It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@lulu_75 true. hehe
@harya_kei hmmm.... sepertinya sih. kalau ada kesempatan saya bikin deh.
@Tsu_no_YanYan jaman SMA-nya ya... hmmm... dipikir dulu deh. hehe
@3ll0 makasih jempolnya.
@Pradipta24 hahaha bukan kok.
@akina_kenji makasuh sudah sudi mampir dan membaca. senang kalau cerita saya berhasil mengaduk emosi. hmmm neo dan gian ya. saya belum dapat ide untuk melanjutkan. semoga suatu saat nanti akan ada. sekali lagi makasih ya. hehe
Maaf jika ada typo.
---
HOME
Ia berkata akan menunggu hingga kembali. Ia berdiri di sana, tersenyum melepaskanku. Mata teduhnya yang membuatku tenang, menjadikanku yakin bahwa aku mencintainya
Hampir setiap hari ia mengirimiku pesan, seperti yang ia janjikan disaat jarak ratusan kilometer menjadi penghalang hubungan kami. Ia akan selalu mengabariku, menanyakan kabarku dan perkuliahanku. Awalnya aku membalasnya, mengiriminya pesan yang sama ketika rinduku padanya tak terbendung. Aku bahkan marah ketika sehari pun tak ada kabar darinya.
Tapi ketika kesibukan mengharuskanku fokus, pesannya terabaikan perlahan, dan hari-hari berikutnya pesannya tak lagi menjadi prioritasku. Ia masih mengirimiku pesan setiap harinya, seperti yang ia janjikan padaku, dan aku mulai mengabaikannya. Sambungan teleponnya pun terkadang dengan terpaksa kutolak.
Hingga aku mengabaikan dirinya sepenuhnya.
Aku merindukan kehangatan yang tak pernah lagi kudapat setiap harinya. Bukannya membaca pesan darinya yang tak pernah kubuka atau menghubunginya via suara, aku malah berlari kepada sosok lain yang berada dalam jarak pandangku.
Aku terlena dalam kehangatan yang tak pernah kudapatkan sebelumnya hingga akhirnya aku tenggelam dalam pengkhianatan. Aku membutakan mata dan hati, melupakan dirinya. Aku berlari dari satu pria ke pria lainnya, merengkuh nyaman yang kurindu, meneguk dahaga yang melegakan bagai surga.
Aku menghancurkan diriku dengan pelan namun pasti.
Terlambat menyadari bahwa aku telah gagal pada perkuliahan, kesuksesan yang kukejar dan hidupku. Ketika aku benar-benar telah hancur. Kenyamanan yang membuatku terlena pergi dan sirna. Aku sendiri, terpuruk dan rapuh.
Aku hilang arah.
Ketika ponselku berbunyi seperti setiap harinya, aku kembali menemukannya. Pesan-pesannya yang kuabaikan kembali kubaca. Kebiasannya tidak banyak yang berubah. Ia bukan tipe yang melankolis dan romantis jadi pesan darinya hanya satu pesan yang sama nyaris disetiap harinya, hanya beberapa kata di setiap pesan.
‘Bagaimana kabarmu?’
Namun dari seminggu sebelum pesan terahir kuterima, ia mengirimiku pesan yang jarang ia lakukan dan membuat hatiku kembali menghangat. ‘Aku merindukanmu’.
Betapa jahatnya aku.
Akhirnya aku kembali setelah aku telah berdiri tegak. Semuanya telah kembali meski harus bersusah payah untuk kuraih. Dan seperti ketika aku pergi meninggalkannya, ia berdiri di sana menatap teduh dan tersenyum padaku. Ia menepati janjinya. Ia menungguku.
Sangat jelas dan tak perlu bertanya untuk mengetahui bahwa ia menyadari kejahatan yang telah kulakukan padanya. Aku merasa sesak oleh rasa bersalah ketika tidak ada satu pun kebencian kutemukan pada dirinya. Ia masih sama, matanya masih memancarkan kasih dan senyumnya masih setulus yang kuingat. Apakah ia begitu bodoh?
Tidak.
Aku sadar, aku lah yang bodoh.
Aku menangis di hadapannya saat itu, mengalirkan pengkhianatan yang selama ini kulakukan padanya. Tangisku menderu, tak ingin kubendung. Dan kata ‘maaf’ tak henti kuutarakan padanya. Ia memelukku, menyalurkan kehangatan yang selama ini kurindu.
“Selamat datang kembali.”
“Aku pulang.”
Akhirnya JNong datang lagi.
udah kangen ama Abi n Gio nih )
saya juga kangen Abi n Gio. sebelum mudik kemarin udah ada draft nya tapi hilang (