It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
pake FPnya SAP aja...
atau yang punya oracle... ^^
buat modul baru ok sih, tapi itu khan "like we always say" gambling...
belum tentu hasil akhirnya TAILOR MADE ^^
Thanx de hati.
Gw inget sekarang.
Berarti Y = C + I + S adalah membicarakan Ekonomi Mikro ya?
Cheers,
Terry
Hmmm...
Gw melihat angka 16 itu sebagai angka yang cukup optimis.
Kalo sekarang setelah luluh lantaknya perekonomian dunia, sepertinya tahun 2008 pun bisa terjadi minus atas reksa dana (yang biasanya terdiri atas saham dan obligasi).
Cheers,
Terry
Baik, memang kinerja hampir seluruh produk reksadana untuk tahun ini adalah minus. Hal ini mungkin dipicu oleh koreksi pasar atas respon beberapa market shock yang terjadi tahun ini. Dimulai dari membumbung nya harga minyak dunia, mortagage problem di USA, dan terakhir krisis keuangan di US. Yang kesemua itu telah mengakibatkan KOREKSI pasar secara global.
Akan tetapi, menurut saya, pada saat berinvestasi kita harus punya tujuan investasi nya. Terutama dalam jangka waktu. Mungkin untk jangka pendek, mengingat kondisi pasar saat ini bisa saja tunda pembelian.
Akan tetapi untuk jangka panjang, saya pikir sentimen2 negativ seperti itu tidak atau kurang mempengaruhi kinerja dalam waktu panjang. Apalagi kalo ditujukan untuk dana pension, yang artinya akan eksekusi penjualan dalam waktu panjang, faktor yg paling dominan adalah Kondisi Fundamental, baik di sisi Mikro maupun Makro.
Jadi menurut saya, saya tetap yakin di Risk Free + at least 6% atau 7%.
Jika dibanding dengan bank saving, yang pasti positif 6 atau 7%, dan itu dibawan Inflation Rate, tabungan kita bukan nya bertambah, tp justru akan berkurang, in term of Real Value.
Betul betul...
Gw cukup setuju.
Sebaiknya untuk tahun ini ROI nya memang seharusnya dibawah Inflasi.
Tapi jangan lupa pula, tahun depan sepertinya Ekonomi juga masih belum menentu.
Ingat, krisis Subprime Mortgage telah setahun lebih menghantui Perekonomian Dunia, serta belum ada tanda tanda ujung dari 'sang hantu' ini.
Satu lagi yang cukup penting berkaitan dengan bangkrutnya AIG.
Investasi Jangka Panjang juga tidak aman, mengingat AIG adalah salah satu Perusahaan Asuransi Terbesar Dunia yang nyata nyata juga bisa kolaps.
Jadi, bagaimanapun juga, kita juga hati hati dalam berinvestasi.
Seperti salah satu teori ekonomi yang mengatakan bahwa taruhlah telur jangan hanya pada satu keranjang, artinya investasi kita harus dibagi bagi supaya aman, misalnya di Saham, Obligasi, Tanah, Toko hingga investasi Deposito.
Hayo, The Mind udah mulai mengadakan pembagian atas investasinya belum???
HAHHA...
Cheers,
Terry
Kalo sampai ke kasus AIG sih rasanya jadi pingin ke topik lain, Pak Terry.
Bangkrut nya AIG saya pikir kan itu karena dia melakukan direct investment ke beberapa Lembaga Keuangan, yang bangkrut. Jadi Financial Assets nya pada perusahaan lain yg bangrut itu yg jadi masalah. Akan tetapi untuk Policy Holder, seharus nya tidak perlu panik.
Oleh karena itu, jika ingin berinvestasi pada reksadana (semisal produk nya AIG Life, atau produk UnitLink lainnya) kita harus periksa atau cek dulu struktur portofolio nya pak. Dan banyak kok pilihan dalam produk UnitLink saat ini. Bahkan sedang BOOM juga UnitLink Syariah.
Apalagi produk UnitLink yang Hybrid dengan produk Proteksi... Seperti yang sangat populer saat ini. Yang mungkin juga Pak Terry sudah menggunakan jenis produk seperti itu. Mungkin produk Hybrid UnitLink dan Proteksi sudah dimasukkan dalam portofolio pribadi Pak Terry....
Hmmm...
Walau ada proteksi, apakah ketika perusahaan itu bangkrut kita akan dijamin?
Are U sure???
Sekarang Gw tanya, setahun lalu, apakah terlintas dipikiran bhw AIG akan kolaps???
Err...
Hampir semua perbankan AS memiliki derivatif Subprime Mortgage lho.
Sebut Citigroup, Merrill Lynch, UBS (Europe), Lehman Brothers dan lainnya.
So, alasan pemerintah AS saat ini menyelamatkan AIG karena dana kegiatan asuransi, reasuransi dan juga investasi.
Sekarang kita sama sama orang ekonomi, jawab dengan jujur, apakah ada investasi yang aman 100%?
U ngga lupa khan keadaan 3 atau 4 tahun lalu ketika reksa dana hancur?
Atau Krisis Moneter 1998 dimana banyak bank kolaps???
U coba cari berita sekitar 4 atau 5 tahun lalu (Gw agak lupa tahunnya), ketika reksa dana hancur, Trimegah Securitas yang menurut pendapat Gw merupakan salah satu yang terkuat juga mengalaminya kok.
Walau ada proteksi, salah satu Dana Pensiun terbesar di Indonesia akhirnya ketakutan dan mengeluarkan uangnya.
Tahu ngga sich kerugian yang dialami sang Dana Pensiun???
Semilyar!
Dana yang notabene harusnya untuk pensiun para karyawan di perusahaan itu juga luput kok dari proteksi.
So intinya:
1. Tidak ada investasi yang aman 100 persen.
2. Tidak ada hasil instan dalam berinvestasi dimanapun juga dan kapanpun juga.
3. High Return High Risk.
Cheers,
Terry
Yup... kalo mau eksteem, T-Bills pun gak risk-free... Itu masalah degree. Dan mengenai degree juga, aku pikir reksa dana tuh lumayan baik. Karena itu kan seperti portofolio dalam portofolio. Dan sebenarnya, uang atau surat2 berharganya kan tdk dipegang oleh manager investasi, melainkan di bank custodian.
Jadi menurut saya, meski tetap beresiko, akan tetapi tingkat resikonya tidak setinggi kalo kita buat portofolio sendiri. Apalagi, pilihan portofolio nya kan juga beragam, dari fixed income fund samapi equity fund.
Dan misalnya dulu Trimegah Sec nya collaps, toh dana nya masih bisa dekembalikan kepada investor. Karena yg pegang dana nya kan bukan Trimegah sendiri. Dan meski tahun ini jeblok, tp rata2 sejak peluncuran, hampir semua fund manager papan atas, masih mencatatkan kinerja cukup bagus... rata2 di 15 - 20 %
Mungkin lebih jelasnya dari pendapatan perbulan, 30% sisihkan buat tabungan. kalo ini belum ngerti..awas!
yang bener bunga citibank bisa 11.5% setaon?? kayaknya ga mungkin deh. JIBOR aje saat ini sekitar 10%. Emang Citibank/DBS lagi short liquidity apa.
kalo mau duit banyak jangan pada ngarepin bunga tabungan di bank.
ibaratnya gini deh. anggap aja kita petinggi pemerintahan atau regulator bank. tentunya pasti yang kita mau negara kita tumbuh donk. nah agar tumbuh, gimana neh.. pasti maunya menciptakan dunia usaha yang dinamis. gimane caranye meningkatkan gairah usaha antara laen dengan memberikan bunga kredit rendah. kalo yang dicita-citakan bunga kredit rendah maka bunga tabungan sebagai cost of funding nya juga harus lebih rendah untuk menciptakan margin keuntungan bagi bank.
kalo mo ngarepin bunga segitu sampe 25 taon sama aja ngarepin sepanjang 25 taon perekonomian kita sulit terus. jangan didoain gitu donk. peace.
Yups itu Citibank sebulan lalu, Gw dapat SMS langsung dari Citibank nya.
Sedangkan DBS (Singapore) bukan UBS ya, Gw dapat informasinya dari Nyokap Gw.
Hmmm...
Memang bunga tinggi itu selalu menunjukkan gejala perekonomian jelek?
Bagaimana dengan AS, sekarang bunga nya telah mencapai 1.5 persen (The Fed), kok sepertinya hampir mengalami stagflasi ya?
Bagaimana dengan Jepang yang BOJ mematok 0.5 persen dari awal 2007?
atau 0 persen dari awal 2001 hingga 2006?
Ekonomi mereka sedang di tahap 'sehat' lho...
Cheers,
Terry
Errr... Kembali baca foto ronsen aja ah
ga ngerti g ini warunk
Kallau pendapat gw, bunga tinggi itu biasanya mengindikasikan inflasi yang ga terkontrol. karena biasa interest rate itu kan biasa diapkai central bank untuk mengontrol inflation.
Kalau soal US sama EU, Australia, Canada and England plus Nordic contries skrg, itu kan cerita lain.. mereka turunkan suku bunga untuk membantu likuiditas di market and untuk mengembalikan confidence dari market, jadi mereka sendiri bilang ini adalah extraordinary measure, karean menurut mereka, kebijakan sekarang adalah the lesser of the the two evils... inflation or recession.
HAHHAHA...
^_^
Terry
Sebenarnya seluruh kebijakan moneter yang diatur Bank Sentral selalu menimbulkan dampak yang seperti mata pisau dua sisi.
Dimana setiap menaikkan dan menurunkan suku bunga itu dilihat skala prioritas yang berlangsung saat itu juga.
Kenaikkan SBI kali ini juga untuk menopang Rupiah agar tidak terjerembab, dan mengharapkan dengan rentang yang cukup tinggi antara The Fed Rate dan SBI, USD tidak lari dari Indonenong.
Untuk AS (turun 0.5%), UE (turun 0.5%), Aussie (turun 1%) dan England turun (5%), untuk menghadapi krisis finansial global yang diharapkan tidak melenceng dan menhancurkan sektor riil masing masing negara.
BTW, Matt apakah mengikuti Canada juga?
Terakhir berapa ya, suku bunga Bank Sentralnya?
Gw rada lupa.
Terus arahan mereka sekarang apa?
^_^
Terry