It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
bukan banci ^^
diaz itu klemar klemer dan gak bs beratem @Rara_Sopi
@lulu_75
@Aurora_69 kepalang basah kak makany ngamuk ^^
Lututku lemas, sulit buatku berdiri dengan benar. Tapi Surya terus memaksaku berdiri, dia bahkan menjambak rambutku. Aku gak bisa berbuat banyak, sementara kepulan asap semakin tebal.
Toni menarik paksa tubuhku, aku meringis menahan nyeri pada kepala dan lenganku yang dicengkram Surya. Kurasa banyak dari rambutku yang tercabut, aku juga bisa merasakan kulit lenganku yang tertarik.
Toni mendekap tubuhku, dia mengarahkan telapak tangannya pada Surya. Surya berlari ketakutan sambil berteriak.
"Jangan, jangan lakukan itu" ucapku susah payah. Tapi Toni mengabaikan ucapanku.
"Kumohon jangan" ucapku lagi sebelum akhirnya padanganku mengabur.
"Yas, jangan pingsan. Kamu harus tetap sadar" ucap Toni sambil menepuk pipiku.
Tapi kepulan asap membuatku sulit bernafas.
"Yas, kamu harus bertahan. Kita keluar sekarang" ucap Toni sambil memapahku. Meski sempoyongan, aku berusaha melangkah.
Gak tahan karena gerakanku yang lambat, Toni lalu mengangkat tubuhku dan berlari keluar dari ruangan itu.
"Kita harus keluar, cepat" ucap Raiz keras sambil berlari keluar. Diluar kami langsung disambut oleh para guru yang langsung membawa kami kerumah sakit terdekat.
Aku tengah bersandar dibangsalku saat Raiz dan Toni masuk keruang rawatku. Mereka terlihat baik-baik aja, berbeda denganku yang harus mendapat perawatan lebih.
Aku ini payah sekali. Karena lahir dikeluarga besar yang terlalu memanjakanku. Aku jadi lemah dan selalu bergantung pada orang lain.
Kubiarkan Raiz memelukku, aku memukul wajahnya saat Raiz dengan sengaja mengecup leherku.
"Lehermu masih sakit, Yas?" tanya Toni sambil meraih tanganku. Aku menggeleng cepat.
"Terimakasih, kamu sudah nolongin aku. Aku hutang nyawa sama kamu" ucapku serius, sementara Toni terlihat kikuk. Ekspresi wajahnya terlihat lucu.
"Kamu gak hutang nyawa sama aku Yas" jawab Toni lesu.
"Aku senang bisa mempertahankan foto itu" ucapku sambil merogoh saku celanaku, lalu menunjukannya pada Raiz.
"Suryalah yang selama ini mengirimi mu surat tanpa nama pengirim" jelasku. Raiz menatapku dan Toni bergantian.
"Kalian hampir saja mati terpanggang disana, hanya untuk menunjukan foto ini padaku" ucap Raiz.
"Awalnya aku hanya ingin kamu berhenti menuduhku, foto itu bisa jadi bukti buatku tapi Surya membuat semuanya jadi seperti ini" jelas Toni. Raiz diam.
"Surya juga mengancamku supaya menjauhimu, Iz" Raiz menatapku terkejut.
"Surya itu saudara sepupu ku. Tapi sejak kecil kami gak pernah akur. Kami selalu bertengkar, puncaknya saat umurku 14 tahun. Aku dan Surya berkelahi, kami sama-sama babak belur. Tapi papaku justru memilih melindungi Surya, aku marah. Lalu api yang keluar dari tanganku nyaris membakar papa. Sejak hari itu papa memilih tinggal ditempat yang jauh dari keramaian" jelas Toni panjang lebar.
"Kamu juga bodoh, udah tau Surya bohong kenapa diam aja" ucap Raiz sinis, Toni menggaruk belakang kepalanya.
"Karena ucapanmu waktu itu, aku menyadari kebodohanku selama ini. Itu sebabnya aku berfikir untuk mencari tau siapa pengagum rahasia mu. Tapi jadinya malah seperti ini" jawab Toni sambil menatap Raiz.
"Surya yang memberitahu para guru kalo ruang loker terbakar. Surya juga yang bilang kalo kamu dan Diaz ada diruangan itu, makanya aku masuk kesana nyari kalian. Tapi Surya gak bilang kalo kamu yang bakar" jelas Raiz kemudian.
"Aku sudah ceritakan hal ini sama orangtuaku. Orangtuaku bilang akan mengganti semua kerugiannya" ucap Toni.
"Berati semua sudah selesai. Soal Surya kita lupakan aja" ucapku.
"Aku setuju sama Diaz" ucap Toni. Raiz cemberut.
"Sebagai gantinya, gimana kalo kalian ngajarin aku silat, kungfu atau apalah namanya, supaya aku juga bisa berkelahi seperti kalian" ucapku lagi.
"Yang itu aku gak setuju, kamu aku gak perlu belajar kungfu Yas. Ada aku, aku yang bakal jagain kamu" ucap Toni sambil menggenggam jemariku.
"Hei hei Diaz milikku. Aku yang bakal jagain dia. Cepat lepaskan tangannya" ucap Raiz sambil menarik tanganku yang dipegang Toni.
Aku menghela nafas bosan. Mungkin aku harus mencari guru bela diri yang lain.
Aku senang semuanya berakhir. Meskipun harus dengan cara yang kurang menyenangkan. Kuharap Surya gak lagi menyebarkan cerita buruk tentang Toni. Dan lekas menyadari semua perbuatan jahatnya itu.
Kupejamkan mataku, kubiarkan Raiz dan Toni berdebat. Semoga saja saat membuka mata nanti segalanya menjadi lebih baik.
Semoga.
Tamat.
Season 2nya jngn lupa yes.
drpd ceritanya makin melebar gak jelas jd saya tamatin aja, yg penting misteriny udah terjawab hehehe
makasih udah baca dan komen Lulu.
@Aurora_69 season dua tentang kita aja gimana uda Au #wink ^^
Gak mau ah ahahaha
Klo soal geng beng mah, aku siap kok. @seabird @boyszki