It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Jam dua belas kurang kegiatan bersih bersih rumah selesai, saat nya untuk membersihkan badan alias mandi
Setelah mengambil handuk dari jemuran di teras depan, ia lalu menuju ke belakang
Tangan nya lalu meraih gayung biru, tak lama tubuh berkulit kuning mulus itu mulai basah di sirami air yang berasal dari dalam bak
Mendadak Panji terdiam sesaat, ia masih bimbang dengan pilihan nya, butuh keberanian ekstra untuk bertemu dengan Rama, orang yang belum ia kenal
Tapi pikiran nya tetap memikirkan hal hal buruk yang kemungkinan terjadi saat pertemuan ia dan Rama
Ia membayangkan Rama adalah orang yang sangat menyeramkan, bewokan, bau, dan kasar
Bahkan ia berfikir Rama adalah anggota mafia perdagangan organ tubuh manusia, jangan jangan nanti dia akan di bunuh dan organ vital nya akan di preteli dan di jual di pasar gelap.. hihihi Panji merinding sendiri membayangkan semua itu
Ia berjalan menuju ruang tidur, lalu ia duduk di pinggir kasur busa yang ada di lantai, di ambil nya ponsel yang tadi ia letakan di dekat bantal
Di timang timang ponsel tersebut, jam di dinding sudah menunjukan pukul setengah satu, sms nga ya ?, hati nya ragu menentukan pilihan
Pengalaman buruk dengan orang yang tidak ia kenal pertama kali saat ia berumur sepuluh tahun tepat nya saat ia duduk di kelas empat sekolah dasar
Hari itu ia pulang dari sekolah, sendirian, selalu sendiri, jalan menuju rumah juga sepi
Tiba tiba anak smp itu menarik baju Panji dan mengancam nya dengan pisau kecil, menyeret Panji ke dalam rumah besar itu
Disana panji di cabuli di paksa melayani birahi anak smp itu, Panji hanya bisa menangis pilu tanpa bersuara, ia sangat takut dengan ancaman anak smp itu
Semenjak hari itu panji tidak pernah lagi lewat jalan itu sendirian, dia memilih lewat jalan yang memutar
Tiba tiba ponsel Panji berdering, sebuah sms masuk
Dimas:
Apa kabar lo, jangan lupa makan ya, maaf baru sempat sms, hari ini sibuk bgt
Panji tersenyum kecil, segera di balas sms dari Dimas
hiphiphip hore, akhir nya ada yg koment makasih ya @Monic papi @dieto dan anak papah @lockerA nanti malam dilanjut deh
Iya ini juga baru mau makan, kamu juga jangan lupa makan ya
Setelah membalas sms dari Dimas, Panji mulai mengetik sms untuk Rama, sms berisi keterangan tempat agar Rama dapat menjemput nya, sms terkirim
Panji bergegas membuka lemari kayu yang sudah agak lapuk, pinjaman dari pemilik kontrakan
Di keluarkan pakaian yang akan di gunakan, satu demi satu lalu melekat di tubuh nya yang biasa saja
Selesai memakai celana dalam, kaos dan celana pendek Panji kembali ke kamar mandi untuk mengambil wudhu
Rama
Nanti saya jemput jam 14.30 ya
Kemudian di letakan kembali ponsel nya, ia mulai mengelar sajadah dan memakai sarung
Selama shalat Panji tak dapat berkonsentrasi, pikiran nya masih saja melayang layang, ragu dengan keputusan nya sendiri untuk bertemu dengan Rama
Selesai membaca doa, ia melipat kain sarung dan sajadah, lalu meletakan nya di tempat semula
Walau pun sebenar nya Panji memiliki wajah yang lumayan, tapi ia tidak pernah merasa benar benar percaya diri, kalau berjalan sendiri ia merasa seluruh mata tertuju pada nya, sehingga ia salah tingkah sendiri, padahal orang orang yang berpapasan dengan nya di jalan sama sekali tak peduli pada nya, kenal juga tidak
Penghuni lambung Panji sudah teriak teriak minta di isi, mau makan apa ya, dia bingung sendiri, hari ini ia tidak belanja sayur mentah, jadi nga masak
Lagian dia males masak semenjak Dimas pergi, lebih praktis beli jadi, paling Panji hanya masak nasi, untuk menghemat pengeluaran
Tak lama Panji sudah berada di luar kontrakan nya, untuk mencari makanan
"Eh, ih, ini Dew.. mau beli makan" jawab Panji, sambil memalingkan wajah ke arah Dewi, anak pemilik kontrakan yang Panji sewa
Panji tak berani menatap wajah Dewi, ia selalu grogi bila berhadapan dengan perempuan, bahkan sekarang tangan nya sedikit gemetar saat mengunci pintu
"Oh, makan di rumah aja Panji" kata Dewi