It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
udah bisa jalan...
Ini penggalan kisah di atas Bro Lulu_75
Urusan hati .... aku sudah dua kali diputuskan oleh teman cewek terbaik, karena terkesan aku lebih serius mengurus gitar dan perkuliahan dari pada memperhatikan mereka. Akan kucari yang lain, tapi Rusli kembali ada berdekatan-tapi-jauh di kota Jambi. Masih bingung ini pembaca, apa yang harus kuperbuat, semua tidaklah mudah !
Betul sekali Bro Lulu_75
Amin... Bro Fian.
Udah jam 02.33 belum tidur Bro ? lagi di Holand ya Bro ?
gak bisa tidur lagi
yeeay akhirnya rinduku dan pertanyaanku terjawab sudah di part ini. makasih om.
tp masih kangen scene bang jasri sama rusli *plak (pembaca gak tau diri)
semoga usaha bang ilyas buat nyembuhin rusli berhasil. amiiin
oow jadi bang jasri masuk kedokteran? apa nanti dia yg nyembuhin rusli?
yeee ternyata bener ya firasat ku kalo ni ts sama ama ts nya jala
gak ngepost pagi2 lagi2...?
gak ngepost pagi2 lagi2...?
Selamat pagi semua,
Pagi yang cerah dan hari yang indah senantiasa mengiringi langkah om, tante, abang, kakak, mas, mbak, dan teman-teman, amiiiiiiiinnn
Namun tidak demikian pagi ini untuk ku, sejak tadi malam hari hujan, byuuurrrrr dingin, basah jadinya pagi ini ...
Jam pertama ini, Pak guru pelajaran Biologi rumahnya terkepung banjir, kasihan ... daerah angso duo itu pa lagi yang dekat ke pinggir sungai Batang Hari, selalu jadi luapan air sungai
disitulah para penduduk dengan populasi yang padat bernaung dan menggeliatkan roda kehidupan
hmmm
mereka berharap terpercik rezeki dari perputaran ekonomi di kota Jambi,
diapapun juga, akan betah mereka disana
tidak jauh berbeda kali ya para pembaca dengan daerah bantaran kali Ciliwung dan daerah M Toha Bandung.
Ada teman yang bernama Nana dan Titin mereka adalah titipan anak pejabat kota Jambi, susah bagi mereka untuk mengikuti rata-rata kecerdasan anak-anak yang masuk sekolah ini. Duduk mereka sebenarnya jauh dari kursiku. Oh ya para pembaca, di SMA 1 ini duduk kami serasa permanen, beberapa teman di Jakarta dan Bandung berkata bahwa mereka duduk di kelas di rolling.
Saat jam kosong begini, adalah saat yang tidak aku sukai ....
sering hadir pembicaraan yang bersifat pribadi.
Entahlah para pembaca semua, semenjak aku diperlakukan tidak baik waktu SMP saat mataku ingin terbuka mengenal dunia, aku jadi takut untuk dekat dengan teman.
Takut aku dianggap mengganggu mereka.
Aku tidak sederajat dengan mereka.
Meski kondisi telah berbeda seperti saat ini, aku masih lah diriku yang dulu,
Nenek, uwo, dan papa Ridwan tidak pernah mengajarkan aku untuk sombong.
Terlepas dari itu Nana dan Titin adalah dalam masa adaptasi, bukan berarti menghindar dari anak -anak di kelas kami.
Kelas XI IPA 1, kelas dimana semua anak ranking 1 dan 2 dari kelas X bergabung disini.
Terbayang sudah bagaimana tingkat persaingannya
segala hal bisa dijadikan bahan persaingan
dari baju, sepatu, tas, jabatan orang tua, jenis makanan dan lain-lain.
"aiih anak orang kaya sudah merapat" kata seorang teman dari arah belakang
hujan makin mendayu, ga deras sih namun terkesan awet merembeeesssss ..... kapan berhenti ini ...
aku menoleh pada dua anak pejabat ini, dan mereka mengerti untuk segera beralih ke bangku masing-masing
"Rus ... kau tuh kami tantanglah main anak kampung, bisa kau tidak main sesuatu selain memamerkan mobil jemputan kau yang aneka Bentuk dan Merek" entah ini guyon atau macam persaingan yang lain
"bisalah ! aku anak kampung loh ! kalian saja yang tidak tahu" kataku dengan datar, tidak terpancing sedikitpun
mereka diam ....
sambil berfikir
"ya baiklah teman, pernah kalian main berkelompok ciri khas anak kampung yang kompak ?" tanyaku sedikit mengusik ketenangan mereka
kembali mereka diam, aku yakin mereka sudah melupakan jiwa sosial, lebih mementingkan kelompok mereka
"nih permainan di kampungku, Halang Rintang" kataku
"OK .... jelaskan caranya" mereka menyambut
"tuh halaman cukup luas, kalian perlu dua kelompok. Satu kelompok penerobos, satunya lagi kelompok penghalang. Harus mampu dua kali menerobos" kataku
"lanjut" pinta mereka
"satu kelompok 4 orang, berdasarkan ukuran tubuh dari yang tinggi kita panggil bapak, cewek yang tinggi kita panggil ibu, anak yang sulung dan anak yang bungsu. Silahkan berjaga di 4 titik" kataku
"cara menerobos ?" tanya mereka
"yang menghalang berusaha jaga posisi di titik tengah ! yang menerobos bisa memecah perhatian si penghalang tentunya dari sisi kiri atau kanan, bisa berdua bisa sendiri, ingat kaliankan ber 4 jadi silahkan berstartegi. Bapak bisa meluncur dari depan hingga ke belakang tapi hanya dari titik tengah" kataku
"OK" sorak mereka
Berebutlah mereka mencari peran yang ada, ada beberapa cewek yang tinggi tapi tidak terpilih jadi Ibu dan sebagainya
kelas kami menghambur ke halaman di bawah rintik hujan
secepat kilat mereka sudah menentukan batas-batas daerah yang akan diterobos dan dihalang. Pertama diatur posisi penghalang ada empat titik. Strategi mereka sudah benar, Bapak yang di depan dan Ibu nomor dua, titik nomor tiga anak sulung dan titik terakhir anak bungsu. siiippp
Melihat ini air mataku jatuh ke dalam, dulu waktu di dusun kami main ini, aku masih lincah berlari, sekarang aku dengan ikhlas jadi penonton, semua demi kekompakkan teman
Bisa diperkirakan keseruan dalam jatuh bangun bertahan atau mencoba menerobos, padahal lantai semen halaman itu licin oleh hujan gerimis.
Ada juga kakak kelas XII yang tidak datang gurunya, mereka berbaris di depan pintu menyaksikan anak-anak bertempur untuk menjadi kelompok yang sukses merebut dua point. Pada permainan ini titik terkuat berada di posisi Bapak dan titik terlemah berpada di posisi anak bungsu, ini yang harus diantisipasi. Jelas kalau Ibu dan anak sulung menyupost maka pertahanan akan semakin solid.
Jika suatu hari nanti hujan gerimis lagi dan bila guru tidak ada maka kelompok yang kalah ini akan merubah strategi
Basah ....
Jam pulang yang kutunggu datang juga
"jangan langsung ke parkiran, siapa tau ada yang nunggu di ruang kepala sekolah" kata petugas parkir sekolah
"hahah abang, ado papa atau uwo bang ?" tanyaku
"nenek kau" kata si abang
"iya bang, makasih ya" kataku
"cak anak apo bae kau nih, basah, kotor" sindir abang itu
"biarlah bang sesekali, mada'i bersih terus " aku jawab dengan ramah
Tiba di hadapan orang penting, biasalah cara pak kepala sekolah dalam menarik rasa simpati dan belas kasihan nenek, hmmm, donasi... donasi... bagus itu, amal ibadah itulah yang mengantar nenek untuk banyak amal baik di hadapan Allah.
"kamu ikut-ikutan pula main ga jelas ! basah, kotor" sergah pak kepala sekolah
"yah Bapak, sesekali saja, bolehlah" jawabku agak pelan
"heheheh iya Pak, biarlah, biar dia cepat sembuh" nenek menimpali
"hufsss ... caro uni kali ini salah, takutnya dia jatuh uni, licin lantai tuh" kata pak kepala sekolah itu lagi
"iya ?" nenek mendelik ...
"hahah.. ya besok tidak lagi nek, mata nenek serem nih" kataku
"hehehh kau nih, iyo lah Pak, kami balik dulu yo Pak, banyak yang akan ku urus" kata nenek
"hemm dah tau banyak yang diurus, masih juga menjemput. Biarlah aku jalan sama uwo" canda ku
"apo kau ? biar kalian ketemu Jasri dan bertongkat-tongkat di pasar ? banjir ! tau kau dak" nenek mulai esmosi....
"ohh cak mano kabar Jasri uni ? lah lamo dak dengar kabar Jasri" timpal pak kepala sekolah
nenek diam .....
pak kepala sekolah juga diam ....
"OK lah pak, kami balik yo pak" aku minta pamit
"iyalah, uni yang kesini atau aku yang ke rumah ?" tanya pak kepala sekolah masalah dana apalah itu ga dijelaskan sama aku juga
"kau sajalah yang ke rumah, temui sajo mandor di lantai bawah yo" kata nenek
dalam mobil ....
"hahah yo lah kotor nian badan kau Rus" kata nenek
"main apo kau Rus ?" pak hamid juga ingin tahu
"main halang rintang pak" kataku
"hmm aku menang dulu tuh main itu !" sorak nenek
"nenek waktu gadis ? main dimano ?" tanyaku
"di muaro tembesi lah ! mamak si Mansur sajo kalah samo aku" kata nenek
"hahah... nenenk dan nenek bertempur" kataku
"hahahahh" sorak pak Hamid
"jangan menghina kau ya, aku chantik lah waktu gadis" kata nenek
"iyo sajo lah..." kata pak Hamid legowo
"apo kau ? hmmm kau tuh ..." sorak nenek terhina
"iyo... iyo maaf" kata dia
"nah gitu lah, antar kami ke Muaro Bulian mau ambil tagihan ! lah lamo nian mereka mendemkan duitku, si Ridwan dak becus menagih" sergah nenek
"waduh nek, aku les siang nanti di rumah" kataku
"les les bae kerja kau" sorak nenek
"heheh ya les lah, terus mau apa ?" kataku
"kali ini tidak les, temani nenek ke muaro Bulian" kata nenek
"iya, tapi aku lapar nek, makan jam berapa lagi" kataku
"ci huy... Sinar Bulan" sorak pak Hamid
"heheh tau nian kau, itu rumah makan kesenangan nenek Rus, cubolah masakannyo. lebih lezat dari rumah makan kesenangan uwo" kata nene
"oh ya?" aku terkesima membayangkan enaknya masakan yang akan aku makan, kalau nenek yang milih aku yakin lah
Demikianlah, aku sangka hari ini akan stuck tapi lumayan asik dengan teman-teman riuh rendah main halang rintang, dan sekarang aku jalan dengan nenek ke kota muaro Bulian yang lumayan indah. Silahkan berkunjung ke Sinar Bulan hehehe lezaaattt....
Selamat makan siang semua ....
Bersambung ...
Selamat Pagi Jelang Siang ...
bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant