It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku dan mas Dikin dari tadi hanya menonton TV saja, sembari makan Ketan serundeng dan Martabak yg dibelinya.
Sempat juga tadi kita menonton Acara Bola ISL, antara Persipura kontra Persib. Mas dikin asik sendiri mengomentari setiap gocekan yg dilakukan pemain andalannya. Dia mendukung Persib, bobotoh rupanya. Aku sendiri tidak terlalu paham mengenai acara bola di TV, tapi aku suka main bola dilapangan. Terlebih lagi jika sedang Hujan. Pun itu ocehan bapak, siap kutangkis demi membuat genangan air di lapangan bertambah becek. Hehe
Sedari tadi hanya umpatan-umpatan yg keluar dari mulut mas'Kin, saat pemain Persib gagal menembus gawang Persipura. Aku sendiri hanya diam saja seolah-olah menikmati. Mas Dikin juga sempet bertanya mengenai siapa Pemain Persib yg aku sukai. Lha gimana jawabnya, wong nama-namanya saja aku tidak tau.
Mas Dikin kemudian memberitahuku satu persatu nama pemainnya. Aku dengarkan saja, tapi tidak kumasukan ke telinga. Hehee
Hingga akhirnya aku melihat satu Bek, Badannya gede, item coklat, rambutnya gondrong. Aku tanya siapa namanya, mas'kin bilang namanya Haryanto.
Ohh Haryanto. Aku suka cara mainnya. Kasaar.. Hehe..
Sebenarnya aku ingin membuka topik yg lebih fulgar dengan Mas Dikin. Hanya saja, aku tidak ada bahan hehe. Padahal aku paling suka jika membicarakan hal-hal berbau porno dengan Mas Dikin. Dia orangnya buka-bukaan, blak-blak'an dan Open Minded bgt pun jika itu mengenai alat vital nya sendiri. Entahlah itu Open Minded atau Exhibist, aku sulit membedakannya. Hehe
Hingga kemudian terbersit satu ide.
"Mas, welut'ku ogh gatel men wih mas. (mas, welut (belut/bahasa halus dari kata 'Penis') ku kok gatel bgt ikh mas)" kataku blak-blakan saja.
Terserah nanti dia mau merespon apa.
"gatel ngopo? (gatel kenapa?)" tanyanya.
"mberoh. (ngga tau)" kataku sembari berpura-pura menggaruk burungku.
"jal mas meh weroh. Janu jamuren. (coba mas liat. Jangan-jangan jamuran)" katanya.
"ahh isin ah. (ahh malu lah)" tolakku.
Pura-pura saja hehe. Padahal mah itu tujuanku sebenarnya.
"hezz koyo bencong tok isin-isin. Lanang-podo lanang kok (hezz kaya banci aja malu-malu. Sama-sama laki aja kok)" ucapnya.
"yo wez, ayo ng kamar. Sisan turu, wes bengi iki (ya udah ayo kekamar. Sekalian tidur. Dah malam)" lanjut mas Dikin.
TV kita matikan. Aku dan mas Dikin beranjak menuju kamar. Kulepas kaos ku, kulepas juga celana panjangku. Kini aku hanya mengenakan Kaos singlet dan Celana boxer saja.
"meh ganti katok porak mas? (mau ganti celana ngga mas?)" kutawarkan Celana Mas'ku yg mungkin muat jika dikenakan mas Dikin.
"sarong wae ono porak? (sarung saja ada ngga?)"
Kuambilkan sarung bapak, lalu kuberikan padanya.
Mas Dikin kemudian membuka Jaket Jamper nya. Lalu membuka kaosnya. Kini ia hanya mengenakan celana jeans panjang dan kaos singlet saja. Hh baunya enak, sedikit ada bau-bau masam macam keringat, tapi juga ada bau parfum seperti milik mas'ku. Parfum murahan khas anak kampung, tak perlulah aku sebut mereknya. Nanti diminta royalti lagi hh. Hehe
"sarunge rak dinggo mas? (sarungnya ngga dipake mas?)" tanyaku.
"enkolah gampang, gawe kemulan (nantilah gampang. Buat selimut)" katanya.
Yahh, penonton kecewa. Padahal sudah lama sekali aku tidak melihat burung mas Dikin semenjak melaut kemarin.
"ndi jal, jare manukmu gatel? (mana? Katanya burungmu gatal?)" tanyanya.
"ora usah isin-isin, karo mas dikin wae kok isin. Ndak tambah parah enko nek dimenengke lho (ngga usah malu-malu, sama mas dikin saja kok malu. Ntar tambah parah lho kalo dibiarin.)"
Melihat sikapnya yg seperti itu, aku jadi tambah senang punya temen seperti Mas Dikin. Bahkan mungkin dia sudah kuanggap seperti abangku sendiri. Meskipun dia orangnya aga' kasar dalam bertindak, tapi sebenarnya dia baik dan perhatian sekali.
Aku jadi teringat saat melaut beberapa hari lalu. Saat itu setelah kencing aku dicebokin mas Dikin. Hehe.. Perhatiannya benar-benar persis seperti Bapak. Beruntung sekali Ali memiliki abang seperti mas Dikin.
Kulepas celana boxerku, disuruhnya aku duduk dikasur sambil mengangkang didepannya.
ditunggu lanjutannya
awalnya sih emang tata bahasanya mekeladukan, tp semakin kesini semakin 'agak' bener/bagus. Aq bilang 'agak' karena sptnya tata bahasanya disengaja mekeladukan. jgn2 bintang nih sebenarnya udah dewasa.
Keliatan lho klo disengaja biar sesuai dg usia bintang. Juga wawasannya sebenarnya banyak tp disempit2kn, spt urinenoir jd urinior, oscar jd grammy, hariyono jd hariyanto, paving jd vaping,
dari alur, jln cerita, konflik, n karakter tokoh yg g bs boong, nih bintang dah biasa nulis.
makanya aq suka, thx ya