It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Saat air ketuban kering dan bayi terancam mati, datang sosok misterius memberi air putih untuk persalinan istriku. Laki-laki tua yang tiba-tiba datang itu, diyakini bukan manusia biasa, tapi jin utusan Tuhan yang diturunkan untuk membantu kami yang sedang panik dan menderita batin....
Saat istriku menjerit kesakitan karena air ketuban kering karena kelebihan dua minggu dari harinya, aku begitu cemas. Sementara bidan Sri Dwijaningsih sudah lepas tangan, tidak sanggup lagi menangani istriku yang sudah 20 hari di kliniknya. Kami dianjurkan rujukan ke rumah sakit besar l00 kilometer dari kampung kami untuk operasi sesar. Dalam teori medis, bila air ketuban kering, bayi akan meninggal. Sebab air ketuban itu dimakan oleh jabang bayi dan menjadi racun pembunuh utama. Bayanganku jauh soal biaya. Paling tidak, untuk melakukan operasi sesar, Rp 5 juta mesti keluar. Sedangkan di kantongku, hanya tersisa uang Rp 200 ribu pemberian Om Zul, adik bungsu ibuku yang tinggal di Jakarta lewat transfer BNI 46 cabang Tugumulya, Lampung Barat.
Di tengah kegelisahanku, tiba-tiba datang seorang laki-laki setengah baya memberikan segelas air putih untuk diminumkan kepada istriku. Entah darimana datangnya sosok pria berpeci hitam, berbaju koko putih dan memakai sarung batik coklat. Disodorkan air dengan niat baik itu, aku langsung meraih dan meminumkannya poada istriku. Arkian, lima menit setelah minum air putih itu, bayi kami langsung lahir dengan selamat. Tapi laki-laki yang membawa air putih itu tiba-tiba menghilang di balik jendela. Saya mengejar keluar untuk mengucapkan terima kasih. Tapi laki-laki itu ternyata raib, tidak meninggalkan bekas sama sekali. Ditanya pada orang-orang sekitar, tidak ada satupun orang yang tahu. Tidak seorangpun yang mengaku melihat ada laki-laki bersarung batik, berbaju koko dan berpeci hitam masuk ke klinik itu. Bu bidan pun, tidak mengetahui ada sosok yang dimaksud berada dalam kliniknya.
Sejak setahun yang lalu, tepatnya bulan Juli 2003, aku menganggur. Aku dipecat sebagai Duty Manager sebuah hotel melati tiga di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Pemecatan tanpa alasan dan dicari-cari oleh management untuk menghindari pengangkatan satusku dari kontrak setelah 7 tahun aku kerja itu, benar-benar memukul batin kami. Selain merasa tidak bersalah, aku pun harus menghadapi suatu permasalahan ekonomi karena melamar ke sana ke mari, tidak mudah diterima. Sementara rumah kontrakan kami di Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tanggerang, Banten, tinggal sedikit lagi masa kontraknya akan habis.
Kehidupan kami mulai mengalami cobaan dari Allah SWT, dan baru pertama kali itulah aku merasakan pukulan hidup yang begitu berat dan menekan. Tapi aku harus tabah dan menghadapi ujian itu dengan ihlas. Tapi istri dan anakku, tentu saja tidak bisa menunda makan, minum dan kebutuhan rumah tangga yang lain. Maka itu, barang-barang di rumah satu perastu dilepas untuk hidup. Mulanya VCD, lalu kulkas, radio dan handphone. Tinggal televisi yang tersisa, karena televisi itu buat hiburan di malam hari. Bila tidak ada televisi, tentu rumah akan menjadi neraka dunia, sunyi dan aku akan jadi buta informasi.
Sedangkan Verli putra kami yang berumur 3 tahun, tidak pernah mau makan nasi. Dia hanya mau minum susu indomilk kaleng dan satu kaleng hanya untuk satu hari. Sementara persedian uang belakangan sudah tidak ada lagi untuk membeli susu. Barang-barang pun tidak ada lagi yang bisa dijual untuk susu anak kami itu. Untungnya, kakak kandungku, Bang Is, yang tinggal tidak jauh dari rumah kami, turun membantu. Karena uluran tangannyalah, maka kami bisa membelikan susu untuk Verli setiap hari.
Berapa bulan kemudian Sukirtina istriku terlambat datang bulan. Setelah diperiksa di dokter kandungan di Medical Center Bahkati Asih, istriku ternyata positif hamil. Bila kebanyakansuami senang mendengar istri positif hamil, aku malah sebaliknya. Bayanganku jauh ke depan meyangkut biaya kehamilan dan biaya melahirkan, sementara aku belum juga mendapatkan pekerjaan yang bisa menopang semua kebutuhan itu.
Maka itu, kami pun akhirnya sepakat untuk menggugurkan kandungan itu. Tapi tiba-tiba kami membayangkan dosa dan kami sangat takut bila Tuhan marah atas usaha pengguguran itu. Bayi itu, menurut hemat kami, adalah titipan Allah dan Allah pasti sudah mengatur rejekih untuknya. Pengguguran itu, pikir kami, adalah suatu pembunuhan, sebab kehamilan istriku ternyata sudah empat bulan dan jabang bayi di perus istriku sudah berbentuk utuh walau masih kecil.
Sejak dari itu, kandungan istriku tidak terurus lagi. Makan, minum susu serta vitamin pun tidak pernah dapat terpenuhi. Tak ada uang kami untuk membeli kebutuhan itu. Airmata istriku sering menggenang dan aku tahu dia sangat sedih melihat kenyataan itu. Kadang-kadang dia sewot pula bicara, menyuruh aku banting tulang bekerja apa saja untuk mendapatkan uang. Aku mengerti desakan itu, dan sudah seharusnyalah aku bekerja keras bekerja apa saja untuk mendapatkan uang. Tapi aku bingung, mau kerja apa aku. Om ku mengajak aku jadi sopir perusahaannya, tapi aku tidak bisa menyetir. Om yang lain lagi mengajak bekerja sebagai kru sinetron, tapi aku tidak punya pengalaman di bidang produksi sinetron. Paling-paling, kata Omku. aku bekerja sebagai Pembantu Umum, tukang masak air dan menyediakan keperluan pemain dari dapur. Dan Omku tidak tega melihat aku bekerja di bidang itu, pekerjaan terendah di produksi sinetron kita. Makan sehari-hari pun dengan seadanya dan juga di bantu dari paman kami.
Karena merasa tidak enak dengan paman kami dan keluarga yang di Jakarta, akhirnya kami putuskan untuk berpisah sementara. Anak dan istriku dipulangkan dulu di kampung ke tempat orang tua kami di Lampung. Sedangkan aku berada di Jakarta untuk mencari kerja lagi, dari hotel ke hotel dan dari restoran ke restoran sesuai dengan bidang keahlianku sebagai Bar tender dan Duty Manager hotel melati tiga. Tapi upaya itu belum menunjukkan hasil. Tak satupun tempat aku masukkan lamaran dapat memanggilku. Semua bilang tunggu dan tunggu, terus begitu.
Walau perasaan kami sedih karena keluarga kami terpecah, tapi karena hanya itulah menurut kami hal yang terbaik kami ambil saat itu, maka kami terus ihlas dan tawakal menghadapi kenyataan itu. Sambil kami berharap, mudah-mudahan aku cepat mendapat pekerjaan dan istri serta dua anakku di lampung dapat kubawa lagi ke Jakarta.
Sebulan istriku di kampung, aku diajak kerja oleh salah satu paman dengan gaji yang cukup minim. Tapi aku bersyukur masih bisa menyambung hidup di kota Jakarta. Dua bulan kemudian, aku mendapat kabar dari istri di kampung, bahwa bulan Juli pertengahan dia akan melahirkan anak kami yang kedua.
Setelah tiba waktu istriku melahirkan, perut istriku selalu mulas-mulas tapi anehnya bayi kami tidak mau lahir juga. Sampai akhirnya istriku minta aku pulang ke kampung biar supaya dia punya kekuatan untuk melahirkan. Sesampainya di kampung, Tugumulya Lampung Barat, isteriku benar-benar akan melahirkan. Kehadiranku ternyata cukup memberi semangat istriku untuk cepat-cepat mengeluarkan anak. Tapi sayang, hal itu terbatas di mulas-mulas dan askit perut saja, tapi jabang bayi tidak muncul juga. Hingga akhirnya, bidan yang menangani isteriku, lepas tangan, minta agar kami ke rumah sakit Kayuagung dan melakukan operasi sesar.
Mendengar vonis dari Bidan itu, kami tentu saja kebingungan uang. Dari mana kami mendapatkan uang untuk membayar operasi sesar di rumah sakit di kota yang begitu besar. Jangankan uang Rp 5 juta sebagai biaya standar operasi sesar, uang untuk ongkos sewa mobil ke rumah sakit itupun, aku tak punya. Seemntara mertuaku di Tugumulya, bukanlah orang berada, hidupnya juga pas-pasan dari hasil jualan pakaian secara kreditan dari kampung ke kampung. Karena panik dan sangat cemas, saya berusaha menekan Bu Bidan. Barangkali saja, bila ditekan, Bu Bidan akan membantu sekuat tenaganya dan istriku bisa melahirkan.
"Bu bidan, kenapa istri saya harus dibawa ke rumah sakit, memang ibu tidak bisa membantu lagi? Ibu kan bidan ternama di daerah ini, masa ibu tidak bisa berusaha secara optimal agar istri saya dapat melahirkan?" tanyaku, agak ketus.
"Istri bapak air ketubannya sudah kering karena kelebihan dua minggu dari harinya. Dan hanya operasi sesarlah jalan satu-satunya yang dapat membantu!” kjelas Bu Bidan, lebih ketus lagi.
"Apa yang menyebabkan istri saya, kok bisa begini. Waktu anak kami yang pertama tidak begini, dan kira-kira biaya operasi sesar di rumah sakit berapa?" tanyaku lagi.
"Istri bapak menderita stress. Mungkin karena terlalu banyak masalah yang dipikirkannya. Ini berbeda dengan yang pertama, mungkin waktu hamil pertama istri bapak pikirannya tidak stress dan tenang, dan untuk biaya operasi sesar saya tidak tahu pasti. Tapi sekitar 4 juta rupiah atau 5 juta-an," jelas bidan itu.
Mendengar penjelasan dari bidan itu, otakku bertambah panik. Usaha apa lagi yang dapat aku tempuh dalam keadaan begini. Sedangkan istriku, masih menjerit kesakitan, merang di atas ranjang klinik sederhana itu. Sementara itu, Bu Bidan menjelaskan tambahan, bahwa bila kami terlambat ke rumah sakjit dan melakukan sesar, istriku akan celaka dan anakku akan meninggal di dalam kandungan. Saat itu, aku seakan dikejar waktu dan keadaan makin lama makin keras dan panas. “Kalau terlambat operasi, bisa-bisa anak Bapak meninggal di dalam perut dan istri Bapak bisa pula meninggal karena kontraksi!” kata-kata Bu Bidan terus terngiang di telingaku dan aku sangat ketakutan.
Saat itu aku menghambur ke kamar mandi dan wuduh di air keran. Aku langsung melakukan sembahyang yang aku tidak tahu itu sholat apa. Dalam sembahyang itu aku berkonsentrasi penuh kepada Allah minta bantuan-Nya, mukjizat atau keajaibannya dikirim untuk kami dalam keadaan kalut dan memprihatinkan itu. “Ya Allah, aku tidak mau melakukan perampokan, pencurian atau apapun yang tidak halal untuk kelahiran bayiku ini. Aku tidak punya apa-apa lagi untuk biaya istriku ya Allah. yang kupunyai sekarang hanya Engkau dan untuk itulah aku meminta Engkau Yya Allah, utnuk menurunkan bantuanmu agar hari ini juga anakku lahir!” doaku, kala itu, begitu khusuk dan terasa begitu dekat kepada Allah. Habis aku bersujud, tiba-tiba sekujur tubuhku merinding dan aku merasa begitu tenang, seakan Allah tersenyum dan memberikan apa yang aku minta.
Habis sholat di kamar tengah yang kosong, aku kembali ke kamar istriku dan mencium keningnya. Suara tangis dan rasa sakitnya kala itu agak menurun walau wajahnya masih pucat dan bibirnya menjadi putih. Telapak tangan kanan istriku kupegang erat dan aku kembali khusuk minta kepada Allah, agar Tuhan menurunkan mukjizatnya dan istriku dapat lahir saat itu juga. Kekuatan doa dan kekuatan konsentrasiku pada Sang Khalik ini, alhamdulillah membuahkan hasil. Tiba-tiab datang seorang laki-laki berpeci hitam, berbaju koko putih dan bersarung batik membawa segelas air aqua untuk istriku. “Minumkan air ini untuk istrimu, Nak!” kata bapak-bapak itu, yang umurnya kurang lebih 80 tahun.
Saat itu juga, air putih tersebut aku minumkan ke istriku. Tanpa banyak bertanya aku langsung menuruti perintah dari bapak-bapak yang tidak tahu datangnya dari mana itu. Berapa jam kemudian keajaiban terjadi, istriku merasakan perutnya sangat sakit dan mulas sekali. Aku dan sitriku memanggil bidan lewat head phone dan Bu Bidan segera datang. Istriku bilang, bahwa kepala bayi sudah keluar sebagian dan ia akan melahirkan. Tanpa banyak kata-kata, Bu Bidan dengan cekatan membantu persalinan istriku dan berapa menit kemudian anak kami lahir.
Kami bersyukur sekali atas karunia Allah. di mana anak kami lahir tanpa sesar dan keluar dengan selamat, sehat dan segar. Kelahiran anak kami yang tidak jadi dioperasi sesar itu tentu saja membuat bidan bingung. Ahli persalinan itu, tidak menyangka bahwa istriku bisa melahirkan tanpa operasi sesar. Karena menurut ilmu kedokteran, istriku harus dioperasi sesar baru bayi itu bisa lahir. Tapi peristiwa ini, ternyata hanya dengan bantuan air putih dan doa, yang bisa membantu mempercepat kelahiran yang seharusnya dilakukan dengan operasi sesar.
Saat kami masih bertanya-tanya siapakah orang yang membantu kelahiran istriku dengan segelas air putih dan datangnya pun secara tiba-tiba itu, membuat aku bertanya-tanya hingga sekarang. Siapakah laki-laki yang berbaik hati itu? Benarkah dia manusia biasa atau mahluk dari bangsa jin yang diutus Allah untuk membantu kami? Kami tidak tahu dan tidak memcahkannya sekarang. Yang jelas dari bibir kami terucap, wallahuallam bissawab. Terima kasih ya Allah, terima kasih atas pertolongan dan mukjiza serta karunia mu yang begitu besar. Sekali lagi, terima Tuhan, terima kasih Ya Allah, ya Tuhanku. Tidak lama kemudian muncul seorang laki-laki tua menghampiri kami dan ternyata ia adalah pak Usup, 70 tahun, mertua ku, yang juga baru saja melakukan sholat khsusus di rumah, meminta agar istriku melahirkan tanpa operasi dan cepat beranak tanpa diperpanjang lagi rasa sakit yang dideritanya yang selama ini begitu berat.
Menurut mertuaku, bahwa, usai sholat, dia sudah mendapat firasat bahwa ada orang gaib yang datang memberi bantuan. “Alhamdulillah semua sudah beres, Tuhan mendengar doa kita. Amin!” bisik mertuaku. Kini, kata mertuaku, tinggal aku yang harus berkonsentrasi penuh, untuk mendapat pekerjaan di Jakarta buat mengambil istri dan dua anakku dan menghidup mereka di Jakarta. Tapi aku yakin dan percaya betul bahwa Tuhan pasti mempunyai rencana lain untukku. Akhirnya, l0 hari setelah kelahiran anak bungsuku, aku pun kembali ke Jakarta untuk mencari pekerjaan yang pas untukku. Semua itu, tujuannya adalah agar keluarga ku bisa berkumpul kembali seperti dulu, hiudp nyaman dan bahagia di kota metropolitan yang gemerlap.
Tak ada siapa-siapa dalam kamarku. Yang ada hanya seekor babi yang perutnya terburai. Dan, dia adalah ayahku......
Setelah menekuni studi selama enam tahun, hari itu aku pulang ke desa kelahiranku. Sepanjang perjalanan dari Bandung, hatiku dibuai perasaan gembira dan bahagia yang tiada taranya. Betapa tidak, aku kembali dengan mempersembahkan gelar kesarjanaan, jelasnya Insinyur Pertambangan. Alangkah senang dan bahagianya hati ayah, karena segala jerih payahnya tidak sia-sia, begitu benakku. Anak yang dibanggakannya di ka¬langan keluarga dan teman sejawat, telah memperoleh kemenangan dalam stu¬dinya.
Namun, alangkah terkejutnya aku, ketika lepas maghrib tiba di rumah. Nampak banyak sosok-sosok tak jelas diantara warga desa yang memegang tombak, parang, arit, dan tali penjerat. Hatiku berdetak tidak karuan. Ada apa sebenarnya? Demikian pikirku. Beberapa belas meter di depan rumah, langkahku terhenti ketika terdengar suara raung¬an nyaring yang menyayat hati. Setelah kudengar dengan seksama, dapat dipastikan bahwa yang menangis itu adalah ibuku sendiri.
Apa yang telah terjadi, pikiranku semakin cemas. Apakah ibu menangis karena kematian ayah? Aku segera menghambur masuk ke dalam rumah. Tapi dipintu, ibuku sudah menyambutku, memelukku erat sekali sambil menangis meraung-raung. Kubiarkan dulu ibu me¬nangis, agar beban yang menghimpit dadanya bisa sedikit berkurang.
“Mana ayah, bu?” Tanyaku kemudian setelah ibu menghapus air matanya.
“Karena ayahmulah, makanya ibu menangis tadi, An,” sahut ibu.
“Lantas, sebenarnya apa yang terjadi atas diri ayah, Bu?” Desakku semakin penasaran.
Tapi ibu terdiam, kemudian menundukkan kepala. Beberapa sesepuh desa yang kukenal, seperti Mbah Kardi, Mbah Sudirun, Mbah Karta dan lain-lain, termasuk Kepala Desa pak Soleh, juga terdiam diri dan hanya memandangiku. Kelihatannya mereka se¬perti bingung, tidak tahu apa yang harus diperbuat.
Ketika kutanyakan lagi di mana ayah, ibuku berpaling ke arah kamar. Kamar dalam rumah kami, hanya ada dua. Yang dekat dapur, itu adalah kamar ayah dan ibu. Sementara kamar yang satu lagi, dulu adalah kamarku.
Aku segera berlari menuju ke kamar ayah. Tapi ternyata kosong. Lalu aku keluar dan masuk ke kamar sebelahnya, bekas kamarku. Dalam kamar itu sudah tidak ada lagi ranjangku dan lemari pakaian. Dan di sudut kamar yang sudah kosong itu, kulihat seekor babi agak menyandar ke dinding. Perutnya luka, dan darah masih terus menetes. Yang mengherankan, pada sudut matanya tampak ada butiran-butiran air yang jernih.
Aku terbodoh-bodoh menyaksikan binatang tersebut. Kemudian aku membalikkan tubuh, berjalan dengan tergesa untuk menemui para sesepuh desa yang duduk diatas tikar seperti laiknya orang yang akan kenduri.
“Mana ayahku?” Tanyaku setiba di hadapan mereka.
“Apakah tak kau temukan di dalam kamar tadi?” Ujar pak Soleh.
Aku menatap kepala desa dengan perasaan diliputi keheranan.
“Tak ada siapa-siapa di dalam kamar,” kataku memastikan. ”Yang ada hanya seekor babi.”
“Dialah ayahmu, Andi,” ujar Mbah Kardi.
Mendengar keterangan itu kontan aku melongo, dan mata terbeliak. “Apa? Ayahku babi?” Tanyaku perlahan.
“Begitulah kenyataannya, An,” ujar kepala desa. “Kebetulan sekali malam ini kau pulang. Bertepatan dengan kejadian yang telah menggegerkan desa kita.”
“Jadi, ayahku babi?” Ulangku bagaikan tak yakin.
“Ya, ayahmu ternyata siluman babi, dan dia tidak berdaya sekarang. Dia terluka.”
“Ditombok?” Tanyaku.
“Kami tidak menyangka, bahwa babi yang menyusup ke desa kita adalah babi siluman, An. Kami memburunya, mengepung untuk mengusirnya. Tapi binatang itu melawan. Karena itu tidak ada pilihan lain, kecuali menombaknya. Dan kami terkejut sekali setika menyaksikan babi itu tidak lari kemana-mana, melainkan ke dalam rumah kalian. Aneh, bukan? Nah, dari keterangan Mbah Kardi, barulah kami tahu bahwa babi itu adalah ayahmu.”
Aku masih penasaran, namun kenyataan itu tidak dapat dibantah lagi.
“Kami sekarang sedang menunggu pemulihan jasad ayahmu, Andi,” imbuh kepala desa. “Kalau memang benar ayahmu siluman babi atau pemilik ilmu pesugihan babi ngepet, tentu dia akan berubah ujud kembali sebagai manusia menjelang kematiannya.”
Tiba-tiba terdengar lagi pekik ibuku, memanggil-manggil nama suaminya atau ayahku, dari dalam kamar. Bersamaan dengan itu kami menyerbu ke dalam kamar. Kemudian kami semua terdiam diri, memperhatikan dengan seksama apa yang bakal terjadi. Sementara itu ayahku, Subadi, tetap tak beranjak dari posisinya semula, seperti saat pertama kulihat tadi.
Keadaan terasa semakin mencekam ketika Mbah Kardi keluar dan masuk lagi sambil membawa pedupaan yang baranya dari tempurung kelapa. Dupa itu diletakkannya tepat di tengah-tengah pintu kamar. Kami segera menyingkir agak ke tepi, merapat ke dinding kamar.
Ketika kemenyan terbakar dan asapnya menyeruak memenuhi kamar, kami men¬dengar suara tangisan ayahku yang sangat menyayat hati. Mbah Kardi lalu meminta segelas air putih yang ke dalamnya sudah dimasukkan daun waru dan reramuan lainnya. Ibuku segera membawakannya, kemudian diletakkan di depan pedupaan. Sementara Mbah Kardi masih terus ber¬komat-kamit sambil memejamkan mata.
“Nasibmu telah ditentukan, Badi. Nasib yang kau pilih sendiri,” ujar Mbah Kardi kemudian seperti berkata pada diri sendiri. Tak lama, kelihatanlah perubahan sosok tubuh babi itu menjadi Subadi, ayahku. Namun luka di perutnya tidak hilang. Luka itu sangat parah, telah merobek perut dan memutuskan usus.
“Apa tak bisa lukanya disembuhkan, Mbah?” Tanya ibu.
Mbah Kardi menggeleng. “Suamimu malah sudah tidak bisa bicara lagi, Inah,” katanya kemudian.
“Kini apa yang harus kita lakukan?” Tanya ibu lagi.
Mbah Kardi mengangkat pundak. Lalu katanya, “tidak ada yang dapat kita lakukan lagi untuknya.”
Mendengar itu ibuku menangis lagi meraung-raung. “Mas Badi, lihatlah anakmu Andi sudah pulang,” teriaknya.
Ayah menatapku dengan pandangan sayu sekali. Bibirnya bergerak-gerak seperti mengatakan sesuatu. Tapi suaranya tidak pernah kedengaran lagi.
“Aku Andi, ayah,” kataku mempertontonkan diri.
“Aku telah lulus, Ayah. Aku telah jadi sarjana, seperti yang Ayah inginkan.”
Aku ingin ayahku gembira menyambut keberhasilanku. Tapi ia tak dapat mengatakan apapun lagi, selain mengangguk-angguk dengan mulut terkatup rapat.
Tak lama setelah ibu menjerit, ayah menutup mata untuk selama-lamanya. Perasaan malu bahwa ayahku babi siluman, kubuang jauh-jauh ketika aku ingin menyempurnakan penguburannya. Kebetulan, tak ada pula orang-orang desa kami, para sahabat dan handai tolan yang menyindirku. Mereka semuanya menyatakan ikut berduka cita dengan kematian ayah, biarpun ayahku ternyata babi ngepet.
Sesudah selamatan hari ke tujuh, aku mendatangi Mbah Kardi dan kepala desa. Aku meminta maaf atas kejadian yang telah menimpa ayahku. Selain itu, kepada mereka aku mohon doa restu, karena beberapa hari lagi akan pergi untuk memenuhi panggilan tugas di luar Jawa.
Makhluk itu begitu menyeramkan, perawakannya tidak jauh berbeda dengan manusia. Telinganya lancip seperti kurcaci, kepalanya polos tanpa sehelai rambut pun. Seluruh tubuhnya hanya terbungkus celana yang mirip celana dalam. Matanya merah menyala, tajam menusuk ulu hati......
Peristiwa magis ini berawal saat aku dan isteriku masih ngontrak di sebuah rumah di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta. Ketika peristiwa ini terjadi, isteriku tengah hamil tua. Sebelumnya aku menganggap kejadian gaib yang dialami isteriku ini wajar-wajar saja dikarenakan kehamilannya. Tentu sudah sering aku mendengar dari kawan-kawan perihal isteri-isteri mereka yang juga sering melihat hal-hal gaib saat sedang mengandung. Namun apa yang dialami oleh kami saat itu melewati batas kewajaran yang bisa diterima.
Suatu pagi yang cerah, mentari terlihat menyilaukan dari balik jendela kamar kontrakan kami. Seperti biasanya, setiap hari kalau bangun tidur isteriku langsug beranjak ke kamar mandi karena dia harus segera ke kantor yang lokasinya tak jauh dari rumah kontrakan kami. Sementara aku masih bermalas-malasan di tempat tidur menunggu giliran. Biasalah, perempuan memang selalu lama jika mandi, entah berapa kali ia menggosok tubuhnya dengan sabun, pikirku.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh teriakkan histeris isteriku dari kamar mandi yang membuatku setengah melompat turun dan berlari menuju kamar mandi tempat isteriku berteriak-teriak. Tiba di situ aku mendapati isteriku yang pucat pasi seperti telah melihat sesuatu yang benar-benar membuatnya sangat ketakutan. Mulutnya melongo dengan mata membelalak tak berkedip.
Aku segera memeluk dan berusaha menenangkannya. Setelah beberapa saat lamanya isteriku tenang oleh segelas air putih, dia menceritakan apa yang baru dialaminya. Ternyata dia melihat seekor ular besar di dekat bak mandi dimana ular tersebut sangat aneh bentuknya. Ular besar itu hanya terlihat setengah badan sedangkan buntutnya berupa asap yang sangat tebal.
Kemudian ular besar itu semakin mendekati isteriku seakan hendak menyerangnnya. Tentu saja isteriku berteriak dengan histeris. Diantara teriakkan histerisnya, dia mengucapkan “Allahhu Akbar” berulangkali dalam hatinya (maklum isteriku belum lama menjadi mualaf hingga dia belum begitu hafal ayat-ayat atau doa-doa. Jangankan doa, saat ruku pada saat sholat saja dia sering tersandung karena belum terbiasa).
Allah Maha Penyayang umat-Nya, tiba-tiba sebuah sinar putih tampak menghantam ular itu sebelum sempat melukai isteriku. Entah dari mana datangnya, sinar putih itu tiba-tiba saja menyambar badan ular yang tengah menjulur mendekati isteriku. Ular itu menghilang bersamaan dengan hilangnya sinar putih tersebut dari pandangannya. Semua kejadian itu berlangsung dalam sekejap seperti sebuah film pendek di televisi.
Dalam hatiku terucap terima kasih untuk sinar misterius yang telah menyelamatkan isteri dan jabang bayiku walau setelah dia menceritakan kejadian itu aku mendapatkan sarapan omelan yang cukup panjang dari isteriku. Menurutnya aku terlalu lambat bergerak dan hampir saja ular siluman itu merenggut nyawanya. “Mas gimana sih, aku mau ada yang mencelakai bukannya cepat-cepat,” katanya menggerutu.
Yah, nggak apa-apalah semua omelan itu aku terima dengan pasrah asalkan isteri dan jabang bayi selamat. Lagipula bukan baru sekali ini dia memarahiku, maklumlah namanya juga lagi hamil jadi emosinya gampang naik.
Kisah misterius ini bukan hanya terjadi sekali saja, namun terjadi pula peristiwa yang lebih menghebohkan lagi dan lebih menegangkan. Peristiwa kedua ini terjadi pada malam berikutnya dikala aku mengantarkan salah satu rekanku yang baru saja berkunjung ke rumah kami menuju ujung jalan. Isteriku kembali diganggu makhluk halus.
Makhluk itu begitu menyeramkan. Perawakannya tidak jauh berbeda dengan manusia umumnya. Telinganya lancip seperti kurcaci, kepalanya polos tanpa satu helai rambut pun. Begitu juga di seluruh tubuhnya yang hanya terbungkus sehelai celana yang mirip celana dalam. Matanya merah menyala dengan sorotnya yang tajam menusuk ulu hati.
Melihat pemandangan seperti itu, spontan saja isteriku lemas. Kaki dan tangannya seperti tak bertulang. Ia tak sanggup menggerakan badannya. Tapi matanya mampu melihat dengan seksama wujud apa yang ada di hadapannya. Untung saja ia tidak pingsan dan dia teringat pesanku kalau melihat hal-hal aneh yang berbau mistis, segera istighfar dan memohon perlindungan dari Allah SWT.
Sinar putih misterius itu kembali muncul, sama seperti sebelumnya, saat isteriku hampir dicelakai oleh ular siluman di kamar mandi. Uniknya, sinar putih misterius ini membentuk wujud menjadi jin muslim yang dahulu pernah mendampingi salah satu leluhurku yang sampai sekarang masih sering aku kirimi doa.
Jin muslim itu dikenal dengan nama Guru Sakti yang berasal dari Baghdad. Beliau telah berusia ribuan tahun dimana aku sendiri kurang begitu tahu berapa usia tepatnya. Yang aku tahu pasti kalau jin tersebut ada lah peliharaan salah satu leluhurku yang kemudian terus menjaga keluarga kami secara turun-temurun.
“Assalammu’alaikum...” sapa jin tersebut tetap dengan keramahan dan wibawanya.
“Wa’alaikum salam...” jawab isteriku masih dengan gemetaran menatap makhluk aneh itu.
Kemudian tanpa basa-basi, Guru Sakti segera menyerang makhluk yang hendak mencelakai isteriku itu. Cukup dengan satu hantaman, makhluk menyeramkan itu raib dari pandangan, sama seperti ular siluman sebelumnya. Isteriku hanya mampu memandang takjub fenomena gaib di hadapannya tanpa mampu berkedip. Setelah itu, Guru Sakti berpamitan pada isteriku sebelum ikut menghilang begitu saja seperti makhluk menyeramkan itu.
Tak lama kemudian aku pun kembali dari mengantarkan rekanku itu dan tentu saja para pembaca setia Misteri dapat menebak kejadian selanjutnya yang menimpaku. Bukan aku melihat siluman yang menyeramkan, melainkan muka seram itu adalah isteriku yang langsung membombardirku seperti senapan mesin yang tak habis-habisnya.
Begitulah nasibku yang selalu saja terlambat dan menjadi umpan kemarahan isteri. Dia memarahiku karena menurutnya aku lebih memperhatikan temanku daripada dirinya yang hampir saja celaka. Akhirnya dengan masih ngomel, dia kelelahan dan tertidur. Waktu menunjukkan pukul 00.30 WIB, segera aku melaksanakan sholat hajat 2 raka’at guna meminta petunjuk dari Allah SWT apa yang sebenarnya terjadi pada isteriku.
Adalah suatu keanehan jika 2 hari berturut-turut isteriku hampir dicelakai dua makhluk aneh. Aku curiga kalau makhluk-makhluk ini merupakan kiriman dari seseorang yang mungkin tidak menyukai kami. Setelah sholat, aku pun mengamalkan doa-doa khusus dengan harapan semoga aku diberi petunjuk oleh Yang Maha Kuasa yang tiada lain Allah SWT.
Dikarenakan kantuk yang mendalam, aku tertidur tanpa aku sadari. Alhamdulillah saat tertidur itu aku mendapatkan petunjuk mengenai peristiwa yang menimpa isteriku. Didalam mimpiku, aku ditemui kakekku yang berada di kampung. Beliau datang dengan mengenakan jubah dan sorban putih serta didampingi oleh seseorang yang tidak begitu jelas.
Dalam mimpi itu, kakekku berucap bahwa ada seseorang yang sakit hati karena isteriku dahulu memilih menikah denganku dan bukan dengan dirinya, sedangkan dia sangat mencintai isteriku. Seperti pepatah orang tua dahulu yaitu “Batas kebencian dan cinta sangatlah tipis, setipis kulit ari”, jadi itulah yang tejadi. Rasa cinta yang mendalam menjadi sebuah dendam. Namun karena kekuatan doa-doa yang biasa aku amalkan, orang yang bermaksud mencelakai aku tidak mampu mendekatiku dan akhirnya dia marah dan menyerang isteriku.
Mendengar hal tersebut, aku menjadi sangat geram. Menurutku lelaki itu sangat pengecut karena tidak berani berhadapan langsung dengan aku malah melalui alam gaib.
Awalnya aku hendak membalas semua perbuatannya, namun kakekku mengingatkan aku untuk lebih mendekatkan diri saja kepada Allah SWT, karena mantan kekasih isteriku akan kembali mencelakai kami dengan serangan lainnya yang lebih kuat. Sekarang dia telah bersekutu dengan iblis yang membantunya mencelakai kami. Sebelum berpamitan, kakekku berpesan agar aku jangan sampai meninggalkan satu sholat pun.
Aku terbangun oleh suara adzan yang semakin jelas di telingaku dan aku mencium aroma wewangian yang akrab sekali di penciumanku. Ini adalah wewangian yang biasa dipakai oleh kakkeku saat hendak menjalankan sholat Jum’at. Allahu Akbar... Aku segera menunaikan sholat Subuh.
Usai menunaikan shalat, aku mengambil sebilah keris pusaka peninggalan leluhurku. Aku bermaksud ingin menusuk siapa saja yang hendak kembali mencelakai isteriku. Tekadku bulat, aku harus menyelamatkan isteri dan jabang bayiku. Apapun yang akan mencelakai keluargaku aku tak akan gentar menghadapinya. Namun setelah beberapa lama kutunggu, tidak ada sa¬tu pun makhluk yang muncul mendekati.
Hari ini aku pulang dari kantor lebih cepat dari isteriku yang sering lembur karena bos-nya yang orang asing sungguh tidak memperdulikan apakah karyawannya hamil atau tidak, tetap saja diharuskan kerja lembur. Terkadang aku kasihan juga dengan isteriku. Saat aku menutup pintu, tiba-tiba dadaku berdegup kencang sekali dan timbul rasa gelisah yang tiba-tiba menyelimuti hatiku.
Dadaku panas seperti terbakar api. Pakaian yang aku kenakan basah oleh keringat yang mengucur dengan derasanya. Aku segera mengucapkan Asma Allah dan Alhamdulillah kondisi tubuhku kembali normal. Aku membaca doa untuk membuka tabir alam gaib dan benar seperti dugaanku karena di hadapanku ada ratusan makhluk-makhluk yang sangat menyeramkan dan siap menyerangku.
Tanpa berpikir panjang, aku segera merapal ilmu Si Gentar Alam, sebuah ilmu yang sangat legendaris. Ilmu dari Bumi Sriwijaya ini diturunkan oleh pamanku beberapa tahun lalu.
......... gagahku diturunkan Amir Hamzah, kuatku diturunkan Baginda Ali, bergetar sekalian musuhku, bergemuruh bumi dan langitku bila ku kehendaki, dengan seizin-Mu ya Allah ya Robbi ya Tuhanku Hak kata Allah......
Dengan penuh kepasrahan dan keyakinan aku berserah diri kepada Allah SWT. Aku menghentakan kakiku ke bumi sebanyak tiga kali ke tanah dan tiba-tiba dari tubuhku keluar cahaya putih yang sangat menyilaukan menghantam satu persatu makhluk menyeramkan itu yang hendak menyerangku.
Dikarenakan terlalu silau, aku tak dapat melihat kejadian di sekelilingku, hanya suara rintihan dan teriakan kesakitan serta dentuman keras. Setelah semuanya mereda, pandanganku kembali ke alam nyata. Kemudian aku ucapkan puji syukur atas pertolongan Allah SWT karena berkat izin-Nya lah aku dapat mengalahkan makhluk-makhluk menyeramkan itu.
Usai semua kejadian itu, aku terduduk di kasur sambil menghisap sebatang rokok untuk melepaskan semua rasa lelahku.
Baru beberapa hisap saja aku menikmati asap rokok tiba-tiba datang suara yang besar menggema, namun terdengar ramah. Suara misterius itu mengatakan bahwa Insya Allah peristiwa yang baru saja tejadi merupakan klimaks dari teror yang selama beberapa hari ini menghantui kami. Berkat izin Allah SWT orang yang berniat mencelakai kami terkena imbas Ilmu Si Gentar Alam yang aku gunakan. Suara misterius itu berpesan agar aku lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT serta membimbing isteriku agar menjadi orang yang sholehah.
Aku sengaja merahasiakan kejadian hari ini kepada isteriku, karena dia sudah cukup terkejut oleh kejadian-kejadian di hari sebelumnya. Aku tidak ingin jabang bayiku terganggu lantaran teror-teror misterius ini. Harapanku semoga kisah mistis yang aku alami pada pertengahan Pebruari 2004 ini dapat diambil hikmahnya, bahwa dendam itu bagaimana pun hanya akan mencelakan diri sendiri.
Belajar berpasrah dan tawakal kepada Allah SWT akan lebih baik dari pa¬da menyimpan dendam dan bersekutu de¬ngan iblis.
Nah, saking tuanya bangunan ini, dan warga praktis tak pernah masuk ke sana, image yang berkembang kurang positif. Ada hantunya. Tempat orang bunuh diri. Kamar berdarah. Hingga tempat penimbunan senjata-senjata tradisional. Image ini makin kuat karena Hotel Niagara sempat mangkrak cukup lama. Kini pun dua lantai teratas (lantai 4 dan 5) selalu gelap karena belum dipakai.
Saya kurang percaya dengan rumor-rumor gelap macam ini. Apalagi, belum lama ini sejumlah wartawan senior Jakarta bersama Ikatan Arsitek Indonesia menggelar diklat di Hotel Niagara. “Tidak ada apa-apa. Justru hotel ini sangat indah,” kata Jay Subiyakto dari Jakarta.
WS Rendra pun pernah menginap di Niagara dan kesan penyair terkenal itu sangat positif. “Anda perlu menikmati keindahan Hotel Niagara, lalu buat sebuah tulisan,” begitu pesan istri seorang bekas diplomat asing di Surabaya suatu ketika.
Maka, saya pun mencoba menginap satu malam di Hotel Niagara. Masuk ke ruang resepsionis, suasana sepi. Hanya ada Tatik, resepsionis. “Silakan pilih kamar, tapi kami tidak bisa beri informasi apa-apa tentang hotel ini,” ujar Tatik seraya tersenyum. Ternyata, jawaban serupa pernah disampaikan kepada wartawan Jakarta Post, koran berbahasa Inggris terbitan Jakarta.
Daftar tarif yang terpampang di muka resepsionis mengagetkan saya. Terlalu murah untuk ukuran hotel yang boleh dibilang paling bersejarah di kawasan Malang Raya. Kamar ‘mewah’ cukup Rp 90 ribu dan Rp 150 ribu. Khusus di lantai 3, yang kamar mandinya di luar, tarif semalam Rp 60 ribu. Padahal, di Kota Malang tarif hotel melati berfasilitas paling minim, kamar mandi luar, minimal Rp 80 ribu.
Saya memilih lantai 3 (kamar 306), dengan pertimbangan letaknya paling tinggi, mudah ‘bermain-main’ ke puncak hotel sambil melihat pemandangan Kota Lawang dari atas.
“Aslinya semua kamar di Hotel Niagara pakai kamar mandi luar. Jadi, Anda lebih menghayati suasana asli hotel ini,” jelas Zaini, salah satu pelayan Hotel Niagara.
Dibandingkan dengan hotel-hotel modern (berbintang), standar pelayanan dan fasilitas di Hotel Niagara memang masih belum apa-apa. Namun, hotel tua ini menawarkan keindahan, sensasi, tersendiri dari bentuk konstruksinya yang eksotik dan antik.
Di Hotel Niagara kita bisa menikmati sepuas-puasnya arsitektur tempo doeloe yang sangat menekankan pendekatan seni. Sebuah kombinasi gaya Brasil, Belanda, Tiongkok, dan Victoria yang menawan.
...
http://www.kaskus.co.id/thread/50cfcefe542acf6917000013/misteri-hantu-di-hotel-niagara-lawang-malang/1
Hotel Niagara awalnya dirancang sebagai vila pribadi milik keluarga Liem Sian Joe, pengusaha Tionghoa kaya pada era Hindia Belanda. Perlu kerja keras dan biaya besar untuk renovasi total.
Menurut ONGKO BUDIHARTANTO, pengelola sekarang, gedung setinggi 35 meter ini dibangun arsitek Fritz Joseph Pinedo selama 15 tahun sejak 1918. Di masa itu Lawang dan sekitarnya memang masih merupakan daerah peristirahatan yang sejuk, nyaman, dan sepi. Jangan heran banyak vila cantik dibangun di kawasan itu.
Pada 1920, masih menurut Ongko Budihartanto, Liem Sian Joe hijrah ke Negeri Belanda sehingga vilanya dipercayakan kepada ahli waris. Namun, karena jarang dipakai, vila itu kurang terurus. Kondisi ini berlangsung hingga masa kemerdekaan.
Setelah masa revolusi, bangunan yang pernah disebut-sebut ‘paling tinggi di Jawa Timur’ ini dijadikan rumah tinggal oleh beberapa keluarga. Tak jelas nama-nama penghuni vila, berikut bagaimana prosedur mereka mendapatkan hak pakai. Bisa ditebak, beberapa bagian bangunan menjadi kurang terawat. Mirip perilaku penghuni rumah susun di Tanah Air sekarang.
Baru pada 1960 ahli waris Liem Sian Joe menjual bangunan itu kepada Ong Kie Tjay, pengusaha Tionghoa yang tinggal di Surabaya. Keluarga-keluarga yang menginap di ‘rumah susun’ itu hengkang, dan mulailah Baba Ong membenahi bangunan tua itu.
Empat tahun kemudian, 1964, fungsi bangunan bertingkat lima diubah dari vila menjadi hotel dengan nama Hotel Niagara. Ongko Budihartanto, general manager sekarang, tak lain merupakan anak sekaligus ahli waris Ong Kie Tjay.
Tak mudah mengelola hotel sekaligus bangunan cagar budaya yang dilindungi undang-undang itu. Persoalan utama, seperti diceritakan di atas, adalah citra bangunan yang sempat diberitakan negatif di masyarakat. Misalnya, tuduhan sebagai ‘rumah hantu’ hingga ajang bunuh diri. “Itu semua hanya isu dan omong kosong," tegas Ongko Budihartanto.
Selama 20 tahun lebih mengelola dan menetap di Hotel Niagara, Ongko mengaku belum pernah merasakan gangguan apa pun. Para tamu pun tak pernah mengeluhkan soal itu. Yang ada justru ungkapan-ungkapan positif tentang kehebatan serta keunikan Hotel Niagara. Kesan-kesan para tamu itu bisa terbaca di lorong-lorong hotel antara lantai satu dan dua, kemudian lantai dua dan tiga.
Saya mencatat beberapa kesan tertulis dari tetamu, khususnya orang asing. Hans (Belanda) mengatakan, “Bagus sekali.”
Begitu juga Aad Ham (Belanda): “Very unique, very beautiful… I never see like this in the world!” (Sangat unik, sangat indah. Saya tak pernah melihat seperti ini di dunia.) Jan van Schager, juga asal Belanda, mengatakan, “Imagine five storeys and elevator and elevator around 1900.”
Tak salah kalau para turis Belanda, yang datang untuk nostalgia itu, mengatakan Hotel Niagara ini unik dan antik. Sebab, menurut informasi dari beberapa sumber, keramik dinding dan bahan untuk lantai diimpor dari Belgia.
Lift kuno merek ASEA merupakan produksi Swedia tahun 1900-an. Lantai terbuat dari teraso berwarna yang dicor di tempat, bahan baku impor. Bahan kayu untuk jendela, pintu, plafon, dan sebagainya terbuat dari kayu jati kelas satu.
Persoalannya, seperti bangunan-bangunan tua lainnya, biaya perawatan tidak murah. Sementara jumlah kamar yang dioperasikan hanya 14 dari total 26 kamar alias hanya 50 persen. Bandingkan dengan hotel-hotel modern yang kamarnya berjumlah puluhan, bahkan ratusan.
Bisa dibayangkan berapa pemasukan Hotel Niagara ini setiap bulannya. Namun, sebagai hotel tempo doeloe, antik, orisinil, Hotel Niagara punya nilai lebih yang jarang dimiliki hotel-hotel lain di Tanah Air.
Ada baiknya pengelola Hotel Niagara mencamkan baik-baik pesan Henk Nos. Turis asal Belanda mengatakan, “Hotel ini monumen, harus dijaga dengan baik. Perlu renovasi dengan arsitek yang benar-benar ahli. Kalau itu dilakukan, Hotel Niagara jadi bintang seperti Hotel Raffles di Singapura.
bagi yang mau singgah dan tes uji nyali dalam perjalanan ke malang dari arah surabaya bisa mampir
Hotel Niagara
Jalan Dr. Soetomo 63 Lawang, Malang
Phone (0341) 596612
Penulis : DEWI WULANDARI
Kisah mistis ini ditulis berdasarkan penuturan Achmad Busyairi, saksi mata kejadian....
Nama Mbok Maunah, penduduk Desa Bonsari Kidul, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, cukup terkenal pada bilangan tahun 1984 - 1990. Terutama oleh masyarakat di daerah setempat, bahkan banyak dikenal oleh penduduk Kabupaten Lumajang umumnya. Wanita dusun ini terkenal karena kemampuan supranatural yang dimilikinya.
Kemampuan supranatural yang membuat namanya sedemikian kondang adalah karena Mbok Maunah dapat mengobati berbagai macam penyakit. Tapi, apakah sebenarnya rahasia yang dimiliki oleh sosok yang tak pernah mengenyam bangku pendidikan ini? Perempuan buta ini memiliki ilmu yang sedemikian ampuh berkat bantuan jin muslim yang menikahinya.
Achmad Busyairi, saksi hidup yang merekam perjalanan hidup Mbok Maunah menuturkannya kepada Penulis, untuk kemudian diceritakannya kembali kepada pembaca, dengan harapan bisa diambil hikmahnya.
Maunah, perawan tua yang buta kedua matanya sejak kecil itu hidup sebatang kara. Tanpa orang tua dan saudara, membuat hidupnya terlunta-lunta. Berulangkali dia pindah tempat tinggal. Mencari tumpangan pada saudara-saudara jauh yang mau menerima kehadirannya.
Jangankan ada pria yang mau menikahinya, untuk mendekatinya saja mereka umumnya emoh. Hingga usianya menginjak kepala empat, Maunah masih hidup sendiri dan belum pernah menikah. Untuk menyambung hidupnya, Maunah kerap menjadi tukang pijat dan menerima kebaikan dari tetangga dekatnya.
Walaupun hidupnya sangat sengsara, namun Maunah sangat rajin menjalankan sholat. Suatu ketika ia pernah menyebut, dengan sholat dirinya merasa masih pantas hidup di dunia nan fana ini.
Aku (Achmad Busyairi-Pen) kenal dekat dengannya ketika Maunah tinggal di belakang rumah salah seorang tetanggaku yang sebut saja dengan inisial SM. Ia menempati sebuah kamar kecil yang sebelumnya dipakai untuk gudang penyimpanan barang.
Kedekatanku dengan Maunah disebabkan dua hal; pertama kalau ditelusuri dia masih terhitung saudara jauh denganku. Kedua, karena aku meresa iba melihatnya selalu sendiri hampir di setiap waktu.
Dia baru ada yang menemani bila kebetulan ada tetangga kanan kiri yang datang minta dipijat. Kepandaiannya memijat sebenarnya kurang begitu mumpuni. Kalaupun ada tetangga yang memanfaatkan jasanya, disebabkan karena mereka merasa iba dan ingin berbagi sedikit rejeki dengan perempuan buta ini.
Ketika pertama kali kenal dekat dengan Maunah, aku tidak melihat ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Cerita-cerita yang keluar dari mulutnyapun tidak jauh dari seputar perjalanan hidup serta penderitaan-penderitaan yang dialaminya.
Baru setelah tiga bulan kemudian, kejanggalan-kejanggalan mulai tampak pada diri perempuan buta itu. Dia kerap bercerita tentang diri laki-laki yang selalu dipanggilanya "Om". Menurut penuturannya, dia sering diajak jalan-jalan oleh Om ke puncak Gunung Semeru, ke Alas Purwo, ke Pantai Parangtritis, juga mandi di Ranu Pane.
"Pekerjaan Om memberi makan burung perkutut milik Mbah Gimbal di Puncak Gunung Semeru. Jadi aku sering diajaknya kesana," tuturnya suatu ketika dengan wajah bercahaya layaknya orang yang sedang jatuh cinta.
Mendengar penuturannya yang aku anggap ngelantur itu, aku semakin bertambah iba. Menurut dugaanku dia terobsesi dicintai oleh seorang laki-laki, sehingga menciptakan sosok imajiner di dalam kehidupannya. Bahkan aku sempat menduga, perempuan buta itu sudah mulai gila. Apalagi ketika pada suatu hari dia menyampaikan rencananya untuk menikah.
Menikah? Tentu saja aku sempat tertawa dalam hati mendengar cerita Mauna ini.
"Sehabis Isya nanti Om datang bersama penghulu. Kamu maukan menjadi wali nikahku?" pinta Maunah yang sekali lagi membuatku menahan senyum.
"Tolonglah, aku sudah tidak punya orang tua dan saudara. Di sini hanya kamu orang yang dekat denganku," katanya setelah mendapatkan diriku tidak berkomentar apa-apa atas perkataannya barusan. Kata-katanya yang terakhir ini terus terang membuatku sangat terenyuh.
"Baiklah. Kalu kau pasrahkan wali nikah kepadaku, aku bersedia," jawabku sekedar untuk menghibur hatinya.
"Terima kasih atas kebaikanmu, Achmad!" ujarnya dengan wajah berseri-seri.
Meski aku masih sangsi dengan rencana pernikahan yang disampaikan Maunah itu, tak urung sebelum Isya aku datang ke tempat tinggalnya yang sempit itu. Ini kulakukan tak lebih agar tidak membuatnya kecewa.
Malam itu, kami menghabiskan waktu dengan membicarakan calon pengantin pria. Entah bagaimana, Maunah begitu yakin dengan sosok yang disebutnya Om itu. Aku yang lebih sering menjadi pendengar sempat merasa geli menyimak penuturan Maunah yang seolah tidak ada habisnya bercerita tentang diri calon suaminya itu. Perasaan geli yang bercampur dengan iba.
Kurang dari setengah jam setelah adzan Isya berkumandang, pintu diketuk dari luar, disusul suara uluk salam yang terdengar berat dan dalam. Aku membalas salam itu sambil beranjak dari tempat duduk dan membuka pintu.
Anehnya, ketika pintu terbuka, aku lihat di luar tidak ada orang. Tentu saja aku jengkel, karena kuanggap ada seseorang yang sengaja usil menggoda kami. Tapi, sebelum rasa jengkel itu sempat hilang, suara yang tadi mengucapkan salam sudah terdengar lagi di dalam ruangan.
"Tutup saja pintunya. Saya sudah berada di dalam," kata suara itu, membuatku terkejut. Aku semakin terkejut ketika mengetahui di dalam ruangan tidak ada siapa-siapa, kecuali Maunah. Lalu, suara siapa sebenarnya yang kudengar barusan itu?
"Duduklah, dan tidak perlu takut. Aku calon suami Maunah. Aku dari bangsa Jin dan beragama Islam. Aku datang kesini bersama penghulu dari bangsa kami, dan meminta bantuanmu untuk bersedia menjadi wali nikah bagi Maunah," kata suara itu menjelaskan jati dirinya juga keperluannya.
Aku yang masih terbawa oleh perasaan takut, hanya mengiyakan semua perkataannya, dengan tubuh gemetar. Ketika prosesi pernikahan berjalan, tubuhku bersimbuh keringat dingin. Kesadaranku seolah hilang dari awal hingga akhir acara. Bahkan ketika pulang ke rumah, kejadian yang aneh itu terbayang terus di pelupuk mataku. Bagaimana mungkin hal yang sangat musykil itu sungguh-sungguh terjadi?
Esok harinya aku jatuh sakit. Mungkin karena terbawa oleh perasaan takut yang teramat sangat. Tapi entah kenapa, aku tidak mempunyai keberanian untuk bercerita kepada siapapun juga tentang pernikahan Maunah dengan bangsa Jin Muslim itu. Aku bahkan sengaja menghindar dengan pergi ke rumah saudara di luar kota, dua minggu lamanya.
Pulang dari luar kota, kabar tentang pernikahan Maunah sudah menjadi rahasia umum. Beberapa tetangga malah sempat memintaku bercerita tentang peristiwa pernikahan itu. Dan yang membuatku mengembangkan senyum, kabarnya kini Maunah setiap hari kebanjiran tamu. Mereka datang untuk berobat. Karena sejak pernikahan itu, Maunah dipercaya memiliki kemampuan supranatural yang dapat menyembuhan segala macam penyakit. Tentu saja kemampuan yang didapatkannya dari Jin Muslim suaminya.
Untuk membuktikannya, kau berkunjung ke tempat tinggal Maunah. Ternyata benar. Sebelum bisa bertemu dengan perempuan buta itu, aku harus antri terlebih dahulu. Tapi aku bersyukur, sifat Maunah tidak berubah meski hidupnya tidak lagi kekurangan. Dia tetap menerimaku dengan ramah, dan menuturkan banyak cerita sebagaimana hari-hari sebelumnya.
Tidak hanya Maunah. Suaminyapun juga baik. Bila tidak sedang ada tamu, jin yang lebih suka dipanggi Om itu, selalu mengajakku bercengkrama. Tentu saja aku hanya bisa mendengar suaranya, sedang wujudnya tak pernah aku lihat. Aku tidak lagi takut sebagaimana saat akad nikah dulu, meski makhluk yang aku ajak berbicara tidak terlihat dengan mata. Aku bahkan merasa senang, karena dari perbincangan kami, banyak pengetahuan yang bisa aku serap, terutama pengetahuan tentang dunia gaib.
Satu hal yang membuatku merasa dihargai, Maunah dan suaminya masih suka meminta saran dan pendapatku bila sedang menghadapi masalah. Sebagaimana yang terjadi pada malam itu.
"Pak SM mau mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala Desa bulan depan nanti. Dan dia memintaku untuk membujuk Om agar bersedia membantu Pak SM dalam pelaksanaan pemilihan nanti," tutur Maunah.
"Membantu bagaimana?" tanyaku.
"Membantu mempengaruhi kesadaran para pemilih, agar menjatuhkan pilihan mereka pada Pak SM."
"Wah, itu namanya curang!"
"Aku juga punya pikiran seperti itu," kata Om dengan wujud yang tak terlihat.
"Karena itu, tadi sebelum kamu datang, aku sempat bicara pada Maunah agar menolak permintaan Pak SM. Sebenarnya bisa saja aku melakukan perbuatan curang seperti itu. Tapi aku takut dosa. Kau tahu sendiri, selama ini aku hanya mau membantu tamu-tamu yang niat dan tujuannya baik. Bila niat dan tujuannya jelek, aku tidak pernah bersedia membantu mereka. Malahan Maunah aku suruh menasehati tamu itu. Hal itu aku lakukan tidak lain karena kau takut dosa," panjang lebar Jin Muslim itu berbicara.
"Aku sendiri sebenarnya juga tidak setuju dengan niat Pak SM. Tapi untuk menolak rasanya sulit. Selama ini dia telah banyak menolongku, utamanya memberikan tempat ini untuk aku pakai. Bila aku menolak, dia pasti akan mengusirku dari sini," Maunah berkata setengah mengeluh.
"Tidak usah takut bila Pak SM mengusirmu dari sini. Bumi Allah masih terbentang luas untuk kamu tempati," nasehat suaminya.
Akhirnya Maunah memang menolak permintaan Pak SM, dan kursi kepala desa yang diperebutkan jatuh ke tangan Parman. Sebagaimana dugaan semula, begitu gagal dalam pemilihan kepala desa, Pak SM langsung menyuruh Maunah pergi dari bekas bangunan gudang miliknya itu. Maunah tentu saja tak bisa melawan kehendak sang pemilik tempat.
Setelah meninggalkan tempat tinggalnya yang lama, Maunah ditampung untuk tinggal bersama keluarga Pak Dulalim. Pada saat itu rumah keluarga Pak Dulalim boleh dikatakan sangat berantakan. Rencana untuk memperbaiki rumah terhenti di tengah jalan karena kehabisan biaya.
Tapi beberapa bulan setelah Maunah tinggal bersama mereka, pembangunan rumah diteruskan kembali. Bahkan ketika jadi, rumah itu jauh lebih megah dari rencana sebelumnya. Apakah biaya pembangunan rumah dibantu oleh Maunah dan suaminya, ataukah hasil kerja keras dari pak Dulalim sendiri, aku kurang tahu. Karena sebulan setelah Maunah pindah, aku pergi dan tinggal di lain kota.
Berita terakhir yang aku dengar tentang diri Maunah, dia tinggal bersama saudara jauhnya bernama Asiyah di Jatiroto. Di tempat itu pula perempuan buta yang bersuamikan Jin Muslim itu meninggal dan dimakamkan.
07-02-2011 11:49
Gan ane mau share
Rahasia Paranormal
semoga gak
klo repost jangan lempar ya gan...
jangan lupa dan KOmengnya
Quote:
Pernahkan anda menyaksikan kesaktian atau kehebatan dari paranormal, dukun atau bahkan Kyai. Jika pernah, mungkin anda akan kecewa, karena kebanyakan dari mereka (berarti tidak semua) menggunakan trik sulap untuk melakukan aksinya. Pratek tipu menipu ini adalah bisnis yang bagus, karena dari situlah mereka mendapat penghasilan, jika anda memergoki aksi mereka silahkan bongkar langsung di depan masyarakat, karena dengan begitu praktek-praktek ini bisa diluruskan Berikut adalah daftar trik yang saya dapat dari situs2 dan forum2 paranormal
Memasukan biji kacang ijo di hidung lalu keluar di mata.
Pernah lihat atraksi di stasiun TV seorang pesulap memasukan biji kacang ijo lewat hidung lalu keluar di mata ?
Pesulap mengambil satu biji kacang ijo dan dimasukan lewat hidung dengan disedot, setelah proses sedot-menyedot agak lama lalu dia keluarkan biji kacang ijo itu lewat mata sebelah kanan pojok. Orang yang melihatnya jadi kagum sambil berkata Wah yang ini hebat..hebat bener !
Rahasianya :
Ketika biji kacang ijo disedot lalu masuk ditenggorokan buru-buru ditelan supaya tidak masuk paru-paru, satelah menelannya lakukan sedot-menyedot terus seolah-olah mengangkat biji itu naik keatas ke mata. Sebelumnya mata kanannya diisi biji kacang ijo sebelah pojok kanan bawah. Hal ini tidak menganggu mata sebab biji itu berbentuk bulat dan halus kulitnya paling cuma terasa mengganjal saja, berbeda dengan kerikil atau benda lainya.
Menebak benda yang dipegang penonton dengan tepat, pakai ilmu kebatinan.
Penonton kita suruh memegang benda yang telah kita sediakan sebanyak 5 buah, bisa botol bekas minuman, bungkus rokok atau apa aja. Lalu salah satu penonton kita suruh memegang salah satu benda tersebut sekali saja, sedangkan mata kita tertutup dengan posisi badan membelakangi benda-benda tersebut yang akan dipegang. Kita katakan pada penonton bahwa nanti kita akan tahu nama benda apa yang tadi telah dipegang oleh salah satu orang tadi, sebab kita mengetahui dengan medeteksi benda tersebut dengan cara menerawang satu-persatu benda-benda itu dan mencocokan dengan aura yang dimiliki oleh orang yang kita suruh memegang benda tadi, karena kita merasakan aura orang itu masih membekas di benda yang tadi dipegangnya. Maka hasilnya kita tahu dengan tepat mana benda yang tadi di pegang orang itu, penontonpun akan berdecak kagum atas kelebihan kita mereka kira kita punya ilmu kebatinan yang tinggi, hee .hee ..hee
Rahasianya :
Diantara penonton itu sebenarnya kita punya patner yang bisa diajak kerja sama, yaitu untuk mengetahui atau memberi tahu benda mana yang tadi dipegang orang itu. Sebelumnya kita sepakat berdua agar dia memberi tahu dengan kode yang telah kita buat terlebih dulu yaitu dengan cara memegang salah satu anggota tubuh dikepala. Sebagai contohnya :
Bila benda pertama dipegang, kodenya dia pegang hidung
Bila benda ke 2 dipegang, kodenya dia pegang kuping
Bila benda ke 3 dipegang, kodenya dia pegang dagu
Bila benda ke 4 dipegang, kodenya dia pegang leher
Bila benda ke 5 dipegang, kodenya dia pegang rambut
Cara memberi kodenya bisa dengan pura-pura garuk-garuk hidungnya, kuping, dagu, leher atau rambutnya sesuai dengan nomer kodenya, maksudnya biar tidak dicurigai, hee .hee hee . .Setelah sukses yang pertama bisa dilanjutkan yang kedua kali dan seterusnya terserah anda mau berapa kali permainanya.
Penulis : Rakaton Paranormal.or.id
Trik pukul Balok Es langsung Patah
Pertama sediakan beberapa balok es batu kemudian es batu tsb kita potong dengan gergaji, terus kita sambung kembali sampai nempel.kemudian kita ambil bangku untuk ngarat/mukul es tersebut kalo es batu itu sampai 5 maka jangan lupa setiap tumpukan esbatu di kasi sela kayu ,kemudian kita siap siap mukul jangan lupa berlagak baca mantra atau doa ,Ciaaaaaaaaaat jederrrr patah semua es batu hahahhaaa kamu jadi orang kuat silakan coba !!!!!
Penulis : pagarnusa
Makan beling atau kaca
Bahan : Beling lampu minyak/stom, satu gelas kopi
caranya pecah beling tersebut lalu makan kries kries , beling yg terbuat dari stum kalo pecah memang tidak tajam ,di telan juga enggak apa2 kalo takut di sembunyikan di mulut aja trus minum kopi sambil di muntahkan di kopi kan gak kelihatan hehhehe
Penulis : pagarnusa paranormal or id
Merokok tanpa ada asapnya
Saya seh dulu pernah di kerjaain sama temen. Mereka ngajak saya ngisepin rokok sampe habis tanpa ada asap yg keluar dari mulut. Saya seh pass ngisep rokoknya memang sampe abis tetapi masih ada asep yg keluar dari mulut dikit.
tapi temen saya gak keluar asepnya sama sekali. Ternyata caranya. Gak di isep malah di tiup sama dia. Jadi rokok abis terus asep gak ada keluar dari mulut diaPenulis : hantuCrew Abu Rokok yang tahan lama
Ajak teman anda untuk beradu panjang abu rokok yang dihisap. Setelah menghisap rokok, terlihat abu rokok anda tidak jatuh2 dari awal sampai akhir..
Rahasianya..
Gunakan paperclip kecil dan luruskan, kemudian masukkan melalui filternya secara perlahan hingga habis.Sewaktu merokok hindari guncangan agar rahasia tidak terbongkar, dan ketika atraksi selesai jangan lupa langsung sembunyikan rokok anda.
Membuktikan adanya jin penunggu golok pusaka.
Golok pusaka yang dimiliki seorang paranormal akan dibuktikan kalau ini golok katanya ada penunggunya yang bisa membantu masalah yang diderita oleh pasien. Dia keluarkan golok itu dari sarungnya dengan penghormatan, lalu diambilnya bambu kecil yang sudah diserut (mirip sebatang lidi) dengan panjang kira-kira 15 cm, lalu bambu itu dipatahkan bagian tepat tengahnya tapi tidak sampai terpotong jadi 2.Sehingga menjadi bentuk /\ lalu ditaruhnya diatas golok pusaka dengan posisi mata golok yang tajam menghadap kebawah. Setelah bambu naik di atas pangkal punggung golok paranormal ini berkata pada pasiennya,
Bila nanti bambu ini berjalan dari pangkal sampai ujung golok lalu jatuh kelantai berarti jin penunggu golok bersedia membantu, tapi kalau bambu hanya bergerak bolak-balik, maju-mundur berarti jin itu tidak bersedia membantu.Mulailah dia mendekatkan goloknya ke lantai hingga kaki kedua bambu tadi menempel ke lantai, tak lama kemudian bambupun muali bergerak-gerak kemudian berjalan merayap diatas punggung golok hingga ke ujung golok dan akhirnya jatuh ke lantai. Berarti jin penunggu golok pusaka bersedia membantu si pasien, pasiennyapun senang dan bersedia membayar berapapun yang diminta.
Wow jadi kaya mendadak paranormal itu, mau tahu rahasianya ?
Rahasianya :
Waktu golok didekatkan kelantai posisinya jangan lurus benar (horisontal) tapi ujung golok agak turun sedikit kira-kira 5 derajat, maka bambu akan berjalan sendiri seiring naik turunnya tangan kanan yang memegangi golok secara otomatis. Naik turun tangan itu karena nafas kita yang kembang-kempis sehingga bambupun berjalan mengikuti irama nafas dengan gerakan halus seolah-olah mahkluk halus yang menggerakan.Penulis : Rakaton Paranormal or id
Telur masuk botol secara gaib.
Pernah lihat sebiji telur masuk botol secara gaib ?, bagi yang pernah akan heran dari mana masuknya ?, padahal botol itu kan lubangnya kecil lebih besaran telornya lalu masuknya dari mana ?, wah ajaib bener nih, begitu kira-kira batinya berguman.
Rahasianya adalah :
telur ayam atau bebek direndam dulu di air cuka kira-kira 30 menit, setelah lembek kulitnya, diangkat lalu dimasukan kedalam botol, telur tidak akan pecah sebab kulitnya lembek (lentur), botol yang dipakai yang berwarna bening jadi bisa dilihat dari luar. Setelah lama kulit telur itu akan mengeras kembali seperti semula, maka andapun dikira punya ilmu yang sakti pula, hee .hee hee .Lalu gimana caranya bingkai foto dari kayu bisa masuk botol pula, ada yang bisa ?
Penulis : Rakaton Paranormal or id
Mematahkan pensil dengan uang
Ingat atraksi ki Joko Bodo?
Begini atraksinya, penonton diperlihatkan sebuah pensil. Kemudian ia meminta penonton untuk mematahkan pensil dengan uang 50rb an. Tidak ada yg berhasil.Kemudian ia mengalirkan energi tenaga dalam keuang tersebut, dan diayunkan kepensil.. gagal.. kemudian terlihat ia lebih berkonsentrasi, dan sekali ini diayunkan lagi.. brak.. pensil patah. Luar biasa !!
Begini rahasianya.. Pegang uang dengan menjepitnya menggunakan jari jempol dan telunjuk. Agar pensil bisa patah, sewaktu dekat dengan pensil, luruskan telunjuk untuk mengenai pensil, setelah itu kembalikan posisi telunjuk seperti waktu hendak mengayun. Sukses. Anda sudah jadi orang sakti seperti ki Joko Bodo.
Penulis : WM Paranormal or id
Mengapa Alien dan Jin Tidak Terlihat?
Salah satu dari peristiwa menarik atau misteri dunia yang paling membuat penasaran adalah hantu. Keberadaan entitas yang satu ini selalu ditolak oleh orang yang skeptis, padahal semua agama “memperkenalkan” keberadaan mereka disetiap Kitab Suci agama-agama di dunia.
Banyak pendapat mengenai keberadaan makhluk tak terlihat ini, bahkan ada juga yang tak percaya, tapi ada juga yang perrcaya tapi itu adalah sejenis jin.
Sebagian penganut yang bertumpu pada ilmu sains atau Scientology ada yang percaya tentang makhluk “beda dimensi” ini. Namun seiring zaman, mereka yang berbasis pada sains akhirnya menganggap bahwa hantu adalah salah satu jenis alien, namun berada pada dimensi yang berbeda dengan dimensi manusia.
Jadi perkembangan arti “alien” semakin melebar, tak hanya makhluk dari luar angkasa, namun juga makhluk dari dimensi lain.
Tapi semua itu tak menyimpang dari arti “alien” itu sendiri, yaitu “makhluk asing” atau belum dikenal, jadi pengertiannya masih tepat walau penggunaannya jadi melebar.
biggest water in the universe found in quasar
Multiverse lebih tepat dari pada Universe
Ilmu pengetahuan modern malah sudah berteori dan menganggap bahwa alam semesta yang maha luas tak terbatas ini, yang terlihat baru hanya sebatas pengelihatan mata manusia.
Artinya masih banyak “object” atau entiti atau makhluk astral yang tak terlihat lainnya, namun mata sudah tak sanggup lagi untuk mencapai panjang gelombang tersebut.
Bahkan ilmu pengetahuan fisika dan kimia juga sudah tak lagi sanggup menjelaskan, karena tidak memiliki rumus pasti untuk keberadaan “dimensi lain” yang sudah berada diluar kemampuan ilmu-ilmu tersebut.
Oleh karenanya banyak ilmuwan udah berpendapat bahwa alam semesta atau yang selama ini dikenal sebagai “Universe” harus diubah menjadi “Multiverse”, yang artinya memiliki banyak dimensi, yaitu keberadaan dimensi lain yang tak terlihat oleh mata manusia, dan mereka meyakini bahwa dimensi lain itu ada.
Namun menurut ilmu-ilmu agama (dalam hal ini misalkan Islam – pen.) juga harus meyakini keberadaan entitas ini, tapi yang harus diberi garis tegas adalah: hantu adalah jin, dan mereka bukan orang yang sudah mati.
Orang yang sudah mati tak akan menggoda manusia karena bukan itu sejatinya roh manusia dalam menjalani ketentuanNya setelah ia wafat.
Big eye Alien
Salah satu bentuk Extra Terrestial yang banyak diyakini keberadaannya hingga sekarang, lebih dikenal dengan sebutan” The Grey Alien.”
Makhluk yang mati dipercaya oleh semua agama kembali kepada Tuhannya, mereka mati bukan untuk menggoda manusia lainnya, tapi semua itu sebenarnya adalah jin.
Jadi singkatnya, alien artinya adalah “makhluk yang belum dikenal”, wujudnya bisa sebesar bakteri hingga lebih besar dari makhluk yang kini telah dikenal manusia, dan mereka bisa berasal dari luar angkasa (sering disebut juga Extra Terrestrial atau E.T yang berarti makhluk luar angkasa), juga dari dalam Bumi (seperti spesies makhluk baru yang belum dikenal) atau juga dari dimensi lainnya (pada ilmu pengetahuan terkini).
Tapi pada dasarnya dahulu, alien itu adalah spesifikasi untuk makhluk asing yang belum dikenal dan memiliki sifat biologis serta terlihat mata, namun akibat mulai diyakini adanya keberadaan jin oleh ilmu pengetahuan yang terkadang tak percaya keagamaan, akhirnya mereka bingung mengategorikannya, maka dari itu mereka menambahkan pengertian “jin” (menurut religius) dalam daftar “alien” (menurut sains). Jadi untuk masa kini, Jin termasuk jenis Alien.
Sedangkan Hantu adalah wujud makhluk jin yang tampak oleh manusia akibat “kemampuannya” yang dapat mendekati frekuensi gelombang yang dapat diterima, dilihat atau didengar oleh kemampuan indera manusia.
Spektrum “Kasat Mata”
Spektrum kasat mata (bahasa Inggris: Visible spectrum) adalah bagian dari spektrum elektro dari spektrum optik. Mata normal manusia akan dapat menerima panjang gelombang dari 400 sampai 700 nm, meskipun beberapa orang dapat menerima panjang gelombang dari 380 sampai 780 nm (atau dalam frekuensi 790-400 terahertz).
Mata yang telah beradaptasi dengan cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555 nm, di wilayah hijau dari spektrum optik. Warna pencampuran seperti pink atau ungu, tidak terdapat dalam spektrum ini karena warna-warna tersebut hanya akan didapatkan dengan mencampurkan beberapa panjang gelombang.
spektrum cahaya dalam panjang gelombangPanjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral jendela optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer Bumi hampir tanpa mengalami pengurangan intensitas atau sangat sedikit sekali, meskipun cahaya biru dipencarkan lebih banyak dari cahaya merah, salah satu alasan: menggapai langit berwarna biru (baca juga: Mengapa Langit Berwarna Biru? Ini Jawabnya)
Radiasi elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela transmisi lainnya, hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer. Dikatakan jendela optik karena manusia tidak bisa menjangkau wilayah di luar spektrum optik. Inframerah terletak sedikit di luar jendela optik, namun tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Banyak spesies yang dapat melihat panjang gelombang di luar jendela optik. Lebah dan serangga lainnya dapat melihat cahaya ultraviolet, yang membantu mereka mencari nektar di bunga.
Spesies tanaman bergantung pada penyerbukan yang dilakukan oleh serangga sehingga yang berkontribusi besar pada keberhasilan reproduksi mereka adalah keberadaan cahaya ultraviolet, bukan warna yang bunga perlihatkan kepada manusia. Burung juga dapat melihat ultraviolet (300-400 nm).
Keterbatasan Pengelihatan Manusia
Indera pengelihatan manusia misalnya, hanya dapat melihat pada gelombang atau spektrum dari warna merah sampai warna ungu, dibawah warna merah atau dikenal sebagai “infra red” mata manusia sudah tak lagi dapat melihatnya. Begitu pula diatas ungu yang dikenal sebagai “ultra violet”, mata manusia juga sudah tak lagi dapat melihatnya, mirip infra red.
Kedua spektrum itu hanya dapat dilihat melalui bantuan alat yang hanya dapat mendetaksi infra red dan ultra violet. Diatas atau dibawah itu seperti sinar alpha beta, gamma dan sejenisnya manusia juga tak mampu melihatnya.
spectrum
spektrum sinar
Untuk membuktikannya anda dapat melakukan percobaan sederhana. Anda hanya perlu menyiapkan dua alat bantu saja dan keduanya pasti anda miliki, yaitu sebuah remote control atau AC atau remote control apapun. Dan alat kedua adalah kamera digital, bisa juga anda pakai kamera yang ada diponsel anda.
Caranya, tekan tombol apapun di remote control dan pada saat yang sama lihatlah LED IR (Iinfra red) pada remote yang berada pada diujungnya. LED IR harusnya menyala, namun mata anda tak mampu untuk melihat sinar inra red tersebut.
Kini ambillah kamera digital anda, gunakan mode kamera lalu sorot ke LED IR pada remote control yang sedang anda tekan tombolnya. Maka sinar infra red pada lampu LED akan terlihat oleh mata anda dengan bantuan kamera digital anda tersebut!
IR LED remote control and camera
Mengapa kamera ponsel dapat mampu mendeteksi sinar infra red tersebut? Karena dalam ilmu fotografi ada istilah yang disebut frame per second (FPS) atau gambar per gambar dalam setiap detiknya.
FPS, yaitu sebuah satuan kecepatan kamera video dalam mengambil sukma atau objek berdasarkan gambar per gambar, atau penangkapan objek dengan wujud berupa frame atau seperti gambar atau foto.
hantu The Brown Lady
Hantu The Brown Lady yang terkenal, para peneliti fotografi yang telah menelitinya meyakini bahwa foto ini asli tanpa rekayasa double frames.
Tapi karena sangat cepat pergantiannya, maka mata kita tak dapat melihat pergantian gambar per gambar atau foto per foto tersebut, kecuali dengan suatu alat bantu.
Sedangkan mata manusia azaz kerjanya tak sama seperti video kamera. Pada mata manusia pengelihatannya adalah konstan dan terus menerus, bukan berdasarkan frame per frame.
Itu baru contoh dan pembuktian kecil, bahwa mata kita hanya dapat melihat pada spektrum terbatas dari tak terbatasnya frekuensi di jagad raya.
Oleh karenanya, banyak objek astral atau jin atau yang sering disebut hantu dapat terekam sukma mereka hanya melalui foto dan kamera video. Dan itu semua adalah berdasarkan kemampuannya dalam “melihat pinggir spektrum” yang mana mata manusia tak mampu untuk melihatnya!
Spectrum Frekuensi
Spectrum Frekwensi
Sama seperti penglihatan, pendengaran manusia juga sangat terbatas, hanya sekitar 20-22 Hertz hingga 20-22 kilo Hertz, dibawah dan diatas itu disebut infra sonic dan ultra sonic.
Nyaris dibatas atas pada dunia audio mirip suara treble, dan nyaris pada batas bawahnya mirip dentuman bass.
Share
Diluar kedua batas atas dan batas bawah frekuensi suara itu, manusia mulai tak dapat lagi mendengarnya melalui panca indera yang dimilikinya, telinga.
Oleh sebabnya jika anda membeli alat anti tikus atau nyamuk, anda tak dapat mendengarnya karena ketebatasan pendengaran manusia.
Berbeda dengan hewan, beberapa hewan dapat melihat spektrum cahaya dan dapat mendengar spektrum frekuensi suara diluar kemampuan manusia. Oleh karenanya banyak jenis hewan yang dapat mengetahui akan terjadi gempa bumi atau bahkan dapat melihat makhluk astral.
Itulah sebabnya banyak ilmuwan setuju, bahwa spektrum diluar kemampuan indera manusia tersebut adalah TAK TERBATAS. Dan itu pula sebabnya mengapa sebagian ilmuwan lebih menyetujui alam semesta ini kurang tepat jika disebut Universe, tapi lebih tepat disebut Multiverse.
Jin Dapat Berwujud Apa Saja Termasuk Berwujud Manusia
Lalu mengapa ada hantu (baca: jin) yang berwujud manusia? Hal itu sering disebut dengan “menjelma” seperti wujud manusia, tapi itu adalah jenis jin yang kini oleh kalangan sains disebut juga sebagai Alien.
Dimensi mereka para jin, tak terpengaruh oleh tempat dan waktu karena berada di dimensi lain (bukan pada dimensi ketiga seperti manusia). Olah karenanya, mereka tak berfisik dan dapat bersembunyi pada benda berdimensi lain dengan mereka, misal pada benda dimensi manusia, dimensi ketiga.
Oleh karenanya mereka dapat berubah bentuk menjadi mirip binatang, bahkan mirip mausia yang sudah meninggal. Lalu pertanyaannya, mengapa mereka bisa berwujud seperti orang yang sudah wafat tapi kita pernah kenal disaat mereka hidup, bahkan berwujud seperti kakek nenek kita atau buyut kita?
Perlu diketahui bahwa jin memiliki umur yang jauh lebih panjang dibanding manusia.
Umurnya bisa ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun, daripada patokan tahun yang dipakai manusia. Satu tahun versi jin jauh lebih panjang dibanding versi tahun manusia. Ini dikarenakan dimensi mereka memiliki waktu yang berbeda, bahkan bisa jadi tak memiliki patokan waktu yang standar.
Jadi mereka bisa tahu seperti apa wujud orang tua kita yang sudah wafat, kakek, nenek, buyut dan seterusnya karena mereka juga tahu. Lalu mereka dapat menjelma dan berwujud seperti orang yang sudah wafat tersebut.
hollow-earth-aliensHal ini mirip jika kita memiliki hewan peliharaan, kucing misalnya, kita dapat memelihara kucing hingga beberapa keturunan.
Kita pasti tahu seperti apa ibu-bapak si kucing, kakek-neneknya bahkan buyut dari kucing-kucing itu, tapi bedanya kita tak dapat berwujud seperti buyut kucing dengan muka menyeramkan lalu dapat menegur cicitnya dan berkata “hai apa kabar cicit” karena kita dan kucing ada dalam satu dimensi yaitu dimansi ketiga.
Jadi apapun hantu yang kita lihat dan berwujud seperti manusia, sebenarnya adalah perwujudan jin-jin (menurut ufology – alien) agar dapat mengecoh manusia supaya manusia dapat memuja orang yang sudah wafat itu dan akan memulai kemusrikannya.
Tapi keberadaan Extra Terestrial atau makhluk luar angkasa masih sangat memungkinkan, bahkan diyakin sudah saling bekerja sama, namun pihak militer tak pernah mau membukanya ke publik karena takut ada kehebohan di dunia.
alien coming soonSedangkan menurut penganut religius, jin juga memiliki akal, pendidikan, ilmu pengetahuan, keluarga, beranak, bersosialisasi dan lainnya, sama dan mirip seperti manusia, namun jin berada pada dimensi yang berbeda, lain dengan dimensi tempat manusia berada yang dikenal dengan dimensi ketiga.
Tapi perlu diingat kembali kembali bahwa kemungkinan keberadaan Alien dari luar planet Bumi atau Extra Terrestrial masih terbuka lebar.
Sayangnya, mereka masih saling “terkurung dengan waktu” di masing-masing planetnya dan belum dapat melakukan kontak diantara mereka karena masalah jarak dan waktu.
Sama-sama tak bisa saling mengontak karena jarak yang sedemikian amat sangat jauhnya. Kecuali makhluk yang sudah bisa “mengalahkan jarak dan waktu” yang jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah makhluk pintar tapi belum bisa mengalahkan jarak dan waktu, untuk saling berjumpa.
Sumber : indocropcircles
Selasa, 27 Agustus 2013, 03:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub MA
Pada akhir tahun 1980-an seorang psikiater kondang Prof Dr H Ayyub Sani Ibrahim menulis sebuah artikel di sebuah koran nasional berujudul Dai Berbulu Musang. Artikel ini dimaksudkan untuk menasehati dan mengkritisi para dai yang prilaku kesehariannya bertentangan dengan materi dakwah yang ia sampaikan. Sebagai sebuah nasehat, semoga Allah SWT telah memberikan pahala kepada beliau. Namun fenomena dai berbulu musang pada masa berikutnya justru kian bermunculan, bahkan lebih parah daripada sekadar dai berbulu musang.
Muncul oknum dai yang berani memungut imbalan alias upah dari masyarakat yang didakwahinya. Alias Dai Walakedu (jual ayat kejar duit). Berangkat dari fenomena ini Ittihadul Muballigin, organisasi para dai yang dipimpin shahibul fadhiilah KH Syukron Ma’mun pada tanggal 25-28 Juni 1996 dalam musyawarah nasional (Munasnya yang ke-4), yang dihadiri 350 peserta, para ulama dan dai seluruh Indonesia merumuskan enam butir kode etik dakwah. Diantara kode etik dakwah itu, dai tidak boleh memungut imbalan dari masyarakat yang didakwahi. Apa yang dirumuskan Munas Ittihadul Muballigin mendapat apresiasi masyarakat termasuk Menteri Agama ketika itu Dr Tarmizi Taher.
Kendati demikian, fenomena dai berbulu musang maupun dai yang memungut imbalan tidaklah surut jumlahnya, bahkan belakangan jauh lebih parah, karena berkembangnya dai-dai yang masang tarif dalam berdakwah. Kami sungguh sangat kenyang menerima pengaduan masyarakat tentang kekecewaan mereka terhadap oknum-oknum dai yang memasang tarif dalam berdakwah. Banyak masyarakat yang gagal mendatangkan seorang dai karena setelah tawar menawar seperti layaknya berdagang sapi mereka tidak mampu membayar tarif yang diminta dai yang bersangkutan.
Masyarakat juga banyak yang bertanya kepada kami, apa hukumnya memasang tarif dalam berdakwah dan memberikan uang sebesar itu kepada dai bertarif. Dalam kajian fiqh memang ada tiga pendapat yang berkembang, yang pertama: pendapat yang mengharamkan secara mutlak, baik ada perjanjian sebelumnnya maupun tidak, pendapat ini memiliki dalil-dalil yang kuat baik dari al-Qur’an maupun Hadis.
Pendapat kedua yang membolehkan berdakwah dengan memungut imbalan, pendapat ini berlandaskan kepada Hadis riwayat Imam Bukhori, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling berhak diambil upahnya adalah al-Qur’an.” Dalil ini memang kuat, namun penggunaan (Istidlal) hadis ini untuk membolehkan memungut imbalan dalam berdakwah sangat lemah, karena berdasarkan sabab wurud hadis ini, hadis ini tidak berkaitan dengan berdakwah melainkan berkaitan dengan mengobati orang yang sakit dengan pengobatan Ruqyah (membacakan surah al-Fatihah).
Sementara pendapat ketiga, dan inilah yang diambil oleh Munas ke-4 Ittihadul Muballigin tahun 1996 adalah pendapat yang mengatakan, apabila ada perjanjian sebelumnya seorang dai akan menerima upah dalam dakwahnya hal itu tidak dibolehkan. Sedangkan apabila tidak ada perjanjian apa-apa kemudian dai diberi uang saku, hal itu dibolehkan.
Dakwah adalah sebuah kewajiban agama, seperti halnya shalat dan puasa, kendati tidak menjadi rukun Islam. Surah al-Baqarah ayat 159 mengancam orang-orang yang tidak mau berdakwah, mereka akan dilaknat Allah SWT dan para makhluk yang melaknat.
Orang yang tidak mau berdakwah kecuali diberi imbalan sama artinya dia tidak mau berdakwah kalau tidak ada imbalan. Fenomena memungut imbalan ini belakangan sungguh sangat memprihatinkan karena banyak dai yang dalam dakwahnya memakai cara berdagang sapi dengan tawar menawar, perjam, pertitik dan sebagainya.
Sepanjang pengamatan kami, tarif termahal dalam berdakwah ini adalah Rp 100 juta satu kali ceramah (satu titik) dan yang paling murah adalah Rp 10 juta. Wajar bila masyarakat mengeluh terhadap fenomena pasang tarif ini, karena uang yang mereka kumpulkan adalah uang sumbangan dari orang-orang miskin yang mengumpulkan dengan memeras keringat kemudian dirampok begitu saja oleh oknum dai berbulu musang itu.
Dai seyogianya adalah orang yang memecahkan masalah umat bukan orang yang membuat masalah bagi umat. Dai adalah orang yang meringankan beban umat bukan orang yang membebani umat. Dai-dai yang kepingin cepat kaya lebih baik berdagang sapi saja, karena terbukti banyak orang yang berdagang sapi mendapatkan uang ratusan milyar rupiah, mobil pun banyak dan istri pun berderet-deret.
Bersyukurlah dai yang dibuka aibnya oleh Allah SWT di dunia karena ia masih punya kesempatan untuk bertaubat. Dan celakalah dai ketika aibnya dibuka oleh Allah SWT di akhirat karena dia tidak punya kesempatan lagi untuk bertaubat.
Redaktur : Damanhuri Zuhri
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/08/26/ms59jb-dai-bertarif
Selasa, 27 Agustus 2013, 03:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub MA
Pada akhir tahun 1980-an seorang psikiater kondang Prof Dr H Ayyub Sani Ibrahim menulis sebuah artikel di sebuah koran nasional berujudul Dai Berbulu Musang. Artikel ini dimaksudkan untuk menasehati dan mengkritisi para dai yang prilaku kesehariannya bertentangan dengan materi dakwah yang ia sampaikan. Sebagai sebuah nasehat, semoga Allah SWT telah memberikan pahala kepada beliau. Namun fenomena dai berbulu musang pada masa berikutnya justru kian bermunculan, bahkan lebih parah daripada sekadar dai berbulu musang.
Muncul oknum dai yang berani memungut imbalan alias upah dari masyarakat yang didakwahinya. Alias Dai Walakedu (jual ayat kejar duit). Berangkat dari fenomena ini Ittihadul Muballigin, organisasi para dai yang dipimpin shahibul fadhiilah KH Syukron Ma’mun pada tanggal 25-28 Juni 1996 dalam musyawarah nasional (Munasnya yang ke-4), yang dihadiri 350 peserta, para ulama dan dai seluruh Indonesia merumuskan enam butir kode etik dakwah. Diantara kode etik dakwah itu, dai tidak boleh memungut imbalan dari masyarakat yang didakwahi. Apa yang dirumuskan Munas Ittihadul Muballigin mendapat apresiasi masyarakat termasuk Menteri Agama ketika itu Dr Tarmizi Taher.
Kendati demikian, fenomena dai berbulu musang maupun dai yang memungut imbalan tidaklah surut jumlahnya, bahkan belakangan jauh lebih parah, karena berkembangnya dai-dai yang masang tarif dalam berdakwah. Kami sungguh sangat kenyang menerima pengaduan masyarakat tentang kekecewaan mereka terhadap oknum-oknum dai yang memasang tarif dalam berdakwah. Banyak masyarakat yang gagal mendatangkan seorang dai karena setelah tawar menawar seperti layaknya berdagang sapi mereka tidak mampu membayar tarif yang diminta dai yang bersangkutan.
Masyarakat juga banyak yang bertanya kepada kami, apa hukumnya memasang tarif dalam berdakwah dan memberikan uang sebesar itu kepada dai bertarif. Dalam kajian fiqh memang ada tiga pendapat yang berkembang, yang pertama: pendapat yang mengharamkan secara mutlak, baik ada perjanjian sebelumnnya maupun tidak, pendapat ini memiliki dalil-dalil yang kuat baik dari al-Qur’an maupun Hadis.
Pendapat kedua yang membolehkan berdakwah dengan memungut imbalan, pendapat ini berlandaskan kepada Hadis riwayat Imam Bukhori, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling berhak diambil upahnya adalah al-Qur’an.” Dalil ini memang kuat, namun penggunaan (Istidlal) hadis ini untuk membolehkan memungut imbalan dalam berdakwah sangat lemah, karena berdasarkan sabab wurud hadis ini, hadis ini tidak berkaitan dengan berdakwah melainkan berkaitan dengan mengobati orang yang sakit dengan pengobatan Ruqyah (membacakan surah al-Fatihah).
Sementara pendapat ketiga, dan inilah yang diambil oleh Munas ke-4 Ittihadul Muballigin tahun 1996 adalah pendapat yang mengatakan, apabila ada perjanjian sebelumnya seorang dai akan menerima upah dalam dakwahnya hal itu tidak dibolehkan. Sedangkan apabila tidak ada perjanjian apa-apa kemudian dai diberi uang saku, hal itu dibolehkan.
Dakwah adalah sebuah kewajiban agama, seperti halnya shalat dan puasa, kendati tidak menjadi rukun Islam. Surah al-Baqarah ayat 159 mengancam orang-orang yang tidak mau berdakwah, mereka akan dilaknat Allah SWT dan para makhluk yang melaknat.
Orang yang tidak mau berdakwah kecuali diberi imbalan sama artinya dia tidak mau berdakwah kalau tidak ada imbalan. Fenomena memungut imbalan ini belakangan sungguh sangat memprihatinkan karena banyak dai yang dalam dakwahnya memakai cara berdagang sapi dengan tawar menawar, perjam, pertitik dan sebagainya.
Sepanjang pengamatan kami, tarif termahal dalam berdakwah ini adalah Rp 100 juta satu kali ceramah (satu titik) dan yang paling murah adalah Rp 10 juta. Wajar bila masyarakat mengeluh terhadap fenomena pasang tarif ini, karena uang yang mereka kumpulkan adalah uang sumbangan dari orang-orang miskin yang mengumpulkan dengan memeras keringat kemudian dirampok begitu saja oleh oknum dai berbulu musang itu.
Dai seyogianya adalah orang yang memecahkan masalah umat bukan orang yang membuat masalah bagi umat. Dai adalah orang yang meringankan beban umat bukan orang yang membebani umat. Dai-dai yang kepingin cepat kaya lebih baik berdagang sapi saja, karena terbukti banyak orang yang berdagang sapi mendapatkan uang ratusan milyar rupiah, mobil pun banyak dan istri pun berderet-deret.
Bersyukurlah dai yang dibuka aibnya oleh Allah SWT di dunia karena ia masih punya kesempatan untuk bertaubat. Dan celakalah dai ketika aibnya dibuka oleh Allah SWT di akhirat karena dia tidak punya kesempatan lagi untuk bertaubat.
Redaktur : Damanhuri Zuhri
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/08/26/ms59jb-dai-bertarif