It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
********
Evan Pov.
Aku benar benar tak menyangka ternyata seorang
adik bisa mencintai kakak
kandungnya sendiri? Apakah
dunia sudah terbalik. Ini
semua benar benar gila!
"Ma... Maaf aku mau menaruh
gelas ini kesini. Ta...tapi aku
malah mengganggu kalian"
aku jongkok dan merapihkan
serpihan gelas yang tadi aku
jatuhkan, aku membereskan
serpihan gelas pecah ini
dengan perasaan gugup dan
tangan bergetar sehingga aku
tak sadar bahwa salah satu
pecahan gelas menggores
jemari ku.
"Auchh" aku meringis kecil,
aku mendengar suara langkah
kaki yang mendekat ke arah
ku dan berjongkok di depan
ku.
"Bodoh, rapihkan yang benar
kamu jadi terluka kan"
Indra menarik tangan ku dan
mengulum jari ku masuk
kedalam mulutnya, sesaat aku
terkesiap dengan apa yang dia
lakukan. Aku melirik Alvian
yang menatap tak suka
kepada ku dan Indra. Aku
menarik pergelangan tangan ku
dan menggenggamnya.
"A...aku ga apa apa ko, kalian
bisa lanjutkan kembali
pembicaraan kalian, permisi"
aku membersihkan pecahan
gelas secepat mungkin dan
bergegas keluar tapi Indra
menahan pergelangan tangan
ku. Aku melempar pandangan
ku ke belakang dan menatap
Indra. Indra menatap ku
cemas.
"Kamu baik baik saja kan?"
"Tentu saja" aku memberikan
senyuman terbaik ku.
"Benarkah? Tapi kenapa tangan
mu bergetar begitu?" aku
menepis genggaman tangan
indra dari tangan ku.
"Aku tidak apa apa serius"
aku cuma tersenyum jail.
Indra memandang ku curiga.
Aku menatap Alvian yang
terhalang tubuh Indra.
"Alvian maaf ya aku malah
mengganggu pembicaraan
kalian. Aku benar benar minta
maaf" ucapku pada Alvian
yang masih memasang wajah
sendu. Dia tak menjawab
perkataan ku dan lebih memilih
membuang arah wajahnya
ke tempat lain. Aku menghela
nafas kecil sepertinya dia
membenci ku karna aku
kekasih dari kakaknya.
Aku melangkah keluar dapur
dengan membawa pecahan
gelas.
"Kamu mau kemana?" tanya
Indra.
"Membuang ini" jawab ku
singkat dan Indra pun hanya
diam. Aku pergi dan
meninggalkan mereka berdua.
Di sofa Kelvin melihat ku
dan mendekati ku.
"Loh? Kenapa itu?" tanyanya.
"Haha. Ga apa apa ko, cuma
gue ja yang ceroboh. Maaf
ya gue udah pecahin gelas
lo Vin" aku berusaha tetap
tersenyum kepada Kelvin.
"Haha. Santai ja bro" Kelvin
hanya tertawa pelan.
"Gue harus buang kemana
pecahan gelas ini?" tanya ku.
"Ke tempat sampah diluar,
nanti juga ada yang buang"
"Oh, ok" aku berjalan ke luar
rumah dan melamun
memikirkan kejadian tadi.
"Hhh... Kenapa indra tak cerita
sebelumnya, ini masalah rumit
kan tega sekali dia menyembunyikan hal penting
seperti ini" ucapku sedih.
Aku jadi teringat kata kata
Kelvin saat di sekolah.
'Setiap hubungan pasti ada
cobaannya, lo harus siap siap
jika sewaktu hari nanti lo
akan di kasih cobaan yang
bisa menghancurkan hubungan
lo sma indra' itulah pesan
Kelvin yang dia berikan
pada ku entah kenapa kata
kata itu seolah berputar
putar memenuhi pikiran ku.
Shit, kenapa harus begini,
aku memijit kening ku dan
membuang pecahan gelas
ke tong sampah.
"Apakah hubungan ku dengan
Indra akan berakhir seperti
pecahan gelas itu?" ucapku
lirih menatap hampa serpihan
gelas di dalam tong sampah.
********
Evan Pov.
Aku benar benar tak menyangka ternyata seorang
adik bisa mencintai kakak
kandungnya sendiri? Apakah
dunia sudah terbalik. Ini
semua benar benar gila!
"Ma... Maaf aku mau menaruh
gelas ini kesini. Ta...tapi aku
malah mengganggu kalian"
aku jongkok dan merapihkan
serpihan gelas yang tadi aku
jatuhkan, aku membereskan
serpihan gelas pecah ini
dengan perasaan gugup dan
tangan bergetar sehingga aku
tak sadar bahwa salah satu
pecahan gelas menggores
jemari ku.
"Auchh" aku meringis kecil,
aku mendengar suara langkah
kaki yang mendekat ke arah
ku dan berjongkok di depan
ku.
"Bodoh, rapihkan yang benar
kamu jadi terluka kan"
Indra menarik tangan ku dan
mengulum jari ku masuk
kedalam mulutnya, sesaat aku
terkesiap dengan apa yang dia
lakukan. Aku melirik Alvian
yang menatap tak suka
kepada ku dan Indra. Aku
menarik pergelangan tangan ku
dan menggenggamnya.
"A...aku ga apa apa ko, kalian
bisa lanjutkan kembali
pembicaraan kalian, permisi"
aku membersihkan pecahan
gelas secepat mungkin dan
bergegas keluar tapi Indra
menahan pergelangan tangan
ku. Aku melempar pandangan
ku ke belakang dan menatap
Indra. Indra menatap ku
cemas.
"Kamu baik baik saja kan?"
"Tentu saja" aku memberikan
senyuman terbaik ku.
"Benarkah? Tapi kenapa tangan
mu bergetar begitu?" aku
menepis genggaman tangan
indra dari tangan ku.
"Aku tidak apa apa serius"
aku cuma tersenyum jail.
Indra memandang ku curiga.
Aku menatap Alvian yang
terhalang tubuh Indra.
"Alvian maaf ya aku malah
mengganggu pembicaraan
kalian. Aku benar benar minta
maaf" ucapku pada Alvian
yang masih memasang wajah
sendu. Dia tak menjawab
perkataan ku dan lebih memilih
membuang arah wajahnya
ke tempat lain. Aku menghela
nafas kecil sepertinya dia
membenci ku karna aku
kekasih dari kakaknya.
Aku melangkah keluar dapur
dengan membawa pecahan
gelas.
"Kamu mau kemana?" tanya
Indra.
"Membuang ini" jawab ku
singkat dan Indra pun hanya
diam. Aku pergi dan
meninggalkan mereka berdua.
Di sofa Kelvin melihat ku
dan mendekati ku.
"Loh? Kenapa itu?" tanyanya.
"Haha. Ga apa apa ko, cuma
gue ja yang ceroboh. Maaf
ya gue udah pecahin gelas
lo Vin" aku berusaha tetap
tersenyum kepada Kelvin.
"Haha. Santai ja bro" Kelvin
hanya tertawa pelan.
"Gue harus buang kemana
pecahan gelas ini?" tanya ku.
"Ke tempat sampah diluar,
nanti juga ada yang buang"
"Oh, ok" aku berjalan ke luar
rumah dan melamun
memikirkan kejadian tadi.
"Hhh... Kenapa indra tak cerita
sebelumnya, ini masalah rumit
kan tega sekali dia menyembunyikan hal penting
seperti ini" ucapku sedih.
Aku jadi teringat kata kata
Kelvin saat di sekolah.
'Setiap hubungan pasti ada
cobaannya, lo harus siap siap
jika sewaktu hari nanti lo
akan di kasih cobaan yang
bisa menghancurkan hubungan
lo sma indra' itulah pesan
Kelvin yang dia berikan
pada ku entah kenapa kata
kata itu seolah berputar
putar memenuhi pikiran ku.
Shit, kenapa harus begini,
aku memijit kening ku dan
membuang pecahan gelas
ke tong sampah.
"Apakah hubungan ku dengan
Indra akan berakhir seperti
pecahan gelas itu?" ucapku
lirih menatap hampa serpihan
gelas di dalam tong sampah.
@Just_PJ, @Marukochan,
@yuzz, @obay
maaf sinyal eror disini jadinya
double post.. Sorry
@Rez1, @semua, @darkrealm,
@Henry_13
lanjutannya di page 38
iya sama2... Cerita u bagus he he... Lanjut dunk... Banyakin adegan sweet nya indra - evan ya...
Biarkan aku disini.
Merenung tanpa arah yang pasti.
Biarkan aku menanti walau
berat yang ku lalui.
Sendiri ku terdiam, seolah
waktu yang menghilang.
Biarkan aku berharap meski
luka datang menghadap.
Obsesi dalam hati untuk
memiliki seakan merasuk
menyatu bersama jiwa.
Aku berjanji jika ini selesai
semua akhir akan ku terima.
Tapi ijinkanlah sesaat saja
hati ini merasa puas akan
kebahagiaan.
Walau itu salah walau itu
menyakitkan.
********
Alvian Pov.
Kak indra menatap ku tajam,
dan melangkah cepat ke arah
ku dengan mimik wajah yang
susah untuk di tebak.
Dia mendorong ku ke dinding
terdekat dan menghempaskan
ku.
"Puas?" desisnya.
"Puas lo buat semuanya
semakin rumit!" dia
mencengkram kerah baju ku
kuat. Aku hanya terkekeh
mendengar ocehannya.
"Apa yang lo tertawakan hah"
aku menatap matanya tak
kalah tajam.
"Aku ga nyangka kakak lebih
membela orang lain di banding
adiknya sendiri"
"Gue bukan membela"
"Lalu?" tantang ku. Dia diam.
"Lupakan" dia melepaskan
cengkramannya dan berjalan
meninggalkan ku. Dia berhenti
dan melirik ku sekilas.
"Lo menyedihkan" desisnya.
Degggg.
Entah kenapa kata katanya
tadi sedikit membuat ku
sedih, sebegitu menyedihkan
kah diri ku di matanya.
Aku hanya terdiam tubuh ku
merosot dan terduduk di
lantai. Aku mendongkakkan
wajahku menatap langit
langit dapur. Menyedihkan.
Aku tersenyum miris.
********
Alvian Pov.
Aku merasa ada yang mengusap pucuk kepala ku
pelan. Siapa?
Aku mengangkat wajah ku
dan yang ku lihat adalah
wajah Kelvin yang tersenyum.
"Kenapa?" dia membungkukkan
badannya dan mensejajarkan
tubuhnya dengan posisi
tubuhku yang saat ini
sedang terduduk di atas
lantai dan bersandar pada
dinding.
"Tidak apa apa" jawab ku
pelan.
"Wajah mu lelah sekali"
aku menatap Kelvin lekat,
pikiran ku melayang entah
kemana. Oya kelvin ini kan
sahabatanya evan. Pikiran
jahat mulai berputar memenuhi
otak ku. Aku menyeringai kecil
memandang Kelvin.
Benar, mungkin saja dengan
cara ini perlahan mereka bisa
menjauh. Aku tersenyum kecil
membayangkannya.
Kelvin mengerinyitkan keningnya dan menatap ku
bingung.
"Ada apa senyum senyum
menakutkan begitu?"
"Haha, tidak apa apa" ucap
ku.
#senyumsamping
@Ren_S1211