It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Salam Raffael Putra Wijaya
(18) Good or Not?? (b)
“pulang”
“laaah kok pulang? Ini masih jam 11.37 loh”
“aku mau pulang” jawab Raffa kecil dengan pasti tanpa menatap guaa.
“kenapa pulang?”
“……..” kali ini dia menatap guaa. Guaa jadi kikuk kalau dia natap guaa -_-
“oke guaa antar luu pulang tapi guaa mampir ke rumah luu yaa” kata guaa dengan senyuman guaa.
“ehhh… kenapa buang muka ngeliat guaa senyum Raff?” sambung guaa.
“hmm gak apa” kata Raffa kecil masih membuang muka.
“gak kuat yaa ngeliat senyuman guaa??” celetuk guaa sambil angkat sebelah alis. Raffa kecil gak ngejawab tapi guaa ngeliat pipi kanannya yang memerah
Selesai makan di kedai bubur pinggir jalan, guaa bareng Raffa kecil bergegas pergi dari tempat makan dan tentunya mengantar Raffa kecil pulang kerumah. Kami berdua menuju ke motor guaa yang bertengger di dekat pohon, guaa menyerahkan helm Raffa kecil yang dia pakai kemudian guaa memakai helm dan menaiki motor sekaligus menstater motor.
“Raff” kata guaa sambil memperhatikannya di spion motor.
“iyaa Raff kenapa?” sahut Raffa kecil membuka penutup kaca helmnya.
“gak apa hehee”
Selama di perjalanan guaa dengan Raffa kecil lebih banyak diam di bandingkan di kedai bubur tadi, udah biasa sih emang kalau di motor dia gak banyak bicara -_- gak tau juga kenapa begitu si Raffa kecil. awalnya guaa kira dia gak suka karna guaa selalu ngantar jemput dia, tapi kenyataannya untung aja gak memang awalnya dia terlihat gak suka sama yang guaa lakuin ini.
“gak suka yaa?”
“hah? Maksudnya?”
“yeee makanya jangan melamun..”
“gak suka kan luu guaa antar jemput?”
“kata siapa?”
“kata guaa lah”
“hehee tau dari mana?”
“tau dari ituu nooh” guaa nunjuk kucing yang melintas di hadapan kami berdua.
“ohhh”
“yaa kan luu gak suka?”
“kenapa kamu tanya begitu?’
“insting guaa bilang begitu”
“ohh yaa??”
“tinggal jawab aja susah banget luu ahh!!” guaa mulai bete dengan polah bicaranya -_-
“aku suka aja kok kamu antar jemput” guaa langsung tersenyum lebar mendengar kata yang terucap dari bibir kecilnya itu.
“tapi agak terpaksa sih hehe” sambungnya dengan garuk-garuk tengkuknya -_- dasar!!
**
Guaa sudah berada di depan rumah sesorang saat ini, rumah yang guaa tempatin selama ujian semester berlangsung tiada lain dan tiada bukan adalah rumah Agus, tentu aja guaa terlebih dulu ngantar cowok imut guaa ke rumahnya (emang udah resmi jadi cowok luu -_-) ngomong-ngomong soal Raffa kecil, guaa jadi sering senyum-senyum sendiri memkirkan sosoknya di benak guaa. Guaa masih belum yakin dengan diri guaa saat ini.. apakah ini benar-benar guaa? Apakah ini benar-benar jati diri seseorang yang bernama Raffael Putra Wijaya? Ahh entahlah! Yang terpenting untuk saat ini guaa merasa nyaman, merasa nyaman karna adanya Raffa kecil, merasa nyaman karna belakangan ini hubungan kami makin dekat
“woooy!! Melamun aja luu cepat masuk!!” terdengar suara Agus yang memekakan telinga guaa -_- sialan!
“luu melamunin apa bro??” lanjut Agus bicara. Sekarang guaa lagi duduk di sofa ruang tamu.
“hehee gak ngelamunin apa-apa kok”
“serius??”
“ho’ooh Gus”
“huuuh! Ya sudah.. ambil gih tas baju luu”
“ambilin dong Gus” guaa memelas ke Agus.
“hedeeeh iyaa deh guaa ambilin.. tunggu bentar!”
Guaa nunggu Agus yang lagi mengambil tas yang di dalamnya merupakan baju kotor guaa, selang beberapa menit, ada seorang cewek yang memakai baju SMP masuk ke dalam rumah alias adeknya Agus -_-
“ehh.. kok kak Raffa sendirian duduk di situ??” tanya adeknya heran ngeliat guaa duduk sendirian di ruang tamu.
“lagi nunggu kak Agus dek” jawab guaa.
“emang kak Agus di mana??”
“di dalam”
“looh kok ka..”
“huuuh!! Niih tas luu Raff!” akhirnya Agus datang juga. Kasian banget yaa bawa tas guaa yang agak besar itu
“dek! Ibu kemana yaa??” tanya Agus ke adeknya. Adeknya terlihat bete.
“gak liat apa adek baru pulang!” jawabnya ketus lalu pergi kedalam ninggalin Agus.
“dasar bocah!!” guaa terkekeh mendengarnya.
“luu bisa gak bawa tas luu itu pake motor??”
“gak liat apa di luar ada mobil siapa?” jawab guaa.
Ohh iyaa sebelum guaa kerumah Agus dan sebelum guaa ngantar Raffa kecil pulang, terlebih dulu guaa mampir kerumah guaa, Raffa kecil pun heran dengan arah jalan yang berbeda menuju rumahnya.
“Raff.. kita mau kemana??”
“coba tebak kita kemana” jawab guaa sambil memperhatikannya di spion motor.
“ini kan jalan muso Raff..”
“kok kita kesini??”
“nanti juga luu tau hehe”
*sesampai di rumah guaa (depan garasi rumah guaa)*
“hei.. jangan marah dong” guaa berusaha membujuk Raffa kecil supaya gak marah dengan guaa. Wajahnya sumpah bete banget pas guaa ngeliat dia turun dari motor guaa.
“hei..”
“…..” ckk.. sumpah dia marah banget kayaknya T.T
“looh dek, kenapa gak masuk ke rumah??” terdengar suara mamah guaa yang berada di belakang guaa, rupanya mamah habis jalan.
“ini mau masuk kok mah” sahut guaa memperhatikan mamah yang membawa tas belanjaan. Mamah guaa kelihatan heran ngeliat cowok yang berada di samping kanan guaa ini.
“temannya Raffa yaa??” tanya mamah ke Raffa kecil. ya iyaa lah mah temen guaa -_-
“ayook masuk… masuk ke dalam rumah.. adek ini bagaimana sih ada temannya gak di bawa masuk”
Dengan senang hatinya mamah guaa mempersilahkan Raffa kecil masuk ke dalam rumah, guaa melihat Raffa kecil sesekali memperhatikan guaa dengan tatapan betenya. Mamah guaa menyuruh kami berdua duduk di ruang makan, kemudian mamah ngebuka kulkas di dapur dan mengambil sebuah kotak yang mungkin isinya adalah cake.
“nih tadi pagi mamah beliin adek pancake.. di makan yaa.. temennya adek makan juga yaa” kata mamah membawa kotak dan membukanya terlihat bulatan yang lumayan gede berlapis-lapis dengan lelehan madu serta taburan gula-gula halus alias pancake di dalamnya. Aduuuh guaa ngiler..
“piringnya ambil sendiri yaa dek” sambung mamah.
“looh mamah mau kemana??” tanya guaa heran ngeliat mamah yang buru-buru berlari kecil pergi ninggalin ruang makan.
“mamah mau pergi sebentar sama teman.. ohh iyaa nih kunci mobilnya dek, setelah makan langsung ambil baju yaa dek! (jemuran pakaian di belakang)” mamah menghampiri guaa sebentar memberi kunci mobil lalu berlari kecil lagi meninggalkan ruang makan.
Tanpa basa-basi lagi guaa langsung menuju dapur buat ambil piring kecil sesekali guaa perhatiin punggung Raffa kecil yang duduk membelakangi guaa di ruang makan.
“ayook makan!” seru guaa menaruh piring kecil tuk Raffa kecil di meja makan.
“itu pancake yaa Raff?”
“iyaa itu pancake.. umm kenapa? Gak suka yaa?..”
“pancake enak kok.. apa lagi kalau ada es krimnya..” sambung guaa.
“ohh iyaa di dalam kulkas ada es krim.. bentar yaa guaa ambil” guaa sih mengira-ngira aja kalau ada es krim di dalam kulkas hehe.. eh ternyata emang ada
“ayook kita makaaaan….” kata guaa dengan girangnya yang udah ngambil kotak es krim menaruhnya lalu sambil menggenggam pisau dan garpu di atas meja makan.
“pancakenya masih di dalam kotak” sahut Raffa kecil.
“hehee iyaa.. udah gak sabar makan yaa??” tanya guaa dengan senyuman jahil guaa sambil mentoel dagunya. Raffa kecil tersenyum geli dengan polah guaa.. huuh dia udah gak bete lagi
**
Guaa lagi duduk di depan teras rumah yang sederhana sambil memperhatikan tiap-tiap orang lalu-lalang memakai kendaraanya masuk keluar gang dan terdengar bebrapa suara kembang api yang memeriahkan suasana malam tahun baru. Yupp sekarang adalah malam tahun baru dimana masa-masa liburan semester 1 berlangsung sampe dengan bulan januari tepat di tanggal 12, cepet banget yaa udah tahun baru hehe
Sebelum memasuki masa-masa liburan, tentunya sebelum itu pembagian raport telah di lakukan dan di bagikan untuk siswa-siswi di SMA 10, guaa kedapatan peringkat 7 dari 32 siswa-siswi di kelas IPA 2, sementara Raffa kecil kedapatan peringkat 1. Guaa sih gak heran.. karena emang udah kelihatan gitu kok, apalagi nilai matiknya.. aduhh jangan di tanya deh pokoknya
Ngomong-ngomong soal Raffa kecil, yaa kalian pasti tau kan gimana kedekatan kami berdua. Yaah tentu aja makin nempel alias makin dekat alias gak terpisahkan dimana ada Raffa kecil di situ juga ada guaa ikut menemani yaah kayaknya hati guaa udah mencium aroma-aroma ketertarikan ke Raffa kecil. meskipun aneh terdengarnya! Cowok naksir cowok! Dan lebih anehnya lagi kenapa gak dari dulu aja guaa begini (maksudnya nerima dia dulu pas nembak guaa) aneh yaa -_- super duper kuper aneh haha.
Kedekatan guaa dengan Raffa kecil juga berdampak baik untuk guaa, contohnya aja nilai matik guaa kali ini guaa kayak ngemanfaatin Raffa kecil yaa hehee sebenarnya sih enggak, lagian guaa sempat belajar matik secara private bareng dia sebelum ujian semester 1 hehe.
Kedekatan guaa dengan Raffa kecil juga memiliki dampak negatifnya, dampak negatifnya adalah hubungan guaa dan Fajar seperti berjarak gak seperti dulu lagi. Bahkan teman-teman guaa aja mulai di jauhin sama Fajar, yaah lama kelamaan teman-teman guaa gak menghiraukan dengan sifat Fajar yang berubah itu alias lebih sering hang-out dengan nenek lampir (Heni) meskipun guaa terlihat senang di luar, tapi di dalam hati guaa juga terasa ada yang hampa tanpa adanya Fajar. Karna Fajar jelas-jelasnya merupakan salah satu cowok yang pernah dekat dengan guaa bahkan bisa di sebut sahabat guaa dari kelas 2, itu artinya selama satu tahun yang lalu guaa selalu bersama dia.. ohh god! Kenapa Fajar jadi berubah begini??
*kreeek*
“ohh nak Raffael toh yang datang.. silahkan masuk nak” terdapat ibunya Raffa kecil yang berada di depan pintu rumah.
“Raffanya ada bu??” tanya guaa yang berdiri dari kursi rotan sambil menatap ibunya.
“tadi kalau tidak salah Raffa pergi keluar bersama Siska nak.. tapi sepertinya cuman sebentar saja.. kalau mau nunggu masuk saja dulu nak Raffa”
“gak usah bu, saya di sini saja nunggu” guaa menolak dengan halus.
“ya sudah kalau begitu, ibu kedalam yaa.. mau ngelanjutin nyetrika baju”
“ohh iyaa buu silahkan bu” jawab guaa. Guaa kembali duduk lagi di kursi rotan menunggu sosok dengan perawakan kecil datang.
*drrt drrt*
Gua merogoh saku celana jeans pendek guaa mengambil hape yang bergetar barusan, rupanya notif dari Misca via Line. Guaa langsung buka aplikasi itu.
“kapan luu kesini?? Kita udah di tempat nih”
“bentar lagi deh.. kira-kira 15 menit lagi”
“cepetan Raff.. ntar makin penuh looh”
“iyaa.. tenang aja”
“lajuin pokoknya”
“okay”
Rupanya temen-temen guaa udah di tempat pertunjukan circus malam tahun baru, huuh! Raffa kecil mana sih?? Lama banget gak muncul-muncul, ehh tapi ini jam berapa yaa?? gua memperhatikan jam tangan guaa yang melingkar di pergelangan tangan, jarum jam menunjukkan pukul 9.45 malam itu artinya 15 menit lagi acara circusnya bakalan di mulai. Aduuuh!!!
Guaa begok banget yaa sampe lupa ngasih tau ke Raffa kecil buat acara malam tahun baru ini haduuuh!! Guaa kesal dengan diri sendiri sambil mengacak-ngacak rambut guaa. Arrghh!!
Kayaknya bakal gagal rencana guaa buat nonton pertunjukan.. huuh! Miris banget yaa T.T.
*drrtt drrtt*
“acaranya udah dimulai luu di mana sih??” Misca
“guaa gak bisa deh kayaknya kesana”
“kenapa?? Ya udah kalau luu emang gak bisa” Misca
“maaf yaa”
“hoo’oh gak apa, lagian pengunjungnya banyak banget Raff, guaa sampe sumpek” di iringi dengn stiker sedih lalu mengirimkan sebuah foto dimana dia berada saat ini. Fotonya terlihat gelap dan beberapa kepala yang terlihat. Rupanya dia gak kedapatan duduk di depan.
Tengah asyiknya ngechat ria bareng Misca di Line, tiba-tiba guaa merasa ada seseorang yang lagi perhatiin guaa dari arah kanan dekat dengan pohon ceri di depan rumah beton yang berwarna cream itu. seketika guaa merasa ada yang aneh dan bulu kuduk guaa berdiri dengan sendirinya. Ada apa ini?? Aaaakkkk!!
“Raffa..” guaa terlonjak kaget ketika nama guaa di panggil dengan sesorang. Fiuuh! Akhirnya orang yang guaa cari-cari datang juga. Ehh dia datang barusan pakai motor kan? Kok gak ada suaranya yaa??
“ada apa kamu kesini??” dia terlihat heran ngeliat guaa berada di teras rumahnya.
“luu telat banget datangnya” sesal guaa. Aneh yaa -_- yaah emang guaa nyesal dia lambat datangnya keburu pertunjukannya mulai dah -_-
“telat?? Kok telat?” tanya Raffa kecil mendekati guaa dan duduk di kursi satunya.
Guaa menghela nafas sebentar..
“jadi sebenarnya guaa mau ngajak luu nonton pertunjukan circus malam ini, tapi acaranya keburu mulai”
“…. Oohh gitu”
“kok jawabnya santai banget”
“aku gak suka circus” eh??
“buuh.. bohong banget daah luu”
“iyaa Raff beneran, aku gak suka nonton pertunjukan circus”
“kok begitu??” guaa jadi kepo ._.
“aku hampir hilang saat keramaian pertunjukan circus Raff ketika aku masih kecil”
“o-ooh gitu…” guaa manggut-manggut
Kami berdua sempat terdiam hingga beberapa menit, guaa jadi deg-degan ngeliat Raffa kecil, setiap malam hari atau mendekati senja jika guaa bersama Raffa kecil entah kenapa jantung guaa berdetak lebih kencang dari biasanya -_- pesonanya Raffa kecil ketika malam hari guaa akuin lebih terlihat wow di bandingkan siang hari, mungkin itu salah satu penyebabnya guaa jadi deg-degan tiba-tiba hehe.
“ayook masuk Raff”
“ee—eeh sebenarnya…” guaa berusaha mengontrol nada bicara guaa supaya gak begitu gugup. Huuuh haaaah huuuh!
“guaa mau ngajak luu jalan malam ini”
“…..” terlihat tatapan Raffa kecil seperti tatapan kosong memperhatikan guaa.
“Raff..”
“apa katamu tadi??” guaa menghela nafas.. huuh!
“guaa mau ngajak luu jalan”
“mau gak?? Mumpung malam tahun baru nih” sambung guaa..
“a—aaku haru..”
“ohh iyaa itu gampang mah.. ntar guaa yang bilang” potong guaa, dia terlihat takut.. tiap kali guaa ngajak dia jalan selalu aja begitu.
Setelah guaa mendapatkan izin dari ibu Raffa kecil guaa kembali menunggu dia di teras rumah, selang beberapa menit akhirnya Raffa kecil muncul juga. Ohh tidaaaak! Raffa kecil make baju pemberian guaa ehh tunggu.. jam tangan itu! kok bukan jam tangan pemberian guaa yaa??
“kita mau kemana??”
“kamu kenapa melamun Raffa??”
“ee—eh melamun apaan.. gak kok”
“hmm lalu kita mau jalan kemana??” kami sudah berada di depang gang, Raffa kecil ngeliat mobil gua bertengger di depan kedai yang tutup.
“di dalam mobil aja ngobrolnya.. berisik nih di luar suara kembang api jedar jedor di tambah suara kendaraan ngueeng ngueeng!!” guaa mendengar suara tawa Raffa kecil yang renyah.
“kita mau kemana??” kembali Raffa kecil bertanya lagi ketika kami berdua udah duduk masing-masing.
“belum juga nyalain mesinnya Raff” ngelak guaa.. hihi.
**
Guaa membawa Raffa kecil ke suatu tempat yang di namakan convention hall alias tempat pertunjukan circus berlangsung, namun tentu aja guaa gak masuk ke dalam ruangan yang berbentuk bulat seperti seperti donat itu, guaa lebih memilih tuk bertengger di taman-taman kawasan convention hall di temani dengan lampu warna warni yang menghiasi lekuk-lekuk pohon, untung aja pas menuju kemari gak begitu macet jadinya gak terlalu banyak makan waktu
“Raff.. ke sana yuuk” guaa mendapatkan spot yang bagus untuk kita duduk. Raffa kecil mengikuti perintah guaa dan sekarang kami berdua duduk di dekat taman air yang cukup besar.
“luu mau jagung bakar??” Raffa kecil sibuk celingak celinguk melihat orang lain yang hilir mudik di sekitaran kami duduk.
“oo—oh iyaa.. aku mau”
“tunggu di sini yaa”
Guaa pun meninggalkan Raffa kecil yang duduk di dekat taman air, guaa menghampiri mas mas penjual jagung bakar yang bertengger di bawah pohon yang rindang, selain jagung bakar guaa juga memesan minuman di spot penjual juice yang berada di samping penjual jagung bakar.
Guaa merogoh saku celana mengambil hape dan mengirim chat ke Misca via line.
“guaa di depan hall nih, ntar kalau circusnya udah selesai line guaa yaa” line guaa gak di balas sama sekali oleh Misca, hmm mungkin lagi rame-ramenya tuu acara.. sampe kedengeran gerumuh-riuh tepuk tangan gitu dari tempat guaa berdiri sekarang ini.
“maas.. ntar antar jagung bakarnya ke sono yaa”
“buu.. ntar antar juicenya ke sono yaa” guaa memerintahkan si penjual buat antar pesanan guaa kalau udah jadi hehe
Yaaah walau guaa gak bisa nonton tu pertunjukan circus, paling gak guaa ada hiburan sendiri malam ini hehee di depan mata pulak hiburannya.. di iringi dengan suara kembang api jedar jedor gak ada hentinya di tambah dengan beberapa anak kecil yang memainkan terompet-terompetnya. Guaa memperhatikan wajah Raffa kecil yang terlihat bahagia saat ini, wajah imutnya yang sesekali membuat guaa gemas. Sesekali guaa ngeliat jam tangan guaa, jam menunjukkan pukul 10.58 malam dan satu jam lagi adalah pergantian tahun. Gak lama pesanan kami berdua datang, Raffa kecil terlihat sumringah adanya jagung bakar di hadapannya, sampe segitunya sih Raff
“gimana enak??” tanya guaa memperhatikannya memakan jagung bakar dengan lahab. Dia membalas dengan mengacungkan jempolnya, guaa pun terkekeh hehe.
“minum gih juicenya” perintah guaa ke Raffa kecil. dari tadi tu anak gak ada nyentuh sama sekali tu juice.
“yaa ampun.. luu kayak anak kecil aja makan belepotan gitu ahahahaa” guaa tertawa sebentar ngeliat sudut kiri kanan bibir Raffa kecil bercelemotan dengan keju dan beberapa butir jagung bakar.
Guaa pun mengambil tisu yang tersedia di meja yang kami dudukin ini, guaa mengelap kiri kanan sudut bibirnya, Raffa kecil terdiam sesaat dengan apa yang guaa barusan lakuin ini.. dan 1…2….3…. kedua pipinya menjadi merah. Aduhh!! Guaa jadi gemas!
“kalau makan pelan-pelan dong.. contoh kayak guaa ini” guaa memamerkan kerapian guaa makan jagung bakar, Raffa kecil membalas dengan nyengirnya
“umm Raff..” Raffa kecil membuka suara.
“iyaa apaa??”
“langit malam ini bagus banget yaa” Raffa kecil mendongak ke atas menatap langit-langit yang di penuhi dengan bintang.
“iyaa bagus banget..” guaa juga ikutan mendongak melihat banyak bintang yang menempel di langit malam ini.
Menatap langit malam yang cerah membuat diri guaa terasa nyaman sekali di temani dengan cowok yang berkulit putih dan perawakan kecilnya membuat guaa terasa jauh lebih tenang serta senang. Yaah guaa akuin malam tahun baru kali ini sangat menyenangkan meskipun acara utamanya gagal guaa tonton. Tapi gak masalah sama sekali bagi guaa selagi guaa masih bersama Raffa kecil saat ini. Selesai guaa menatap bintang-bintang di langit, penglihatan guaa kembali tuk memperhatikan Raffa kecil yang berada di depan guaa yang masih menatap langit, dari jarak guaa ini guaa bisa ngeliat betapa bahagianya yang terpancar di wajah imutnya itu. Raff! apa luu masih menyimpan rasa cinta luu itu ke guaa??
Pandangan guaa beralih lagi menatap langit-langit yang di penuhi bintang.. rasanya guaa ingin sekali menggapai bintang di langit malam yang indah ini, jika ada bintang jatuh guaa ingin sekali membuat harapan.. yaah mungkin harapan itu agak aneh dan guaa kembali lagi ngebayangkan cinta sesama jenis yang pernah guaa baca belakangan ini, di cerita itu kedua pasangan menjalin hubungan kasih selama lebih dari 3 tahun tanpa sepengetahuan orang lain, tapi dimana ada waktunya mereka memberitahu dan mengumumkan bahwa mereka adalah sepasang kekasih sesama jenis yang telah menjalin cinta, saat itulah hubungan mereka di uji dengan cemooh orang lain meskipun segelintir orang ada yang menyetujui dengan hubungannya salah satunya orang tua mereka.
DAMN!!
Bagaimana dengan guaa?? Bagaimana dengan guaa jika kelak menyatakan perasaan cinta guaa dengan sesama jenis dan orang itu berada tepat di hadapan guaa saat ini?? Apakah cinta sesama jenis itu baik, bagus, sempurna atau bahkan sebaliknya?? bagaimana tanggapan orang-orang? orang yang mengenal baik guaa? mengenal dekat dengan guaa? yang paling dekat dengan guaa? nyokap bokap guaa! mbak Bella! Kak Michell! sahabat-sahabat guaa saat ini!
@lulu_75 @Abdulloh_12 @awi_12345 @QudhelMars @Llybophi @Aurora_69 @AdzamSudrajat @StevenBeast @Secreters @andrik2007 @Adhitiya_bean @key_st5 @Firman9988_makassar
Lanjut om... Lupakan Fajar n fokus k Raffa kecil. Dia lgi sama gue sekarang. (maksa)
Ntah knp ap yg Raffa gede rasakan, sma seperti yg gue rasakan sma someone.
@Adhitiya_bean hehee kalau banyak yang suka ama ceritaku bakal di lanjut terus dan cepat
Raffa gede kan remaja labil hahaa ... naaah untuk jamnya itu.. Raffa kecil emang pake jam pemberian Dimas..
@Aurora_69 kita masih lama yaa kak malam tahun baru hufft.. issh kakak mah.. yang buat ceritapun sama aja dengan apa yang di rasakan Raffa gede
@lulu_75 jangan bingung dong kak
@awi_12345 ok.. bakal di lanjut kok.. tetap stay baca yaa
duh yah fael nya jadi galo kasian mikirin jam tangan nya, hih ini bahayak kalau dimas sama raffa clbk nuoooo.
bediwei aku kok tetiba mencium fajar bakal jadi pho yak? ah pokok nya apdet, salam mesra dan kecup deh biar apdet cepat.
Salam Raffael Putra Wijaya selamat membaca gays...........
(19) New Year!! New Romantic!!
Masih dengan memandang langit malam yang cerah tiada hentinya di tambah hembusan angin sepoi-sepoi menimpa kulit guaa di malam yang cerah nan menyenangkan ini, guaa gak bisa memungkiri bahwa hati guaa dan perasaan yang guaa rasakan ini adalah aroma-aroma ketertarikan kepada seorang yang sedang berada di depan guaa… dialah Raffa kecil
“masih betah ngeliat langitnya??” guaa memulai suara karna dari tadi Raffa kecil cuman diam dan terus memandang langit. Kami udah selesai dengan acara makan jagung bakar + juice yang udah habis juga.
“hehee” sahutnya nyengir-nyengir tapi masih memandang langit.
“lebih indah mana antara langit dengan yang ada di depan luu??” nyengirannya pun berhenti seketika lalu berhenti menatap langit dan menatap guaa.
“…….”
“guaa kan??”
“gak jelas!” sahutnya, kedua pipinya mulai terlihat merah.. arghhh guaa gemas guaa pengen nyubit! Tapi sayang.. apa yang mau guaa lakukan gak kesampaian alias seorang cowok mendekat ke meja kami.
“…. Kalian berdua ngapain??” sedikit terkejut guaa ngeliat penampakannya! guaa ngeliat dia yang tampil lebih fresh malam ini yaah meski rambutnya tetep gak berubah.. gaya rambut acak-acakan! Tau kan siapa dia?!
“luu habis dari dalem??” tanya guaa. Dia gak ngejawab.. malahan tatapannya beralih ke Raffa kecil.
“wuiiiiihh.. baju luu lucuk banget Raff.. gambar penguin pulak!” ehh??
“hehee makasih Jar” jawab Raffa kecil.
“kalian kapan datangnya??” kali ini dia ngeliat guaa.
“kapan yaa?? kira-kira kapan Raff??” ngelak guaa..
“..ummm.. gak tau .. hehe” jawabnya. Guaa pun tertawa lebar denger Raffa kecil bilang begitu.
“aaakkhhh!! Enak banget yaa duduk di mari” ehh dia duduk di samping Raffa kecil!.
Guaa agak canggung sebenarnya ngeliat Fajar agak dekat kayak sekarang ini.. yaah tau sendiri kan, udah beberapa hari hubungan guaa dengan dia agak berjarak karena di halang oleh cewek nenek lampir yang bernama Heni. Ehh tapi itu semua bukan salah Heni, justru malah itu semua salah Fajar alias sekarang atau beberapa hari yang lalu atau lebih tepatnya pas kami ujian semester, tuu anak yang mulai duluan nyosor ke Heni ketimbang Heni yang duluan nyosor! Argghh lupakan dah soal mereka berdua.. guaa jadi mangkel -_-
“luu wangi banget Raff” ehh buset -_- diaa deket banget dengan Raffa kecil.. hidungnya sampe kembang kempis gitu -_- what the hell -_-
“…….” Raffa kecil gak ngejawab, cuman senyum kecilnya doang yang dia keluarin.
“wuiiiih jam tangan luu bagus banget Raff!!” ni anak kenapa yaa?? datang-datang heboh muluk ke Raffa kecil -_- aneh!!
“oo-ooh iyaa makasih” jawabnya, sepintas diaa ngelirik guaa.. ohh iyaa jam tangan itu kan bukan guaa yang ngasih.. hmm terus siapa yang ngasih??
“luu beli sendiri?? Dimana luu beli Raff??” tangan Fajar menggenggam pergelangan Raffa kecil sambil memperhatikan jam tangan itu.
“umm.. jam tangan itu pemberian orang” jawab Raffa kecil. ehh? bener tuh pemberian orang?
“siapa??” sahut Fajar cepat.
“bebeb!!!!!” guaa mendengar suara parau wanita yang guaa benci. Ohh god ternyata dia bareng nenek lampir juga!! -_- arrgghhh! Guaa gak mau mendeskripsikan apa yang guaa liat kali ini -_- mending di skip aja yaa -_-
**
Ohh god! Lebih dari 20 menit pemandangan guaa rusak berat akibat kehadiran nenek lampir di penglihatan guaa -_- arggh!! STOP! Gak usah bahas dia lagi! Mending guaa bahas yang sekarang aja
Sekarang guaa bareng Raffa kecil lagi duduk di rumput taman menanti acara pergantian tahun baru malam ini, yaah gak berduaan sih.. sahabat-sahabat guaa juga duduk bersama guaa menemanin di tambah Nanda yang koar-koar dengan mulutnya yang nyerocos ngebahas pertunjukan circus. Agak nyesal sih sebenarnya gak bisa ikut nonton tu acara circus T.T
“untungnya guaa dapet tempat duduk di depan yaah.. uhh beruntung banget nasib guaa!” itu salah satu apa yang di bilang Nanda.
Untung aja sahabat-sahabat guaa muncul di saat guaa udah mulai di ambang batas ke betean.. yaah tau sendiri kan penyebabnya apa dan siapa?? Langsung aja sahabat-sahabat guaa nyamperin kami ber-empat yang lagi duduk di dekat taman air, tatapan Nanda pun seketika berubah ngeliat cewek yang duduk di samping Fajar. Fajar akhirnya memilih menyingkir membawa nenek lampir itu entah kemana, sempat nyerocos juga sih si Nanda ngeliat Heni hehe.. agak lega juga nih dada karna udah gak ngeliat pemandangan yang menjijikan -_-
“kalian gak nyesel kan? Gak bisa nonton circus tadi??” tanya Misca ke guaa dan Raffa kecil.
“oo—ohh gak lah.. lagian Raffa gak suka nonton circus” jawab guaa sambil memegang bahu Raffa kecil.
“beneran??” Misca nanya ke guaa lagi memastikan.
“yaa bener lah” padahal sedikit nyesal sih T.T kayaknya tu circus rame banget dah T.T sampe si Nanda gak ada berhentinya ngebahas circus.
“oooooooo” jawab Misca ber-oooo-ria.
“kalian udah makan belum??” kali ini Gisel yang bicara menanyakan kami berdua.
“udaaah.. tadi makan jagung bakar” jawab guaa.
“Gus!! Beli jagung bakar yoook!”
“belikan guaa yaa hehe”
“yeeee di mana-mana cowok yang belikan cewek!” sahut Nanda ketus.
“yook girls.. kita aja yang beli.. tinggal aja si Agus Kuncoro”
“sejak kapan nama guaa ada Kuncoronya?”
“iyuuuuuuuh….!” sahut ketiga cewek ber-barengan dan meninggalkan Agus yang duduk melongo ngeliat mereka bertiga.
“weeeeh!! Tungguuuuuu!” teriak Agus yang beranjak berlari mengejar ketiga cewek tadi.
Woow! Sekarang tinggal guaa dengan Raffa kecil lagi nih
“luu kenapa??” tanya guaa.. Raffa kecil kayak kebingungan gitu yaa.
“kita nunggu siapa Raff?”
“siapa??” guaa mengulangi dengan nada bertanya.
“kita lagi nunggu acara kembang api” sambung guaa.
“liaat gak gedung di depan kita itu??” guaa nunjuk gedung yang menjulang tinggi di depan taman convention Hall.
“ntaar di atas sono ada orang yang nyalaain kembang api.. terus kembang apinya di arahkan ke kita”
“ntar kalau kita terkena kembang api gimana??” guaa terkekeh dengarnya. Yaa ampun Raffa kecil
“yaa gak sampe sini lah kembang apinya.. paling juga sampe di jalan depan.. nooh liat.. lagian kan nembaknya ke langit masa iyaa ke kita” kata guaa sambil nunjuk di sekitaran jalan taman.
“ntar luu liat sendiri deh.. pokoknya bagus”
“orang-orang aja banyak yang duduk di mari kan??”
“hehee iyaa Raff”
**
Malam tahun baru kali ini gak kalah menyenangkannya dengan malam-malam tahun baru sebelumnya.. yaah apa yang guaa liat dan guaa rasakan adalah hal yang menyenangkan, apalagi ketika Raffa kecil melihat kembang api di langit yang menakjubkan itu. wajah imutnya, senyum manisnya.. yaah bisa membuat hati guaa adem ayem tentrem deh hehe sangking takjubnya dengan kembang api yang jedar-jedor di langit, Raffa kecil sampe gak sadar kalau guaa mengambil foto dirinya yang memandang atraksi kembang api di langit
Sahabat-sahabat guaa juga gak kalah hebohnya ngeliat atraksi kembang api malam ini.. pandangan guaa berganti-ganti, mulai dari melihat Agus yang melongo menatap kembang api di langit, melihat Gisel yang merekam atraksi kembang api, melihat Misca dan Nanda yang teriak-teriak kegirangan dan tentunya melihat Raffa kecil yang tersenyum lebar dengan pandangan yang mendongak lurus melihat atraksi kembang api di langit.. ahh.. rasanya guaa gak mau moment ini habis di makan oleh waktu, guaa pun mengabadikannya lewat hape guaa
“luu ngantuk yaa??” tanya guaa ke Raffa kecil.. acara kembang api udah selesai, sekarang kami duduk di ayunan taman. Sahabat-sahabat guaa lagi asyiknya main jungkat-jungkit ditaman kayak anak kecil yaa
“… iyaa Raff.. aku mulai ngantuk” jawabnya sedikit lemas. Waduuh!! Udah ngantuk banget nih anak kayaknya.
“ohh yasudah kita pulang yaa” guaa bangkit dari ayunan sambil ngeliat jam tangan guaa, jam menunjukkan pukul 12.37 dini hari.. pantesan aja dia ngantuk hehe.
“woooyy!! Tante-om!!! Kami balik duluan!!” guaa teriak ke arah sahabat guaa yang lagi main jungkat-jungkit. Mereka berempat-pun berhenti dengan aktivitasnya dan nyamperin guaa.
“kenapa cepat banget Raff?” sumpah -_- perntanyaan macam apa itu GUS -_-
“ehh astaga!! Udah jam 1 kurang loh.. ya ampunn” kata Misca dengan shok ngeliat layar hapenya.
“yaa ampun..! gak kerasa banget yaa waktu” kata Nanda gak kalah shoknya.
“Gus!! Ayook pulang!!” kata Gisel, sambil menarik-narik lengan Agus.
“yaa udah barengan aja” kata guaa.
“ehh kalian naik apa??” sambung guaa.
“naik motor sih..” sahut Misca.
“hati-hati di jalan yaah” jawab guaa.
“emang luu bawa mobil Raff??” tanya Nanda.
“hoo”ooh”
“ikuuut dong”
“yeee.. luu jahat banget! Masa guaa sendirian!”
“ohh iyaa hehee lupa guaa Mis”
“udaah yaa guaa cabut.. Gus! jaga ladies baik-baik!”
“okaaay!" sahut Agus.
"hati-hati yaa Raffa” sahut ketiga cewek itu.
Langkah Raffa kecil mulai gak stabil yang guaa liat, secepat kilat guaa menahan tubuh bagian belakangnya yang hampir jatuh itu.
“luu ngantuk berat yaa??” tanya guaa dengan nada pelan.
“hmm” jawabnya lemas, matanya pun sedikit merah.
“rangkul bahu guaa Raff” diaa menuruti perintah guaa, tangannya tengah merangkul bahu guaa, dan guaa menggopoh separuh badannya buat berjalan menghampiri mobil guaa yang bertengger di parkiran. Untung aja gak begitu jauh
*sesampai di parkiran*
Guaa membuka pintu mobil untuk Raffa kecil, untung aja Raffa kecil masih sadar dan dia bisa masuk sendiri ke dalam.
*buuuk* guaa menutup pintu mobil
“Raff.. pake dulu safety beltnya” dengan pelannya guaa memberitahu. Pas guaa ngeliat ke arahnya, ternyata dia udah tertidur
‘lucu banget sih luu Raff’ gumam guaa. Langsung aja guaa mendekat ke Raffa kecil buat masangin sefty beltnya. Ohh my god!! Deg.. deg!! Wajah Raffa kecil berada di hadapan guaa sekarang ._.
Ini untuk kedua kali wajahnya sedekat ini dengan guaa, karena posisi wajah dan tubuhnya yang sedikit miring menghadap ke arah guaa sekaligus bersender dengan sandaran kursi mobil.
Ahhh.. guaa gak bisa berpaling menatap wajahnya yang imut ini, tangan guaa pun secara spontan bergerak dan berada di pipi kanannya. Tangan guaa mengelus-elus pipi kanannya yang lembut bersih nan putih itu.
‘luu imut banget Raff’ gumam guaa. Ahh pikiran guaa mulai kacau ._. apakah guaa benar-benar naksir Raffa kecil?
‘kenapa luu begitu cepatnya bisa naksir sama guaa Raff? hmm kenapa? Seandainya aja.. luu nembak guaa malam ini.. bukan di malam itu.. guaa pasti bakal nerima luu Raff’
Pikiran guaa kacau, bibir guaa mengucapkan hal yang aneh! Tapi.. kalau itu aneh.. bagaimana luu bisa merasakannya Raff? luu merasa diri luu mulai adanya ketertarikan bukan?
Guaa naksir cowok? Guaa normal kan?? Iyaa guaa normal! Guaa bukan gay kan???
Tapi… di hadapan luu ini… arghhh guaa bingung..
**
Untung aja tadi guaa udah bilang ke nyokapnya Raffa kecil kalau dia bakal nginap di rumah guaa sebelum pergi ke convention hall, secara malam tahun yang pasti pulangnya larut malam banget kan hehe.. nyokapnya Raffa kecil pun mengizinkan anakanya buat nginap di rumah guaa.
Setelah lebih dari setengah jam guaa terjebak macet di jalan pelita 1, barulah guaa sampai di daerah perumahan yang berada di jalan pelita 7 alias tempat tinggal guaa berada. Mungkin orang-orang di rumah udah pada tidur, namun dugaan guaa salah -_- pas guaa udah berhenti markir mobil dan menutup pintu pagar, pintu rumah guaa kebuka dan terlihat sosok wanita yang memakai baju tidur dengan mata yang mengantuk dan roll rambut berwarna pink yang nyangkut di rambut lepeknya.. kak Michell
Ohh iyaa Raffa kecil belum bangun, guaa harus bangunin atau gak yaa??
“dwwek! Ceyptan mwsuk kwew rumwhaah!” yaa elah -_- nogomong apa sih kak -_-
“apaan??!!” jawab guaa singkat padat jelas.
“kaqwk mwasiuuk yhuaach” ihh apaan dah kak -_- dia pun masuk lagi ke dalam rumah.
Laah terus yang masih di dalam mobil gimana nih?? Guaa gak tega banget buat bangunin dia ._.
“Raff.. bangun yook” kata guaa dengan pelannya sambil menggoyangkan tubuhnya yang bersender di kursi mobil dengan posisi kepala makin mereng ke kiri.
“Raff..!” dia mulai ngerespond apa yang guaa lakuin ini.
“..hhhmm-hywah” sahutnya. Guaa pun terkekeh..
“bangun yook udah sampe nih”
“h..hhaah?” sahutnya masih merem. Guaa pun mengelus-elus kening dan pipinya.. seketika itu juga dia ngerespond cepat.
“……” mata Raffa kecil udah kebuka, tapi masih terlihat ngantuk tuuh anak.. hmm maaf yaa Raff.
“nyenyak banget sih tidurnya..” kata guaa.
“…… huuaaaaah….!” Eehh buset -_- malah nguap nih anak -_-
“gak sopan yaa luu nguap di hadapan guaa!!” jarak pandang kami emang dekat sekarang, guaa duduk di sampingnya secara dekat.
“hehee maaf” sahutnya.
“ayoook masuk ke dalam”
“kita di mana Raff??”
“di rumah guaa”
“….. di rumah mu?!!”
“gak usah kaget juga kali.. gak mungkin kan guaa ngantar kerumah luu jam segini”
“emang jam berapa?”
“nooooh” guaa nunjukin jam tangan guaa.
“astagaaa… bukannya kita tadi pulang jam 1 Raff??” biarpun kita nyampe jam 1 mana mungkin juga guaa ngantar ke rumah luu ngedor-ngedor rumah luu Raffa -_-
“tadi sempat macet setengah jam.. lagian jarak taman tadi agak jauh dari rumah guaa” yaah begini lah nasib tinggal di perumahan yang agak terpencil -_- semuanya serba jauh.
Fiuuh! Untung aja Raffa kecil udah bangun.. kalau misalkan gak bangun-bangun gimana?? Masa iyaa guaa gendong masuk ke dalam rumah haha.. guaa sempet kaget juga, rupanya kak Michell tidur di depan tv bareng teman-temannya yang lebih dari 6 orang itu dan tentu aja cewek semua.. ehh pacar kak Michell mana yaa? guaa memperhatikan satu-satu temannya yang tertidur pulas di atas kasur yang berukuran cukup besar itu yang di taruh di atas lantai depan tv.. guaa jadi ingat sahabat-sahabat guaa yang pernah nginap di mari tidur di depan tv juga. Lalu guaa beralih menuju anak tangga naik ke lantai dua bareng Raffa kecil yang kelihatannya masih setengah sadar itu.
*kreeek*
Kami masuk ke dalam kamar guaa.. ahh tempat yang begitu nyaman bagi kehidupan guaa adalah ranjang guaa sendiri.. ahh.. guaa pun merebahkan tubuh di atas ranjang.. nyaman banget! Raffa kecil heran menatap guaa yang kegirangan berbaring terlentang di atas ranjang.
“kamu kok masih seger aja matanya??” tanya Raffa kecil yang masih berdiri.
“guaa udah seharian penuh tidur hehee” yupp.. emang bener guaa hampir seharian tidur, bayangin aja tuuh guaa bangun jam 11 pagi menjelang siang terus lanjut lagi tidur siang dari jam 2 sampe jam 5. Hehe
“hmm gitu..”
“luu mau ganti baju gak??”
“aku pakai baju ini aja”
“gak sumpek tuuh dari tadi pake baju itu??”
“gak kok.. justru bajunya nyaman di pakai, adem Raff” guaa terkekeh mendengarnya, seolah dia memuji pemberian guaa itu. ughh diaa cocok banget pake baju penguin! Lucuk banget
“yaa sudah.. guaa aja yang ganti baju” kata guaa yang bangkit dari ranjang menuju lemari pakaian guaa mengambil pakaian tidur.. dan menanggalkan pakaian yang guaa kenakan. Sesekali guaa memperhatikan Raffa kecil yang lagi baring membelakangi guaa.
‘diaa pasti ngantuk banget..’ gumam gua.
Selesai berganti pakaian, guaa langsung menuju kamar mandi dalam buat aktivitas sehari-hari guaa sebelum tidur malam.. yah tau sendiri kan?? Selesai bebersih-bersih di kamar mandi guaa langsung terjun keranjang guaa menyusul Raffa yang tertidur pulas posisinya masih membelakangi guaa, guaa memperhatikan pinggangnya yang cukup ramping, lengan serta tangannya yang putih mulus.. ohh god! kenapa guaa begini?
Entah apaa yang ada di benak guaa ketika melihat tubuhnya yang tertidur membelakangi guaa, guaa masih dan masih saja memperhatikan tubuhnya itu dari belakang, yupp dengan posisi selonjoran dan menopang bagian kiri wajah, guaa memperhatikan Raffa kecil secara dekat. Tercium aroma tubuhnya yang khas yang wangi serta aroma rambutnya yang harum seperti rambut anak tk.. apa dia make shampoo anak-anak??
Tangan kanan guaa pun beranjak dari atas paha guaa menuju lengan putih mulusnya Raffa kecil, lembut! Itulah yang guaa rasa.. kulitnya berbeda sekali dengan guaa. Guaa mencoba memanggil nama Raffa kecil, terdengar samar-samar sahutannya..
“luu belum tidur??” tanya guaa.. tangan guaa masih berada di lengannya.
“.....” dia gak ngejawab, malah terdengar suara dengkuran kecilnya.. hihi
‘Raff.. guaa sayang sama luu’ itulah kata-kata guaa sebelum terlelap di alam mimpi
@lulu_75 @Abdulloh_12 @awi_12345 @QudhelMars @Aurora_69 @key_st5 @andrik2007 @Adhitiya_bean
ku baru notis raffa suka penguin, hih sama deh, klu raffa suka penguin species apa nih? klu aku suka sama adelie penguin. /o/