It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ada yang ngerti istilah-istilah di arung jeram silahkan melanjutkan..
...
"Selamat datang temen2 mahasiswa dari kampus Bina Jaya. Kenalkan nama saya Yayan Suryayan, hari ini saya akan memberikan beberapa pembekalan sebelum teman-teman asik bermain disini. Helm ada dibelakang teman-teman dan rompi adalah disebelah kanan....bla bla bla"penjelasan panjang lebar dari sang ketua pemandu.
Semestinya penjelasan dari pemandu itu kurang menarik dan sudah sering mereka dengar isinya, hanya dikarenakan yang membawakannya adalah seorang pemuda dengan badan agak hitam namun berotot, sementara bentuk rahangnya terlihat kuat, membuat semua anak perempuan sangat menyimak.
Tak bisa dipungkiri, terkadang Remi mencuri melihat ke tonjolan pangkal paha si pemandu tersebut karena celana yang dipakai cukup ketat. Tanpa disadari Mandala cukup mengagumi dan terkesima dengan kegagahan pemandu tersebut. Sun lebih tertarik dengan seorang pemandu yang membantu memasangkan rompi padanya, dia masih terlihat muda dengan kulit gelap dan badannya tidak begitu kurus. Sementara Satria sedang asik berbicara dengan Topan, sang pemandu yang lain. Dito sedang membantu Angel memakai rompi.
...
Dalam masing-masing perahu karet itu terbagi 6 orang dengan satu orang pemandu. Dito, Angel, Sun, Cimox, Remi dan Mandala satu perahu. Dengan seorang pemandu yang memperkenalkan diri bernama Rangga, seorang pemuda berusia sama dengan mereka. Tidak begitu tampan tetapi senyumnya yang manis serta postur tubuh mirip Cimox membuat daya tarik tersendiri.
"jeram yang paling susah namanya jeram mayat yaitu jeram ketiga. Tingkat kesulitannya sangat tinggi sekali jadi berhati-hatilah" terang rangga. "ada yang mau ditanyakan"."kalo tidak ada mari kita turun sekarang.
perahu karet tersebut mulai terombang-ambing dipermainkan arus. Ardenalin seolah terpacu sampai keubun-ubun. Teriakan dan pekikan dari para anggota menimbulkan sensasi yang indah.
Jeram dua telah terlewati dengan baik.
"siap" teriak rangga semua anggota bersiaga terlihat didepan jeram yang sangat curam dengan arus yang sangat deras.
"jeram" kembali rangga berteriak. Namun karena kurang kompak perahu itu nampak oleng dipermainkan arus yang seolah-olah ingin menerkam perahu tersebut.
"Ahhh..." angel terpelanting dari perahu yang mengakibatkan perahu terbalik. Namun dengan sigap mandala menolong angel. Remi yang saat itu kurang siap ikut terlempar.
"Aduh..."kepala remi membentur batu dengan kerasnya.Walaupun memakai helm tapi karena benturan yg terlalu keras membuatnya pusing. Rasanya dunia berputar dan semua terasa lambat. Diantara ketidaksadarannya dia melìhat sosok seorang malaikat mendekatinya dengan tangan kokohnya meraih tubuh remi dan mendekapnya dalam pelukan. Seolah waktu terhenti. Dekapan itu terasa nyata dan damai dalam pelukan.
Sesaat remi membuka mata dan melihat wajah sang malaikat.
"oh...Dito" setelah itu remi tidak merasakan apa-apa,dia pingsan.
*
“Apa yang kamu pikirkan, sayang?” tanya seorang lelaki disampingnya berperawakan agak kurus, tinggi dan putih. “Gak papa kok, cuman lage sedih aja…”jawabnya perlahan sambil menutup folder di komputernya yang berisi foto-foto kenangan saat kemah dulu. “Sudahlah, tidak perlu diingat lagi, semua sudah takdir, seperti takdir kita bertemu, dan seperti sekarang ini..”ujar Mox menenangkan Sun. Sun menghampiri Mox yang pada saat itu sedang berbaring membaca Cinemag edisi Iron Man di lantai berkarpet berwarna cokelat kemudian dikecupnya kening kekasihnya itu. “Ok deh, aku gak akan ingatin lagi, aku bersyukur dan aku yakin semua ada hikmahnya, semua ada takdirnya, tapi kita doain biar mereka disana bahagia sebahagia kita ok?” katanya. “Kamu sayang aku?” tanya Mox langsung dan dibalas dengan senyuman oleh Sun, kemudian dia menjawab,”banget! asal gak pake percikin air lage ya..!” balasnya. Kedua lelaki itu saling tersenyum sayang.
…
Semeninggalnya Remi dan kekasihnya Angel, Dito agak pendiam. Kejadian itu benar-benar adalah pukulan terberat dalam hidupnya. Kehilangan dua orang yang sangat dia kasihi dan dia sayangi pada saat bersamaan. Remi sobat dekatnya yang juga satu kamar kos dan Angel sang bunga hatinya.
Sudah tiga bulan ini Dito pindah ke kos-nya Mandala, sobat paling akrabnya sekarang. Saran pindah kos dari Mandala dituruti oleh Dito agar dapat melupakan kenangan yang pernah ada.
*
“Tuhan kirimkanlah aku kekasih yang baik hati…yang mencintai aku apa adanya…” suara The Rock dari i-tune computer-nya Mandala mengisi kamar berukuran 3x2,5 meter itu.
“Man…buka woi…” ketuk Dito diluar. Karena suara musik lagunya lebih besar dari ketokan pintu, Mandala tetap asik mengutak ngatik komputernya.”…”Man, buka woi…!” ketok Dito lebih keras. Menyadari ada yang mengetuk pintu, Mandala mengecilkan volume speakernya, dan bergegas ke arah pintu. “Siapa?” tanyanya dari dalam. “Gw Dito” jawab dari luar.
“What’z bro?” tanya Mandala. “Anjrit, nyetel lagunya gak bisa lebih kenceng lagi,biar se-kampung ngedenger..”protes Dito. “Sori, lage asik. Ada apa neh?” tanya Mandala lagi karena merasa teranggu keasikannya. “Gak, ini gw mo liatin lo…” katanya sambil menyodori sebuah buku. “Gw nemuin ini dikardus bukunya Remi.” Diambilnya buku bersampul biru muda itu. Tertulis didepannya “It’z Remie” Mandala membuka buku tersebut, dan dia berkata dengan sedikit terkejut,”ampun, ini diary-nya Remi.”
tega banget nih sun... Bunuh karakter remi. Padahal gue udah mau nyiapin adegan sexnya nih.
Sebenernya gue milih karakter remi ini juga ada maksud biar lingguiremi (penulis idola gue diforum ini) mau ikut gabung walaupun cuma 1 paragraf.
Hikz..Hikz..Hikz... Sirna deh harapan gue
"Gue mau keatas sebentar" mandala bergerak hendak berdiri dari posisi duduknya.
"loe ngak usah temanin gue..Gue butuh waktu sebentar untuk sendiri" Mandala kembali keposisi duduk dengan diari biru dipangkuannya.
Diatas atap dito duduk disebuah bangku kayu yang biasa dipakai penghuni kos untuk bersantai sore hari menunggu malam sambil menggoda cewek yang melintas didepan kosan tersebut.
Lantai tiga ini memang tidak ada bangunan. Oleh pemilik rumah lantai ini digunakan untuk tempat jemuran kain.
Mata dito memandang kosong,pikirannya menerawang jauh kembali kemasa lalu.
Sun berusaha menbantu dito untuk menaikkan tubuh remi kedarat.
Tubuh remi begitu pucat. Darah mengalir dari dahinya sampai kepipi. Baju yang tadinya putih berubah menjadi merah.
Dito mendekat dan kemudian menekan-nekan dada remi untuk memberikan pertolongan pertama dada tersebut nampak tidak berdenyut.
Kepala remi ditengadahkan, dito mendekatkan bibirnya kebibir remi yang pucat. Terasa basah dan lembut bibir itu. Dito menghembuskan nafasnya kedalam bibir remi. Masih tidak ada gerakan didada remi.
"Bangun remi..Bangun" tak terasa air mata menetes dipinggir mata dito saat ia mengulangi usahanya.
Masih tak ada reaksi dari tubuh remi.
Dito terus mengulangi terus...Terus...Teru...
"BANGUN REMI...BANGUN...BANGUN REMI..." dito masìh terus berusaha.
"BANGUN REMI...JANGAN TINGGALKAN AKU REMI" Dito memukul-mukul dada remi.
"Sudah Dito sudah...Remi sudah pergi relakanlah agar dia tenang disana" sun mendekat sambil meraih dito untuk dibawa kepelukannya.
"TIDAK...REMI BELUM MATI...REMI BELUM MATI..SIAPA BILANG REMI MATI?" hardik dito sambil mendorong tubuh sun.
"relakanlah rio.."sun berusaha kembali meraih tubuh dito
"TIDAK..REMI BELUM MATI.." dito berdiri dan mendorong tubuh sun, yang menyebabkan sun terpelanting menyentuh tanah. Dito mendekat menarik krah baju sun dengan tangan kiri, tangan kanannya melayangkan tinju kemuka sun.
"INI SALAHMU SUN...KAU YANG MEMAKSANYA UNTUK IKUT..KALAU TIDAK SEMUA INI PASTI TAK KAN SEPERTI INI JADINYA" Kembali dito melayangkan tinjunya kewajah sun.Sun hanya diam sambil berusaha merangkul dito. Pinggir Bibir sun mengeluarkan darah.
"ini salahmu sun...ini salahmu..." ucapan dito mulai melemah, air mata masih mengalir dari matanya. Sun memeluk erat tubuh dito yang bergetar.
"ini salah mu..." suara dito setengah berbisik sambil memukul-mukul dada sun pelan
"sudahlah dito relakanlah" terasa hangatnya tubuh mandala merangkul dito.
"kamu harus bisa melupakan kenangan buruk itu" tangan mandala memegang leher dito.Mata mereka bertemu.
"Remi pasti akan sedih diatas sana melihatmu seperti ini". "ilkaskanlah dito..." wajah mereka semakin mendekat.
kan pake helm makanya gue kasih klu "pingsan diakhir cerita gue"
tapi ngak apa sun (ceritanya jadi lebih asik jadinya) nanti gue bisa ngidupin dia lagi dalam sosok lain.
Klu dari loe mantap banget tuh "diary biru" jadi bisa dikembangin tuh ceritanya.
Mandala tolong gue tuh adegan diatap kos gue bingung karena udah mulai masuk adegan esek-eseknya tapi gue ngak bisa buatnya (jangan terlalu vulgar ya) hihihi....