It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
wah settingan tmpt di jambi y. penasaran kayak gmn
jd penasaran siapa pelabuhan terakhir rusli
jd penasaran siapa pelabuhan terakhir rusli
jd penasaran siapa pelabuhan terakhir rusli
malah makin penasaran siapa yg jd pasangan rusli. kayaknya sih klo gak jasri yaa ulzam ini
malah makin penasaran siapa yg jd pasangan rusli. kayaknya sih klo gak jasri yaa ulzam ini
Halo om, tante, kakak, abang, mas, dan kawan seperjuangan.
Ketemu lagi ya sama aku. Pada part terakhir dikisahkan bahwa kakak kelasku yang bernama bang Ulzam itu bahagia karena akhirnya tidak khawatir lagi pada tugas kuliah, dia berhasil membuat sebuah grafik. Kemudian dia langsug tertidur dengan nyenyak.
Dalam perjalanan menuju kampus dari kosan.
"Tadi gue lihat elu di taman belakang, lagi sedih ya?" tanya kakak kelas itu
"Lagi sedih apa ? bukan lagi sedih ! Tiap pagi aku usapkan embun pagi ke kaki" jawabku
"Kenapa ?" tanya dia
"Selama masa SMA aku tidak bisa jalan bang" jawabku
"Oh maaf ya Rusli. Kalau boleh tahu kenapa ?" tanya dia
"Jatuh bang ! Tapi syukurlah menjelang kuliah kaki ini kembali tahu diri. Aku bisa pergi jauh dan tidak melihat kebohongan" jawabku
"Tuh kan, masih saja dendam sama mantan pacar" dia berkata apa ini, tadi diakan yang mau tahu mengapa begini mengapa begitu
"Loh kok dendam ? Abang mau lihat aku terseok-seok di kursi roda sedangkan dia kuat dan mesra berdua ? Allah itu maha adil bang" jawabku dengan kalimat yang santun
"Iya Rusli, dan elu lihat sekarang ? Hidup elu di sini lebih mulia, disayangi banyak kakak kelas, jadi cerita penyemangat mhs baru, dan jadi kebanggan Fakultas Ekonomi" hibur kakak kelas ini
"Makasih bang. Selama kaki ini tidak sakit, banyak cita-cita yang akan ku gapai bang. Sudah ya bang, jangan terbawa suasana, harus optimis" ajakku
"Gue sedih aja bayangin elu di kursi roda tiga tahun " kata kakak kelas itu
"Abang kemaren berkata begini : Masa lalu biarlah masa lalu" kataku sambil senyum
"Hihihi elu bener !" kata kakak kelas itu senyum lebar sambil mengusap kudukku dan dengan gemes dia cubit dagu-ku
"hahah sakit bang" jawabku
"Rusli, boooooleh ga gue berkata seeeeeeeesuatu" pinta dia
"Masa abang berkata yang spesial dalam mobil begini" jawabku
"Terus dimana ?" tanya dia
"Di nuansa Alam yang aku senangi" pintaku
"Boleh " kesanggupan dari dia, dan dia masih senyum memandang mataku.
"makasih ya bang" kataku
"sama-sama Rusli" jawab dia
"Terus ?" pancingku
"Hahahah elu tu ! ketahuan ngarep ! gue hanya mau berkata dagu elu itu mirip dagu Juita" kata dia
arrggg... Gelap terasa dunia, !!!!!!
baru dua minggu aku berusaha untuk membuka hati, sudah merasa yang seperti ini lagi.
Namun yang ini tidak terlalu nyesek seperti dibohongi mas Wiji. Lah bang Ulzam ini nyata-nyata telah membawaku ke rumah Juita, harusnya aku berfikir dan tidak hanyut oleh kebaikan dirinya. Hahahaha hati oh hati.
Untung setelah itu kami menapaki halaman parkir kampusku untuk kuliah. Masih dengan senyum yang dibuat-buat aku berpamitan untuk menuju gedung A.
Sekejab setelah itu, aku tulis satu SMS,
"Kerumah saja, kunci kamar aku titip sama ibu kos" begitu SMSku untuk kakak kelas itu.
Habis tu, aku matikan HP uh offfff.
Selesai jam 9.45 kuliah itu, aku segera menuju kosan bang Syahrial. Semoga masih ada manggis, atau memetik buah apalah sebelum bang Syahrial meninggalkan kota Padang. Aku ga peduli mobil bang Ulzam yang akan diantar ke kosanku, paling dia janjian ketemu di kampus, karena HP ku off kan. Ah itu urusan dia bukan urusan orang lain.
Di kosan bang Syahrial ini aku disambut mereka yang lagi duduk rame di ruang tamu berbincang ala anak Sastra lah hahah
"Nah ini dia ! datang juga, karena hari ini hari terakhir kita makan siang di kedai uni" kata salah satu penghuni kos
"Iyo bang, habis nih aku liburan ke Jambi dan bang Syahrial tugas ke Sungai Dareh" kataku
"Betul sekali" kompak mereka bersuara
Setelah sholat zuhur berjmaah, kami segera ke kedai uni untuk makan siang. Ada menu goreng terong sambal terasi, serta gulai nangka daging sapi. Mereka kali ini minta minuman ekstrajosblend pakai batu es. Asik sepertinya
Setelah itu, sisa minuman dingin itu mereka bungkus dan sepanjang jalan menuju kebon Manggis Kalau haus nanti mereka minum kembali.
Lumayan banyak yang dapat kami petik
Aku pilih yang paling besar dan yang paling ungu, katanya itulah yang paling manis. Sisa manggis itu dimasukkan dalam kantong dan ditenteng ke kosan bang Syahrial.
Seperti biasa, aku ga kuat panasnya sore itu dan aku lebih memilih tidur di kamar bang Syahrial yang sejuk.
Tanggal 30 Desember datang juga.
Sekedar berpamitan sama pimpinan dan tutor di Perguruan Pd Panjang ini, aku lebih terbantu menunggu Bus yang ke Jambi.
Habis sholat Ashar aku diantar oleh teman-teman ke pinggir jalan yang tidak jauh dari perguruan. Jalan itulah jalan utama dari Pd Panjang menuju Danau Singkarak sebagai rute mobil ke Jambi. Tidak menunggu terlalu lama, bus itu datang juga. Praktis, tinggal bayar di atas bus, dari pada harus ke Terminal Pd Panjang dengan arah yang bertolak belakang. Terminal itu ke arah Bukittinggi.
Ya sekali lagi praktis emang, masih 1/2 terisi. Kalau dari jambi sampai ke muaro Tembesi rata-rata sudah penuh.
"Mokasih adiak" kata sang kenek
"Kapan nih penuhnyo bang ?" tanyaku
"Jarang penuh diak ! paling nati setelah kiliran jao terisi 3/4" jawab dia
Mendengar itu aku langsung berselimut dan siap-siap untuk tidur saja melupakan kejadian yang ada. Sejak mendengar keterangan dari bang Ulzam, aku ga tertarik lagi sama HP. Lagian semua kawan dah tahu bahwa aku akan liburan ke Jambi.
Apakah mereka berkonspirasi lagi bahwa aku akan liburan ke Jambi, jelas ini adalah ide si munafik bang Ulzam !!!!!!!!!!
Aku tidak pernah ingin ke Jambi liburan !!!!!! dan aku tidak pernah menelpon mas Wiji begitu.
Kompak sekali mereka ! Papa Ridwan, mas Wiji, bang Ulzam, dan si bontet Hendri jagoan genjot memek, aku terasa selalu ikut dengan permainan mereka !
Penggosip ! apapun tingkahku mungkin si Ulzam laporkan pada si Wiji, busuk !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Padahal sebelumnya, nuraniku sudah curiga pada mereka berempat ini
Pagi hari aku sampai di kota Jambi. Yang kutuju pertama kali adalah Rumah Sakit Umum Jambi. Disana calon dokter berkumpul.
Aku langsung ke resepsionis dan bertanya yang nama Jasri di bagian mana ?
Mereka menyuruh masuk ke bangsal THT. Akupun masuk
Hanya ada 3 pasien yang masih tertidur dan ada bang Jasri yang lagi membaca
"Assalaamualaikum bang" sapaku
"Alaikum salam, Oh Rusli.............." sambut bang Jasri
"Heheh apo kabar bang ?" tanyaku
"Baik" balasnya
"Bang ado si Wiji barani ka rumah" kataku
"Lah dari dulu abang kato, dia berbahaya dek" saran bang Jasri
"Aku mau ke rumah orang yang ditabraknya dulu, tapi lupa-lupa ingat wajahnya" aku mulai berstrategi haluuuusssss sekali
"Abang masih ado fotonya, ini kau ado USB ?" tanya bang Jasri
"Ini bang" kataku
Dapat, !!! malah foto ini yang diambil dengan kamera bang Jasri, ada tanggal dan jam lagi ! jauh sebelum aku kenal dengan mas Wiji
Aku katakan bahwa setelah ini aku ke rumah nenek sebentar dan lanjut ke muaro Tembesi. Bang Jasri akan datang mengunjungi ke sana.
Aku kesegera ke arah kota untuk mencetak foto-foto ini dan ke kedai beras orang yang ditabrak mas Wiji dulu. Sekedar menginfokan bahwa uang santunan masih ada terhadap kakinya yang cacat. Bapak ini tampak senang dan sangat menyambut bantuan ini sekitar jam 1 di rumah nenek.
Strategi ini akan membuat mas Wiji berfikir ulang untuk semau dia menguasai dunia, setelah itu papaku akan tersadar dan terbebas dari orang-orang kurang ajar ini.
Aku lebih cerdas dari mereka dan aku tahu cara menyelamatkan keluargaku.
Sampai di rumah nenek saat makan siang kelu sekali, mungkin mereka kesal aku dah terlambat dan tak ada kabar.
"Assalaamualaikum" sapaku dingin
"walaikumsalam, kau nih HP tuh dihidupkan" sorak nenek dan papa Ridwan
Ada seseorang yang kelu, enak ya dicuekin nenek dan uwo ?????? sok usil urusan keluarga orang
"Maaf Pa Nek, HP ku tertinggal di kosan"alasanku untuk kebaikan
Dia menekur tidak menyapa, aku juga tidak bergeming
"Ayo duduk lah kau tuh ! ayo makan bersama" ajak papa Ridwan
Sambil makan aku pancing kemarahan nenek dan uwo pada SMS dulu yang dikirim oleh si Wiji ini
"Asik yo nek ado SMS kalau besok ke Semarang lagi sudah bisa sendiri tidak merepotkan orang lain" aku bunyikan SMS itu karena aku hafal sekali
Mata nenek dan uwo menampakkan kebencian dan papa Ridwan langsung terusik
"Itu sudah dimaafkan" sergah papa Ridwan
"Siapa pula yang memaafkan !" sorak uwo
wajah si mas Wiji pucat
"Pa, nenek, uwo lah tahukan tamu dari Semarang nih menabrak orang, coba tanyo Pa dia mau apa sih sampai menabrak orang ?" kata ku
"Ini foto kejadiannya" kataku mata papa melotot pada tanggal yang tercetak di foto-foto ini
Tok..... Tok..... Tok..... Pintu di ketok
Aku bukakan pintu dan segera aku apit bapak yang ku kompori untuk datang, pas, dan sangat tepat
Mas Wiji segera berdiri dan berkata
"Ini kelewat batas, bukan urusanmu Bro" sorak dia
"Napo bukan uran dio ???" kata bapak yang ditabrak itu
Tamu dari Semarang itu berlarian dan aku sambut dengan kalimat
"Papa tanyalah, apa sebenarnya yang sedang diurus sehingga menabrak orang ?" kataku
Semua berakhir berantakan, maaf Pa
Untuk kebaikan keluarga papa, hatiku begitu lirih
Papa duduk terhenyak
"Maaf Pa, nenek, dan uwo, aku tahu akan diusir papa dari sini. Sebelum diusir aku katakan jangan kawatir, uang dari nenek tidak aku sentuh sedikitpun. Tabungan dari etek berisi uang warisan bagian Bapak dari nenek muaro Tembesi lebih dari cukup. Lagian aku tidak boros di Padang. Aku mohon pamit ya nek dan uwo" kataku dan terlihat uwo menangis
"Jangan begini Rusli, kan sudah janji temani nenek ke Kuala Tungkal" kata nenek
"Hingga papa menyelesaikan masalah ini nek ! aku resmi pamit ! Assalaamualaikum" kataku
Biarlah papa Ridwan berfikir jernih dia akan segera dapat apa yang harus dilakukannya ! lagian ada bapak yang kena tabrak itu. Aku tidak mau bergosip disini, apa sebenarnya kegiatan aggota motor klub itu ! kalau papa Ridwan tidak mau terbongkar rahasia hatinya dengan mas Wiji jauh sebelum mas Wiji memperalat diriku, biarlah papa Ridwan tahu sendiri dari bapak penjual beras itu.
Aku luncurkan jiwa ini didalam bus antar kota penuh penjual sayur menuju muaro Tembesi. Aku tiba di rumah nenek muaro Tembesi sekitar jam 15.
"Rus, kalau mau datang telponlah etek kau" kata nenek menyiapkan hidangan seadanya
"HPku tinggal di Padang nek" alasanku yang sama biar adil kalau nenek ini berkomunikasi dengan keluarga di kota Jambi
"Makanlah yo, dan istirahat di kamar Bapak kau" saran nenek yang segera untuk menyiapkan sholat asyar
"Iyo nek" jawabku
Aku makan lahap hidangan sederhana ini, kenyang ! dan ini lebih dari cukup untuk membuatku mengantuk.
Aku peluk guling Bapak dan segera ingin bertemu dengan Bapak dalam alam tidur, melupakan masalah hati di dunia. Lumayan ringan terbebas dari HP dari caci maki Wiji and Friends apa itu juga papa Ridwan, terserah !
"Rus,..... bangun nak...... ada Jasri" nenek Tembesi mengusap rambutku
"Oh masih lelah ini nek ! ngantuk sekali" kataku pada nenek
"Jas, masuklah kesini, kasihan Rusli masih kecapekan dari Padang" kata nenek
ohhhhh.....
"Teduh nian rumah nenek yo Rus" kata bang Jasri
"Abang lah bebas tugas ?" tanyaku
"Sudah besok siang hingga subuh" jawab bang Jasri
"iyo bang..." mataku masih tertutup
"Mandilah Rus, moga bae jadi hilang lelahnyo" saran bang Jasri
"Iyo bang" jawabku dan segera ke kamar mandi dekat dapur di rumah pusaka muaro Tembesi ini
Selesai itu, aku berpakaian rapi dan keluar ke ruang tamu menemui nenek yang berbincang dengan bang Jasri.
"Nek, boleh tidak kami ke makam Bapak ?" tanyaku
"Boleh tapi pulang jangan larut malam yo" kata nenek
Di jalan muaro Tembesi nuju muaro Tebo kami naik bus antar kota lagi, merdeka rasanya dunia, jadi rakyat jelata, berdesakan dengan ibu-ibu penjual sayur. Aku biasa sih pernah senang pernah juga menderita. Ga tahu dengan bang Jasri.
Ada pertanyaan dari bang Jasri yang ku jawab kalau ibu-ibu pedagang itu tidak ngobrol
"bagaimana kuliahmu ?" tanya bang Jasri
yaaaaahhhhhh gitu-gitulah pertanyaanya............................. hingga kami tiba di jalan depan kios etek bang Sudi. Kami pinjam motor etek untuk menjenguk kuburan Bapak
"Hahahah ado Rusli, kau tambah ganteng nian nih ! kangen samo Bapak yo ?" kata etek
"Iyo Tek" jawabku
"Mano Sudi Tek ?" tanya bang Jasri
"Masih di toko bukunyo di muaro Tebo" kata etek
Dengan bermotor yang dibawa oleh bang Jasri, akhirnya kami menuju arah bawah ke jembatan gantung itu,
indaaahhhhh sekaliiiiiii, rindu juga perahu Bapak
tapi lebih indah saat kami berperahu dulu waktu aku masih SMP
"Bang perahu Bapak sudah tidak ada ya sepertinya ?" tanyaku
"Iyo Rus, sejak mamak kau menghilang, perahu tu sudah tidak tahu siapa yang jual" kata bang Jasri
"Paling pak etek bang yang butuh uang untuk berjudi" kataku
"Iyo, cak mano ye kabar pak etek ?" jawab bang Jasri
"Lumayan bang, lah berhenti berjudi, kuruuuussss badan pak etek sekarang" kataku
"Kasihan yo. Rus si Nanda sudah ada satu anak, dak tamat SMK dio, menjahit di rumah ayuk Nisa" komentar bang Jasri
Aku diam, agak gimana ndengarnya, senang ntar bang Jasri marah, sedih ntar bang Jasri bertanya
"kok diam ? " hemmmmm diem juga ditanya hahaha
"Ngantuk Bang" jawabku
"Hahaha Rusli.... Rusli.... Makin cakep makin trendi" kata bang Jasri
"Ya sudah, nian ngantuk nih bang" kataku yang emang ngantuk hahaha ga ada perasaan apa-apa namanya juga kakak
"hahaha adek ku" kata bang Jasri sambil mengambil tanganku untuk diletakkan ke perutnya.
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu12345
Goog rusli it br sohib q wxwx
makin penasaran ?????gmn diskusi keluarga ridwan hoho n' wiji akhirnya dpt jg 'kado'dr rusli..
Selamat datang Bro Asu12345, makasih ya.
Rusli anak berbakat. AKu bertemu dengan Rusli awal 2014. Dia bercerita masa kecilnya hingga bisa SMA di kota Jambi. Setelah kuliah di Padang informasi dari Rusli terjalin dengan internet. Gitu Bro.
Aku jadikan sebuah cerita yang pas, jauh dari kesan sinetron. Generasi LGBT masa depan adalah generasi yang berkualitas, hanya itu maksud tulisan ini Bro.
Tidak yang gimana-gimana gitu, hanya sharing semata.
Bro Balaka, makasih ya. Aku terharu Bro selalu support langkah Rusli dan Jasri. Kadang nasib berkata lain bro. Rusli akan kuat menjalaninya