It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hi matt
thanks for the news, btw, sudah sepantasnya hukum pidana islam di Aceh tidak diperbolehkan, karena tetep segala produk hukum & perundangan negara harus tetap mengacu ke undang2 & peraturan yang lebih tinggi (TAP MPR, UUD 45), termasuk dalam konsep satu negara 2 sistem sekalipun (peraturan di hongkong tetep aja mengacu ke peraturan perundangan PRC)
Lagian, negara ini tetep berazaskan Pancasila & Bhinneka Tunggal Ika, yang secara gak langsung warga negara indonesia tidak bisa dijatuhi hukuman menurut ajaran agama tertentu, karena itu pasti melanggar dan bertentangan dengan konstitusi nasional. Negara bisa mengalami krisis hukum kalau sampai itu terjadi
orang yang tereak2 syariat Islam disini, kalo gw pikir cuman mentingin ego mereka masing2, dan orang2 seperti ini yang menyebabkan disitegrasi bangsa, makanya harus dibasmi hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi (kayak nyamuk & lalat aja)
padahal saat ini negara & pemerintah juga sudah menyimpan bara, karena banyak ajaran2 agama lokal yang diberangus demi kepentingan ajaran agama tertentu. dipage 7 gw lampirin tuh beberapa berita tentang ini. Begitu banyaknya agama2 lokal yang diwarisi suku2 yang ada di Indonesia harus musnah karena pemerintah gak bisa lagi membendung ego politisi2 agama tertentu yang bernafsu menghancurkan ajaran agama lokal
beberapa ajaran agama lokal yang menjadi korban:
1. kejawen, ajaran agama yang berasal dari masyarakat jawa, dianggap penganut animisme, dinamisme, penganutnya tidak diperbolehkan mendaftarkan diri sebagai pemeluk agama kejawen, mereka selalu dipaksa untuk masuk ke salah satu agama, makanya gak heran ada yang namanya Islam kejawen
2. Sunda wiwitan, ajaran agama yang berasal dari masyarakat jawa barat, nasibnya sama seperti kejawen, hanya dianggap sebagai penganut kepercayaan animisme & dinamisme
3. Dayak Kaharingan, ajaran agama masyarakat dayak kalimantan, yang juga bernasib sama seperti Sunda Wiwitan & Kejawen
4. parmalin, ajaran agama masyarakat lokal di Sumatra Utara, bernasib sama dengan Kaharingan, Sunda Wiwitan & Kejawen
daftarnya gak akan habis, karena banyak sekali ajaran agama lokal disetiap suku2 di Indonesia
sementara itu ajaran2 asing yang radikal macam wahabi bisa enak melenggang di Indonesia, bahkan sampai masuk parlemen, membuat agenda2 untuk membikin Indonesia menjadi negara Islam
orang2 radikal ini gak peduli dengan Indonesia, makanya gak ada yang angkat bicara waktu bom bali, bom marriot dll, padahal kalo udah urusan timur Tengah mereka sukanya bikin demo yang memacetkan jalan & meresahkan masyarakat
1. Ada yg doyan ke gay sauna, tapi bekoar2 hukum syariat islam. Lain dimulut lain ditindakan.
2. Ada yg sekeluarga banchi, tapi pengen hukum syariat islam jadi harga mati. Gak takut tuh sekeluarga dihukum?
3. Ada yang otaknya masih stuck di jaman raja salahmudik. Pengen ngusir para kapitalis (investor ) asing tapi gak bisa kasih solusi nya alias Omong Doang...
:roll: :roll: :roll: :roll: :roll: :roll: :roll: :roll: :roll: :roll:
oh yang ini yah.. maap kelewat
maap saya ga ngerti thagut apaan seh?
tapi gile "pemdanya aja yg memang ingin bertoleransi".. gila apa toleransi caranya kaya gitu? dengan cara membunuh hak2 orang lain, itu disebut toleransi?? is that what they teach to their disciples??
klo saya sih lebih setuju tuh para penganut animisme tetep pd keyakinan mereka, drpada pake2 atribut islam tp jauh dari islam. misalnya islam (tapi) kejawen suka campur adukan ritual mereka yg bertentangan dgn hukum islam. misalnya kasi sesajen ke nyiroro kidul, ato ampe ngelempar sapi idup ke lumpur lapindo yg dlm islam disebut musyrik. toh disuru milih kan utk ktp aja. atheis2 spt mu kan ga ditulis atheis di ktp toh? dan sejak gusdur terpilih jd presiden yg lampau, istilah "agama resmi nasional" sudah dihapuskan. dan agama kong hu chu aja bisa masuk ke indonesia (pdahal kan pendatang).
@arasso
jawaban soal kapitalisme dan solusinya sudah saya kasi di halamn 7. cerimati lagi deeh... jwbnya khusus bwt dianidiani
@sapiladahitam thagut adalah suatu aturan hukum yg dibuat manusia untuk dan hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi/kelompoknya (kyk sekularisme, liberalisme, apartheid, kolonialisme, dll. baca deh sejarah isme2 tsb, latar belakangnya pasti kepentingan pribadi). padahal dalam islam hukum sudah di "preserve" sama Allah SWT melalui alquran sebagai petunjuk jalan yg lurus, dan Allah menjamin hukum tsb adil seadil2nya, dan berlaku tidak hanya utk muslim. klo mau saya tuliskan, ntr saya kutip sedikit bagaimana posisi non-muslim dalam hukum islam, tidak ada kerugian barang seujung kuku pun.
soal toleransi, balik lagi ke manusianya. klo saya sih ga masalah tuh org2 makan didpn saya pdahl saya puasa. gini aja deh. ada org lg solat, trus lu lagi nyanyi2 pake gitar sama tmn2 di dekat mushola, klo bertoleransi maka lo akan berhenti sejenak bermain gitar, padahal wlw lo tetap bermain pun bagi yg solat ya ga masalah. balik lg ke hati lo, klo ingin bertoleransi ya berhenti, klo lo anggap nyanyi2 adalah hak asasi lo dan ga mau hak lo "dibunuh" ya terusin aja....
@ren_81 actually, saya bukan garis keras macam FPI ato HTI yg "kebelet" dalam memberlakukan syariah islam, bukan pula macam JIL yg malah ngentengin dan ngebelok-belokin hukum Allah sekehendak nafsu.
tp saya percaya, sepakat, setuju, sejalan, sependapat, sama syariah...
soal pengaplikasiannya kita liat aja tgl mainnya. posisi bahwa saya adalah gay ya ga masalah. itu sih ada itungannya sama Allah.
bagi saya sih justru demokrasi di indonesia bisa jadi batu loncatan utk membumikan hukum syariah... liat aja nanti.
di thread ini saya ga promosi dan convert anda2 semua biar jd syariah followers. saya cuma diskusi koq, sependapat ya sukur, ga juga ya itu hak situ. tp tolong diskusinya ga usah menghina agamanya. gtu aja koq...
soal tmpt makan dan puasa, ga mau bnyak komen lagi. org2 yg ga mau menilai dr 2 arah ya akan berpikir negatif. padahal org2 muslim di dunia ga masalah tempat makan, diskotik pd buka. gitu aja koq repot...
ditunggu dhe...
soalnya yang terjadi saat ini yang non-muslim jadi rugi, ex : indonesia, malaysia (yg muslim/malay~cari di wikipedi tentang syarat jadimalay~ dapet potongan harga tanah, pendidikan dll, yg non malay ga dapet)
ditunggu apanya?... mungkin saya ga bisa nyalahin lo sepenuhnya soal penyamarataan syariah islam yg murni dr alquran dgn yg diterapkan oleh arab ato malaysia.
krn lu yg minta, saya kasih contoh dalam hal perlakuan pd non muslim saja:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat" (Q.S an-nisaa:105)
perlindungan pada non-muslim:
Rasulullah SAW: Siapa yang menzalimi non-Muslim yang telah melakukan perjanjian atau meremehkannya, membebaninya di luar batas kemampuan, mengambil sesuatu tanpa kerelaannya, maka aku menjadi musuhku pada Hari Kiamat. (HR Abu Dawud dan al-Baihaqi).
kebebasan beragama:
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Q.S Al-Baqarah:256)
Sementara itu, dalam masalah hukum, ada aturan yang menjadikan Islam sebagai syarat penerapannya, namun ada pula yang tidak mensyaratkan Islam. Shalat, zakat, haji, puasa, dan sebagainya merupakan hukum yang mensyaratkan keislaman. Dalam hal-hal tersebut, hukum Islam hanya berlaku bagi kaum Muslim saja. Warga non-Muslim tidak boleh dipaksa untuk menunaikannya.
jd jgn khawatir, non-muslim bebas melakukan apa saja yg biasa dilakukan dlm agamnya misalnya: perkawinan, perceraian, waris, berpakaian, makanan, dan ritual ibadah. hukum2 islam spt solat, zakat, puasa, haji, dll yg mengikat muslim tidak berlaku utk non-muslim.
apabila terdapat hukum yang tidak mempersyaratkan keimanan dan keislaman (spt yg diatas) serta tidak ada ketentuan lain dari Rasulullah saw., maka hukum tersebut diterapkan bagi semua warga. Hal ini mencakup aspek hukum, peradilan, ekonomi, muamalah, ‘uqûbât (sanksi hukum), sistem pemerintahan, jaminan kebutuhan rakyat, dan sejenisnya. Dalam masalah-masalah publik seperti ini seluruh rakyat diperlakukan sama tanpa memperhatikan suku, ras, agama, warna kulit, ataupun pertimbangan apapun.
Terkait persoalan publik seperti ini, pemerintahan Islam menjamin non-Muslim diperlakukan sama dengan kaum Muslim sebagai warga negara. Setiap warga negara dijamin:
(a) kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan);
(b) kebutuhan kolektif strategis (pendidikan, kesehatan, dll);
(c) aspirasi politik (berhak mengadu kepada Khalifah apabila hak-hak mereka tidak terpenuhi);
(d) jaminan kesehatan;
(e) jaminan persamaan hukum. Baik Muslim ataupun non-Muslim bebas bekerja, berusaha, berniaga, mengelola harta, jual-beli, sewa-menyewa, bertransaksi, mengembangkan harta, mendirikan perusahaan, dan muamalah lainnya. Syaratnya, harus memenuhi aturan sistem ekonomi Islam. Misalnya, tidak menggunakan sistem riba; usahanya halal sesuai dengan syariah (seperti bukan judi, prostitusi, hiburan yang bercampur dengan seks bebas); serta tidak tipu-menipu.
Jika terjadi pelanggaran hukum dalam persoalan publik, hukum Islamlah yang diterapkan terhadap semua warga tanpa membedakan agama. Hukum ini harus dipandang sebagai hukum negara. Siapapun yang korupsi, mencuri, berlaku zalim, melanggar kehormatan sesama, dll diberlakukan atasnya hukum Islam oleh pengadilan.
membayar jizyah, zakat, pajak.
setiap non-muslim yg tinggal di negara khilafah wajib membayar jizyah, Hal ini bukanlah ganti ketidakislamannya melainkan sebagai ganti dari jaminan keamanan dan perlindungan dari serangan musuh terhadap mereka (Mutawalli, Al-Islâm wa Nizhâm al-Hukm, hlm. 339).
Jizyah ini tidak dipungut dari orang-orang miskin, lemah, dan membutuhkan sedekah (Taqiyyuddin an-Nabhani, Asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah, II/237)
Muslim memang tidak wajib membayar jizyah, tetapi wajib berzakat. Pada saat kas negara kosong, Muslim yang mampu harus membayar pajak. Hukum syariah Islam telah menetapkan kaum Muslim wajib berjihad ofensif ke luar negeri, sedangkan non-Muslim tidak wajib. Namun, ketika pasukan musuh menyerbu ke dalam negeri maka semua warga negara, baik Muslim maupun non-Muslim harus melawannya.
semoga dimengerti....
Kemudian untuk rumah makan yg tutup pas puasa,perasaan gw pas bulan puasa masih bnyk bgt yg jualan. Kalaupun ada yg tutup,kepikir ga kalo mungkin mreka lg puasa,jadi mungkin capek ato mudik ato apalah jadi memutuskan untuk ga jualan? Dan rumah makan yg buka juga menunjukkan toleransi dgn memasang tirai/gorden jd ga keliatan bgt. Lagian kalau masalah toleransi begini kan udah umum terjadi di indo,misal di bali semua tutup saat nyepi,apa km mau komplain juga tentang itu?
FYI :
Di tiap negara itu (termasuk di amerika) selalu ada orang-orang yang berpendidikan rendah, yang hidupnya pas-pas an, yang jadi kuli etc.
Memangnya kalau semua 'kapitalis rakus dari amerika, eropa, jepang, china' dll itu diusir dari Indonesia, sudah pasti semua lapisan masyarakat Indonesia akan langsung makmur??
Apa bukannya justru menciptakan kemiskinan baru??
Coba dipikir dulu sebelum sembarangan bikin statement untuk mengusir semua investor asal amerika, eropa, jepang, china etc.
Pertanyaan kedua gue belum dijawab :
Emang ada negara2 Arab yang jadi investor disini? yang membuka lapangan kerja di ndonesia?
gpp darling
itu di antara indo dan malay ada "koma" darling, menunjukkan kalo di malay non-muslimnya rugi karena rasis/agamawisme yg dilegalkan disana itu, tapi kalo di indo contohnya ya pas resto2 pada ditutup pas puasa itu.. beda darling, bukan rasisme kok yg di indo
yup, di jakarta mah ga ngaruh, mau makan gorengan sambil rokokan di depan masjid jg byk kok yg lakuin..
tapi kalo di luar kota, gw lupa di kota mana gitu (kayaknya di kalimantan deh) di berita TV ditayangin sampe ada mahasiswi ditangkep & dibawa ke pengadilan karena ketauan minum aer di teras rumah dia sendiri.. terus resto yg buka padahal udah ditutup2in digrebek, terus semuanya disita.. yg punya nangis2 histeris kaga dipeduliin.. dll
... kalo kaya gini bukan toleransi kan namanya darling?
Sayangnya ada segelintir kelompok masyarakat yang cenderung ingin memaksakan agamanya sendiri untuk diterima semua orang.
Jadi inget tadi malem ada berita yg menarik di Metro TV :
Waktu terjadi krismon banyak rakyat kecil yg mendadak kehilangan daya belinya, bahkan untuk hal yg basic seperti makanan. Beranjak dari situ ada satu gereja di Jogja ( kalau gak salah namanya GKJ Manahan ) yang menyediakan program 'Nasi Murah' yaitu menjual nasi dan lauk-pauknya ( termasuk tajil di bulan Ramadan ) dengan harga yang sangat sangat murah.
Pastinya program itu laku banget, dan sampe sekarang pun tetap berjalan. bahkan anggota pengurusnya lama-lama gak cuma dari gereja itu aja tapi juga beberapa orang dari mesjid didekat situ ikut membantu program tersebut sehingga timbul program sampingan yaitu program dialog lintas agama.
Sayangnya bulan kemarin, program itu dipaksa untuk ditutup oleh aparat pemda dengan alasan kristenisasi!!
Untungnya masyarakat setempat menentang keputusan aparat pemda tersebut.
Bahkan para pengurus mesjid juga menentang. salah satu kyai dari mesjid tersebut di TV tadi malam bilang justru saat buka puasa, gereja tersebut gak hanya menyediakan tajil aja tapi juga siraman rohani yang dilakukan oleh para pengurus mesjid ( atas prakarsa gereja tersebut ) di gedung pertemuan masyarakat /kayak balai rakyat or balai desa gitu (bukan di gereja nya).
Masyarakat setempat juga ketika diwawancara mereka bilang gak ada tuh program kristenisasi. Kyai nya sendiri bilang "gak semudah itu untuk mengubah keimanan seseorang hanya dengan sebungkus nasi atau secangkir kolak pisang'.
Akhirnya berkat protes dari warga dan pengurus mesjid program Nasi Murah tersebut bisa berjalan lagi.
Kesimpulan : Sebenarnya harmonisasi kehidupan beragama di Indonesia sudah berlangsung, cuma hal tersebut seringkali dirusak oleh sekelompok orang yang seakan gak mau ada kehidupan beragama yang tenang di negara ini.