It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
seorang pelanggan sedang minum brendi segelas
demi segelas, orang yang duduk di sebelah dan
yang di atas mejanya terletak satu botol limun buah
lemon dengan tak tertahan lagi berkata:
"Sorry, apakah Anda mengetahui, di antara 3 orang Prancis biasanya pasti ada seorang yang terkena
sakit lever karena menenggak minuman keras
dengan tiada terkendali."
"Ah, hal ini sama sekali tak ada hubungannya
dengan diriku, aku adalah orang Denmark!"
masuk ke dalam mobil, pejabat penguji SIM
kusodori uang sebesar Rp. 6 juta.
Pejabat penguji berkata: "Maaf, Pak, aku tidak
menerima uang suap!"
"Bukan, ini bukan uang suap, Pak," kataku: "Ini uang reparasi mobil penguji yang kubayar lebih dulu kepada Bapak!"
cantik. Suatu hari sang gadis mengatakan kepada
kepadanya bahwa besok adalah hari ulang
tahunnya yang ke 21. Pemuda itu mengatakan kepada gadis itu bahwa dia akan mengirim bunga mawar... satu tangkai untuk setiap tahun dari hidup sang gadis pujaan.
Malam itu ia menelepon toko bunga lokal dan
memerintahkan untuk mengirim 21 mawar dengan
instruksi bahwa bunga itu akan dikirim keesokan
harinya.
Ketika toko bunga sedang mempersiapkan pesanan, pemilik toko menganggap bahwa pria itu adalah pelanggan yang baik, ia menambah selusin mawar ekstra dalam buket. Dan sekarang si pemuda tidak pernah tahu apa yang membuat gadis cantik itu menjadi marah padanya.
santai di sebuah jalan, waktu mereka berjalan
sampai di sebuah persimpangan, si suami tanpa
mempedulikan rambu-rambu lalu lintas bermaksud
segera menyeberang jalan dengan menarik lengan
isterinya. Pada saat itu sebuah mobil yang lewat dengan kecepatan agak tinggi hampir saja menubruk mereka. Si sopir mobil sambil menjulurkan kepala dari jendela mobilnya sambil memaki-maki: "Hai, si otak udang! Rupanya kamu sudah bosan hidup ya?"
Karena terkejut, sang isteri seketika dengan tergagap-gagap menanya kepada suaminya: "Lho,
orang itu kok kenal dengan dirimu. Siapa dia?"
sebentar, di dunia ini hewan yang paling berguna
menurut pendapatmu hewan apa?"
Amir cilik: "Hewan yang paling berguna ialah ayam."
Bu guru:"Mengapa?"
Amir cilik: "Sebelum terbentuk dan menjelma sebagai ayam, ia sudah dapat dimakan; sesudah
mati, ia tetap juga boleh dimakan, bukan?"
orangnya sangat baik hati dan sering menasehati
anak-anak jangan suka mengolok-ngolok kelemahan dan kemalangan orang lain. Pada suatu hari, Bart cilik berlari kemari dan berkata kepada Bu Lina: "Bu guru, hari ini ada seorang anak kecil jatuh ke dalam kubangan, semua orang pada ketawa terpingkal- pingkal, hanya diriku yang tak tertawa."
"Bart sungguh-sungguh seorang anak yang patuh,
apa yang kamu perbuat itu benar." Puji Buru guru Lina, "Tetapi tadi yang jatuh ke dalam kubangan itu siapa?"
"Aku sendiri." Jawab Bart cilik.
murid-muridnya. sang guru tertarik pada sebuah
nama, dan dengan penasaran si guru lalu
memanggil muridnya yang satu ini
Guru: "Smary Saklitinov, coba kemari!"
Murid: "Ya Bu,Saya." Guru: "Sini Kamu Nak,kamu keturunan Yugoslavia ya?"
Murid: "Nggak Bu!"
Guru: "Lalu Kenapa nama kamu Smary Saklitinov?"
Murid; "Oo...itu... Smary singkatan dari nama bapak saya Sumartono dan ibu saya Maryati..." Guru: "Lalu Saklitinov?"
Murid: "Sabtu Kliwon Tiga November..."
seekor kakaktua yang pandai bicara. Sekarang
bagaimana, apakah ia masih hidup?"
Hasan: "Aduh, jangan nyinggung-nyinggung hal ini
lagi dah, belum sampai seminggu ia sudah mati."
Hartono: "Apakah ia mati karena sakit?"
Hasan: "Bukan, ia getol bertanding bicara dengan
isteriku, akhirnya mati karena kecapekan."
dalam feri makhluk yang beruntung masih hidup
hanya tinggal 3 orang, satu ialah seorang pedagang sukses, satu ialah seorang anak remaja, dan satunya lagi ialah seorang gelandangan. Mereka bertiga setelah diterjang dan diombang-ambingkan oleh ombak besar akhirnya terdampar di suatu pulau kecil. Pada suatu hari, anak remaja itu memungut sebuah lampu wasiat di tepi pantai, sesudah digosoknya berulang-ulang, seorang jin baik tiba-tiba nongol dan keluar dari lampu itu, ia minta mereka mengajukan harapannya masing-masing.
Pedagang berkata: "Aku ingin kembali ke
perusahaanku untuk melanjutkan usahaku dan terus mencari keuntungan!" Jin baik itu manggut-
manggut. Sejenak kemudian, begitu mendengar
suara angin menderu dengan dahsyatnya, pedagang itu segera menghilang.
Anak remaja sangat mendambakan pulang ke
pangkuan orang tuanya, maka ia berkata: "Aku
hanya ingin bisa pulang ke rumah!" Jin baik itu
sekali lagi manggut-manggut. Begitu mendengar
angin berembus keras, anak remaja itu juga segera
menghilang.
Sesudah berpikir sebentar, gelandangan berkata:
"Aku hidup seorang diri di sini sudah tentu akan
kesepian dan sangat membosankan, maka itu aku
mengharapkan mereka berdua akan kembali lagi
untuk mendampingi diriku!"
Begitu mendengar deru angin berembus, pedagang dan anak remaja itu kembali lagi.
pisau dapur. Calon dokter yang masih muda itu
dengan gesit segera berlari membelok, akhirnya ia sampai ke sebuah jalan buntu dan tak bisa berkutik
lagi. Di dalam hati ia berpikir: "Celaka dua belas, kali ini aku benar-benar akan mati konyol dah."
Tetapi sama sekali di luar dugaan, pada saat yang
sangat genting ini, pasien yang mengejarnya tersebut tiba-tiba berkata: "Ayuk, ambillah pisau ini,
sekarang giliranmu yang harus mengejar diriku!"
diberikan oleh guru, seorang murid menyerahkan
selembar kertas gambar kosong.
Guru: "Lho, di mana lukisanmu?"
Murid: "Ya, di sini. Ini adalah hasil lukisanku, sebuah lukisan abstrak kontemporer."
Guru: "Apa yang telah kamu lukis?"
Murid: "Sapi sedang makan rumput."
Guru: "Lalu rumputnya di mana?"
Murid: "Sudah habis dimakan sapi."
Guru: "Nah, sapinya sekarang di mana kok ngga
kelihatan?"
Murid: "Sesudah habis makan rumput, sapinya telah pergi."
Budi, dan Jono. Tiga dari 4 mahasiswa itu dengan
cepat menemukan bahwa Jono punya masalah
mendengkur yang mengerikan. Tak seorang pun
ingin sekamar dengan dia. Mereka sepakat untuk bergiliran.
Malam pertama giliran Kevin. Keesokan paginya,
Kevin berjalan keluar ke ruang tamu, dengan mata
berkaca-kaca dan merah. Paul dan Budi bertanya,
"Apa yang terjadi?".
Kevin mengatakan, "Yah dia mendengkur begitu keras dan saya tidak bisa tidur sama sekali, jadi
aku hanya duduk dan mengawasinya sepanjang
malam."
Malam berikutnya, Paul sekamar dengan Jono.
Keesokan paginya, matanya merah dan rambutnya
berantakan. Dia mengatakan, "Jono mendengkur begitu keras tadi malam, alih-alih tidur aku duduk
dan menatapnya sepanjang malam."
Malam 3 giliran Budi. Budi adalah mantan pemain
sepak bola dengan berat sekitar 100 kilogram.
Keesokan paginya, ia berjalan ke ruang tamu
dengan mata segar dan muka cerah. Paul dan Kevin jelas terkejut, bertanya bagaimana Budi melewatkan malam. Budi mengatakan, "Nah sebelum saya pergi tidur aku ke tempat tidur Jono dan memberinya ciuman selamat malam, dan bukannya tidur dia malah duduk dan mengawasi saya sepanjang malam."
Kata professor "Kalau Anda tidak tertarik dengan
kuliah yang saya berikan, Anda dapat keluar kapan
saja."
Setelah kuliah berjalan selama 30 menit sedikit demi sedikit mahasiswa di kelas tersebut keluar
sehingga hanya tinggal seorang saja yang tinggal.
Setelah professor menghabiskan kuliahnya
professar berkata, "Terima kasih karena bersedia
mendengarkan kuliah saya."
Orang itu menjawab, "Tidak mengapa, Tuan. Saya kan sopir Tuan..."
dosen di kelas, "Coba sebutkan orang yang terlibat
dalam Perjanjian Linggajati!"
"Maaf, saya tidak tahu, Pak."
"Apa? Tidak tahu? Baiklah, kalau begitu sebutkan
saja tahun berapa perjanjian itu ditandatangani?" "Maaf, saya tidak tahu juga, Pak..."
"Tidak tahu sama sekali? Informasi itu kan sudah
saya berikan untuk dibaca minggu lalu. Jadi untuk
apa kamu datang ke sini kalau tidak tahu?"
"Mau memeriksa kabel lampu ini, Pak... Saya
petugas PLN."
sebagai asrama mahasiswa dan ruang belajar dari
sebuah universitas kecil akan segera dibongkar.
Ketika bangunan mulai diledakkan, orang-orang
merasakan kecemasan dan kesedihan yang dialami salah satu profesor tua yang berdiri di dekat bangunan itu.
"Ini pasti sulit untuk dilihat," kata dosen muda,
"Tradisi terkait dengan gedung itu, kenangan semua mahasiswa dan dosen yang tinggal dan belajar di sana. Saya tidak bisa membayangkan betapa sulitnya hal ini bagi Anda."
"Ini lebih buruk dari itu," jawab si Profesor. "Saya
pikir saya meninggalkan handphone di sana."