BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Personal Financial Planning

1356716

Comments

  • the@mind wrote:
    sebegitu crucial kah mengurusi keuangan??
    wow, baru tau ^^
    thanks anyway...

    nb : bukannya kalo bayar financial planner, jumlah saving kita jadi makin berkurang juga karena dimakan sama FP?? pake software aja nape... ^^

    Kalo dibilang crucial, sih menurut saya memang agak crucial ya mas. Apalagi untuk kalangan employee. Karena dengan itu akan sangat berkaitan dengan perencanaan karir kita.

    Kemudian, sehubungan dengan mahal nya FP di luar negeri...mereka dan pertimbangkan cost-benefit nya. Berapa fee yg dikeluarkan, dan berapa manfaat yang didapatkan. Untuk kita sebenar nya, bisa kok mencari referensi sendiri melalui buku2 perencanaan keuangan. Banyak tersedia di toko2 buku juga.

    Kalo pakai software yg di pasaran, sebenar nya bisa juga, cuma kadang2 terlalu rumit dan kurang TAILOR MADE. Artinya kurang pas dengan kondisi orang per orang.

    Kebetulan saya sedang membuat modul untuk Personal Financial Plannind. Buat temen2 yang tertarik untuk mendiskusikan ini dan mungkin bisa bermanfaat, boleh hub saya di email suranto@bussasia.com ---For Free--

    pake FPnya SAP aja...
    atau yang punya oracle... ^^
    buat modul baru ok sih, tapi itu khan "like we always say" gambling...
    belum tentu hasil akhirnya TAILOR MADE ^^
  • de Hati wrote:
    Terry Sie wrote:
    Arth4 wrote:
    Terry Sie wrote:
    Dear The Mind,


    Tp tenang saja, seiring dengan meningkatnya pendapatan, biasanya besaran prosentase juga akan semakin tinggi kok, karena konsep Y=C+S+I juga akan mengimbanginya.
    Misalnya:
    Y = Tot pendapatan yang diterima
    C = Tot Konsumsi yang dibelanjakan (Cunsumption)
    S = Tot Uang yang disimpan (Saving)
    I = Total Uang yang digunakan untuk Investasi (Investment)

    Semoga bermanfaat...
    Jika ada pertanyaan, tulis aja disini, biar yang lain juga bisa bagi bagi ilmu.

    Cheers,


    Terry

    Wah Boss ! Loe ingetin gw waktu kuliah dulu... tapi gw lupa di ada di mata kuliah apa ? Rumus ini ada di mata kuliah Ekonomi Makro apa Mikro yah ?? f.gif



    regards
    ~art~
    z1.gif

    Rumus ini dapat digunakan untuk menjelaskan Pendapatan dan Belanja Negara dengan sistem tertutup.
    Ekonomi Makro tentunya.
    Dengan sistem terbuka tinggal ditambah dengan (Ex - Im)
    Export minus Import.
    Itu pelajaran berapa tahun lalu ya?
    WAKKAkAKAKKA...

    Cheers,


    Terry
    Ekonomi makro, membahas permintaan agregat terhadap barang dan jasa. setau gue: bukan Y=C+I+S. tapi Y=C+I

    Gak ada government consumption, ekonomi tertutup
    Y=C+I
    Y=C+S
    I=S

    Ada Government consumption, ekonomi tertutup:
    Y=C+I+G

    Ada government consumption, ekonomi terbuka
    Y=C+I+G+EX-IM

    C=Private Consumption
    I=Investment Demand
    G=Government Consumption
    EX=Export
    IM=Import

    Thanx de hati.
    Gw inget sekarang.
    Berarti Y = C + I + S adalah membicarakan Ekonomi Mikro ya?

    Cheers,


    Terry
  • the@mind wrote:
    Terry Sie wrote:
    Tp yang Gw kurang setuju adalah Inflasi dan ROI (biasanya yang digunakan adalah acuan SBI + Alpha (%)), spread nya agak terlalu jauh.
    Indonesia saat ini, biasanya tidak sampe 6 persen.
    Misalnya YOY Inflasi saat ini adalah 11.85 persen dengan SBI 9.25 dan spread untuk Deposito (Bank Pemerintah sekarang ini sekitar 5.5 - 6.5 persen per tahun, Bank Swasta sekitar 8%), so gimana cara menghitung ROI nya???
    Terry

    Bang Terry.

    Thanks atas respon nya nya... Very detail, he he he... Perhitungan saya tersebut memang mendasarkan pada beberapa asumsi.

    Untuk inflasi, saya hanya mendasarkan pada angka psikologis 2 digit. yaitu 10%.

    Kedua, untuk ROI. Mungkin yang Pak Terry maksud kan adalah salah satu alternatif penilaian ROR dengan memakai Model CAPM dimana ROR adalah Risk Free Rate (SBI) plus Premium Risk atau Beta dikali (RM-RF). Boleh2 saja dengan CAPM.

    Akan tetapi nilai 16% ini saya langsung ambilkan pada kinerja salah satu altenatif investasi berupa ReksaDana pada beberapa perusahaan yang dapat dijadikan bench-mark. Saya pakai 16% karena nilai tersebut masih tergolong MODERAT, saya tidak pakai yg cukup tinggi, semisal actuall return (past performance) nya Fortis atau Schroeder.

    Bahkan saya belum memberkan alternatif2 investasi yang lain. Misalnya, bagi temen2 yang ada uang luang lebih banyak, bisa saja langsung melakukan active investment. Atau mungkin juga melakukan direct investment pada kegiatan bisnis, semisal: buka warung, jualan pulsa, buka cafe, buka warnet, dll dll... yang penting atas kegiatan investasi itu dapat memberikan Expected Return minimal diatas tingkat INFLASI.

    Hal ini harus dilakukan untuk menjaga Real Value atas asset kita untuk jangka panjang.

    Hmmm...
    Gw melihat angka 16 itu sebagai angka yang cukup optimis.
    Kalo sekarang setelah luluh lantaknya perekonomian dunia, sepertinya tahun 2008 pun bisa terjadi minus atas reksa dana (yang biasanya terdiri atas saham dan obligasi).

    Cheers,


    Terry
  • Terry Sie wrote:
    Hmmm...
    Gw melihat angka 16 itu sebagai angka yang cukup optimis.
    Kalo sekarang setelah luluh lantaknya perekonomian dunia, sepertinya tahun 2008 pun bisa terjadi minus atas reksa dana (yang biasanya terdiri atas saham dan obligasi).

    Cheers,


    Terry

    Baik, memang kinerja hampir seluruh produk reksadana untuk tahun ini adalah minus. Hal ini mungkin dipicu oleh koreksi pasar atas respon beberapa market shock yang terjadi tahun ini. Dimulai dari membumbung nya harga minyak dunia, mortagage problem di USA, dan terakhir krisis keuangan di US. Yang kesemua itu telah mengakibatkan KOREKSI pasar secara global.

    Akan tetapi, menurut saya, pada saat berinvestasi kita harus punya tujuan investasi nya. Terutama dalam jangka waktu. Mungkin untk jangka pendek, mengingat kondisi pasar saat ini bisa saja tunda pembelian.

    Akan tetapi untuk jangka panjang, saya pikir sentimen2 negativ seperti itu tidak atau kurang mempengaruhi kinerja dalam waktu panjang. Apalagi kalo ditujukan untuk dana pension, yang artinya akan eksekusi penjualan dalam waktu panjang, faktor yg paling dominan adalah Kondisi Fundamental, baik di sisi Mikro maupun Makro.

    Jadi menurut saya, saya tetap yakin di Risk Free + at least 6% atau 7%.

    Jika dibanding dengan bank saving, yang pasti positif 6 atau 7%, dan itu dibawan Inflation Rate, tabungan kita bukan nya bertambah, tp justru akan berkurang, in term of Real Value.
  • the@mind wrote:
    Terry Sie wrote:
    Hmmm...
    Gw melihat angka 16 itu sebagai angka yang cukup optimis.
    Kalo sekarang setelah luluh lantaknya perekonomian dunia, sepertinya tahun 2008 pun bisa terjadi minus atas reksa dana (yang biasanya terdiri atas saham dan obligasi).

    Cheers,


    Terry

    Baik, memang kinerja hampir seluruh produk reksadana untuk tahun ini adalah minus. Hal ini mungkin dipicu oleh koreksi pasar atas respon beberapa market shock yang terjadi tahun ini. Dimulai dari membumbung nya harga minyak dunia, mortagage problem di USA, dan terakhir krisis keuangan di US. Yang kesemua itu telah mengakibatkan KOREKSI pasar secara global.

    Akan tetapi, menurut saya, pada saat berinvestasi kita harus punya tujuan investasi nya. Terutama dalam jangka waktu. Mungkin untk jangka pendek, mengingat kondisi pasar saat ini bisa saja tunda pembelian.

    Akan tetapi untuk jangka panjang, saya pikir sentimen2 negativ seperti itu tidak atau kurang mempengaruhi kinerja dalam waktu panjang. Apalagi kalo ditujukan untuk dana pension, yang artinya akan eksekusi penjualan dalam waktu panjang, faktor yg paling dominan adalah Kondisi Fundamental, baik di sisi Mikro maupun Makro.

    Jadi menurut saya, saya tetap yakin di Risk Free + at least 6% atau 7%.

    Jika dibanding dengan bank saving, yang pasti positif 6 atau 7%, dan itu dibawan Inflation Rate, tabungan kita bukan nya bertambah, tp justru akan berkurang, in term of Real Value.

    Betul betul...
    Gw cukup setuju.
    Sebaiknya untuk tahun ini ROI nya memang seharusnya dibawah Inflasi.
    Tapi jangan lupa pula, tahun depan sepertinya Ekonomi juga masih belum menentu.
    Ingat, krisis Subprime Mortgage telah setahun lebih menghantui Perekonomian Dunia, serta belum ada tanda tanda ujung dari 'sang hantu' ini.
    Satu lagi yang cukup penting berkaitan dengan bangkrutnya AIG.
    Investasi Jangka Panjang juga tidak aman, mengingat AIG adalah salah satu Perusahaan Asuransi Terbesar Dunia yang nyata nyata juga bisa kolaps.
    Jadi, bagaimanapun juga, kita juga hati hati dalam berinvestasi.
    Seperti salah satu teori ekonomi yang mengatakan bahwa taruhlah telur jangan hanya pada satu keranjang, artinya investasi kita harus dibagi bagi supaya aman, misalnya di Saham, Obligasi, Tanah, Toko hingga investasi Deposito.
    Hayo, The Mind udah mulai mengadakan pembagian atas investasinya belum???
    HAHHA...

    Cheers,


    Terry
  • Terry Sie wrote:
    Satu lagi yang cukup penting berkaitan dengan bangkrutnya AIG.
    Investasi Jangka Panjang juga tidak aman, mengingat AIG adalah salah satu Perusahaan Asuransi Terbesar Dunia yang nyata nyata juga bisa kolaps.
    Jadi, bagaimanapun juga, kita juga hati hati dalam berinvestasi.
    Seperti salah satu teori ekonomi yang mengatakan bahwa taruhlah telur jangan hanya pada satu keranjang, artinya investasi kita harus dibagi bagi supaya aman, misalnya di Saham, Obligasi, Tanah, Toko hingga investasi Deposito.
    Hayo, The Mind udah mulai mengadakan pembagian atas investasinya belum???
    HAHHA...

    Cheers,


    Terry

    Kalo sampai ke kasus AIG sih rasanya jadi pingin ke topik lain, Pak Terry.

    Bangkrut nya AIG saya pikir kan itu karena dia melakukan direct investment ke beberapa Lembaga Keuangan, yang bangkrut. Jadi Financial Assets nya pada perusahaan lain yg bangrut itu yg jadi masalah. Akan tetapi untuk Policy Holder, seharus nya tidak perlu panik.

    Oleh karena itu, jika ingin berinvestasi pada reksadana (semisal produk nya AIG Life, atau produk UnitLink lainnya) kita harus periksa atau cek dulu struktur portofolio nya pak. Dan banyak kok pilihan dalam produk UnitLink saat ini. Bahkan sedang BOOM juga UnitLink Syariah.

    Apalagi produk UnitLink yang Hybrid dengan produk Proteksi... Seperti yang sangat populer saat ini. Yang mungkin juga Pak Terry sudah menggunakan jenis produk seperti itu. Mungkin produk Hybrid UnitLink dan Proteksi sudah dimasukkan dalam portofolio pribadi Pak Terry....
  • the@mind wrote:
    Terry Sie wrote:
    Satu lagi yang cukup penting berkaitan dengan bangkrutnya AIG.
    Investasi Jangka Panjang juga tidak aman, mengingat AIG adalah salah satu Perusahaan Asuransi Terbesar Dunia yang nyata nyata juga bisa kolaps.
    Jadi, bagaimanapun juga, kita juga hati hati dalam berinvestasi.
    Seperti salah satu teori ekonomi yang mengatakan bahwa taruhlah telur jangan hanya pada satu keranjang, artinya investasi kita harus dibagi bagi supaya aman, misalnya di Saham, Obligasi, Tanah, Toko hingga investasi Deposito.
    Hayo, The Mind udah mulai mengadakan pembagian atas investasinya belum???
    HAHHA...

    Cheers,


    Terry

    Kalo sampai ke kasus AIG sih rasanya jadi pingin ke topik lain, Pak Terry.

    Bangkrut nya AIG saya pikir kan itu karena dia melakukan direct investment ke beberapa Lembaga Keuangan, yang bangkrut. Jadi Financial Assets nya pada perusahaan lain yg bangrut itu yg jadi masalah. Akan tetapi untuk Policy Holder, seharus nya tidak perlu panik.

    Oleh karena itu, jika ingin berinvestasi pada reksadana (semisal produk nya AIG Life, atau produk UnitLink lainnya) kita harus periksa atau cek dulu struktur portofolio nya pak. Dan banyak kok pilihan dalam produk UnitLink saat ini. Bahkan sedang BOOM juga UnitLink Syariah.

    Apalagi produk UnitLink yang Hybrid dengan produk Proteksi... Seperti yang sangat populer saat ini. Yang mungkin juga Pak Terry sudah menggunakan jenis produk seperti itu. Mungkin produk Hybrid UnitLink dan Proteksi sudah dimasukkan dalam portofolio pribadi Pak Terry....

    Hmmm...
    Walau ada proteksi, apakah ketika perusahaan itu bangkrut kita akan dijamin?
    Are U sure???
    Sekarang Gw tanya, setahun lalu, apakah terlintas dipikiran bhw AIG akan kolaps???
    Err...
    Hampir semua perbankan AS memiliki derivatif Subprime Mortgage lho.
    Sebut Citigroup, Merrill Lynch, UBS (Europe), Lehman Brothers dan lainnya.
    So, alasan pemerintah AS saat ini menyelamatkan AIG karena dana kegiatan asuransi, reasuransi dan juga investasi.
    Sekarang kita sama sama orang ekonomi, jawab dengan jujur, apakah ada investasi yang aman 100%?
    U ngga lupa khan keadaan 3 atau 4 tahun lalu ketika reksa dana hancur?
    Atau Krisis Moneter 1998 dimana banyak bank kolaps???
    U coba cari berita sekitar 4 atau 5 tahun lalu (Gw agak lupa tahunnya), ketika reksa dana hancur, Trimegah Securitas yang menurut pendapat Gw merupakan salah satu yang terkuat juga mengalaminya kok.
    Walau ada proteksi, salah satu Dana Pensiun terbesar di Indonesia akhirnya ketakutan dan mengeluarkan uangnya.
    Tahu ngga sich kerugian yang dialami sang Dana Pensiun???
    Semilyar!
    Dana yang notabene harusnya untuk pensiun para karyawan di perusahaan itu juga luput kok dari proteksi.
    So intinya:
    1. Tidak ada investasi yang aman 100 persen.
    2. Tidak ada hasil instan dalam berinvestasi dimanapun juga dan kapanpun juga.
    3. High Return High Risk.

    Cheers,


    Terry
  • Terry Sie wrote:
    Hampir semua perbankan AS memiliki derivatif Subprime Mortgage lho.
    Sebut Citigroup, Merrill Lynch, UBS (Europe), Lehman Brothers dan lainnya.
    So, alasan pemerintah AS saat ini menyelamatkan AIG karena dana kegiatan asuransi, reasuransi dan juga investasi.
    Sekarang kita sama sama orang ekonomi, jawab dengan jujur, apakah ada investasi yang aman 100%?
    U ngga lupa khan keadaan 3 atau 4 tahun lalu ketika reksa dana hancur?
    Atau Krisis Moneter 1998 dimana banyak bank kolaps???
    U coba cari berita sekitar 4 atau 5 tahun lalu (Gw agak lupa tahunnya), ketika reksa dana hancur, Trimegah Securitas yang menurut pendapat Gw merupakan salah satu yang terkuat juga mengalaminya kok.
    Walau ada proteksi, salah satu Dana Pensiun terbesar di Indonesia akhirnya ketakutan dan mengeluarkan uangnya.
    Tahu ngga sich kerugian yang dialami sang Dana Pensiun???
    Semilyar!
    Dana yang notabene harusnya untuk pensiun para karyawan di perusahaan itu juga luput kok dari proteksi.
    So intinya:
    1. Tidak ada investasi yang aman 100 persen.
    2. Tidak ada hasil instan dalam berinvestasi dimanapun juga dan kapanpun juga.
    3. High Return High Risk.

    Cheers,


    Terry

    Yup... kalo mau eksteem, T-Bills pun gak risk-free... Itu masalah degree. Dan mengenai degree juga, aku pikir reksa dana tuh lumayan baik. Karena itu kan seperti portofolio dalam portofolio. Dan sebenarnya, uang atau surat2 berharganya kan tdk dipegang oleh manager investasi, melainkan di bank custodian.

    Jadi menurut saya, meski tetap beresiko, akan tetapi tingkat resikonya tidak setinggi kalo kita buat portofolio sendiri. Apalagi, pilihan portofolio nya kan juga beragam, dari fixed income fund samapi equity fund.

    Dan misalnya dulu Trimegah Sec nya collaps, toh dana nya masih bisa dekembalikan kepada investor. Karena yg pegang dana nya kan bukan Trimegah sendiri. Dan meski tahun ini jeblok, tp rata2 sejak peluncuran, hampir semua fund manager papan atas, masih mencatatkan kinerja cukup bagus... rata2 di 15 - 20 %
  • the@mind wrote:
    satria wrote:
    the@mind wrote:
    jumlah yang harus anda sisihkan mulai sekarang adalah sebesar 1.400.000 per bulan.

    syusyeh bok ... gue taok banget ada anggota porum yang gajinye sebulan aje kagak sampe segitu .. mo makan apa coba


    pak, penyisihan 1,4juta kan kalo pengeluaran (life expense) nya 5juta sebulan. Artinya, simpanan bulanan itu adalah untuk kebutuhan dana pension agar life style nya terjaga. Nah, kalo income nya sekarang misalnya 1juta, dan habis buat life expense, maka jumlah yg kudu disiapkan untuk pension, jadi sebesar kira2 300rb-an...

    Mungkin lebih jelasnya dari pendapatan perbulan, 30% sisihkan buat tabungan. kalo ini belum ngerti..awas!
  • Terry Sie wrote:
    aduh, penjelasan mr Terry Sie bikin puyeng, bisa disederhakan??

    rumusnya sih keren tapi contohnya kagak ngerti ^^

    kalo nabung di bank muamalat bagus ngak??
    temenku udah main disana, dan bunganya lumayan menggairahkan (walaupun naik turun) tapi berita positifnya adalah tidak ada administrasi ^^ wau, lumayan lah, 20 rebu khan bisa buat makan ketoprak ^^

    Gw kurang tahu untuk Bank Syariah.
    Gw biasa nabung di Bank Umum.
    Tapi kalo uang U berlebih, bisa sodara atau siapa gitu, ngga ada salahnya mencoba Citibank dan DBS (asal Singapore), sekarang suku bunga deposito mereka untuk bulanan (11.5 persen pertahun) dan untuk 3 bulan (12 persen per tahun.
    Itu untuk dana diatas 1M, tapi kalo 500jt - 1M, mungkin ada selisih hampir 1 persen.
    Demikian pula untuk dana 100jt-500jt.
    Tapi untuk keterangan lebih lanjut hubungi aja pihak bank na.
    Waduh, kok masih ngga ngerti ya?
    Bukannya penjelasan Gw udah disertai contoh.
    U yang ngga ngerti bagian mana ya???
    Ntar Gw pasti coba jelaskan kok...

    Cheers,


    Terry


    :lol: yang bener bunga citibank bisa 11.5% setaon?? kayaknya ga mungkin deh. JIBOR aje saat ini sekitar 10%. Emang Citibank/DBS lagi short liquidity apa.

    kalo mau duit banyak jangan pada ngarepin bunga tabungan di bank.
    ibaratnya gini deh. anggap aja kita petinggi pemerintahan atau regulator bank. tentunya pasti yang kita mau negara kita tumbuh donk. nah agar tumbuh, gimana neh.. pasti maunya menciptakan dunia usaha yang dinamis. gimane caranye meningkatkan gairah usaha antara laen dengan memberikan bunga kredit rendah. kalo yang dicita-citakan bunga kredit rendah maka bunga tabungan sebagai cost of funding nya juga harus lebih rendah untuk menciptakan margin keuntungan bagi bank.

    kalo mo ngarepin bunga segitu sampe 25 taon sama aja ngarepin sepanjang 25 taon perekonomian kita sulit terus. jangan didoain gitu donk. peace.
  • Latte wrote:
    Terry Sie wrote:
    aduh, penjelasan mr Terry Sie bikin puyeng, bisa disederhakan??

    rumusnya sih keren tapi contohnya kagak ngerti ^^

    kalo nabung di bank muamalat bagus ngak??
    temenku udah main disana, dan bunganya lumayan menggairahkan (walaupun naik turun) tapi berita positifnya adalah tidak ada administrasi ^^ wau, lumayan lah, 20 rebu khan bisa buat makan ketoprak ^^

    Gw kurang tahu untuk Bank Syariah.
    Gw biasa nabung di Bank Umum.
    Tapi kalo uang U berlebih, bisa sodara atau siapa gitu, ngga ada salahnya mencoba Citibank dan DBS (asal Singapore), sekarang suku bunga deposito mereka untuk bulanan (11.5 persen pertahun) dan untuk 3 bulan (12 persen per tahun.
    Itu untuk dana diatas 1M, tapi kalo 500jt - 1M, mungkin ada selisih hampir 1 persen.
    Demikian pula untuk dana 100jt-500jt.
    Tapi untuk keterangan lebih lanjut hubungi aja pihak bank na.
    Waduh, kok masih ngga ngerti ya?
    Bukannya penjelasan Gw udah disertai contoh.
    U yang ngga ngerti bagian mana ya???
    Ntar Gw pasti coba jelaskan kok...

    Cheers,


    Terry


    :lol: yang bener bunga citibank bisa 11.5% setaon?? kayaknya ga mungkin deh. JIBOR aje saat ini sekitar 10%. Emang Citibank/DBS lagi short liquidity apa.

    kalo mau duit banyak jangan pada ngarepin bunga tabungan di bank.
    ibaratnya gini deh. anggap aja kita petinggi pemerintahan atau regulator bank. tentunya pasti yang kita mau negara kita tumbuh donk. nah agar tumbuh, gimana neh.. pasti maunya menciptakan dunia usaha yang dinamis. gimane caranye meningkatkan gairah usaha antara laen dengan memberikan bunga kredit rendah. kalo yang dicita-citakan bunga kredit rendah maka bunga tabungan sebagai cost of funding nya juga harus lebih rendah untuk menciptakan margin keuntungan bagi bank.

    kalo mo ngarepin bunga segitu sampe 25 taon sama aja ngarepin sepanjang 25 taon perekonomian kita sulit terus. jangan didoain gitu donk. peace.

    Yups itu Citibank sebulan lalu, Gw dapat SMS langsung dari Citibank nya.
    Sedangkan DBS (Singapore) bukan UBS ya, Gw dapat informasinya dari Nyokap Gw.
    Hmmm...
    Memang bunga tinggi itu selalu menunjukkan gejala perekonomian jelek?
    Bagaimana dengan AS, sekarang bunga nya telah mencapai 1.5 persen (The Fed), kok sepertinya hampir mengalami stagflasi ya?
    Bagaimana dengan Jepang yang BOJ mematok 0.5 persen dari awal 2007?
    atau 0 persen dari awal 2001 hingga 2006?
    Ekonomi mereka sedang di tahap 'sehat' lho...

    Cheers,


    Terry
  • ERRR... pusink mode on

    Errr... Kembali baca foto ronsen aja ah

    ga ngerti g ini warunk
  • Wah, topic yang lumayan menarik.

    Kallau pendapat gw, bunga tinggi itu biasanya mengindikasikan inflasi yang ga terkontrol. karena biasa interest rate itu kan biasa diapkai central bank untuk mengontrol inflation.

    Kalau soal US sama EU, Australia, Canada and England plus Nordic contries skrg, itu kan cerita lain.. mereka turunkan suku bunga untuk membantu likuiditas di market and untuk mengembalikan confidence dari market, jadi mereka sendiri bilang ini adalah extraordinary measure, karean menurut mereka, kebijakan sekarang adalah the lesser of the the two evils... inflation or recession.
    Terry Sie wrote:
    Latte wrote:
    Terry Sie wrote:
    aduh, penjelasan mr Terry Sie bikin puyeng, bisa disederhakan??

    rumusnya sih keren tapi contohnya kagak ngerti ^^

    kalo nabung di bank muamalat bagus ngak??
    temenku udah main disana, dan bunganya lumayan menggairahkan (walaupun naik turun) tapi berita positifnya adalah tidak ada administrasi ^^ wau, lumayan lah, 20 rebu khan bisa buat makan ketoprak ^^

    Gw kurang tahu untuk Bank Syariah.
    Gw biasa nabung di Bank Umum.
    Tapi kalo uang U berlebih, bisa sodara atau siapa gitu, ngga ada salahnya mencoba Citibank dan DBS (asal Singapore), sekarang suku bunga deposito mereka untuk bulanan (11.5 persen pertahun) dan untuk 3 bulan (12 persen per tahun.
    Itu untuk dana diatas 1M, tapi kalo 500jt - 1M, mungkin ada selisih hampir 1 persen.
    Demikian pula untuk dana 100jt-500jt.
    Tapi untuk keterangan lebih lanjut hubungi aja pihak bank na.
    Waduh, kok masih ngga ngerti ya?
    Bukannya penjelasan Gw udah disertai contoh.
    U yang ngga ngerti bagian mana ya???
    Ntar Gw pasti coba jelaskan kok...

    Cheers,


    Terry


    :lol: yang bener bunga citibank bisa 11.5% setaon?? kayaknya ga mungkin deh. JIBOR aje saat ini sekitar 10%. Emang Citibank/DBS lagi short liquidity apa.

    kalo mau duit banyak jangan pada ngarepin bunga tabungan di bank.
    ibaratnya gini deh. anggap aja kita petinggi pemerintahan atau regulator bank. tentunya pasti yang kita mau negara kita tumbuh donk. nah agar tumbuh, gimana neh.. pasti maunya menciptakan dunia usaha yang dinamis. gimane caranye meningkatkan gairah usaha antara laen dengan memberikan bunga kredit rendah. kalo yang dicita-citakan bunga kredit rendah maka bunga tabungan sebagai cost of funding nya juga harus lebih rendah untuk menciptakan margin keuntungan bagi bank.

    kalo mo ngarepin bunga segitu sampe 25 taon sama aja ngarepin sepanjang 25 taon perekonomian kita sulit terus. jangan didoain gitu donk. peace.

    Yups itu Citibank sebulan lalu, Gw dapat SMS langsung dari Citibank nya.
    Sedangkan DBS (Singapore) bukan UBS ya, Gw dapat informasinya dari Nyokap Gw.
    Hmmm...
    Memang bunga tinggi itu selalu menunjukkan gejala perekonomian jelek?
    Bagaimana dengan AS, sekarang bunga nya telah mencapai 1.5 persen (The Fed), kok sepertinya hampir mengalami stagflasi ya?
    Bagaimana dengan Jepang yang BOJ mematok 0.5 persen dari awal 2007?
    atau 0 persen dari awal 2001 hingga 2006?
    Ekonomi mereka sedang di tahap 'sehat' lho...

    Cheers,


    Terry
  • Mirror wrote:
    ERRR... pusink mode on

    Errr... Kembali baca foto ronsen aja ah

    ga ngerti g ini warunk

    HAHHAHA...

    ^_^


    Terry
  • Matt wrote:
    Wah, topic yang lumayan menarik.

    Kallau pendapat gw, bunga tinggi itu biasanya mengindikasikan inflasi yang ga terkontrol. karena biasa interest rate itu kan biasa diapkai central bank untuk mengontrol inflation.

    Kalau soal US sama EU, Australia, Canada and England plus Nordic contries skrg, itu kan cerita lain.. mereka turunkan suku bunga untuk membantu likuiditas di market and untuk mengembalikan confidence dari market, jadi mereka sendiri bilang ini adalah extraordinary measure, karean menurut mereka, kebijakan sekarang adalah the lesser of the the two evils... inflation or recession.

    Sebenarnya seluruh kebijakan moneter yang diatur Bank Sentral selalu menimbulkan dampak yang seperti mata pisau dua sisi.
    Dimana setiap menaikkan dan menurunkan suku bunga itu dilihat skala prioritas yang berlangsung saat itu juga.
    Kenaikkan SBI kali ini juga untuk menopang Rupiah agar tidak terjerembab, dan mengharapkan dengan rentang yang cukup tinggi antara The Fed Rate dan SBI, USD tidak lari dari Indonenong.
    Untuk AS (turun 0.5%), UE (turun 0.5%), Aussie (turun 1%) dan England turun (5%), untuk menghadapi krisis finansial global yang diharapkan tidak melenceng dan menhancurkan sektor riil masing masing negara.
    BTW, Matt apakah mengikuti Canada juga?
    Terakhir berapa ya, suku bunga Bank Sentralnya?
    Gw rada lupa.
    Terus arahan mereka sekarang apa?

    ^_^


    Terry
Sign In or Register to comment.