BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mermaid Boy (satu)

1356714

Comments

  • i want more..
  • Pagi ini sekitar pukul delapan aku dan Nemo berangkat dari Pangandaran menuju Jakarta, membawa kenangan indah dan cinta yang semakin menguat di dalam hati, membawa janji kesetiaan yang takan pernah pudar dalam jiwa, semoga saja cinta kami selalu abadi.

    Namun sebelum kami meluncur ke Jakarta aku menyempatkan diri mampir ke rumah Bundaku yang berada di Sindangkerta, sebuah daerah yang berada di wilayah kabupaten Tasikmalaya, hanya beberapa kilo meter dari Pangandaran.

    Di Sindangkerta juga sebenarnya terdapat sebuah pantai yang indah dan berhamparan pasir putih, pantainya landai dan yang lebih menarik di pantai Sindangkerta memiliki Taman Lengsar yaitu taman bawah laut yang sangat indah ada berbagai macam ikan laut dan biota laut lainnya berkeliaran di sana dan itu akan sangat memanjakan mata siapapun yang melihnya, saat air laut surut kita bisa berenang dan berjalan-jalan di karang-karang. Hanya saja kita harus ektra hati-hati karena licin.

    Selain itu terdapat pula penangkaran penyu-penyu sehingga wisatawan dapat melihat penyu-penyu itu berkeliaran di hamparan pasir yang luas itu.
    Aku pernah beberapa kali main kesana saat berlibur beberapa bulan lalu, kadang Bunda yang selalu memaksa ku untuk mengantarnya pergi kesana. Bunda senang sekali berada di pantai itu, seharian Bunda bisa bermain dengan ikan-ikan dan penyu disana, aku cukup heran karena jika sama Bunda ikan-ikan sama penyu itu tidak merasa takut malah dengan sendirinya menghampiri Bunda, mungkin karena Bunda sering memberi mereka makanan.
    Aku berjanji suatu hari mau mengajak Nemo kesana, dia pasti akan senang saat ku bawa melihat Taman Lengsar atau melihat penyu-penyu itu.

    Sebenarnya Bunda tinggal di Sindangkerta belum terlalu lama, dulu kami tinggal di Indramayu di kota kelahiranku, namun sejak Ayahku meninggal dan menginginkan di semayamkan di Sindangkerja Bunda pun memaksa pindah ke Sindangkerta, dengan alasan agar dia dekat saat ingin berjiarah ke makam Ayah. Bunda lalu menjual rumah yang di Indramayu dan membeli sebuah rumah sederhana di Sindangkerta tak jauh dari makam Ayah yang di semayamkan bersama makam Kakek dan Nenek ku alias kedua orang tua Ayahku, Ayah memang aslinya kelahiran dari Sindangkerta.

    Pada saat itu aku memilih tinggal di Jakarta karena aku di terima bekerja di pusat ibukota Indonesia itu.
    Hanya sesekali aku menengok Bunda setiap aku memiliki kesempatan, seperti yang akan ku lakukan saat ini.

    Tiba di rumah Bunda sekitar pukul sepuluh pagi, Bunda tampak gembira sekali menyambut kedatanganku, ku peluk erat perempuan berjasa dalam hidupku ini, perempuan yang paling ku cintai melebihi apapun, sebenarnya sudah sering aku mengajak Bunda pindah ke Jakarta untuk tinggal bersamaku, agar aku bisa menjaganya, tapi Bunda selalu menolak karena ia beralasan tak tega meninggalkan Ayah sendirian di Sindangkerta. Sedangkan aku sendiri tak bisa meninggalkan pekerjaanku.

    Aku benar-benar kagum dengan kedua orang tuaku ini, terutama pada Bundaku, cinta mereka begitu besar dan tulus, bahkan hingga ajal menjemputpun Bunda masih saja setia dan ingin selalu menemani Ayah walau hanya bisa menemani pusaranya saja dengan kiriman-kiriman bunga dan doa yang tiada henti.

    Tak lupa aku mengenalkan Nemo pada Bunda, tentu saja aku mengenalkannya sebagai rekan kerja ku di Kantor, walau aku merasa benar-benar tak nyaman dan sangat merasa berdosa karena telah membohongi Bunda tapi aku pikir ini untuk kebaikan, aku tak ingin Bunda tahu siapa aku sebenarnya, aku tak ingin mengecewakan Bunda karena dia begitu mengharapkan aku sebagai anak tunggal kebanggaannya.

    Saat Bunda berhadapan dengan Nemo yang dengan sopannya sungkem pada Bunda, ada yang aneh ku lihat pada Bunda, untuk waktu agak lama Bunda memperhatikan wajah Nemo, matanya lekat memandangi mata pemuda tampan itu dengan sorot mata yang tak ku mengerti, lalu Bunda mendekatkan wajahnya sepintas seakan mengendus sesuatu dari tubuh Nemo, setelah itu dia lalu tersenyum pada Nemo walau itu terasa seperti di paksakan, Bunda lalu mengelus kepala Nemo lembut dan penuh kasih. Ku lihat Nemo juga sangat menikmati perlakuan Bunda seakan itu adalah perlakuan dari Bundanya sendiri.

    Sejenak aku merasa iri Nemo di sayang-sayang Bunda seperti itu jadi ku dorong saja tubuh si Nemo menyingkir dari Bunda lalu ku peluk lagi Bunda erat-erat dengan manja. Nemo yang ku dorong terdengar bersungut-sungut dengan bibir manyun namun segera tersenyum saat Bunda meraih dirinya dan memeluk kami berdua.
    Ada rasa bahagia yang tak terkira saat itu terjadi, seakan mimpi indah melenakanku, seakan sebuah restu Bunda sedang di berikan untukku dan Nemo lewat pelukan hangat itu. Tak terasa aku menitikan airmata haru. Aku tahu aku terlalu berharap.

    Seperti biasanya jika aku pulang Bunda memasak pepes tahu kesukaanku, masakan Bunda itu paling enak di banding hotel berbintang manapun, bahkan walau sekedar pepes tahu, rasanya maknyos deh..

    Tapi jangan harap di rumah bunda akan memasak makhluk hidup berupa daging binatang, Bunda dan Ayah itu vegetarian jadi tidak memakan daging, bahkan sejak kecil aku pun di ajarkan dan di wanti-wanti untuk tak memakan daging binatang apapun, terutama sebangsa ikan. Aku tidak tahu kenapa bisa seperti itu. Dan sepertinya Bunda akan cocok dengan Nemo karena mereka sama-sama Vegetarian dan penyayang binatang.

    Setelah puas kangen-kangenan sama Bunda sekitar pukul satu siang aku melanjutkan perjalanan menuju Jakarta, dengan berurai air mata dan doa tulus Bunda melepas kepergianku, ku cium tangan Bunda takjim dan Bunda membalas mencium keningku dengan kelembutannya.
    Apa yang Bunda lakukan padaku di lakukannya juga pada Nemo, namun lagi-lagi aku melihat sorot aneh pada mata lembut Bunda saat menatap Nemo, seakan ada sesuatu yang ia ingin tahu namun dirinya tak bisa mengingat apapun.

    Aku jadi merasa deg-degan sendiri, jangan-jangan bunda curiga pada kami, bukankah firasat seorang Ibu itu sangat tajam, oh aku belum siap jika Bunda mengetahuinya sekarang ini, dengan tergesa aku segera menggusur Nemo ke mobil dan kami pun berangkat dengan perasaan cukup lega di dadaku.


  • Oh ternyata Bunda adalah jelmaan Dory, dan ayah Imam adalah ayah nemo. Setelah berpetualang mencari nemo mereka berdua dikutuk menjadi manusia . (¬_¬")" #DitimpukTS
  • love this story! update sampe tamat dongj :)
    hahaha...
  • Oh ternyata Bunda adalah jelmaan Dory, dan ayah Imam adalah ayah nemo. Setelah berpetualang mencari nemo mereka berdua dikutuk menjadi manusia . (¬_¬")" #DitimpukTS

    Timpuk pake roti satu truk..
  • Roti isi kacang hijau ya TS :D
  • Oh ternyata Bunda adalah jelmaan Dory, dan ayah Imam adalah ayah nemo. Setelah berpetualang mencari nemo mereka berdua dikutuk menjadi manusia . (¬_¬")" #DitimpukTS

    @farizpratama7 =)) hilarious!

    to TS, OMG I love this story... jadi deg-degan bacanya
  • @farizpratama7 rasa clownfish

    @shishunki makaciiiih
  • Oh ternyata Bunda adalah jelmaan Dory, dan ayah Imam adalah ayah nemo. Setelah berpetualang mencari nemo mereka berdua dikutuk menjadi manusia . (¬_¬")" #DitimpukTS

    =))
    ╭((╯`
    `< \_ •◦°˚ .·.◦ Wªªĸªªĸªªĸªªĸªªĸªª....
  • mandrak banget ceritanyaaa... makross brooo,lanjrotkann...
  • semakin menarik saja ceritanya, lanjutkan teman
  • Asyiikkk bngttt... Menghibur sekali...

    Lanjuttttt
  • Lanjutkan..... Setuju ama fariz, bunda jangan2 manusia ikan juga.... ^o^ pinjam nemo dulu dah ke rumah...
  • Lanjuuuuut...


    **
    Pukul lima sore kami tiba di Jakarta, tepatnya di rumahku, di sebuah rumah yang cukup luas dan pantas untuk di huni, berada di sebuah komplek perumahan menengah ke atas, rumah ini ku beli dari hasil menabung jerih payahku selama bekerja beberapa tahun ini.

    Aku segera menunjukan kamar yang akan di tempati Nemo setelah sebelumnya ku telfon Bik Yayah untuk membersihkan dan merapikan kamar itu, Bik Yayah adalah perempuan setengah abad yang biasa bebenah dan memasak di Rumahku, namun dia tidak menginap di rumahku, hanya datang saat pagi dan sore saja, Bik Yayah tinggal mengontrak rumah petak bersama suami dan dua anaknya di dekat komplek perumahanku agak jauh di pinggiran sana.

    Sebenarnya aku ingin sekali bisa tidur sekamar dengan Nemo saat seperti aku dulu tinggal sama Dennis, hal itu sangat menyenangkan di lakukan oleh sepasang kekasih yang saling mencintai, menjadi nilai lebih dalam sebuah hubungan, namun sepertinya hal itu masih terasa canggung dan malu kami lakukan, aku dan dia masih belum terbiasa dengan hal-hal intim dan romantis sebagai menu utama sepasang kekasih, jadi sebaiknya itu di lakukan bertahap saja, aku dan dia harus lebih akrab lagi sebagai pasangan yang memiliki cinta bukan sebagai teman atau sahabat dekat.

    Karena lelah, seharian itu kami habiskan waktu untuk beristirahat, esok aku harus bekerja dan aku ingin terlihat segar dan fit saat masuk Kantor, apalagi aku pasti akan sangat sibuk karena cukup lama pekerjaan ku tinggalku, akan banyak PR-PR yang mesti ku selesaikan di Kantor, jadi aku butuh istirahat cukup setelah begitu lelah menempuh hampir enam jam perjalanan dan menyetir sendirian, Nemo tidak bisa mengemudi jadi hanya aku sendiri yang mengendalikan kemudi dari Pangandaran hingga tiba di Jakarta seharian itu.

    Esok harinya sepulang aku bekerja aku mengajak kekasihku ini jalan-jalan di Jakarta, memang tak banyak tempat yang bisa di kunjungi untuk sore ini karena keterbatasan waktu, namun aku berjanji padanya hari Minggu nanti mengajaknya kembali jalan-jalan dan mengelilingi seluruh Jakarta.

    Sebelum pulang aku ngajak Nemo untuk mampir ke cafe milik temanku Romie, dan mengenalkan kekasihku ini pada sahabatku sudah ku tebak sahabatku itu tampak terkejut saat aku datang membawa teman lelaki yang ku perkenalkan sebagai kekasih baruku, dan aku sangat bangga saat dia begitu terpukau dan kagum akan ketampanan kekasihku, selalu ku ingat komentar dia saat melihat Nemo

    "Gila kamu, dapat bintang film darimana neh, keren banget pacar kamu ini.." Dan aku hanya tersenyum dengan bangga sambil menepuk dadaku.

    Namun Romie segera menyeret dan mencecarku dengan banyak pertanyaan lalu menuntutku untuk bercerita selengkap-lengkapnya tanpa ada yang terlewati, aku hanya berjanji akan bercerita suatu hari padanya karena malam ini ada yang lebih penting yang ingin ku bicarakan padanya.

    Sebenarnya kedatanganku menemui Romie untuk meminta pekerjaan di cafe miliknya buat Nemo, Romie tampak ragu memberi pekerjaan itu pada Nemo karena katanya lowongan yang ada di cafenya kini hanya tersisa sebagai waiter saja, namun Nemo segera menyambutnya dengan senang hati, Nemo berjanji akan bekerja dengan sebaik-baiknya apapun jenis pekerjaannya dan dia akan selalu belajar apapun, namun tetap saja Romie merasa tak enak hati mengingat aku adalah sahabat terbaiknya dan yang akan bekerja adalah kekasih aku, tapi aku segera meyakinkannya jika itu tidak menjadi masalah, aku malah berterimakasih padanya karena mau menerima Nemo, aku lebih percaya Nemo bekerja di tempatnya daripada di tempat lain, aku yakin Romie akan ikut menjagakan Nemo untukku.

    Sebenarnya aku sudah melarang Nemo bekerja, aku pikir aku masih sanggup membiayai dirinya, namun sepertinya Nemo masih memiliki ketinggian hati untuk tidak menjadi benalu dalam hidupnya, apalagi sewaktu di Pangandaran dia selalu bilang jika telah merepotkan aku walau aku sudah meyakinkannya bahwa aku tak merasa di repotkan olehnya, aku benar-benar tulus membantunya.

    Tapi dia keukeuh ingin bekerja dan menghasilkan uang sendiri, aku pun hanya bisa menuruti kemauannya, aku akan selalu menghargai keinginannya selagi itu masih hal yang positif namun demi keamanan sengaja aku pilihkan di tempat sahabatku, beruntung masih ada lowongan di cafe sahabatku itu.

    Bukan aku tidak percaya pada kekasihku, tapi aku tidak percaya pada orang lain yang mungkin nanti melihat dan tertarik pada kekasihku, mereka akan terus menggodanya dan melakukan pendekatan dengan cara apapun, bukti nyata saat jalan-jalan di Pangandaran, cewek-cewek saja jadi nekat tanpa malu mendekati Nemo. Jika ada Romie yang menjaganya sedikitnya aku bisa tenang membiarkannya jauh dariku.


    ***
Sign In or Register to comment.