It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
gak masalah ketebak kan bukan cerita supend atau cerita detektif
yang penting menarik gitu ceritanya
gak masalah ketebak kan bukan cerita supend atau cerita detektif yang penting menarik gitu ceritanya
makasih om, sambil lompat lompat karena bahagia di puji sama sesepuh BF
*tutup mulut
Lanjut lagi...
Aku merasakan sentuhan tangan lembut di rambut ku, sekarang tangan itu membelai rambut ku, aku buka perlahan mata ku, aku melihat seorang pria
Yup pria yang semalam, pria yang mengaku telah menabrak ku, aku lihat muka nya pucat, ada rona hitam di bawah kedua mata nya, seperti nya iya kurang istirahat
Entah lah sudah berapa lama aku terbaring di ranjang rumah sakit ini
Mata nya terpejam sepertinya ia belum tau kalau aku sudah membuka mata, entah mengapa aku meras tenang bersama nya
Entah dari mana dorongan itu, tiba tiba tangan kanan ku membelai pipi, pria itu, aku ingin merasakan apa kah ia nyata atau sekedar halusinasi ku saja
Tiba tiba mata terbuka saat aku menyentuh pipi nya, membuat aku merasa nga enak
Tapi tatapan nya yang teduh membuat ku santai membelai wajah nya
"Terima kasih" kata ku "Maaf kan aku telah membuat anda harus berada di sini, di tempat yang paling membosankan" kata ku lagi, aku lihat sebuah senyuman dari bibir nya
"Harus nya aku yang minta maaf, karena aku sekarang engkau terbaring di atas ranjang ini, enam hari, ya enam hari" kata pria itu
Mata nya mulai berkaca kaca
"Tolong jangan Anda sia sia kan air mata mu, hanya untuk seorang yang tak kau kenal seperti aku, yang bahkan keluarga ku pun rela membuang ku dari kehidupan mereka, saat mereka tau kekurangan ku"
Kata kata ku bukan menenagkan nya, malah air mata nya tambah deras, membasahi pipi dan jatuh di atas sprai tempat tidur
"Maaf seperti nya saya lupa nama Anda" kata ku
"Saya Rudy tanjung" kata nya
"Priyo santoso" kata ku "Saya bisa pangil anda apa"
"Terserah Prio, mau mangil saya apa" kata nya
"mas Rud, boleh aku minta minum, seperti nya aku sangat haus" kata ku
Kemudian ia mengambil segelas air putih yang sudah di siapkan oleh rumah sakit
Dia membantu ku duduk, agar aku bisa minum
"Maaf kan aku" sekarang perutku terasa lapar, seperti nya cacing cacing di sana sedang berujuk rasa menuntut kiriman makanan" kata ku sambil tersenyum
"Prio mau makan apa" tanya nya lembut
"Aku ingin bubur ayam" hanya itu yang terlintas di kepala ku
"Sebentar saya telpon dulu" kata nya, nga lama dia sudah bicara dengan seseorang
"Iya sebentar lagi bubur ayam akan segera ke mari" ia tersenyum"
"Aku mau roti nya dong, mas" kata ku
Ia hanya diam sambil tersenyum, tersenyum dan tersenyum
Plastik pembungkus nya di sobek, sekarang ia mencuil roti itu lalu menyodorkan nya ke dalam mulut ku, gantian aku yang tersenyum
Ia dengan sabar mencuil roti isi itu sampai cuilan terakhir
"Makasih mas Rudi" kata ku lagi, entah sudah puluhan kali sejak aku tersadar
Lalu kami berdua sama sama diam,
"Mas Rudy, menggapa kau baik pada ku, sedangkan aku bukan siapa siapa mu" tanya ku
"Ini memang tanggung jawab ku" kata nya
"Mas Rudy" kata ku
"Ada apa priyo" tanya mas Rudi
"Bolehkah aku pinjam tangan nya sebentar" ia lalu memberikan tangan nya dan aku letakkan ke dada ku, entah mengapa terasa tenang dan damai hati ku
Seorang pria memakai baju safari berwarna gelap membawa bungkusan dalam plastik
"Pak sudah lebih baik" tanya nya pada ku
"Ferdi kenalin ini Priyo Santoso" kami kemudian bersalaman
"Priyo, mas Ferdi ini yang menjaga mu selama kamu di rawat di sini"
"Terima kasih mas" kata ku
"Yang penting Priyo cepat sembuh" kata Ferdi, kemudian ia pamit meninggalkan kami berdua
Ia membuka bungkus bubur yang di kemas dalam strofoam berwaran putih
"Ayo Priyo, mas suapin makakn nya"
"Ngerepotin nga Mas" tanya ku
"Engga, ayo makan dulu" kata nya
Seneng nya hati ku, bisa bertemu orang sebaik mas Rudy