It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
SEKOLAH BARU
aku terbangun dari tidur panjangku, karna mendengar suara panggilan ayah , di sertai ketukan di pintu kamar.
''Nak , ayo bangun udah hampir siang nih , bentar lagi ayah balik ke jakarta lagi, setelah ayah daftarkan kamu di sekolah yang sama dengan sepupumu.'' teriak ayah dari luar kamar.
''Iya yah sebentar, radit mau mandi dulu. ''kataku setengah teriak.
lalu ku sambar handuk di atas gantungan belakang pintu kamar, ku buka pintu kamar .
''Yah kamar mandinya di mana..??'' kataku sambil mencari kamar mandi yang tak ku temukan di rumah ini .
''Eh , adit teh udah bangun..?'' tanya bibi wulan.
''Iya bi, eh bi kamar mandinya di mana ya bi..??''tanyaku dengan garuk-garuk kepala yang tak gatal.
''Kamaar mandinya ada di luar atu ,di dekat sumur, di belakang rumah'' kata bi wulan.
''Oh gitu ya bi , eh omnya kemana bi , kok dari kemarin malam aku nggak liat. ''tanyaku ke bibi.
''Omnya ada tuh di belakang, lagi minum kopi '' kata bibi sembari menunjuk pintu belakang rumah .
''Oo , Yah udah bi , radit mau mandi dulu, ayah udah nunggu radit di luar ,mau mendaftarkan radit ke sekolah yang ada di sini '' kataku lagi dan berjalan menuju pintu belakang .
ku langkahkan kakiku melewati pintu belakang .
saat akan berjalan ke kamar mandi .
mataku menangkap seorang lelaki yang ku taksir,
berumur 30an , sedang duduk di bangku panjang , yang terbuat dari bambu, dan meneguk secangkir kopi.
Lelaki itu bertelanjang dada , dengan tubuh yang sudah terbentuk.
Warna kulitnya, yang sedikit kecoklatan , menambah keindahn tubuhnya.
Mungkin tubuh itu terbentuk karna sering bertani di sawah dan berpanas-panasan.
Aku tertegun dengan pemandangan siang ini
hingga suara dari lelaki itu , mengagetkanku dari lamunanku.
''Eh itu teh , yang namanya radit atu..?, wah radit teh cakep pisan .
Kalah atu sama si esa anak om. '' kata lelaki itu dengan ramah, yang ternyata omku.
''Eh iya om , ini radit,'' kataku sembari tersenyum ramah.
''Radit teh mau kamana..??'' kata om egi
''radit mau mandi om.'' jawabku
''ya sudah, sok atu , ayah radit udah nunggu di luar . katanya hari ini teh , radit akan di daftarkan ayah na ke sekolah. ''
kata on egi dengan senyum hangatnya.
Ku langkahkan kakiku menuju , kamar mandi , yang kelihatan sederhana itu , taapi lumayan bisa untuk mandi.
Setelah selesai mandi , ku kenakan handuk dan melilitkan di pinggangku . Setelah itu , aku keluar menenteng pakaian kotorku.
Ku lihat om egi menatapku , dengan mata terbelalak, dan kulihat jakunnya naik turun seperti menelan ludah , aku hanya tersenyum ke arahnya dan masuk , ke dalam rumah.
Dan segera menuju ke kamarku.
Setelah itu , ku ambil kemeja kotak-kotak biru lengan pendek , dari dalam lemari. Dan celana jinz warna hitam.
Ku kenakan pakaian itu, setelah itu ku pakai sepatu kets biru.
Ku pandangi wajahku di cermin , kurapikan rambutku , dan ku semprotkan parfum miliku.
Ku ambil hp tabletku, yang tergeletak di meja.
Setelah itu , aku keluar dari kamar.
Dan Berjalan mendekati ayah yang sudah menungguku di luar.
''Wah , anak ayah udah cakep'' kata ayah dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
Aku hanya membalas senyum ayah, dengan wajah yang merah merona.
''Yuk yah , kita pergi.'' kataku sembari keluar dari rumah .
''Eh kang alpin teh , udah mau pergi , kok nggak sarapan dulu..!!''
kata bi wulan yang datang dari dalam.
''Sarapannya bentar aja wulan , nih harus buru-buru antarin radit buat di daftar sekolah yang sama dengan esa , kan sebentar lagi kang alpin akan berangkat lagi ke jakarta.'' kata ayah , panjang lebar dan pergi meninggalkan bi wulan.
''Eh bi aku pergi dulu yah , salam sama om egi '' kata setengah teriak.
Ku langkahkan kakiku , menuju ke arah jalan setapak sambil bergandengan tangan, dengan ayah.
Setiap aku melewati , jalanan yang ramai.
aku seakan berasa kaya' seorang artis terkenal , masuk ke desa.
Setiap ku melangkah,
Semua tatapan mata memandang ke arahku. Membuat ku risih.
Bahkan ada kumpulan ibu-ibu ,yang mandangku dengan mulut menganga. Dan berbisik-bisik yang kalo nggak salah seperti ini.
''Eh itu kang alpin ya..?, kakaknya si wulan itu tuh , ibuya si esa,'' tanya ibu yang memakai handuk di kepalanya.
''Iya , itu tuh, kang alpin . yang tinggal di jakarta kakaknya si wulan, eh itu siapa ya..??'' kata ibu yang bertubuh agak gemuk.
Kemudian ibu yang bertubuh agak gemuk itu bertanya ke ayah
''eh ini teh kang alpin ya ..? Kakanya si wulan '' tanya ibu gemuk itu
''iya atu bu , saya teh alvin kakanya wulan'' kata ayah ramah.
''Ooh nggak salah lagi , tapi itu siapa ya..??
Kok' gelis pisan uy, padahal teh cowok. '' timpal ibu yang pakai handuk di kepala.
Mendengan kata yang meluncur di mulut ibu itu , membuatku salah tingkan dengan wajah memerah.
''Hahaahah , itu anak saya bu, namanya radit '' kata ayah sambil kecikikan menahan tawa.
Aku menatap ayah dengan menggerutu sebel, namun ayah makin tertawa .
Membuat wajahku merona lagi.
''Yah sudah atu bu , kami pamit dulu mau kesekolah.'' kata ayah
tu sekolah baru bakal heboh da artis masuk desa :P
Woy lw mention siapa ?
Hahaa ..
Kejam lw bro , bokong gw sering di tepok sampe di remes sama temen sekolah gw , gw diemin aja abis mulut gw dah cape ngeluarhin sumpah rerapah sama mereka .
Eh di bilang bokong gw tepos kaya kebanyakan ngewe ..
Padahal kan masih virgin .
Hehe .
setelah mendengar kabar dari mama, kalau om alpin dan anaknya akan tinggal di sini .
Membuat ku tak nyaman berada satu rumah.
Yah aku akan menjadi kacung dadakan karna orang kota pasti bawel minta ini itu .
Ribet bukan...??
Apalagi om alpin akan ninggalin anaknya yang tak ku ketahui, bagaimana rupa dan wujudnya.
Apalagi akan satu sekolah .
bisa-bisa turun pamorku dari seorang playboy cakep yang sering gonta-ganti cewek dan di gandrungi banyak gadis di sekolah, menjadi seorang kacung anak jakarta yang pasti sok dan sombong .
****
Hari ini adalah kedatangan om alfin dan anaknya .
Namun aku malas untuk bertemu dengan mereka.
Kata mama, anak om alfin seorang laki-laki.
Membuatku tambah nggak betah di rumah .
sehingga aku keluar dari rumah dan nongkrong dengan teman-teman sekampungku hingga larut malam. dari pada harus menunggu dan menyambut mereka.
Sehingga papa menjemputku pulang karna besok aku sekolah.
****
sudah dari kemaren malam , saat om alpin dan anaknya datang aku tak perna menampakan diri ke mereka berdua .
Pagi-pagi sekali , aku sudah pamitan dengan berbagai alasan , biar mama percaya kalau aku harus cepat ke sekolah , karna ada tugas yang harus di selesaikan.
Padahal aku sengaja , untuk menghindar dari mereka berdua.
POV Radit
ku langkahkan kakiku turun dari angkot bersama dengan ayah .
Aku berdiri di depan , sebuah bangunan sekolah yang tertata rapi dan banyak pohon yang menambah kesejukan lingkungan sekolah ini.
Saat ku langkahkan kakiku masuk, suara lonceng bergema di seluruh penjuru sekolah .
''krinnkkk...krink....kriiinnk...''
seluruh siswa yang berada di sekolah itu keluar dari kelasnya.
Ku lirik jam tanganku , jam sudah menunjukan pukul 10:00 pagi.
''Pasti itu ini jam istirahat'' gumamku.
Kulangkahkan kakiku mengekor di belakang ayah menuju sebuah ruangan kepala sekolah.
Saat akan melewati lapangan basket . Seluruh siswa yang berada di situ menatapku dengan pandangan yang membuatku risih , sampai-sampai gara-gara melihatku sebuah bola basket menerjang seorang pemain basket dan jatuh pingsan.
Aku hanya tertawa dalam hati.
ku edarkan pandanganku , dan menyunggingkan senyum ke arah mereka yang masih menatapku dan berbisik-bisik .
Mataku tertumpa pada sosok seorang cowok yang begitu tampan , dengan wajah yang tak asing buatku. hidung yang tinggi, alis yang tebal dan warna kulit yang sedikit kecoklatan membuatnya tambah manis.
Cowok itu menatapku dari atas lantai 2 sekolah ini.
Aku tersadar dari lamunanku, karna ayah memanggilku untuk masuk keruang kepala sekolah.
Aku pun menurutinya untuk masuk bersama ayah .
Sekotar 20 menit kami berada di dalam ruang kepalah sekolah , seluaruh administrasi sudah ayah lunaskan ,mulai dari baju batik , olahraga dan atribut sekolah sudah berada di genggaman ku.
Setelah urusan selesai, aku dan ayah keluar dari ruangan itu ,
ku lirik kembali cowok itu di tempatnya. Namun cowok itu sudah tak berada di situ .
Ehtah kenapa aku begitu tertarik,
dengan lelaki itu ,
karna terlalu asik dengan
pikiranku.
Hingga tampa sadar aku sudah sampai di rumah.
Tepat jam 12 siang , ayah akan berangkat kembali ke jakarta. Dan meninggalkanku disini.
Ku siapkan semua barang-barang ayah , aku akan mengantarnya walau hanya di depan pintu rumah .
'' aku akan slalu merindukanmu ayah'' kataku lirih ,
perlahan-lahan air mataku mengucur deras.
Ayah juga akan sangat merindukanmu nak . ayah tau nak ayah begitu egos tapi ayah lakukan semua itu demi kamu nak. Dan ingat , ayah akan kembali menjemputmu dan membawamu kembali ke jakarta.'' kata ayah sambil memeluku erat .
''Ayah harus janji , aku akan pegang janji ayah '' kataku sambil menghapus air mataku di pipiku.
''Iya nak , ayah akan pegang janji ayah , dan ayah akan selalu mengirimu uang tiap bulanya.
Sesekali telpon ayah yah nak..??
Jaga dirimu baik-baik, jangan nakal dan menyusahkan bibimu. ''
kata ayah lagi dan memelukku .
Kini sebuah bis terparkir di depan rumah .
Ku antar ayah di depan pintu , setelah itu ayah berpamitan kepada bibi dan om .
Setelah itu mencium pipiku dan memeluku erat dan berlalu masuk kedalam bis.
Sebisaku kutahan air mataku untuk tidak menangis , namun aku gagal air mataku terus mengucur deras .
Bis mulai berjalan dan berlalu meninggalkaan rumah .
iya , itu mah cuma dalam konteks bercanda doang , orang temen satu tongkrongan semua .