It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
haha, njilimet ya kata2nya B-)
"maaf Lov! Kami tidak bisa melindungimu, karna! Seiring berubahnya tubuh kami. Maka otomatis semua kekuatan kami lenyap."
"tidak apa-apa Vill! Tapi bagaimana kita melawannya? Sedang mobil ini tak akan bertahan lama atas serangan wanita itu." ujarku ditengah kepanikan yg menguasaiku.
Wanita yg kutau namanya adalah Watherioz itu sebangsa dengan Villon dan Vipho, masih menyerang mobil ini. Tapi! Kenapa keadaan diluar seperti baik-baik saja? Bahkan orang-orang itu seperti santai dengan hujan es ini.
Bukankah aku bisa menciptakan tameng seperti waktu itu? Kenapa aku tidak mencobanya! Mencoba potensi atau kekuatan apa yg dapat aku keluarkan untuk menyerang balik wanita itu. Wanita berambut bening seperti tetesan air, alisnya juga berwarna putih salju. Sweater tebal yg jatuh memanjang kebawah tak dapat menutup rambut panjang semata kakinya. Kaki jenjang yg tertutup oleh sepatu bening dengan tali memanjang sampai ke lututnya. Menciptakan kesan anggun tapi angkuh, wajah tirus dan mata tajamnya masih menatapku.
Aku hendak membuka pintu mobil, keluar menghadapinya. "Lov! Kamu mau kemana?" Vipho bertanya sambil memegang tangan kananku.
"kalian tunggu disini! Aku akan mencoba melawannya. Aku ingin tau apa yg dapat aku lakukan." ujarku mantap, Vipho segera melepaskan genggamannya. Kulihat ada kekhawatiran pada sorot mata mereka berdua. Kusunggingkan senyum untuk meyakinkan mereka berdua.
Semua yg ku kenakan langsung basah ketika aku sudah berada diluar mobil Villon. Kupusatkan pikiranku untuk menciptakan tameng disekitar tubuhku, berhasil! Kini tubuhku lumayan hangat. Cahaya biru berpendar menghalangi hujaman es yg menimpaku. Tapi! Punggungku terasa perih ketika air hujan ini membasahinya. Apa ini mungkin efek dari belum sempurnanya kekuatanku. Aku segera berjalan agak menjauh dari mobil Villon, baru setelah sekitar sepuluh langkah aku menatap wanita yg kini masih akan menyerangku.
Sebuah es berukuran raksasa tercipta dari gumpalan air yg aku mantrai, euh! Mungkin lebih tepatnya aku ciptakan dengan pusat pikiran yg mengacu pada suatu benda yg kini sudah terbentuk sempurna menyerupai anak panah berukuran jumbo. Kuarahkan anak panah pada Watherioz, dia menahannya dengan mudah. Aku mendorong kuat dari jarak sejauh lima langkah dari pangkal anak panah tersebut.
Retak! Dengan mudah Watherioz meluluhlantakkan dengan satu sentuhan jarinya pada anak panah tersebut. Tidak membuang kesempatan, kini Watherioz menyerangku dengan es ujung runcing yg tercipta dari jatuhnya air hujan. Aku yg tak dapat menghindar sedikit tergores pada pipi kiriku, tameng yg aku ciptakan tidak terlalu kuat menahan serangannya. Secepat kilat Watherioz berlari ke arahku, sebuah pedang yg entah darimana dia mendapatkannya. Hendak menghunus dadaku, aku yg kaget langsung menghindar dari serangannya. Apes! Aku terjatuh kebelakang, menimpa genangan air yg ada dibelakangku.
Watherioz dengan cepat mengibaskan lagi pedangnya ke arah perutku. Aku berguling kesamping kanan dan segera berdiri, kini pedangnya sudah ada dua buah yg berubah bentuk yg awalnya lurus. Kini berganti menjadi bentuk petir, dengan ujung yg berkilat mengelilingi seluruh permukaan pedangnya.
Aku terbengong! Darimana dia bisa dapat pedang dengan tempo singkat tanpa jeda. Aku tidak boleh menyepelekannya, tapi aku harus bagaimana! Sedang ilmu kanuraganku kini masih terbatas.
Didalam mobil itu, mereka tampak khawatir melihatku. Kupasang senyumku lagi, meyakinkan mereka lagi. Aku harus berpikir cepat, bagaimana cara melawan kehebatannya. Belum sampai lima detik aku berpikir, Watherioz sudah berada tiga langkah dihadapanku. Dua pedangnya dia ayunkan ke bahuku, aku reflek menahannya dengan kedua tanganku dalam bentuk X.
Slash! Prang!
Dua benda beradu keras. Aku terdorong kebelakang pelan, ku buka mataku. Sebuah benda berbentuk V tercipta pada kedua punggung lenganku. Pedang yg beradu dengan senjata dikedua punggung tanganku berbunyi keras tiap kali pedangnya dia ayunkan padaku. Tapi tenagaku kalah kuat dengannya, hingga tiap kali dia menyerangku. Aku terdorong terus, aku hanya bisa menahannya dengan senjata tameng dikedua punggung lenganku.
Jangan lupa Like-nya ya :-D
@kikyo @WYATB @DoniPerdana @dafaZartin @hyujin @Arie_Pratama @bagastarz @Otho_WNata92 @lulu_75 @animan @soratanz @Adhika_vevo @SteveAnggara @jacksmile @3ll0 @Tsu_no_YanYan @Adiie @Agova @Hon3y @RegieAllvano @Akucintakamu @4ndh0 @amir_tagung @JimaeVian_Fujo @ramadhani_rizky @jerk_am @Purnama_79 @ardavaa @chioazura @Wita
Mantion lg ya lau update