It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sejenak aku berpikir, apa yg sedang aku lakukan ini.
Apakah aku salah dengan jalan yg aku pilih Ya Allah.
"Farid,," sapa org yg tiba-tiba menghampiriku
"Mas andri" jawab ku terkejut
"Belum tidur kau Farid,,?"
"Belum mas"
"Kenapa km menangis,,? Cowo ko cengeng ?" Kata mas Andri
"Aku,,aku hanya,,ada sesuatu yg masuk kedalam mataku mas" jawabku bingung
"Mas,,apakah kamu mendengar percakapan teleponku tadi siang?" Tanyaku selidik dengan sedikit ragu
"Mas hanya mendengar sedikit saja, namun cukup jelas untuk mengetahui siapa kamu sebenarnya, dan dibalik tujuanmu menjadi model" jawabnya santai
"Lalu apa yg akan mas perbuat kepadaku setelah mengetahui siapa aku dan apa tujuanku ini" tanyaku dengan penuh rasa takut
"Hahaha,"
"Kenapa tertawa mas"
"Farid,,setiap melihat matamu, mas teringat seseorang yg pernah ada di hati mas" cerita mas Andri padaku
"Maksudnya mas ?"
"Mas adalah teman baik nya Sisy kakak mu, mas selalu ada buat Sisy. Dan kau tahu Farid, dengan selalu bersama timbul rasa suka mas terhadap Sisy. Rasa suka menjadi rasa sayang dan ingin memiliki. Namun mas tahu Sisy dan mas hanya bisa menjadi seorang sahabat saja. Karena Sisy sudah mendapatkan sosok pria dihatinya yaitu pak Rio." Papar mas Andri
Aku hanya mendengar dan merasa iba melihat kesedihan di wajah mas Andri.
"Sudahlah jangan kamu pikirkan tentang mas, mas anggap itu sebagai kenangan yg paling indah"
"Mas apakah mas tau kalau Sisy meninggal karena bunuh diri?"
"Ya mas tau dari anak-anak model, Sisy bunuh diri karena Rio berselingkuh"
"Lalu apa benar aku harus membalas dendam kepada Rio? Tanyaku sedikit keras
"Entahlah, menurut mas sebaiknya kamu pikirkan terlebih dahulu baik dan buruknya. Namun apapun yg akan Farid lakukan mas hanya bisa memberikan suport saja"
Mendengar itu aku seperti mendapat angin segar, karena aku mempunyai kawan yg tau seluk beluk ku.
"Terima kasih mas"
"Baiklah mas mau istirahat dulu" sambil menepuk bahuku.
Setelah percakapan aku dan mas Andri selesai.
Aku langsung menuju kamarku untuk beristirahat, disana aku melihat Rio sudah tertidur pulas dengan hanya memakai celana boxer saja.
"Hmm,,kaya kebo nih orang" gumamku
Setelah aku mematikan lampu kamar dan TV, akupun langsung naik ke atas kasur.
Aku menyelimuti diriku dan Rio, sedangkan posisiku membelakangi dirinya.
Selang 5 menit Rio menyergapku dengan sebuah pelukan dari belakang. Tapi setelah aku melihat matanya masih tertidur akhirnya aku biarkan saja karena mungkin efek gerakan tidur.
Setelah aku biarkan, Rio semakin berani mendekatkan dirinya kepadaku. Dia mencoba menempelkan Kontolnya yg sudah keras ke pantatku. Sontak saja aku kaget mendapatkan perlakuan seperti itu.
Aku langsung membalikan diriku ke arah Rio, sehingga mataku dan mata Rio saling berhadapan.
"Apa yg kamu lakukan Rio?" Tanyaku sedikit marah
Rio tidak menjawabku, malahan dia mendekatkan bibirnya ke bibirku. Dengan perlahan bibir kamipun bersentuhan, Rio langsung menangkap bibirku dengan mulutnya dan kamipun saling berpagutan.
Aku mencoba menghentikan ciuman ini, namun Rio tidak mau melepas ciumannya dibibirku. Akhirnya akupun hanya pasrah menerima nafsu ciumannya itu.
Lalu tidak lama kemudian dia melepas ciumannya dan memandang wajahku seperti orang yg sedang jatuh cinta.
"Farid,,,,aku cinta sama kamu" kata Rio kepadaku
Aku hanya tersenyum sinis, dan memikirkan balas dendamku.
Untuk kepentingan balas dendamku, akupun lalu memeluknya dari tindihan badan Rio.
"Farid,,kamu mau jadi pacarku ?" Tanya Rio Sambil menatapku tajam.
Aku hanya tersenyum dan mematung.
"Tidurlah pak Rio,,sudah malam,,aku ngantuk" jawabku
"Baiklah,,jangan dijawab sekarang ,,aku menunggu jawabannya besok" katanya sedikit bete.
Lalu akupun menyuruhnya tidur sedikit menjauh dariku.
Pagi ini aku terlambat bangun pagi, sehingga Rio pun yg membangunkan diriku dari tidur.
"Haduh,,model ko kebluk banget tidurnya,,ayo bangun-bangun" sambil memencet hidungku
Mendapatkan perlakuan seperti itu, aku tidak menggubris dan melanjutkan tidurkan.
Tapi lambat laun aku merasakan benda kenyal melumatku. Dan ketika aku membuka mataku ternyata Rio sedang menciumi aku.
"Haduh,,apa yg kamu lakukan Riooo,,,,?" Teriaku terkejut sambil menghempaskan badan Rio
"Aku cuma mencoba membangunkan kamu saja" jawab Rio dengan masih shock karena terhempas olehku.
"Tapi kan tidak begitu juga caranya dengan menciumku"
"Tapi kan enak kaya waktu malam,,hehe" celoteh Rio
Aku hanya terdiam da marah karena kesal pada Rio
"Ko marah sih,,ya sudah sini bibirnya" kata Rio sambil mendekat
"Mau apa kamu?" Teriaku
"Tadi kan kamu marah karena aku cium,,ya sudah sekarang aku mau ambil lagi ciuman tadi yg aku kasih" jawabnya ngasal
Mendengar itu aku langsung melotot pada Rio.
"Awas saja kalau kamu berani" tantangku
"Ya sudah maafin aku ya,,aku seneng becandain kamu saja ko,,sekarang kamu bangun dan mandi,,kita kan mau pulang ke Bandung" paparnya
Akupun cepat-cepat bangun dan langsung pergi ke kamar mandi.
Setelah berpamitan dengan Kru iklan, tim Agensi Viking termasuk aku langsung pulang menuju kota Bandung.
Diperjalanan perutku terasa lapar, walaupun tadi pagi sudah breakfast.
"Aduh, laper nih mas" omongku pada mas Hendra
"Mau makan apa Farid?"
"Aku mau makan sate kelinci mas" jawabku setelah melihat warung sate kelunci.
"Ok, kita turun didepan pas sate kelinci itu"
Kami berenam pun turun dan memasuki warung itu.
"Waw,,pemandangan di atas sini bagus ya mas Andri" tanyaku
"Ya,,bagus sekali Farid" jawab mas Andri
"Halo pak Rio,,kami mampir dulu di warung sate kelinci, Farid kelaperan hehe,,pak Rio kesini saja tempatnya dekat tugu" obrolan mas Hendra dan pak Rio di telepon.
Selang beberapa menit kemudian aku melihat Rio dengan memakai jaket kulit dan kacamata hitamnya menghampiri meja kami.
"Hmm,,jadi Farid yg kelaperan nih,,terus mau mamam sate kelinci hehe,," kata Rio kepada kami semua.
Mendengar itu aku merasa malu, dan akhirnya aku jadi sedikit males.
Melihat aku jutek, Rio sepertinya menyesali perkataannya. Dan langsung mengalihkan pembicaraan pada mas Hendra.
"Oh ya mas,,bagaimana proposal kita untuk iklan dari Unilever?" Tanya Rio ke mas Hendra
"Masih negosiasi pak,,soalnya pihak mereka mau ambil lima model dari agensi kita" jawab mas Hendra
Mendengar percakapan mas Hendra dan Rio, aku merasa jenuh dan pusing.
"Halah,,malah ngomongin kerjaan,,orang mau makan juga" gumamku pada mas Andri.
"Haha dasar kamu" jawab mas Andri
Setelah lima belas menit makanan pun datang, sate kelinci dan yg lainnya.
"Ayo kita makan,,," teriak mas Hendra
Kamipun mengambil makanan dan langsung berebut sate kelincinya.
Aku langsung mengambil banyak satenya, karena tahu uang yg akan dibayar pasti dari kas perusahaan dan itu berasal dari hasil keringatku. Sungguh Tragis dan Sadis memang.
Aku sungguh sebal dengan si Rio, walaupun di depan umum dia selalu menggodaku dengan nengedipkan matanya ketika aku melihat ke arahnya. Sungguh memalukan bagaimana kalau orang-orang tau kalau dia suka sama aku.
Setelah selesai makan, kamipun langsung kembali ke dalam mobil. Tetapi yg aku heran, mobil Rio kenapa tidak ada.
"Kamu nyari apa Farid,,?" Tanya Rio
"Mobil mu mana?"
"Aku ga pake mobil"
"Lha terus,,pake apa?"
"Itu,,pake si Ninja" jawab Rio sambil menunjuk ke arah motor Ninja merahnya.
Aku hanya diam, dan langsung menuju mobil bersama mas Hendra. Tapi sebelum itu terjadi, Rio menahan tanganku dan berkata " ikutlah denganku"
Aku tersenyak,,dan bingung.
Aku melihat matanya sangat memohon agar aku ikut pulang bersamanya. Dan akhirnya akupun menuruti kemauan Rio.
Setelah ronbongan mas Hendra pulang duluan didepan, barulah Rio menyusul dengan perlahan.
"Farid,,aku tau jalan pintas ke Bandung dan pemandangan bagus banget" ajak Rio
"Pegangan yg erat Farid,,," kata Rio sambil mengebut
"Riooo,,jangan ngebut,,,aku gak pake helm" sambil mencubit pinggangnya
"Haha,,,kamu sembunyi aja di punggungku biar ga kena angin"
"Pelan donk,,aku takut" pintaku sambil memelas
Mengetahui aku ketakutan, Rio pun merendahkan kecepatan motornya.
"Kenapa pegang pinggangku begitu erat,? Tanya Rio
"Aku takut tadi dibawa ngebut sama kamu"
"Ya sudah pegangnya sambil meluk biar tidak jatuh"
"Emooh ah,,emang nya aku ini apaan?" Kataku
"Ya sudah ya,,aku bawa ngebut lagi nih" gertak Rio
"Iya iya iya,,,,aku meluk,,aku meluk" kataku akhirnya mengalah.
"Farid,," tanya Rio
"Hmm,,ape"
"Kenapa belum jawab pertanyaan ku yg tadi malam"
"Pertanyaan yg mana" tanyaku
"Kamu tuh ya,,masih muda sudah pikun"
"Pertanyaan yg mana sih? "
"Kamu mau kan jadi pacarku?" Tanya Rio
Apa yg harus aku katakan kali ini, aku tambah bingung, aku tuh sedang membalas dendam atau menyukainya juga ?
"Aku,,hmm aku,,," sebelum menjawab pertanyaan Rio yg aku ingat ada sebuah truk didepan yg berlawanan arah menuju jalan motor kami. Sehingga Rio sedikit oleng menghindari truk itu dan akhirnya kami masuk jurang yg sedikit dangkal namun tetap saja bahaya.
"Awwwaaaaasss Riiioooooooooooooo" teriaku
"Farrriiiiiiddd" teriak Rio yg kudengar.
Dan akhirnya yg aku rasakan motor yg kami kendarai menghantam sesuatu di bawah sana.
Dan semuanya menjadi gelap.
To be continue,,