It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Adhitiya_bean aku suka jenis gentoo sama adelie kak hehe
@lulu_75 huuum
@andrik2007 iyaa sama-sama makasih udah baca..
Jngn apa2in Raffa kecil yes
(20) Raffa POV
Hari demi hari ku selalu bersama dia, bersama orang yang aku cintai, bersama orang yang membuatku lupa akan hal yang pernah terjadi sebelumnya. BUTA! Cinta itu BUTA! Itulah kalimat yang tepat untukku. Selama ujian semester berlangsung, tiada hentinya dia menjemput dan mengantarku. Sebenarnya aku tidak suka di perlakukan seperti itu secara terus-menerus, aku merasa iba dengannya karena jarak rumah dia sangat jauh dengan tempat tinggalku, namun salah satu dari temanku menemuiku dan terlibat percakapan.
“Raff.. luu tinggal di jalan cendrawasih yaa??”
“……”
“yaa kan??”
“laaah.. malah bengong, yaa kan??!”
“..umm iyaa Gus”
“pantesan aja si Raffa lama ke situ muluk gak mau barengan sama guaa”
“maksudnya??”
“diaa antar jemput luu kan beberapa hari ini??”
“diaa berangkat sekolah dari rumah guaa, rumah guaa di jalan camar”
Itu artinya Fael menginap di rumah Agus! Jadi seperti itu rupanya?! Pantas saja Fael tidak pernah telat menjemputku.
“Raff..”
“iyaa kenapa??”
“kamu gak tinggal dirumah yaa??”
“hah?? Apaan??” aku menghela nafas sejenak.
“…..kamu nginap di-rumah Agus kan??”
“ehh apaan?? Kata siapa?” Fael berusaha ngelak dengan bola matanya yang tidak menatapku.
“kamu jangan bohong Raff”
“aku lebih suka kamu jujur”
“okeee Fine.. iyaa guaa nginap di rumah Agus”
“pasti Agus ngasih tau luu kan??!”
“iyaa.. tadi pagi dia ngasih tau aku”
“oohhh dasar emang yaa Agus!!!”
“jadi kamu bohong sama aku nih”
“hehee maaf.. kan biar guaa umm..”
“kenapa kamu nginap di rumah Agus??”
“looh kok malah tanya?? Emang Agus gak ngasih tau??”
“…luu tau kan kalau guaa sering kesiangan??”
“maka dari itu guaa nginap di rumahnya Agus, biarpun guaa kesiangan bangun gak mesti jauh-jauh berangkat ke sekolah.. kalau dari rumah guaa misalkan guaa kesiangan gimana nasib guaa??”
“ngolok yaa luu!!” aku masih terkekeh mendengar apa yang barusan di ucapkan Fael.. bibir tipisnya itu dengan cepat mengatkan kalimat-kalimat itu hihi.
**
Ujian semester 1 telah usai dan kini saatnya menanti hari dimana hari yang menentukan prestasi dalam bidang akademik melainkan pembagian raport siswa-siswi dan hari ini lah pembagiannya. Seperti biasanya Fael selalu menjemputku dengan motor maticnya yang berwarna biru silver.
“kamu kecepatan nih jemput aku” jam masih menunjukan pukul 8.32 pagi, padahal pembagian raport dimulai pukul 9.15.
“hehee emang sengaja” jawabnya santai turun dari motor melepaskan helmnya lalu duduk di kursi rotan teras.
“luu sudah mandi belum??” tanya Fael yang memperhatikanku dari ujung kepala sampai ujung kaki.
“…b—belum” jawabku yang menunduk karena malu.
“masa sih belum mandi??” Fael beranjak dari duduknya dan mendekat ke arahku.
“kamu ngapain??”
“kok wangi” Fael berada di dekatku dan hidungnya seperti mengendus-endus aroma tubuhku.
“jiaaaaah… pipi luu merah..” aku malu ._. Fael membuat pipiku memerah.
“ugghhhh gemas!” Fael mencubit kedua pipiku dengan gemasnya.. dan tentu saja aku makin dibuatnya salah tingkah ditambah pipi dan wajahku pasti makin memerah.
Aku masih tidak mengerti dengan sifat Fael yang cenderung lebih memperhatikanku, cenderung lebih dekat denganku. Mungkinkah Fael memiliki perasaan lebih dari sekedar teman terhadapku? Ahhh.. pikiran kacau! Fael tidak sepertiku, Fael lelaki normal! Itulah yang aku rasa dari gerak-gerik tubuhnya.. jika Fael memiliki perasaan terhadapku, mungkin saja dia akan mengatakan hal yang serupa seperti apa yang pernah aku katakan ketika berada di kamarnya sekitar 1 bulan yang lalu.
“lamunin apaan luu??” tanya Fael yang duduk di sampingku. Sekarang kami sudah berada di sekolah menanti acara pembagian raport.
“gak lamunin apa-apa..”
“yang bener??”
“haaaii haaaii haaaii!!” aku menoleh ke sumber suara, rupanya Nanda.
“ehh nyai! Fajar masih nyangkut sama nenek lampir??”
“hmm.. dia masih di sono” dengan santainya Nanda duduk di kursinya.
“udaah deh!! Gak usah sebut-sebut nama Fajar lagi Raff” mataku sempat terbelalak mendengar apa yang barusan Nanda ucapkan.
“.. tapi kan Nan, Fajar juga salah satu sa..”
“kalau dia sahabat! Seharusnya dia mendengar apa yang kita suruh!!”
Aku tidak mengerti dari percakapan mereka berdua, sebenarnya apa yang telah terjadi?? Apa itu semua karena Fajar yang selalu menghindar dari kami ber-enam? Aku berusaha untuk tidak mau tahu apa yang telah terjadi, tapi tetap saja aku penasaran.
“ohh iyaa ntar tahun baru jangan lupa yaa” ucap Nanda yang mengalihkan suasana yang sempat suram.
“oooohhh iyaaa Nan” jawab Fael girang sambil menoleh dan tersenyum ke-arahku. Apa maksudnya??
Sekian lama menunggu wali kelas kami yang bernama Bu Inike tuk membagikan raport siswa-siswi kelas IPA 3 (kelas kami kelas IPA 3 yaa bukan kelas IPA 2.. di beberapa bagian ada salah pengetikan.. salahkan Fael yaa teman-teman hehe)
Kembali dengan Bu Inike yang telah berada di dalam kelas kami yang di susul Widya ketua kelas serta wakilnya yang bernama Dimas membawa sebuah buku raport.. seperti biasa sebelum pembagian raport, terlebih dahulu wali kelas memberikan wejangan-wejangan serta nasihat kepada kami.
“untuk kedepannya.. tingkatkan lagi.. lebih memuaskan lagi prestasi akademik kalian semua yaa anak-anak ibu yang cakep-cakep yang imut-imut!!”
“masa kalian di sekolah setelah liburan nanti hanya berkisar 3 bulan lebih saja.. untuk itu kalian harus belajar sungguh-sungguh yaa nak!! Karena 3 bulan itu waktu yang singkat!! Buat Bu Inike bangga yaa nak.. buat sekolah kalian bangga”
“SIAP BU INIKE!!!” jawab kami serentak dengan tegas..
“ibu terharu sekali…”
“huuuuuuuuuu….!!!” sahut teman-teman menyoraki bu Inike.
“mulai dah lebaynya bu Inike!” celetuk Fael.
“TIDAK SOPAN YAA RAFFA LAMA!!” seisi kelas pun tertawa mendengar apa yang di ucapkan bu Inike termasuk aku sendiri, Fael pun terlihat bete dan salah satu kebiasannya muncul lagi (melotot memperhatikan teman-teman lain yang memperhatikan Fael dengan gelak tawanya) Fael paling tidak suka di-sebut dengan julukan Raffa lama hihi.
**
“widiiiih… selamat yaa Raff”
“iyaa makasih Sel”
“oh my gosh!! My bebeb peringkat satu!! Nilai matiknya…. Aaaaaakkkk!!” histeris Misca yang melihat isi raportku yang tertera nilai-nilai akademik.
“lebaaay amat daah luu!” celetuk Nanda.
“heeeeleeeh.. palingan tadi luu begini juga kan liat nilai My bebeb!”
“guaa gak kayak luu yaa.. yaa kan my prince?”
“ehh wanita lenjeh emang yaa kalian berdua ni kekuran….”
“apaa luu bilang Gus!!!”
“…. Kabooooorrrr!!” teriak Agus yang berlari dari kejaran Misca dan Nanda.. aku geleng-geleng kepala melihat tingkah laku mereka.
“haaaaduuuh! Buat malu aja mereka bertigaa ahhhh!!”
“guaa lerai mereka dulu yaa Raff” sambung Gisel..
“oo—oh iyaa” Gisel pun berlari kecil mengejar mereka bertiga. Sementara Fael… Fael dimana yaa??
Aku celingak-celinguk mencari lelaki yang lebih tinggi dariku yang memiliki mata berwarna coklat serta kulit berwarna kuning langsat itu.. Itu dia!! Fael berada di depan ruang guru bersama bu Inike, sedang apa Fael bersama bu Inike?
Fael sadar bahwa aku telah memperhatikannya dari sebrang (depan koridor kelas Bahasa) Fael mengisyaratkan aku tuk mendekatinya.
“… aduuh nak Raffa.. itu masih lama looh acaranya.. kenapa kamu begitu penasaran??”
“niih bu.. saya bakal sama Raffa nanti”
“eelahdalah.. sejak kapan kamu ada di sini cakep” ucap bu Inike yang terkejut melihatku berada di kanan belakang bu Inike.
“gimana bu?? Kan perwakilan tiap kelas toh?”
“kamu lihat saja nanti yaa.. lebih baik kamu memikirkan liburan akhir tahun.. ketimbang acara itu yaa..” ucap bu Inike ke Fael..
“aaaahhh ibuu!!!” sesal Fael yang memperhatikan bu Inike pergi menuju ruang guru.
“kamu bahas apa tadi??” tanyaku penasaran.
“…itu acara pensi kita sekaligus perpisahan kelas” aku manggut-manggut menanggapi.
“yoook pulang..” seru Fael mengajakku dan menarik tanganku.
**
Sekarang aku sedang duduk di ruang tamu bersama ibu dan adekku, aku senang sekali melihat ibuku seperti sekarang ini di tambah lagi adekku yang tidak pernah menampakkan emosinya atau kekesalannya terhadap ibu. Kini aku bisa tersenyum lebar melihat mereka berdua yang lebih dekat satu sama lain.. namun aku selalu berfikir akankah ini bertahan lama? Aku tidak tahu jawabannya, karena sifat ibu sewaktu-waktu bisa berubah 180 derajat, aku masih tidak tahu penyebab sifat ibu yang tiba-tiba berubah menjadi pendiam dan pemarahan, terlebih lagi ibu sering bertindak aneh terhadap adekku yang bernama Siska, salah satunya ibu pernah sama-sekali tidak menghiraukan Siska selama 2 hari berturut-turut.
“kak…”
“… iyaa kenapa dek??”
“nanti antar adek kerumahnya Momon ya”
“adek mau menginap di sana??” tanyaku sembari melihat ibu yang menyetrika baju.
“iyaa kak, ada acara bakar-bakar.. kan enak kak daripada di rumah”
“emang kakak gak jalan sama kak Raffael??” sambung adekku bertanya, reflek tenggorokanku terasa gatal sehingga aku tiba-tiba batuk.
“… kamu gak jalan nak??” tanya ibuku. Aku berusaha semaksimal mungkin menahan batukku yang tiba-tiba ini.
“gak bu.. Raffa di rumah aja” ibuku manggut-manggut menanggapi.
“adek siap-siap dulu yaa..” akupun mengikuti adekku yang pergi ke kamar ibu.. aku duduk di kursi kecil di kamar sembari memperhatikan adekku yang mengkemas-kemas baju.
“huuuh udah nih.. ayok kak” pinta adekku. Kami berdua keluar kamar dan tidak lupa berpamitan dengan ibu yang masih dengan aktivitas menyetrika pakaian.
“hati-hati yaa naaak..” ucap ibuku yang berdiri di depan pintu.
Selama aku mengantar adekku kerumah Momon (teman sekelas adekku) tiada hentinya dia berbicara tentang Fael! Aku mulai risih mendengar tiap-tiap ucapannya yang seolah-olah mengagumi sosok Fael dan lebihnya lagi adekku terus-terusan menyangkut-pautkan Fael denganku.
“kakak kok gak jalan sih dengan kak Raffael? Padahal malam tahun baru loh ini”
“kak Raffael ada ngasih apa lagi kak??”
“kakak beruntung banget punya teman sebaik kak Raffael”
“kak Raffael naksir kakak kali yaa??”
“atau kakak yang naksir kak Raffael??”
Aku tidak ingin menanggapi tiap-tiap ucapannya itu, aku memilih diam dan fokus ke jalan raya.
“bisa gak bawa tasnya??” sesampai kita di depan pagar rumah Momon.
“bisa kok kak.. kan cuman pakaian doang, lagian sedikit”
“yaa sudah.. jangan nakal yaa”
“harusnya adek yang bilang begitu ke kakak” aku mengangkat alis sebelah kiriku tanda tak paham.
“aahhh emang gak peka’an si kakak.. udah sana huussh huussh pulang!”
“selamat bersenang-senang dengan kak Raffael yaa kak hihi” tambah adekku. Huuuh! Aku memperhatikan adekku yang mengetok-ngetok pintu rumah Momon, terlihat ada beberapa teman-temannya yang mempersilahkan dia masuk kemudian aku menancap gas motor tuk pulang kerumah.
Malam ini adalah malam tahun baru, malam tahun baru pertama kali di kota yang begitu padat ini. Suara kembang-api yang bersahut-sahutan tiada hentinya memeriahkan langit malam yang cerah ini, jalan raya juga tidak kalah meriahnya terlebih lagi pedagang jagung bakar yang kebanjiran pelanggan. Seperti itulah malam tahun baru yang aku lihat sekarang ini, sesampai di depan gang aku melihat sebuah mobil yang bertengger di depan warung tutup itu, aku seperti pernah melihat mobil yang bertengger itu, tapi mobil siapakah itu?
Dan tentu saja ketika aku sudah masuk kedalam gang dengan mengendarai motor, terlihat seorang laki-laki yang sedang duduk di teras rumah sembari menoleh ke arah pohon di depan rumah beton. Fael!! Gumamku..
Aku memberhentikan motorku di depan rumah kemudian turun dan berjalan ke arah Fael. Sepertinya dia tidak menyadari keberadaanku, kepalanya tetap saja masih memperhatikan pohon di depan rumah beton.
“Raffa..” tegurku. Fael terlihat terkejut mendengar panggilanku.
“ada apa kamu kesini??” sambungku.
“luu telat banget datangnya” nadanya terdengar menyesal. Fael menyesal? Ada apa?
“telat?? Kok telat?” aku tidak mengerti apa yang di ucapkan Fael.
“jadi sebenarnya guaa mau ngajak luu nonton pertunjukan circus malam ini, tapi acaranya keburu mulai” jawabnya panjang lebar.
“…. Oohh gitu” jawabku santai.
“kok jawabnya santai banget”
“aku gak suka circus”
Benar! Aku tidak suka dengan pertunjukan circus, sebenarnya bukan ketidaksukaan terhadap circus, melainkan aku pernah hilang dan terpisah dengan orangtuaku selama lebih dari 5 jam saat berkunjung ke acara pameran circus dan hal itu terjadi hingga tiga kali. Aku menjadi trauma.
**
Aku benar-benar di buatnya makin jatuh, bukan jatuh tersungkur ke tanah ataupun lantai melainkan aku makin jatuh cinta kepada seorang laki-laki yang sedang meminum jusnya saat ini. Yaa! dialah Fael! Entah sampai kapan rasa cintaku ini terus mengalir begitu saja di tambah lagi dengan malam tahun baru ini. Fael membawaku, membawaku ke sebuah stadion yang berbentuk seperti donat ini, apakah ini benar-benar stadion?? Entahlah.
Aku terus saja lahab memakan-makanan yang telah di belikan Fael. Fael selalu saja membelikan aku makanan, padahal sering kali aku melarangnya tuk membayarkan aku makan atau membelikan aku makan, namun tetap saja Fael tidak pernah menuruti perintahku, Fael hanya membalas dengan senyuman serta cubitan mautnya ketika aku di buatnya kesal dan perlakuannya itulah yang membuatku menjadi luluh lagi. Aku tidak bisa terlalu atau berlama-lama kesal terhadap Fael.. ohh mungkinkah aku cinta mati ke Fael?
Malam ini merupakan malam tahun baru yang sangat menyenangkan bagiku, begitulah yang kurasa. Malam tahun baru bersama teman-teman dekat dan bersama orang yang special di mataku dan hatiku. Tiada hentinya aku tersenyum malam ini, sembari menatap bintang di langit sekaligus menatap Fael yang tersenyum ramah denganku. Ditambah lagi pertunjukan kembang api saat pergantian tahun telah tiba, begitu takjubnya aku melihat kembang api yang telah di lemparkan ke atas langit itu, terang-benderangnya kembang api membuat hatiku tenang. Sepintas aku melihat Fael yang sedang merekam kembang api di langit. Seperti ini lah malam tahun baruku kali ini
**
Aku terbangun dari tidurku, aku masih tidak yakin apakah aku benar-benar berada di kamar Fael dan tidur bersamanya di ranjang yang sama. Kembali lagi aku mengingat kejadian malam tadi dimana aku hampir terjatuh akibat mataku yang sangat mengantuk dan tubuhku di tahan oleh Fael dari belakang di tambah lagi Fael yang menggopoh separuh tubuhku. Tubuh kami sangat dekat, hingga aku bisa mencium aroma tubuhnya yang wangi parfum.
Aku terkejut ketika Fael bangun secara tiba-tiba dari tidurnya..
“Raffaa…” ucapku pelan sembari melihat punggung Fael dengan posisi duduk.
“kamu kenapa??” sambungku. Faelpun menoleh ke-arahku.. terlihat keningnya yang sedikit berkeringat.
“Raff…” ucapku yang khawatir melihatnya yang menatapku dengan tatapan entah apa itu.
“Guaa minta luu jangan pergi dari kehidupan guaa Raff” ucap Fael dengan nafas menderu. Aku tidak mengerti maksud ucapan Fael tersebut. Atau Fael mengigau??
“kamu kenapa Raffa??” aku bangkit dari posisi semula mengikuti posisi Fael yang duduk.
“……” Fael tidak menjawab ucapanku.
“Raff…”
“Guaa sayang sama luu Raff… guaa minta luu jangan pergi dari guaa.. guaa mohon! Guaa udah cukup kehilangan satu orang yang guaa cintai, tapi…. guaa gak bakalan bisa kalau guaa kehilangan orang yang gua cintai tuk kedua kalinya” ucap Fael panjang lebar.. lalu mendaratkan pelukannya ke tubuhku dengan erat. Dekapan yang erat dari Fael hingga aku bisa merasakan detak jantungnya.
“k—kamu kenapa??” sahutku yang sedikit gugup. Aku tidak membalas pelukannya..
Aku berusaha mencerna tiap ucapan Fael yang baru saja aku dengar.. cinta? Orang yang Fael cinta? Kehilangan orang yang Fael cinta tuk kedua kalinya? Mendadak hatiku dag-dig-dug setelah berhasil mencerna ucapannya itu, aku memejamkan mata lalu mengangkat kedua pergelangan tanganku dan melingkarkan pergelangan tanganku di punggung Fael.
“Raff..” ucapku pelan. Fael tidak menjawab ucapanku, pelukannya justru makin erat.
“R—Raaf.. jangan kuat-kuat..” aku meronta karena tubuhku terasa sakit akibat pelukannya yang begitu erat. Fael melonggorakan dan melepas pelukannya.
“……..” Fael menatapku dengan mata sendunya di pagi hari. Fael sempat menggelengkan kepalanya.. apa maskudnya??
“mungkin guaa gila.. tapi ini yang guaa rasakan…” ucap Fael yang menunduk.
“guaa cinta sama luu.. guaa mau jadi pacar luuu” ucap Fael pasti sembari menatapku lekat.
@lulu_75 @QudhelMars @Aurora_69 @awi_12345 @Adhitiya_bean @key_st5 @andrik2007
Kita tunju kelanjutannya di sini segera...
Heh kapan tuh Fajar putus sma mak lampir. Iyuh bngt deh... Seharusnya kumpul lgi dunk bareng gengnya.
Lanjut om ...
Ntar Fajar jadian sama Reza aja @Aurora_69 ... wkwkwk
uwlalalaaaaaa akhirnyaaaaaa, hih wajib lanjut ini mah dan kudu lanjut garis keras.
pov yang kutunggu tunggu, pov nya raffa, ku awal nya mengira raffa sudah melupakan fael dan celebek dengan dimas tapii.... uwlaaaalala cipika cipiki deh buat rama sukaaak cerita nya, sempet bikin ai greged kepo parah dan mikir kemana mana, dan lagi adik mya raffa selalu bikin ai ngakak.
bediwei lanjooooootttttt gaspolll cuss