It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Yg semangat gan
Bella terlihat sedang menungguku dilapangan basket. Dari jauh sudah kelihatan kalau dia sedang mondar-mandir tak jelas. Sekolah memang sudah sepi. Jam pelajaran sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu.
Kakiku melangkah dengan sangat perlahan ke arah lapangan basket. Aku sedang berusaha mengulur waktu. Alasannya cuma satu. Aku nggak tahu alasan yang tepat untuk menolak cewek. Mungkin anak sekarang dengan gampangnya nembak atau nolak cinta. Tapi beda denganku. Maksudku...ya...aku juga gampang sih nolak cewek. Tapi ini beda bro. Dia cewek SMA. Aku nggak tahu caranya menangani anak SMA.
Saat aku berbalik, Verry mengangkat jempolnya dari jejauhan. Dia sih setuju aku pacaran sama Bella. Alasannya simple, karena biar aku bisa tau rasanya pacaran sama anak SMA.
Mau tak mau aku terus berjalan mendekat ke Bella. Gadis itu nampak sumringah saat melihatku.
"Sorry ada uruaan bentar tadi sama anak-anak di kelas."
Bella tersenyum.
"Nggak apa-apa kok. Santai aja."
"..."
"..."
"..."
"..."
"Ahahahahahahaha...aku jadi grogi," kataku pelan.
Suasana ini benar-benar aneh. Sungguh aneh buatku.
Tangan Bella terlihat saling meremas satu masa lain.
"..."
"..."
"Bell..." dia langsung menatapku, penuh harap, "sorry aku nggak bisa pacaran sama kamu."
Kini dia tertunduk lesu. Tapi sedetik kemudian dia kembali menatapku dengan senyuman di wajahnya.
"Aku tahu kok kalau kamu bakal nolak aku."
Aku terkekeh pelan.
Gini lebih baik kan? Nggak perlu basa-basi buat nolak cewek. Apalagi cewek SMA yang masih labil. Aku nggak mau ngasih harapan palsu ke dia. Takutnya dia salah paham dan berharap padaku makin besar.
"Apa nggak bisa diusahain??"
...
...
Akhirnya aku menggeleng setelah terdiam cukup lama. Mungkin maksudnya kondisi Eggy yang suka sama cowok. Tapi aku nolak Bella karena ego ku sendiri. Aku nggak suka sama Bella, bukan karena sebagai Eggy. Karena aku Erick yang nggak jatuh cinta sama Bella.
Bella tersenyum samar.
"Kalau aku cowok, apa kamu bakal nerima aku?"
Kembali aku terdiam.
Kalau Bella cowok...
Aku tersenyum.
"Maksudmu apa Bell?! tanyaku bego.
Ayolah...jangan mempersulitku.
Bella menatapku tajam.
"Kamu tahu apa yang aku omongin Gy."
Aku mencoba menghindari tatapannya.
"Biarpun kamu ngomong gitu..." dari kejauhan aku melihat Indra sedang berjalan dengan teman-temannya, "aku nggak bisa suka sama kamu."
"Kenapa??"
Aku kembali menatap Bella.
"Kenapa...ya karena...karena aku nggak suka sama kamu."
"Ada yang kamu sukai? Siapa??"
Siapa...? Memangnya aku sedang suka sama orang?
Indra terbentur pintu yang tiba-tiba dibuka dari dalam. Aku terkekeh pelan.
"Gy..."
"Eh...gimana??"
Bella cemberut.
"Ah!!! Aku sudah punya pacar kok."
Masa sih? Anggap aja gitu.
"Siapa??? Yang di foto itu??" Bella langsung menutup bibirnya.
Dia terlihat salah tingkah. Terlihat bingung dengan wajah menyesal.
Jadi sudah nyebar ya. Aku kira cuma dikelasku saja. Sejauh mana sih gossip tentang Eggy yang menyebar?
"Ra...ha...si....a."
"Gyyyyyy...."
Hehehehehehehe...
"Aku rahasiain deh. Tapi...bilang dong. Biar aku punya alasan buat nyerah."
"Setelah tau aku punya pacar seharusnya kamu nyerah."
Keras kepala.
Dia terdiam.
"Nggak semudah itu," desisnya.
Aku merasa seperti di adegan sinetron. Apa anak zaman sekarang sealay ini?
Tanganku menggaruk-garuk kepala biarpun tak ada yang gatal di sana.
"Indra."
"Huh....???"
"Aku pacaran sama Indra."
"Indra??"
"Ya."
~ whoami pov ~
aaahhh...malasx mw brangkat krja. krn mskq siang jd malas n ngntuk. btw makasih yg udah mam dan pir. ^^
Pagi ini aku bertengkar hebat dengan Liam. Tahu kenapa? Dia bersikeras mau mengantarku ke sekolah lagi. Antar jemput. Siapa juga yang mau. Aku ini bukan anak kecil. Bukan anak mama. Biarkan aku berangkat sendiri. Terjebak di dalam tubuh itu sudah cukup membuatku stres. Setidaknya ada adiknya Eggy yang perhatian. Aku lebih bisa akrab dengannya daripada Liam. Tak heran jika Eggy sendiri juga membenci kakaknya itu.
"Aduuuhh...nanti ada olah raga. Kenapa sekarang aku jadi males ya?!"
Tentu saja ini semua salah tubuh ini. Tidak pernah dilatih. Aku hampir pingsan beberapa kali cuma karena disuruh lari mengitari kompleks sekolahan.
"Hooaaammmzzz..."
Sreeett..
Eh...??
"Woaaaaa....aaaaaaaa....."
Sial.
Ada yang menarik tas ranselku dari belakang.
"Draaa!!!" Indra masih menarik tasku, "apaan sih!!!"
Akhirnya lepas juga saat aku berontak.
Dia menatapku tajam.
Apa si...
Ah!! Jangan-jangan....
"Ikut aku bentar. Aku mau ngomong," katanya pelan tapi terasa berat di telinga.
Ugh...
Dengan terpaksa aku mengikuti kemana Indra pergi. Dia membawaku ke kantin. Masih pagi beberapa kantin memang ada yang buka. Biasanya buat nongkrong anak-anak yang membolos jam pelajaran pertama. Atau...karena nggak dibolehin masuk kelas karena telat.
Kami memilih duduk di pojokan. Lumayan. Aku bisa sekalian merokok. Toh aku lihat beberapa anak juga ada yang merokok.
Salah satu teman sekelasku yang membeli aqua di kantin melihatku sekilas. Dia terlihat kaget juga saat tau aku merokok. Mungkin karena Eggy tipe-tipe anak alim gitu ya?
"Kamu ngomong apa ke Bella??"
Tuh kan...seperti yang aku duga.
"Ngomong apa emangnya?" tanyaku balik.
Wajah indra nampak gregetan. Tapi dia berusaha mengontrol emosinya. Secara di sini masih ada anak-anak yang berlalu lalang.
Bel tanda masuk berbunyi juga akhirnya.
Aku selamat?
Nggak juga. Indra langsung mencengeram lenganku saat mau beranjak pergi.
"Belnya bunyi," kataku pelan sambil mematikan rokokku yang baru saja menyala tadi.
Indra mengumpat pelan.
"Duduk!! Siapa suruh kamu boleh masuk kelas???"
Aku menghela nafas dan duduk di sampingnya.
"Tadi Bella nyemperin aku. Dia ngomong panjang lebar. Aku nggak ngerti yang dia omongin sampai...." dia menunjukku dengan jarinya, "dia bilang kita pacaran."
Aku senyum.
Bruukk...
Dia memukul tubuhku dengan tasnya.
"Apa siiiihh??"
"Apa sih, apa sih, apa sih kepalamu!!!" Indra masih berusaha mengontrol emosinya, "kamu ngomong apa ke Bella?? Gila atau gimana sih otakmu itu???"
Kali ini aku terkekeh. Lucu juga dia membawaku ke kantin saat dia mau ngomongin hal penting.
"Bu aku ambil nasi bungkusnya satu."
"Ambil aja. Yang penting nanti bayar," sahut yang punya kantin.
Ibu itu kipasan dengan potongam kardus yang berisi tulisan-tulisan.
...
...
Ternyata dia mau makan.
"Aku nggak ngomong apa-apa. Si Bella aja tuh yang ngaco."
Indra melototiku. Otomatis mataku ikut melebar.
Dia menendang kakiku.
Hehehe...
"Pokoknya kamu harus ngomong ke Bella. Jelasin ke dia kalau kamu cuma bercanda atau apa kek!!"
Tanganku mencomot kerupuknya saat bungkusan itu terbuka. Spontan dia langsung memukul tanganku.
"Aku nggak mau ada gossip aneh-aneh. Jelasin ke dia secepatnya. Aku nggak mau kalau anak-anak salah paham."
"Sorry nggak bisa. Cewek itu maksa banget pengen jadi pacarku."
"Ya udah jadian aja sana. Jangan bawa-bawa aku. Kalian ini....sinting."
"Masalahnya aku nggak mau. Lagian kamu sih...muncul kemarin. Jadinya aku ngomong nggak mikir-mikir dulu."
Braaakk...
Setelah menggebrak meja dia menatapku tajam. Untung si ibu kantin lagi bergossip di kantin sebelah.
"Aku serius. Aku nggak mau ada gossip yang aneh-aneh."
"Terus...aku harus gimana?"
"JELASIN KEDIA...BEGO!!!" bentaknya.
Aku sampai harus menjauh sedikit karena takut nasi yang dia makan berhamburan.
"Aku kan sudah bilang. Kalau itu bukan masalahku. Jangan bawa-bawa aku. Kamu bisa bilang kalau pacarmu itu...Verry atau..."
"Nggak mungkin."
"Huh???"
"Kalau anak-anak ngira Verry homo kan bahaya."
Wajah indra sudah tidak enak dipandang.
"Kamu takut Verry jadi bahan gossip tapi nggak masalah kalau yang digossipin itu aku, gitu??"
"..."
Cemburu?
Cukup lama juga dia terdiam. Rasanya dia itu cemburu karena aku perhatian ke Verry. Jelas dong. Aku harus melindungi keponakanku. Aku nggak mau ada gossip tentang Verry yang aneh-aneh. Masa iya aku jerumusin ponakanku sendiri. Paman macam apa aku jadinya. Kalau Indra kan...dia...suka sama aku kan? Eggy. Jadi...aku rasa nggak masalah juga.
...
...
...
"Oke...oke...aku salah. Sorry. Maaf banget. Seribu maaf," kataku sambil menempelkan kedua telapak tanganku di depan dada, "tapi aku juga nggak bisa bilang ke Bella kalau itu cuma bohong. Aku nggak tahu sifatnya tapi sekali ngobrol sama dia, aku tahu kalau dia itu keras kepala. Dan...dan... dia..."
"Aku tahu kok. Dia suka kamu sejak lama. Tapi..."
Aku meringis saat Indra menjitak kepalaku dengan keras. Hampir saja aku mengumpat kesal.
"Nggak gitu juga caramu ngelibatin aku."
"Sorry..."
Dia menghela nafas.
"Terus gimana?" tanyanya seakan bingung.
"Apanya??"
"Kalau sampai ada gossip aneh-aneh tentang aku gimana?? Gila aja kalau aku sampai digossipin homoan sama kamu."
Padahal dia seneng tuh. Dalam hatinya pasti berbunga-bunga.
"..."
"Heh!!!"
"Kalau sampai ada gossip aneh-aneh biar aku deh yang nanggung. Aku jelasin ke semua orang kalau itu cuma akal-akalanku saja."
Dia menatapku ragu.
Ya...tergantung dari gossipnya juga sih. Nggak mungkin juga aku jelasin kesemua orang.
Ini memang salahku sih. Aku nggak bisa pura-pura lepas tangan gitu aja. Kemarin aku ngomong nggak mikir-mikir dulu. Yang aku pikirin percakapanku sama Bella segera selesai. Dan karena ada Indra di sana...aku jadi punya ide itu.
"Ya udah gini. Sebagai permintaan maafku, gimana kalau nanti malam aku traktir makan?? Ada mie setan deket rumahku....ah...rumah kenalanku hahahaha..."
Indra melirikku sebelum minum air mineralnya.
"Enak?" tanyanya tanpa menatapku.
Membuatku tersenyum.
"Enak. Berani jamin deh."
"Ya udah."
Aku kembali tersenyum.
"Kita kencan juga akhirnya," godaku yang membuatku harus menerima tamparan di pipi, "apa...an...sakit bego."
"Sorry refleks," katanya sambil beranjak pergi.
"Lho...heh!! Nasi, kamu belum bayar."
"Bayarin."
"Kok...."
"Ganti rugi."
Sosoknya pun hilang.
Ah...sial.
Aku menatap bungkusan dan gelas aqua di atas meja.
Aku menghela nafas lalu tersenyum.
Indra itu...manis ya. Nggak ngebosenin. Kalau aku punya keponakan kayak dia. Seru juga buat dijahilin hahaha...
~whoami pov~
tubuhx erick kan dirawat jalan d rmh. jd perawatan d rmh. ada suster yang dtng tiap hari keruamh buat ngontrol kondisinya gtu. klo rohnya eggy....ya...emng misteri...hahahaha...blm aq jelasin kok.
Lanjut kak, nitip mention ya @whoami88