It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kenapa kakakku ada di sini? Kakak perempuanku. Dia datang ke rumah Eggy. Untung aku melihat mobilnya di depan rumah. Jadi aku membatalkan masuk kedalam rumah dan hanya berdiri di teras sambil berusaha mengintip ke dalam rumah.
Ada apa? Kenapa dia disini???"
Wanita itu. Wajahnya nampak lelah. Apa pikiranmu terbebani karena aku? Makanmu teratur? Ibu gimana? Apa ibu sehat? Kalian sehat?
...
...
Dadaku rasanya seperti di remas pelan. Rasa bersalah karena seolah aku lari dari masalah semakin menghantuiku. Padahal selama ini aku berusaha mati-matian untuk menghindari kenyataan. Aku berusaha menikmati hidupku sebagai Eggy. Bahkan aku sudah terbiasa dengan nama Eggy. Seolah-olah Erick nggak pernah ada. Siapa Erick? Siapa aku ini? Apakah aku masih seorang Erick? Atau sudah menjadi Eggy.
...
...
"Lhoh mas...kok diluar??"
Yenny...
Dia baru pulang sekolah. Mungkin naik angkot.
"Itu...aku..."
"Yuk masuk!!"
...
...
Yenny berjalan masuk lebih dulu. Aku terpaksa mengikutinya.
Deg...
...
Degdeg...
...
Degdegdeg...
Langkahku berat. Seperti ada beban yang terikat di dua kaki ini.
Degdegdegdeg...
...
Degdegdegdegdeg...
...
Yenny menyapa ramah kakakku. Sedangkan aku hanya terdiam. Tertunduk tanpa berani menatapnya dan langsung berjalan menuju kamar.
Aku langsung menghela nafas. Rasanya kakiku lemas. Sebenarnya aku ingin menyapanya. Mengajaknya bicara. Menanyakan kondisinya. Tapi...tentu itu mustahil. Bicara dengan sosok Eggy? Apa yang mau aku bicarakan dengannya?
Aku melepar tas ku ke kasur.
"Kenapa dia kesini?"
...
...DEG...
A...apa tu...tubuhku...bermasalah???
Tanpa pikir panjang aku langsung menelfon Verry.
"Kenapa mamamu ada di sini? Di rumah Eggy."
'....oo...ooh...sorry aku nggak sempet bilang tadi. Mama mau membicarakan tentang biaya rumah sakit.'
"Biaya??"
'Iya...biaya rumah sakit dan perawatanmu di bantu sama papanya Eggy. Ya...sebenernya papanya Eggy mau bertanggung jawab penuh cuma...keluarga kita menolak. Jadi...papanya Eggy bantu setengahnya.'
"Kok kamu nggak bilang???"
'Apanya?? Soal biaya atau mamaku yang ke sana???'
"Dua-duanya!!!"
'Ya...maaf...kalau masalah biaya, bukannya om nggak mau mendengar apapun soal tubuhmu? Dan kalau mama kesana. Tadi aku mau ngasih tau, tapi om sibuk sendiri. Ribut sendiri. Aku kan....jadi lupa.'
"O...oh...oke."
Aku memutuskan telfon kami.
Tubuhku rasanya ikut lemas. Terlalu tegang dengan pikiran yang aneh-aneh.
Bruuugghh...
Aku menjatuhkan tubuhku di kasur.
Apa...yang aku lakuin? Apa aku sedang lari dari masalah? Apa cuma aku yang senang-senang disini?
...
...
"Uugghh..."
Aku ingin kembali...aku mau kembali...ke tubuhku.
~whoami pov~
weeee....aq mw k sby...halan2...hahaha...bnyk yg tutup g ya?? semoga ga...ada yg tw tmpt bgs d sby??
btw...makasih yg udah baca..n mampir...ksh jejak ya..
Selamat menikmati halan2nya
...
...
...
...
...
...
"...m..."
"....om...."
"OOOOOOOMMMMMM!!!!"
DEG...
"Huh???" aku langsung menatap Verry yang sedang mengerutkan keningnya karena kesal, "apa?"
"Ya ampun om!!! Diajak ngomong daritadi kok nggak ndengerin sih? Ngelamun aja. Ini udah ketiga kalinya om nggak ndengerin aku ngomong."
Melamun ya...
"Ya sorry aku lagi banyak pikiran," aku meletakkan aroma terapi yang daritadi aku pegang.
Saat ini aku dan Verry sedang melihat benda-benda unik untuk mencari kado buat Lena.
Verry terlihat sedang memegang lampu dengan bentuk bunga.
"Ya aku tau, tapi bantuin aku milihnya! Jangan ngelamun aja! Daritadi kita muter-muter di mall tapi nggak dapet-dapet barang yang bagus."
...
"Itu karena kamu cuma tertarik sama barang yang kamu suka."
Verry langsung meletakkan lampu bunga itu. Dia terlihat salah tingkah.
"Ya...bukan berarti aku bilang kalau cewek nggak suka barang lucu sih," lanjutku lagi yang membuat Verry menyambar boneka kucing yang bisa mengeluarkan suara meow saat kepalanya di elus-elus.
Itu kamu yang suka Ver. Lagian itu mahal. Aku cuma di kasih uang seratus ribu sama mamanya Eggy. Dan uangnya Verry ada lima puluh ribu.
Aku tersenyum. Kali ini mataku menangkap kumpulan baju diskon.
Nggak...nggak boleh. Masa iya kadonya baju diskon. Ngenes banget sih. Kalau dompetku ada di aku, aku pasti beliin kado yang bagus. Maklum sekarang cuma jadi anak SMA. Kere.
"Kalau ini gimana om??" Verry menunjukkan kalung dengan bandul bintang.
"Kalau pacarnya yang ngasih sih...nggak masalah. Tapi kan..."
"Iya juga sih."
Verry mengembalikan kalung itu di tempatnya.
...
"Ini gimana??"
Pencetan komedo.
"Nggak mungkin dong om."
"Tapi murah...cuma sepuluh ribu."
"Terus di kasih namamu aja ya om. Eggy gitu."
"..."
Eggy...
"Nah kalau ini???" kali ini Verry menunjukkan senter dengan warna pink.
Aku menggeleng.
Eggy ya...
"Ya udah aku coba liat baju yang disana. Kamu coba cari yang disini."
"Ya udah. Kalau nemu yang bagus miscol aku aja ya om."
Tanpa menyahut, aku langsung berjalan ke tumpukan baju yang diskon.
...nggak...jangan yang diskonan.
Celana??
Jangan!! Lena pasti sudah banyak pakaian. Jangan baju kalau untuk kado
...
Terus apa ya...
...
Heeh??
Mataku menangkap sosok orang yang aku kenal di antara baju-baju di boneka manekin.
Indra???
Indra seolah bersembunyi di sana.
Ngapain dia disin....
...
Aku menggaruk kepalaku.
Iya juga ya...karena ini toh...
Dengan perlahan aku berjalan mendekati manekin tempat dia bersembunyi.
"Ngapain?!" tegurku yang membuatnya salah tingkah.
"Ooo...oohh kamu. Ngapain kamu disini. Ngagetin aja."
Aku menatapnya datar.
Bisa aja dia ini.
"Beli kado buat besok."
Indra manggut-manggut.
Aku masih menatapnya. Dia sok sibuk melihat baju. Padahal itu baju untuk anak-anak.
...
...
"Tenang aja," kataku membuatnya menatapku, "aku dan Verry nggak ada hubungan apa-apa. Eggy dan Verry nggak pernah punya hubungan spesial."
Karena memang benar. Eggy nggak pernah punya hubungan apa-apa dengan Verry. Karena yang ada di tubuh ini bukanlah Eggy tapi Erick. Aku bukan Eggy. Aku Erick.
Tanganku mengepal.
Aku Erick.
"Apaan sih!! Bukan urusanku juga kok," Indra melemparkan pandangannya ke arah lain.
"Ya...aku bilang gitu supaya kamu nggak salah paham. Eggy yang kamu sukai ini, nggak akan pernah suka sama Verry."
Wajah Indra menampilkan ekspresi yang unik.
"Bu...buat apa aku salah paham?! Aneh-aneh aja kamu ini!! Pede banget sih. Heran deh."
Indra langsung meninggalkan aku begitu saja. Berjalan menjauh entah kemana.
"Itu tadi...Indra kan??" kini Verry yang mendekatiku.
Aku mengangguk.
"Mau cari kado juga kayaknya."
"Oohh..."
~whoami pov~
aq jln2 k sby wktu lebaran...trz...bnyk yg mudik tp atom ama TP ttp rame..bahkan d TP hampir g dpt parkir..aq cari cincin...tp msh cr modelx d internet...untungx dpt...aq ska yg sederhana..g ada matanya => berlianx..trz aq jg mkn di atom...zonk bngt...g enak...klo ada saran buat jln2 d sby bagi2 dong...pcrq d sby sih cm g ska jln2..sdngkan adikq kul d sna jg..tp y sibuk kul aja..pas k sby bareng2...malah bngung mw kmana.. =_= horrorx adikq tengah malem cr batagor..habisin bensin aja. mna g ada yg jual lg.
aq mw gambar si sosok Eggy tp g bsa gambar...aq pngn Eggy yang dandan keren ala...Erick...syng...g bsa gambar...
trz2...ya ampun cerewetx...maklum..ni td pcr balik k sby..g jd nongkrong..pdhl hr mnggu...bikin males aja...n aq pngn cerewet biarpun lewat ketikan /LoL lupakan...otakq lagi error...
btw...ada yg ska anime?? musim ini komedix keren..aq lgi liat servamp..g sabar liat kuro gigit leher tuannya..namax jg vampir kan...pasti lah...ada adegan gigit leher...huahahahahahaha...g sabaaaar...lbh bgs klo critax berkembang jd anime yaoi huahahahahahahaha..../pff...
terus2 yaaa...td pcrq blng aq gemesin..wktu aq tnya knp aq gemesin...dia jawab...bikin aq bahagia tuh gampang...di ksh pulpy aja udah bahagia katanya...ya masa sih?? aq aja g sadar /LoL...katax bahagiaq itu sederhana... n katax itu yg bikin aq gemesin..ya bgs lah klo gtu.../LoL...
udah ah...capek ngetik trs...aq mw lanjut nonton anime..
byeeeee....
/tepar...
eh salah...
/nonton anime /LoL
btw ty dah mampir... /bow...
Nggak ada yang spesial di acara ultahnya Lena tadi. Hanya...aku terlambat datang gara-gara Verry telat menjemputku. Acaranya seperti yang aku duga...mirip seperti acara pernikahan. Seingatku dulu waktu aku SMA cuma pernah nraktir temen-temenku dengan bakso dan es teh. Itupun sudah menjadi hal yang meriah. Waktu aku masuk ke dunia kerja...lebih parah lagi. Cuma kena air kotor, tepung, telur, campuran jamu kiranti dan sebangsanya tapi nggak ada kado. Kalau dipikir sekarang rasanya kok jadi pengen membantai mereka semua ya...
Ah...
Langkahku berhenti saat melihat papanya Eggy sedang membuat kopi di dapur.
"Kok belum tidur? Bukannya besok sekolah?" tanya papa setelah melirik jam dinding.
"Aku haus," sahutku sambil membuka kulkas.
Ada pulpy...
...
Aku meminum pulpyku dengan tenang. Begitu juga dengan papanya Eggy. Umurnya ada di atasku beberapa tahun. Pastinya sih aku nggak tahu. Ada kerutan-kerutan halus di wajahnya. Dia ini pendiam. Jarang ngomong. Awalnya aku kira dia nggak suka sama Eggy. Yaaa...nampaknya sih memang ada benarnya haha... tapi mungkin ada masalah lainnya juga. Namanya juga orang yang punya banyak tanggungan. Sepertinya di keluarga Eggy yang nggak tahu Eggy penyuka sesama jenis cuma adiknya.
"Paaa..." panggilku tanpa sadar saat papa mau beranjak pergi.
Dia menatapku.
...
"Ma...makasih dan...maaf."
Mungkin bagus juga kalau Eggy tahu diri sedikit. Tapi tetep aneh juga kalau aku yang bicara.
"Buat...apa?" dia nampak bingung.
"Buat semuanya...aku...." aku menghela nafas, "cuma...aku sudah ngerepotin papa gara-gara ulahku. Bi...biarpun aku nggak ingat apa-apa...tapi...aku sadar kalau aku sudah nyusahin orang rumah. Aku sudah ngerepotin papa, mama sama mas Liam. Aku...."
"..."
"TAPIII....mungkin...aku nggak pernah punya maksud buat nyusahin kalian. Itu...gimana ya bilangnya. Pa...apa papa benci sama Eggy...aaah..sama aku?"
Cih...ini malu-maluin!!!
Papanya Eggy seperti..terkejut mendengar kata-kataku yang memalukan itu.
"Kamu itu...ngantuk atau gimana?? Kepalamu sakit??" papa memegang kepalaku.
...
"Nggak!! Ya ampun pa. Aku ini sudah maksain diri buat ngomong hal yang malu-maluin kayak tadi," harusnya dia sadar dong, orang seumuranku harus menanggung malu gara-gara Eggy, "aku nggak mau papa membenciku. Rasanya...aneh jika seorang ayah benci sama anaknya sendiri...kan?!"
Apaan coba? Apa aku berusaha memperbaiki hubungan ayah dan anak ini?
"..."
"..."
"..."
"Pa..."
"Duduk dulu yuk," ajak papanya Eggy sambil duduk.
Aku mengikutinya
"Papa kaget lo, kamu bisa ngomong kayak gitu sama papa."
"..."
"Aku nggak pernah benci sama kamu Gy. Papa cuma...kecewa."
Aku menelan ludah.
Entah kenapa...rasanya aku seperti berhadapan dengan bapak sendiri. Padahal umurnya hanya beberapa tahun di atasku.
"Tapi aku nggak bisa benci sama anak sendiri. Aku cuma nggak bisa nerima semua kelakuanmu. Tapi sekarang sudah nggak penting lagi."
Aku yakin dia tau kalau Eggy suka cowok. Mungkin semua orang rumah tau. Tapi mereka berusaha menyembunyikan semuanya dari Eggy yang sekarang. Ya....biarpun terkadang mas Liam kelepasan bicara seperti masalah Indra dan foto itu.
"Bego..."
"Apa???"
"Hee...nggak!! Nggak!! Aku cuma keinget sama Verry temen sekelasku hahaha..."
Haaaaaaaahhhh....
Aku kelepasaaann... Aku kelepasaaann!!!
Papa melihatku. Tersenyum dengan ekspresi yang sulit diungkapkan.
"Kamu berubah sekarang. Jadi lebih ceria, lebih ramah, lebih berani mengungkapkan perasaanmu. Papa suka kamu yang sekarang."
Aku tersenyum.
Itu sudah pastikan...karena aku bukan Eggy.
"Pa...papa juga kalau ada yang mau dibicarain sama Eggy langsung bilang aja. Kalau papa diem, Eggy nggak akan ngerti. Nggak bakal tahu apa yang jadi unek-unek papa. Aku yakin kalau papa mau ngajak Eggy ngobrol, Eggy pasti...bisa paham."
Setahuku sifat papanya Eggy sama seperti Eggy. Ah...kebalik... harusnya sifat Eggy sama seperti papanya.
"Kamu itu...jadi kelihatan dewasa ya."
"Haha...hahahaha...hahahahahaha..." aku hanya bisa tertawa hambar.
"Ya udah papa mau liat tv dulu. Kamu juga cepat tidur," kata papa sambil beranjak dari dapur dengan membawa kopinya.
Saat di pintu papa berhenti sebentar sebelum melanjutkan jalannya.
Aku juga memilih untuk kembali kekamar.
"Mas...Liam..." desisku saat melihat Liam sedang bersandar di dinding dekat pintu dapur.
Dia nguping nih...pasti nguping.
"Kamu itu..."
"..."
"..."
"..."
"..."
"???"
"Ya udah sana tidur! Begadang aja kerjamu..."
Saat aku kembali beranjak, mas Liam menarik lenganku.
"Kalau...kalau...kalau mau kamu juga bisa curhat sama mas kok. Nanti mas dengerin yang jadi unek-unekmu."
Terus kamu bakal mukul Eggy lagi? Gitu?
"Iya mas. Tenang aja."
"ANUU..... Gyy..." seorang cewek tiba-tiba menghadang langkahku saat aku mau keluar kelas.
Aku sih nggak kenal. Mungkin Eggy kenal. Tapi nggak tau juga sih...si Eggy meragukan.
"Ini...." cewek itu memberiku surat dan langsung lari begitu saja.
Si Verry yang menghampiriku langsung senyam-senyum nggak jelas.
"Bella ngasih apaan? Surat cinta?" godanya, "cieee....cieeee..."
Jadi namanya Bella.
Apa dia nggak tau kalau Eggy ini suka sama cowok.
"Belum tentu juga kan surat cinta," desisku sambil membuka surat itu.
Nggak sampai satu menit membacanya aku langsung setuju sama Verry. Cewek itu suka sama Eggy.
"Apaan sih? Ikutan baca dong!!" dengan gesit Verry menyambar suratku.
Tapi aku lebih gesit lagi untuk menghindarinya.
"Tck!! Udah pulang!! Pulang!!" aku mendorong Verry sampai dia melangkahkan kakinya.
"Terus om...mau om apain si Bella?? Terima aja om. Siapa tau si Eggy bisa suka sama cewek. Jadinya kan om membantunya buat sembuh."
Pemikiran yang sempat terlintas di otakku.
"Nggak deh..." sahutku yang masih mendorong-dorongnya, "biar si Eggy yang mutusin sendiri masalah itu. Ini kan hidupnya. Bukan hidupku."
Tapi kalau aku terima cewek itu jadi pacarku, kesempatan Eggy untuk berubah makin besar. Tapi....
"Kan ini kesempatan om bisa pacaran sama anak SMA hihihihi..."
Plaaakk...
Aku memukul kepalanya.
"Kamu itu...aku bukan om-om yang suka sama cewek SMA."
Cewek SMA itu nggak dewasa. Pikirannya masih labil. Nggak jelas.
"Ya...yaaaa...terserah sih. Aku nggak ikut-ikut deh. Tapi seriusan deh om. Banyak yang suka sama Eggy belakangan ini. Dari kelas kita juga ada."
"Huh?? Serius??" aku langsung menarik lengan Verry, "siapa?"
"Rahasia hahahahaha..."
"Cih..." salah satu ujung bibirku langsung naik ke atas.
Satu kelas ada yang suka sama aku? Ehm...sama Eggy. Siapa ya kira-kira. Aku cuek sama keadaan sekitar sih. Dan memang lebih susah bergaul kalau pakai tubuh ini. Mungkin sudah sifat dari Eggy. Tapi ya...nggak penting juga sih. Ngapain juga ngurusin cewek SMA.
Langkahku langsung berhenti saat melihat sosok yang aku kenal. Indra sedang ngobrol sama cewek. Cewek cantik.
Dia tersenyum.
Ternyata...dia bisa senyum juga. Senyumnya manis. Terkesan ramah. Coba kalau dia bisa senyum kayak gitu ke aku...
Hee...
Aku menampol keningku sendiri.
Mikir apa aku ini?!
***********
Surat dari Bella ada di atas meja belajarku. Aku sedang duduk sambil berfikir bagaimana kata-kata yang tepat untuk menolak cinta cewek SMA. Suratnya sih nggak terlalu muluk-muluk. Dia bilang kalau suka sama Eggy sejak lama. Sejak dia belum tahu kalau Eggy ini gay. Tapi sejak dia tahu Eggy suka sama cowok, dia menyerah. Tapi belakangan ini rasa sukanya semakin menjadi-jadi dan dia memintaku, Eggy untuk mencoba berpacaran dengannya.
Pacaran ya...aku bingung mau menolaknya bagaimana.
"Menolak...." desisku sambil menatap langit-langit atap.
Aku bersandar di kursi cukup lama.
Alasan... Alasan yang tepat. Yang masuk akal. Yang bisa diterima.
"Bagaimana caraku menolaknya ya..."
~ whoami pov ~
Sbb br update..aq br pesta anime hahaha...nonton bnyk anime smpe bkin aq mabuk anime. Btw..klo blng aq terinspirasi dr mna ya aq sih terinspirasi dr mana2. Bisa dr film, dorama, drama, anime, manga , novel. Yg pasti aq pngn nulis yg g biasa aja. Sedikit g msk akal gtu mskdq hehe.