It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@bayumukti hahaha bisa aja kau..
by;@quarius, THANX.
Dalam mimpi itu aku sedang berlibur berdua bersama Nemo di pantai Pangandaran, kami sedang menikmati ombak di hamparan pasir putih namun tiba-tiba gelombang besar datang bergulung-gulung menghempas tubuh kami, serta merta aku berenang menyelamatkan diri ke daratan namun aku melihat Nemo terbawa ombak ke tengah lautan, aku berteriak-teriak memanggil namanya namun dia menghilang terbawa ombak ke dasar lautan, aku terus berteriak sambil berlari-lari ke tengah laut mengejar ombak yang membawa Nemo hingga akhirnya aku terbangun dari tidurku. Aku bersyukur ternyata itu hanya sebuah mimpi dan aku berdoa semoga itu tidak menjadi kenyataan dalam hidupku. Mimpi itu mampu menakuti diriku.
Saat aku sudah cukup tenang dari rasa shock ku, aku baru menyadari ternyata lagi-lagi Nemo tidak ada di ranjang, ku lirik jam digital di handphone-ku, ternyata sudah hampir jam satu malam, kemana gerangan dia? Ah kemanapun dia semoga saja dia dalam keadaan baik-baik saja, harapku.
Aku segera beringsut turun dari ranjang, entah kenapa aku merasa tenggorokanku begitu kering, aku haus sekali, namun karena tak ku dapatkan air di kamarku akhirnya aku harus pergi ke dapur, sedikit malas aku pun terhuyung menuju dapur.
Saat melewati jendela kaca yang menembus langsung ke kolam renang tak sengaja aku melihat bayangan orang sedang berenang dan juga terdengar kecipak air di sana, aku sedikit kaget melihatnya, ku tajamkan mata melihat ke arah kolam renang dan sosok orang yang berenang itu akhirnya ku kenali, rupanya dia kekasihku Nemo, walau hanya ku lihat muncul kepalanya saja dalam kolam renang.
Alisku bertaut karena keheranan, koq aneh ya pacarku itu, berenang kok tengah malam begini, apa gak merasa dingin tuh, aku saja yang gak berenang begini menggigil kedinginan.
Tapi biarlah, mungkin ini memang kebiasaannya lagipula aku senang akhirnya keanehan selama ini dia menghilang tengah malam dari ranjang akhirnya terjawab juga, dan kepercayaanku tidak salah, dia memang tak melakukan hal di luar kepercayaan yang kami junjung.
Dengan senyum terkulum karena gemas pada kekasihku yang selalu penuh keanehan dan keunikan itu akupun melanjutkan langkahku ke dapur karena rasa hausku benar-benar tak tertahankan lagi. Namun sejenak aku berpikir, sepertinya menyenangkan jika aku pergi ke kolam renang dan membawakan teh hangat buat Nemo agar dia tak masuk angin setelah berenang di air dingin seperti itu, dia pasti akan senang dengan kejutan yang ku lakukan, akan ku temani dirinya hingga selesai berenang.
Namun tentunya aku siap menolak jika aku di suruh ikut berenang. Hiiiy airnya pasti dingin sekali, aku bisa mati membeku jika nekad masuk ke kolam renang tengah malam begini.
Dengan segelas teh hangat aku berjalan menuju kolam renang, sengaja aku sedikit mengendap untuk membuat dirinya terkejut dengan kedatanganku, ku lihat Nemo tampak asyik sekali berenang di keremangan.
Namun saat aku tiba di bibir kolam renang aku sendiri yang malah di kejutkan oleh keajaiban yang benar-benar di luar nalarku, aku membeku karena begitu kaget. Beberapa kali aku mengucek mata antara percaya dan tidak dengan penglihatanku.
Di kolam renang aku melihat kekasihku berenang namun anehnya aku tak melihat kedua kaki dia di tubuhnya, kedua kaki nemo yang kokoh telah berubah menjadi sebuah ekor ikan yang sangat besar berwarna biru keemasan dan berkilauan saat tertimpa sinar lampu, aku akui itu ekor yang sangat indah dan menakjubkan namun tidak menyangka itu ada pada tubuh kekasihku sendiri. Ini pasti mimpi atau halusinasiku saja.
Rasanya seluruh tubuhku menjadi lemas tak berdaya mendapatkan kenyataan tak terduga ini, tiba-tiba gelas yang ku pegang terjatuh dan pecah berantakan di lantai dekat kakiku, karena tanganku yang lemas tak sanggup lagi menahannya. Suara gelas yang pecah menimbulkan suara yang cukup kencang di tengah sunyi nya malam dan itu membuat Nemo terkejut lalu menoleh ke arahku, ku lihat wajah Nemo tiba-tiba pucat, mulutnya menganga terpaku menatapku. Beberapa lama kemudian dia segera menepi ke sisi kolam renang dan naik ke darat, dengan handuk dia mengeringkan ekor keemasannya dan ajaib seketika itu juga ekor ikan di bawah tubuhnya kembali berubah menjadi dua kaki manusia lagi, aku semakin terbelalak oleh rasa terkejut.
Oh Tuhan rasanya kepalaku tiba-tiba pusing sekali, ini benar-benar di luar nalarku, aku tak tahu harus bagaimana lagi, tubuhku semakin lemas dan lunglai, selanjutnya pandanganku buram.
Ku lihat samar-samar Nemo berteriak memanggilku dan memburu berlari ke arahku, namun setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi, pandanganku gelap gulita.
***
@fad31
@adam25
@Rimasta
@dota
@Tsu_no_YanYan
@farizpratama7
@mustaja84465148
apakah hubungan imam dan nemo baik2 saja?
mga lancar2 n baek2 saja yea,,
by;@quarius, THANX.
**
Saat aku tersadar dari pingsanku aku sudah berada terlentang di kasurku dengan tubuh berselimut hingga ke dada dan selembar kompresan berada di dahiku. Sesaat aku masih merasa kepalaku pusing dan agak linglung, aku berusaha mengingat-ingat yang terjadi dan ingatanku kembali sempurna saat aku melihat Nemo duduk di sisi ranjangku, dia sedang menatapku dengan wajah murung, wajahnya tampak terlihat cemas dan khawatir sekali menatapku.
"Kau tidak apa-apa sayang? Maafkan aku.." Lirihnya terdengar sendu
Seketika aku bangkit dan dengan penuh selidik memperhatikan tubuh Nemo, mataku menatap detil tanpa tersisa, meyakinkan yang tadi ku lihat bahwa Nemo mempunyai ekor berwarna biru keemasan, bahwa Nemo ternyata seekor ikan duyung seperti yang ku lihat di film-film.
Namun aku bernafas lega karena Nemo yang ku lihat kini memiliki kedua kakinya alias menjadi manusia yang utuh.
Ku tatap sorot matanya dengan hati yang bingung, aku meminta penjelasan darinya.
"Ku harap semua yang ku lihat itu mimpi.." Lirihku menuntutnya dengan tatapanku, aku berharap dia menjawab bahwa semua itu memanglah hanya mimpi atau aku sedang berhalusinasi, tapi jika aku menggabungkan dengan keanehan-keanehan yang kemarin-kemarin terjadi semua itu malah kian menjadi fakta yang tak bisa di hindari.
"Maafkan aku sayang.. Aku akan menjelaskannya padamu.." Bisiknya bergetar, nada suaranya tampak penuh sesal. Aku menggeleng berusaha untuk tak percaya.
"Siapa sebenarnya dirimu?" Desahku pilu, tak terasa air mata meleleh dari ujung mataku, aku menangis. Dadaku terasa sesak mendapatkan kenyataan ini, tiba-tiba saja aku begitu merasa takut, aku takut kehilangan kekasihku, tapi mungkinkah aku sanggup menjalani semua keanehan ini bisakah aku menerima kenyataan dan bersikap biasa-biasa saja menyadari aku berpacarkan seekor ikan duyung.
Ini benar-benar di luar nalar otak ku, ini terasa bagai mimpi, kenapa aku mengalami kenyataan seperti di film-film atau dongeng anak kecil saja.
Di hadapanku Nemo menunduk pasrah dan terdiam membeku, suasana hening terasa mencekam, membuat hatiku semakin di dera penasaran dan kebingungan.
"Sebelumnya aku minta maaf karena telah menyembunyikan semua ini darimu, namun ku lakukan itu karena aku terlalu mencintaimu, karena aku takut kehilanganmu, karena kamu cintaku.." Nemo kembali bersuara setelah cukup lama berdiam diri, ku lihat air matanya pun turut mengalir di matanya membasahi kedua pipinya.
Ada rasa pilu melihat kilauan air matanya keluar, entah kenapa aku begitu tak rela melihatnya menangis.
"Seperti yang kau tahu namaku Nemo, hanya itu namaku dan benar aku memang seekor ikan duyung seperti yang kau lihat tadi di kolam renang. Aku hidup di suatu kerajaan ikan-ikan di bawah dasar samudera sana, kerajaan itu masih di bawah naungan kerajaan Ratu Laut Kidul yang menguasai pantai selatan. Sejak aku remaja aku sudah tertarik dengan kehidupan manusia sehingga aku sering muncul ke daratan dan belajar apapun yang berhubungan dengan manusia, karena itu aku tidak kaget lagi dengan hal-hal yang berbau manusia kala aku bersamamu di Villa Pangandaran. Semakin hari aku semakin berkeinginan menjadi manusia, aku begitu tertarik dengan kehidupan manusia yang sangat penuh warna, tidak seperti di bawah lautan yang sangat monoton ku rasa. Suatu hari aku mengungkapkan keinginan itu kepada kedua orang tuaku, tentu saja mereka menentang keinginanku dengan tegas namun karena keinginanku begitu besar aku memohon kepada mereka untuk merasakan jadi manusia walau hanya untuk sebentar saja.
Setelah dengan pertimbangan dan lelah dengan rengekanku ayahandaku mengijinkan aku pergi ke negri atas laut, dengan berbagai syarat tentunya salah satunya aku hanya akan jadi manusia beberapa bulan saja setelah itu aku harus kembali ke kerajaan laut, selain itu masih ada yang harus ku jaga, kakiku tidak boleh terkena air karena dalam beberapa detik akan menjadi ekor ikan milikku lagi, dan di setiap tengah malam selama satu jam aku juga akan berubah menjadi ikan duyung kembali. Namun yang paling berat adalah satu peraturan tentang cinta, di kerajaanku ada peraturan jika seorang ikan duyung pergi ke dunia atas laut dan menunjukan diri pada manusia dia akan langsung jatuh cinta kepada manusia yang pertama kali di temunyai, dan kamu lah yang pertama aku temui di pantai malam itu, seketika aku jatuh cinta padamu tanpa mampu aku menolak perasaan itu padahal dirimu sama berjenis kelamin jantan sepertiku, kutukan peraturan itu telah merasukiku. Pada awalnya aku merasa aneh dan benar-benar bingung, aku ingin menghindarimu tapi tidak bisa sedangkan di kerajaanku tentu saja aku menyukai ikan duyung betina lain bukan jantan sepertiku. Namun setelah aku tinggal bersamamu cukup lama entah kenapa aku merasa nyaman, aku juga merasa bahagia, aku menjadi terbiasa dengan kebersamaan kita dan pada akhirnya aku jadi mencintaimu dari hatiku. Aku tak menyesal karena kamu manusia pertama yang ku temui dan ku cintai, aku bersyukur atas anugerah indah ini.
Untuk semua alasan yang ku alami itu dan cinta terindah yang ku miliki kepadamu aku semakin berkeinginan menjadi manusia seutuhnya sepertimu, aku tak sanggup berpisah darimu. Aku sangat mencintaimu, hanya kamu saja seorang, manusia bernama Imam yang selama ini aku kenal dan sangat baik kepadaku, dan juga mencintaiku begitu hebat dan agung.
Hingga suatu hari aku menemui Bundaku dan bertanya kepada beliau bagaimana cara agar aku bisa menjadi manusia seutuhnya, aku meminta jimat, ramuan atau semacamnya kepada beliau, karena aku pernah mendengar cerita Ibunda dahulu kala pernah ada ikan duyung di kerajaan kami yang berhasil menjadi manusia karena dia jatuh cinta pada manusia hebat pilihannya, dia bertapa dan mendapatkan suatu jimat atau obat yang bisa membuatnya jadi manusia sejati, dan aku ingin seperti manusia itu demi dirimu yang sangat ku cintai..." Nemo mendesah dan dia berhenti berkata-kata, dia memberi jeda pada penjelasannya lalu menghirup udara kuat-kuat dan menghembuskannya perlahan, seakan dia menghirup kekuatan dalam hatinya yang bergejolak lalu mengeluarkan setiap keping ketakutan dan kegundahan perlahan-lahan, seperti yang terjadi di hatiku kini setelah mendengar penjelasannya. Hatiku bergejolak hebat.
Entah apa yang aku rasakan kini, campur aduk memenuhi hatiku. Aku hanya bisa terpaku diam. Bingung.
Dengan mata teduh dan bola mata yang hitam legam nan bening Nemo memandangiku tak berkedip, sepertinya ia menunggu bagaimana tanggapanku namun aku masih tidak tahu harus berkata apa, lidahku terasa kelu.
"Sekarang kau sudah mengetahui semuanya, dan tak ada kebohongan di semua ceritaku, kamu juga kini sudah tahu siapa aku, untuk itu ku pasrahkan keputusan semua padamu. Jika dirimu merasa takut bersamaku aku akan pergi membawa hati yang patah ini ke dasar lautan, karena aku tidak ingin memaksakan sebuah perasaan, bukankah cinta sejati itu wujud dari ketulusan yang suci. Aku ingin sesuatu yang suci dan ikhlas dari hatimu seperti yang aku rasakan padamu. Malam ini juga aku akan pulang ke kerajaan dasar laut walau membawa hati yang luka. Namun aku berjanji tidak akan membagi lagi hatiku kepada siapapun, jika tanpa mu kesendirian adalah milik ku kini hingga akhir kematian, karena duyung adalah pecinta sejati yang mampu setia pada satu orang saja, akan selalu menunggu mu di sana hingga kapanpun walau dirimu mungkin takan pernah hadir..
Selamat tinggal kekasihku, terimakasih untuk segalanya dan maafkan segala salahku.." Tetesan-tetesan bening berkilauan merembes dari kedua mata Nemo, mengalir membasahi kedua pipinya saat ia mengucap perpisahan itu, dan aku tahu matakupun telah basah.
Namun aku masih tak tahu harus bagaimana, lidahku masih kelu, aku benar-benar bingung dan bimbang, di sisi lain aku sangat mencintainya dan aku tak ingin kehilangannya namun di sisi lain aku masih begitu terkejut dengan kenyataan ini, sedikit jiwaku masih belum bisa menerima keadaan yang mencengangkan ini. Kekasihku seekor ikan duyung jantan. Begitu menggelikan sekaligus mengejutkan, keajaiban apa sebenarnya yang ku alami ini. Tidak kah kini aku sedang berada dalam sebuah skenario film?
Perlahan Nemo bangkit dari duduknya, mata teduhnya yang berurai air mata kembali menatapku syahdu, dan aku hanya menundukan kepalaku dengan bingung, tak berani melawan tatapannya hingga dia beranjak menuju pintu kamar. Bahkan hingga dia menghilang di balik pintu kamar aku masih menekuri kenyataan pahit ini tanpa tahu harus berbuat apa.
Hening.
Ada sesuatu yang salah di hatiku.
Terasa perih dan merasa begitu kehilangan.
Sepeninggal Nemo entah kenapa tiba-tiba hidupku terasa begitu sepi, ada yang hilang dalam jiwaku dan itu terasa begitu menyakitkan, aku tak rela dia pergi, pada kenyataannya aku sadar aku terlalu mencintainya dan aku belum siap kehilangan dirinya. Tidak. Aku memang tidak akan pernah bisa hidup tanpanya. Aku tak menginginkan dia pergi. Aku sangat menyayangi Nemo dengan penuh ketulusan dari hati sanubariku.
Menyadari itu aku segera bangkit dari ranjang, berlari ke arah pintu dan mengejar cintaku yang telah pergi. Namun tak ku temukan Nemo di manapun, di kamar, di dapur bahkan di kolam renang kesukaannya, dia telah benar-benar pergi, saat aku berlari ke teras depan mencarinya hanya kesunyian dan remang malam komplek perumahan yang ku hadapi. Nemo ku telah pergi. Meninggalkanku.
Aku membisu, terpaku pada rasa pilu dan airmata kembali luruh dalam nada sendu.
"Aku masih disini cintaku.. Jangan mengiringi kepergianku dengan tangisan, karena hatiku sakit melihat airmatamu.." seseorang ku dengar bersuara di belakangku, suara yang amat ku kenal. Aku segera berbalik dan dia sedang berdiri menatapku penuh rindu dengan matanya yang basah. Dia nemoku, kekasihku tercinta itu sedang berdiri rapuh di dekat rimbunnya mawar yang bagai siluet kala malam.
Aku tak sanggup menahan diriku lagi, seketika berlari ke arahnya dan memeluk dirinya seerat-eratnya, tak ingin lagi ku lepaskan atau hidupku takan berarti lagi.
"Jangan pergi Mo, jangan tinggalkan aku, aku tak sanggup kehilanganmu. Aku juga mencintaimu. Aku tak peduli lagi kau ini ikan, ubur-ubur atau apapun itu, aku hanya ingin tetap bersamamu selamanya apapun dirimu.." Ratapku dalam isak, dengan erat Nemo mebalas dekapanku, mengelus punggungku lembut dan menciumi puncak kepalaku berulang-ulang. Di malam yang sepi kami bertangisan.
"Itu seperti yang ku harapkan juga.." Lirihnya getir
"Tapi takdir akan tetap memisahkan kita, suatu hari karena kita sama namun berbeda. Kita hanya bisa menikmati kebersamaan kita hingga waktu akhirnya memisahkan kita, aku hanya bisa jadi manusia selama 100 hari semenjak pertemuan kita.." Ucapnya kembali terdengar begitu patah
"Tidak. Aku ingin tetap bersamamu selamanya, apapun yang terjadi. Bukankah cinta itu arti dari ketulusan sejati, dia yang mencinta mampu menerima dengan ikhlas apapun keadaan kekasihnya. Dan itulah cintaku padamu Mo. Kita akan hadapi ini berdua dan kita akan baik-baik saja.." Rintihku
"Terimakasih sayang, ini sangat berarti untuk ku, terimakasih untuk kesucian cinta mu.." Bisik Nemo dan kembali mengecup keningku berkali-kali.
"Jangan pernah tinggalkan aku atau aku mati jika tanpamu.." Desahku rapuh, semakin dalam aku menyusupkan kepalaku di dalam dekapannya. Aku begitu takut saat ini. Sangat takut.
***
Bersambung...