It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lucu juga ya baca tokoh Remi yang ente bikin.. Kayaknya die paling Mupeng deh... hehehe... sayang dimati-in... Tapi ente ga tahu kan... kalo dia punya sodara kembar?? eng-ing-eng...
Makasi banget ya remi atas komennya.
Kayaknya ketahuan nih kenapa gue munculin tokoh revo disini.
MUMA? (dibaca KAMU DIMANA?) isi sms yang baru diterima Sun.
JNGUK TMN SAKIT. Reply-nya.
DIMN? Balas sms itu kemudian.
BENHIL. Reply-nya segera.
MA SAPA? Isi sms balasan.
Tidak dibalasnya sms itu dan dimasukannya kembali hape itu kedalam saku celananya. Hape tersebut bergetar dan suara PUMP IT UP ringtone-nya berbunyi. Sejenak diambilnya hape tersebut kemudian di-rejectnya.
“Kok gak diangkat?” tanya Ron yang sedari tadi mengamati kesibukan Sun menerima dan membalas sms. “Gak papa.” Jawab Sun. “Eh, jadi kapan bisa kuliah lage?”potong Sun kemudian. “Wah, minggu depan kale. Lihatlah entar, dah mendingan seh. Bosen tau di rumah mulu.”jelas Ron dengan sedikit kejengkelan. “Ya udah, istirahat ajah. Gak usah dipaksa, ntar malah makin parah,”ujar Sun kemudian. “Ok, gw balik dulu ya, soalnya dah malem. Lagean ada temen mo pinjem computer,”katanya lagi. “Cewek lo ya?”tanya Ron. “Gak, laki kok. Temen kos gw,”balasnya bohong. “Ok deh, thanks ya lo dah mo jenguk gw. Hati-hati dijalan. Tau jalan balik kan?” balas Ron. “Tau, tenang aja. Salam ama kakak lo deh…ehm, juga mbak-nya,”balas Sun sambil meninggalkan kamar.
Diperjalanan, hape di saku celananya kembali bergetar dan berbunyi.
Setelah memarkirkan motor halaman kos, Sun melihat hape-nya dan ternyata sudah ada 7 miscall dari Mox serta 2 sms yang masih satus unread.
Dipijitnya inbox miskol dan sambil berdiri di dekat motornya dan ditelpnya nomer itu.
“Hello…ada apa?” tanyanya sesaat setelah panggilannya diangkat.
“Kamu dimana?” suara diujung sana.
“Aku baru sampe kos neh.”
“Kenapa hape-ku gak diangkat tadi?”
“Tadi aku diperjalanan.”balasnya.
“Emang gak bisa berhenti sebentar?”
“Ya aku diperjalanan, gimana bisa angkat telp kamu.” Jelasnya.
“Ya, seharusnya kamu bisa berhenti sebentar buat angkat telp ku. Aku dah telpon 7 kali!!!”
Sun hanya sedikit berhela nafas.
“Lalu kenapa sms-ku tadi ga dibales?” lanjut suara itu.
“Aku lagi ngobrol ama temenku tadi.” Jawabnya kemudian.
“Setidaknya kalo kamu balas kan tidak sampe 1 jam buat ketik.”
“Ya, ada temen-ku...”
“Ya, emang kenapa kalo ada temen kamu? Kamu malu?”
Sun tidak bisa menjawab, suara diujung sana kembali berbunyi,”Siapa?”
“Ronny.” Katanya.
“Ronny mana?”
"Anak info juga."
"Yang mana?"
"Ronny Lelet," jawab Sun. (Lelet adalah julukan tambahan buat Ronny, karena pernah saat ngobrol dengan anak-anak dulu dia sempat gak nyambung and gak ngerti. Setelah anak-anak tertawa, dia baru mengerti jalan ceritanya. Sejak itu istilah "lelet" melekat dinamanya. Padahal Ronny termasuk anak yang pintar dan cerdas.
“Ngapain kamu kesana?” tanya diujung suara itu lagi.
“Ya dia kan sakit. Ya gw jenguk!,” balas Sun dengan nada sedikit meninggi.
“Knapa aku sakit kamu gak jenguk hari ini?”
“Ya, kamu kan sakitnya cuman radang tenggorakan doang, lagean smalem aku dah kesana!”
“Aku mau kamu kesini, sekarang.”
“Aduh, aku capek.”
“Gak mau. Kamu harus kesini!”
“Gak bisa. Aku capek banget. “
“Kamu alasan. Kamu gak mau.”
“Ya udahlah terserah kamu. Aku gak bisa kesana sekarang. Aku mau tidur.” Balasnya dengan nada meninggi.
“Pokonya kamu harus kesini. Titik!” perintah suara disana.
“Terserah” balasnya Sun sambil menutup telp-nya.
Tit…Tit…..Nama Mox yang diganti dengan “Molly” kembali tampil dilayar hp-nya yang kemudian direjectnya.
Dibukanya pintu kamar, diletakkannya helm di dekat speaker aktif kemudian Sun berbaring di ranjangnya. Sejenak dilempar hape-nya ke tepi ranjang bagian dalam. Matanya tertutup. Emosinya masih menyulut. Dadanya masih terasa panas. Kepalanya terasa berat. Untuk kesekian kalinya dia harus bertengkar dengan Mox untuk hal kecil. Terkadang Sun tidak mengerti apa maunya Mox. Kenapa Mox begitu kekanak-kanakan. Kenapa Mox begitu manja. Kenapa Mox begitu tidak mandirinya. Dan kenapa Mox begitu posesif terhadap dirinya. Segala rasa emosi masih terkecamuk dalam hatinya. Diambilnya hape itu dan kemudian dipijitnya tombol “Switch Off”.
Di kos-nya, Mox masih berusaha menelpon menggunakan hapenya, yang kemudian hanya berbunyi,”Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif.” Dilemparkannya hape tersebut ke ranjang dan membanting pintu kamarnya.
Saat ditekannya tombol play terdengar lagu terima kasih cintanya afgan. Pikirannya memerawang kepada dito karena ini lagu kesukaan dito dan angel.
Sejak kejadian diperkemahan itu mereka seolah-olah hilang kontak.
Setiap mereka berpapasan dikampus dito seolah-olah menghindar.
Dari mandala iya mendapat kabar dito sangat terpukul kehilangan angel dan remi.
Perasaan bersalah masih hinggap di hatinya tentang kejadian itu.
Semakin gundah perasaan sun, apalagi ditambah oleh kelakuan mox yang terlalu posesif kepadanya.
"tok..Tok...Tok.." lamunan sun buyar seketika mendengar ketukan keras pada pintu kosnya.
Sun selepaskan earphonenya sambil bergerak menuju pintu.
"siapa" tanya sun tak ada jawaban dari luar.
"klik.."suara pintu dibuka oleh sun.
"oh kamu..Ngapain kesini?" ujarnya sambil membuka lebìh lebar pintu kamarnya.
"jadi gue ngak boleh datang kesini lagi ya?" tanya mox
maksudnya tokoh revo dan chatrine yang baru gue munculkan.(tau maksudnyakan)
Bener guantee..ng (jujur mode:on)
lanjut..
maksudnya tokoh revo dan chatrine yang baru gue munculkan.(tau maksudnyakan)
Bener guantee..ng (jujur mode:on)
lanjut..
"dito kita cari makan yok? Kamu lapar kan?" tanya revo sambil memakai bajunya. Butir-butir air masih nampak di antara tubuhnya yang baru selesai mandi.
"engak usah deh rev gue pulang aja takut kemalaman" jawab revo sambil meraih ranselnya yang tergeletak di bangku.
"ayolah dito ntar gue antar deh untuk membalas rasa bersalah gue karena nabrak loe?" mohon revo.
"oke oke.. Tapi nanti loe antar gue ya"sahutnya
"kalo ngak loe nginep sini aja?" usul revo lagi
"gue nanti ada janji ama teman nih lagian gue ngak enak nìh masak baru kenal udah nginap sini" jawab dito
"nasi gorengnya tadi enak juga rev" ujar dito sambil merangkul pinggang revo saat motor mulai bergerak meninggalkan tempat makan yang baru mereka singgahi.
"disitu langganan gue tiap malam tuh eh. Tempat kosan loe dimana nih?" tanya revo.
"di jalan anggrek tau kan" dito makin mempererat pelukannya wangi sabun mandi ditubuh revo begitu menggelitik hidung dito.
ditempat kos dito
"makasi ya rev udah ngantarin" ujarnya sambil menyerahkan helm yang tadi dipakainya.
"ah ngak papa gue justru yang terima kasih sama loe, karena loe enak banget diajak ngobrol kayak gue udah kenal lama ama kamu" balas revo sambil menerima helm yang diberikan dito.
"ngak mampir dulu"tanya dito.
"kapan-kapan deh oke gue cabut dulu dit" motor revo mulai bergerak meninggalkan dito. Siluet tubuh revo yang mulai menjauh tampak begitu sempurna dimata dito
Mat malam