengan ekspresi yang dibuat- buat. Bimo emang gak bakat buat ngomel atau marah- marah, mungkin takdirnya adalah memasang muka cool dan alim. Beneran, gak cocok dia mencak- mencak kayak gini.
"Ah... Apaan sih.. Paggi- pagi udah teriak- teriak aja lo... Abis sarapan pelet (pakan burung) ya?????". Aku melangkah menuju bangkuku sambil melirik sekeliling. Baru ada si Siska dan Bimo yang dateng.
"Elo kemaren kemana aja siihh??? Gue telponin kog gak diangkat- angkattt.... Jahat dehh....".
"Hahaha... Sorry banget.... Sorry... Sorry.. Kemaren gue jalan sama Juna... First date gitu.....Jadi gak sadar deh kalau elo nelponin gue, hehe... Sorry ya." aku tersenyum tipis sambil memasukkan tas selempangku kedalam laci meja.
"Hah? Emangnya elo sama Juna udah jadian?". Bimo setengah terkaget.
"Udah."
"Kapan?".
"Dua hari yang lalu."
"Hueehh...???? Kog gak bilang- bilang ke gue sih kalo lo udah jadian sama dia?".
"Ye.... Salah sendiri elo ngacir waktu gue suruh nemenin gue minta maaf ke Juna...."
"Hahaha.... Sorry deh... Kalo gitu... Mana traktirannya... Kalo gak nraktir gue... Awas aja lo..."
Aku bersungut dan menoleh kearah Bimo.
"Iye... Iye... Soal traktiran aja cepet... Omong- omong, lo udah ngerjain tugas Bahasa Jepang belon? Gue minjem dong, heheh.... Gue belom ngerjain, gara- gara teleponan sama Juna mulu, hehehe....".
"Yaelah... Dasar lo... Yaudah, nih.. Untung aja gue udah ngerjain.."
Lantas Bimo mengangsurkan sebuah buku tulis agak tebal berwarna hijau kepadaku.
"Padahal kemaren gue mau curhat sama elo.." Bimo setengah berbisik. Aku masih sibuk menyalin tugas Bahasa Jepang dari bukunya.
"Mau curhat apa lagi? Soal Iraz?".
"Eh, bukan lah... Gue kan udah gak ada hubungan apa- apa sama dia... Jadi udahlah... Gak usah bahas soal Iraz lagi.." suara Bimo terdengar bete.
"Iye.. Iye.. Kalau gitu lo mau curhat apaan?"
"Gue..."
"Apaan?". Sebenarnya aku penasaran. Namun tetap tak mengalihkan pandangan dari buku tulis dihadapanku.
"Gue udah punya gebetan baru dehh............."
Brekk. Tiba- tiba pulpen yang kupegang terjatuh. Aku terdiam. Kemudian kutolehkan wajahku pada Bimo.
"ARE YOU SERIOUUUUSSSSSS???????".
Ucapku setegah berteriak sambil menggusak rambut keriting Bimo.
"Yepp... I think..."
"Huaaaa.............. Keren! Ini bener- bener keren.....! Gue baru aja dapet pacar, dan sekarang, elo dapet gebetan juga???? Waaahhh... Kayaknya kita emang sehati deh.... Huahahahah."
"Oh ya?".
"Iya dong... Tuhan emang tahu banget apa yang harus Dia lakukan sama kita... Hahah"
"Gheheh.. Kurasa itu agak berlebihan."
"Eh... Emangnya siapa gebetan lo? Cakep gak?". Aku melayangkan tatapan penuh selidik.
"Emm... Cakep."
"Keren gak?"
"Keren."
"Trus... Trus... Dia anak sekolahan apa anak kuliahan?"
"Kuliahan... Dia mahasiswa Universitas Pancasila."
"Serius??"
"Iya..."
"Hua keren! Kog bisa ya kita berdua dapet anak kuliahan semua, hahah."
Bimo cuma senyum.
"Trus... Trus... Trus... Namanya siapa?".
"Emm... Siapa ya?????".
"Ahhh... Bimo jangan bikin penasaran deh..."
"Namanya...."
"Siapa?"
"Namanya............"
"Ihhh... Siapa......"
"Dino." jawab Bimo singkat namun benar- benar membuatku terkaget bukan kepalang.
"Hah???? Dinooo????".
Bimo menatapku dengan tatapan aneh. Mungkin dia kaget dengan reaksiku yang tiba- tiba. Nyaris seperti atom Boron yang dikasih cairan oksidasi.
"Di.... Di... Dino yang ngambil jurusan kecantikan itu?". Aku setengah menebak sambil harap- harap cemas.
"Heh? Kog lo tau?".
"Dino yang rumahnya deket rumahnya Juna?".
"Yep... Kog lo tahu juga?".
"Dino yang tinggi, keren, tapi (sorry) ngondek...?".
"Hu-uh." Bimo cuma mengangguk.
"APA GUE GAK SALAH DENGER NII???".
Btw, oyi kalo 2 malam ini gak up. Soalnya keasikan nonton film 'shelter' ama 'boys love' yang aku donlot dr youtube, hehehe....... Enjoy it.
tapi dino ni yg mantannya juna bukan ni?
atau dino yg lain?
tebak dino yang mana, wkakaka...
aduh2... Buru2 itu gak enak, hahahay.. Dinikmatin... Ckckck
*ngomongjorokditampar.com*
hihihi...
boleh2....
'pelan-pelan aja'
#plakplakplak *ditamparbeneran ma @Tea_for_two*
kacau kalau begitu