It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
********
House.
Alvian Pov.
"Terima kasih ya kak buat
tumpangannya"
"Sama sama Ian, aku senang
ko bisa antar kamu pulang"
aku teersenyum kecil dan
Kelvin mengantar ku sampai
pintu rumah.
"Aku pulang ya Ian" dia
tersenyum dan mengambil
helm yang ada di tangan ku.
"Iya kak, hati hati"
"Bye" Kelvin melambaikan
tangannya kepada ku, tapi
sebelum dia melangkahkan
kakinya semakin jauh aku
memanggilnya.
"Kakak"
"Ya?" Kelvin membalikkan
tubuhnya.
"Aku....aku....sa.."
BRAKK, Pintu terbuka dengan
kerasnya dan menampilkan
sesosok seorang pria tinggi
besar bersandar di sisi pintu.
"Dari mana saja kamu?"
serunya datar, dia melirikkan
matanya memandang Kelvin
sekilas dan kembali menatap
ku sinis.
"A a aku... Aku hanya jalan
jalan sebentar" jawabku
gugup.
"Sebentar? 5 jam keluar dari
rumah sendirian apa itu waktu
yang sebentar hm" gumamnya.
"Kakak bukannya malas menemani ku keluar, jadi ya
aku jalan jalan sendirian"
BRUGHHH, Deka menghantam
pintu dengan tangannya dan
menarik tangan ku menjauh
dari Kelvin.
"Aku sudah bilang kan jangan
pernah keluar seorang diri,
kamu masih baru disini!"
bentaknya keras di depan
wajah ku.
"Ma maaf, tapi aku tidak
sendirian di danau, aku bertemu dengan teman kak
Indra" aku menundukkan
kepala ku.
Aku takut jika melihat Deka
yang sedang marah.
Deka mengalihkan pandangannya kepada Kelvin
dan menatapnya sengit.
"Kamu? Temannya Indra?"
"Iya" Ucap Kelvin singkat.
"Tolong jangan pernah ajak
Alvian keluar rumah terlalu
lama" Nada suara deka seperti
mengancam.
"Memang kenapa?"
"Dia baru beberapa hari di
kota ini, aku hanya takut ada
orang jahat yang memanfaatkan
kesempatan dalam kesempitan
saja"
"Maksud mu apa berkata
seperti itu?" Kelvin mendengus.
"Sekalipun kau orang yang
dikenal di salah satu anggota
penghuni rumah ini, rasa
waspada itu perlu" Deka
menyeringai kecil dan memandang remeh Kelvin.
"Cih, sifat mu jelek sekali"
"Terserah, buat ku kau tetap
orang lain yang harus di
waspadai"
"Tolong jangan pernah lagi
mengajak Alvian berpergian
ke tempat asing" Deka
menyeret ku masuk ke dalam
rumah, tapi tangan kiri ku
di tahan oleh Kelvin.
"Lo pikir hidup lo sendiri
disini? Masih ada orang lain
di luar sana. Jangan terlalu
tertutup cobalah bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar"
"Gue ga minta pendapat lo"
Ucap Deka tegas dan menarik
ku ke dalam.
"Kak, udah..." aku menahan
Deka yang terlihat kesal.
"Masuk kedalam"
"Tapi kak..."
"Masuk!" bentaknya.
"Hei, biasa ja lah ga perlu
lo bentak begitu" Kelvin
mencengkram kerah baju
Deka dan mengepalkan tangan.
"Sekarang lo pergi" Deka
menepis cengkraman tangan
Kelvin pada kerah bajunya.
"Heh, gue heran masih ada
ya manusia ga berperasaan
kaya lo" Kelvin memandang
remeh Deka yang berdiri
di ambang pintu.
"Terima kasih" ucap Deka dan
menutup pintu sekeras mungkin
di depan wajah Kelvin.
ada di page 41.
@mahardhyka, @pria_apa_adanya,
@Marukochan
@obay, @wilhem
kayanya besok, tunggu ja
nanti bang :DD
Jangn kpts ya...
iya maaf belum aku lanjut,
besok aku up deh..
********
Alvian Pov.
BRAKKK, Bunyi pintu yang dibanting keras karna kekesalan
Deka dia lampiaskan dengan
membanting pintu di hadapan
Kelvin.
Dia benar benar keterlaluan,
Deka membalikkan tubuhnya
menghadap ku, tatapan mata
yang tajam dan wajahnya
yang terbias oleh cahaya
lampu ruangan yang temaram
menambah kesan menakutkan
dengan mimik wajahnya saat
ini.
Bagaikan serigala lapar
menyeringai saat di depannya
ada sebuah mangsa, seperti
inilah keadaan ku sekarang,
dia dengan emosinya dan aku
dengan ketakutan ku.
"Sudah ku bilang untuk tidak
pergi keluar sendiriankan"
bisiknya pelan. Dia melangkah
semakin mendekat dengan
posisi sekarang yang terpojok
oleh meja tamu.
"Ma maaf, kau bilang kan
malas untuk menemani ku
maka dari itu lebih baik aku
keluar sendiri" ucap ku pelan.
"Kau tidak pernah sekali pun
mendengarkan kata kata ku
kan, selalu kau bantah dan
tak pernah kau turuti"
"Aku disini karna di perintah
oleh ayah mu untuk menjaga
mu ingat hah"
aku hanya menunduk diam, jika
dia seperti ini aku tidak bisa
menyela sedikit pun. Sifatnya
keras dan kata katanya pun
tajam.
"Kamu ingat tidak!" bentaknya.
Aku menutup kedua mata ku
erat mendengar bentakannya,
badan ku gemetar takut Deka
yang sekarang bukan Deka yang seperti biasanya.
"Handphone tidak aktif, aku
mencari mu kemana mana
kau pikir mudah menemukan
seseorang yang bahkan masih
baru disini. Aku cukup sabar
Ian menghadapi sifat mu
yang kekanakan seperti itu"
"Dan sekarang adalah batasnya
kesabaran ku, jangan pernah lagi menguji kesabaran ku!"
setetes air mata jatuh perlahan
terus membasahi pipi ku.
Aku tau kesalahan ku, aku juga
tau dia lelah mencari ku tapi
tidak perlu berkata keras
seperti itu, tubuhku bergetar
menahan tangis.
Aku mendengar suara helaan
nafasnya di depan ku, dia
menurunkan tangannya menepuk pucuk kepala ku dan
mengusapnya lembut.
"Maaf, aku terlalu keras
menghadapi sikap mu"
".........." hening tidak ada lagi
suara, kecuali guncangan tubuh
ku yang semakin tak bisa ku
kontrol.
Aku merasakan kehangatan
yang melingkupi seluruh tubuh
ku, kehangatan tubuhnya yang
mencoba menenangkan ku.
"Maaf, maaf sudah membuat
mu cemas..." ucapku pelan
diantara isakan ku.
Dia semakin mengeratkan
pelukannya dan menenggelamkan kepala ku
ke dadanya yang bidang.
Dia menaruh kepalanya di
bahu ku, kedua tangan ku
meremas kuat kemeja yang ia
pakai.
"Jangan seperti itu lagi"
bisiknya, aku hanya mengangguk
kecil, tubuh yang ku peluk
saat inilah yang selalu menjaga
ku melindungi ku dan selalu
ada bersama ku.
@ElninoS, @Ren_S1211,
@Fazlan_Farizi, @semua