It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ada tokoh di balik cerita ini gak sih? Mgkn karakter Dika bener2 ada. Kisah nyata kah? Ato ceritanya udah dimodifikasi?
Waktu Dika operasi FESS, bner thn 2013? Mgkn typo krn stelah ku perhatikan lg, kejadian sesudahnya msh thn 2007.
ia mas maksudnya 2007,,hehehe,,setiap akhir cerita pasti ada penjelasan tokoh mas,,hehehe,,nanti dijelaskan,,walah mas wong aku mau baca cerita mu ko,, hehehe,,
“ Sinar Matahari Adalah Benang Emas Yang Dirajut Sepanjang Harimu “
Setelah from Jakarta to Shanghai kegiatan MF kembali bergulir. Pada 2008, aku kembali mempersiapkan World Lupus Day. Dalam kegiatan World Lupus Day 2008 Mas Wira memberikan sebuah kejutan dengan kumpulan-kumpulan puisinya.
“ I love you mas,,” ucapku ketika buku yang berisi kumpulan puisi Mas Wira sudah ada di tangan.
“ Bagus “,, sahut Mas Wira sekenanya.
Aku ingin mencubit pasangan hidupku. Ia selalu penuh kejutan. Dalam kesehariannya, ia memang irit sekali bersikap romantis. Namun siapa sangka, melalui tangannya lahirlah puisi-puisi yang mengungkapkan banyak hal yang tak pernah secara langsung dikatakannya. Meski tanpa harus dikatakan, aku tak pernah meragukan cinta Mas Wira kepadaku, rasanya tetap menyenangkan mendapat hadiah untaian kata-kata yang manis tersebut.
*********************************************************************************************************************************
“ AWAL MUSIBAH “
Telepon dari laboratorium klinik tengah malam membuat kita kaget
Yang menyarankan kita untuk segera menghubungi dokter
Setelah tes ulang dan konsultasi dengan dokter
Akhirnya diputuskan dirimu harus dirawat di rumah sakit
Dan malam di tengah bulan Ramadhan itu
Menjadi saksi sekaligus menandai awal perjuangan berat yang harus dilalui
Satu tahapan dalam kehidupanmu
Yang sebelumnya selalu penuh ceria
Dan tanpa kesulitan yang berarti
Tiba-tiba berubah seketika
Tahun ini benar-benar ujian berat bukan hanya bagimu
Tapi juga bagiku dan semua keluarga ikut merasakannya
Perjalanan dari dokter ke dokter, dari rumah sakit ke rumah sakit
Dan dari oeprasi ke operasi kita lalui bersama
Kesakitan yang teramat sangat
Perubahan fisik
Ketidakberdayaan
Dan mungkin yang paling menyakitkan,,,,kehilangan pengelihatan
Sungguh mungkin aku pun tak akan sanggup
Jika harus mengalaminya
Aku hanya bisa menemanimu
Berikhtiar sekuat tenaga
Dan memohon pertolongan Sang Khalik
Hanya satu sumber kekuatan kita bersama
Kita selalu berusaha meyakinkan diri
Dan tidak akan pernah memberi ujian
Di luar batas kemampuan kita
Jakarta, Februari 1999 (RW)
*********************************************************************************************************************************
“ MENDIKTE ALLAH?? “
Betapa beratnya mengambil keputusan
Ketika banyak hal perlu dipertimbangkan
Doaku pada-Nya tak pernah henti
Mohon petunjuk jalan demi kesembuhan
Mencari ikhtiar terbaik yang mungkin masih bisa dilakukan
Kuberanikan juga untuk memutuskan
Mencari pengobatan ke luar negeri
Singapura menjadi pilihan terbaik
Saat itu, aku harus berpacu dengan waktu
Karena nafasmu seperti ingin lepas
Semua di luar dugaan
Aku hanya berpikir satu kali operasi sudah cukup
Nyatanya dalam dua minggu
Kau harus jalani enam kali operasi di kepala
Sejak awal, selalu kumohon kepada-Nya
Kesembuhan untukmu
Nyatanya, dari hari ke hari dan dari operasi ke operasi
Kondisimu semakin tidak membaik
Doaku yang semakin keras untuk memohon kesembuhan
Nyatanya dijawab Allah dengan semakin berat penderitaanmu
Hingga akhirnya kutersadarkan
Sepertinya aku berusaha mendikte Allah
Aku kadang berpikir
Bahwa Kami manusia penuh dosa
Aku tidak pantas memohon doa kepada-Mu
Hidup berpasangan sebagai kaum pelangi
Sebuah hal yang dilarang oleh-Mu
Tapi aku hanya manusia
Biarlah Allah yang menilai hidup kami
Aku pun bersimpuh menangis
Memohon ampun kepada-Nya
Dan berserah kepada-Nya
Aku tidak lagi memohon kesembuhan untukmu
Aku memohon kau dan aku diberikan kekuatan
Menghadapi ujian berat ini
Dan ketika aku tersadar
Bahwa Allah Maha Mengetahui
Apa yang terbaik bagi hamba-Nya
Kan kuikhlaskan apapun yang Allah berikan untukmu
Subhanallah,
Jawaban itu seperti datang seketika
Masa-masa kritis terlalui dengan cepat
Kondisi dirimu pun berangsur membaik
Aku bersyukur bibirmu selalu basah dengan dzikir
Shalatpun masih bisa kau lakukan
Setiap saat kau tersadar
Sebulan penuh dirimu terbaring
Ibu dan Bapak menemaniku sepanjang bulan
Bergantian menjaga dirimu
Yang lemah terbujur dan sering tak sadarkan diri
Hatiku berbunga sambil terus bersyukur
Ketika bisa membawamu kembali pulang
Sempat terbayang olehku
Aku pulang tidak bersamamu
Ya Allah,, terima kasih
Kami tahu perjuangan ini belum berakhir
Namun kami akan selalu memohon
Untuk Kau temani ke manapun kami melangkah
Terima kasih juga kepada semua dokter dan perawat
Juga semua keluarga, kerabat, dan sahabat
Yang dengan sepenuh hati berdoa dan membantu kami
Semoga Allah membalas kebaikan yang telah kami terima
Dengan karunia-Nya yang jauh lebih besar
Singapura, Mei 1998 (RW)
*********************************************************************************************************************************
“ BUTA MATA BUKAN BUKA HATI “
Air mata itu tanpa terasa menetes
Terasa hangat di pipimu dan juga di pipiku
Aku bisa merasakan kesedihanmu
Yang teramat sangat
Ketika dalam perjalanan di ambulans
Sekembalinya dari rumah sakit mata
Aku tahu semangat dan perjuanganmu
Selama sebulan penuh menahan sakit dan derita
Karena kau tidak hanya ingin sembuh
Tetapi ingin dapat melihat kembali
Indahnya dunia yang hilang dari matamu
Tapi begitulah hidup
Banyak hal yang kita inginkan
Tetapi tidak bisa kita dapatkan
Dan banyak hal yang tidak kita inginkan
Datang menghampiri kita
Tak sanggup aku menghiburmu ketika itu
Kubiarkan kau menangis
Lalu aku hanya bisa berbisik dalam hatiku
Kau hanya buta mata, tetapi hatimu akan tetap melihat
Jakarta, Juni 1999 (RW)
*********************************************************************************************************************************
“ BELAJAR HIDUP KEMBALI “
Setelah hampir setahun di Bandung
Kau putuskan untuk kembali ke Jakarta
Menemaniku lagi dan mencoba beraktivitas
Dengan keterbatasan yang kau miliki
Bersama suster yang setia mendampingimu
Kulihat semangatmu untuk mencoba
Belajar hidup seperti sedia kala
Diselingi berbagai keluhan penyakit
Yang kerap masih timbul
Semangatmu sungguh luar biasa
Dalam mengatasi semua itu
Aku terus berusaha belajar untuk belajar banyak
Dari segala penderitaan yang kau hadapi
Serta dari keteguhan hatimu berjuang melawannya
Jakarta, April 2000 (RW)
*********************************************************************************************************************************
“ KUPU – KUPU TAMPAN “
Belum banyak orang mengenal tentang penyakit lupus
Penyakit Lupus sering diasosiasikan dengan Kupu-Kupu
Kupu-Kupu yang ‘ hinggap ‘ di raut muka
Penyakit ini menjadi musuh yang menakutkan
Segurat rona kupu-kupu
Kadang menjadi awal kesedihan dan penderitaan
Yang sepertinya tidak bertepi
Aku bersyukur
Ternyata Tuhan Yang Maha Penyayang
Memberimu pandangan yang lain
Tentang sang Kupu-Kupu
Yang sempat dan terus ‘ hinggap ‘ di dirimu
Hingga saat ini
Di matamu, yang sudah tidak mampu melihat lagi
Sang Kupu-Kupu ‘ terlihat ‘ tampan
Karena Tuhan membimbingmu
Untuk ‘ melihat ‘ sang Kupu – Kupu
Tidak dengan mata
Tetapi dengan mata hatimu
Entah sampai kapan sang Kupu-Kupu itu
Akan ‘ hinggapi ‘ di dirimu
Namun aku bersyukur, karena
Kupu – Kupu itu kini bukan hanya menjadi sahabtmu
Tetapi Kupu-Kupu itu telah menjadi sahabat kita berdua
Mungkin untuk selamanya
Jakarta, Agustus 2006 (RW)
*********************************************************************************************************************************
Tahun 2010 adalah tahun yang paling padat kegiatannya. Sebagai seorang Odapus yang seharusnya tidak boleh terlalu lelah, kesibukanku melampaui akal. Jika aku tetap relatif sehat selama menjalani semua kegiatan tersebut, aku yakin itu semua karena keajaiban-Nya. Setelah serangkaian World Lupus Day 2010 di Indonesia, aku melanjutkan perjalanan ke Vancouver, Kanada. Aku berangkat dengan tiga tujuan : mengikuti kongres, dan menerima International Lifetime Achievement Award. Hal yang tidak terduga adalah aku terpilih menjadi panelis dalam diskusi panel yang diselenggarakan disana.
“ Hah ?? Diskusi panle?? Aku nggak bawa bahan,,” Reaksiku agak terkejut.
“ Pakai yang ada saja,,” kata Mas Wira.
Bersama perwakilan support group lupus dari Kanada dan UK, aku duduk menghadapi hadirin. Panelis dari Kanada mengawali diskusi. Dengan laptop kecil, pointer canggih dan bahasa yang ilmiah, ia memaparkan materinya.
“ waduh kalau panelis pertama saja sudah begini, nanti aku harus ngomong apa, ya?? Batinku,,,,
Setelah selesai menyampaikan materinya, panelis dari Kanada menyorong peralatan canggihnya ke hadapanku. Mempersilakan aku menggunakannya juga. Aku tersenyum sedikit kikuk. “ Terima Kasih, tapi saya tidak pakai ini,,” Ujarku sambil menyorong kembali peralatan tersebut ke hadapan sang panelis Kanada. Aku terdiam sejenak. Ruangan sunyi. Aku tahu semua peserta diskusi sedang menungguku berbicara.
“ Hi,,Helloo,,,Care for Lupus your caring saves lives!! “ sapaku akhirnya.
Sebagai pembuka, aku segera mengajarkan yel-yel MF kepada hadirin. Suasana yang semula terbilang formal dan serius mendadak cair. Sepertinya tak ada yang keberatan dengan perubahan suasana tersebut. Hadirin, bahkan para panelis yang lainnya, ikut menyerukan yel-yel MF dengan riang gembira. Setelah suasana menjadi hangat, aku sekedar berbagi cerita mengenai sahabat-sahabat odapus di Indonesia. Aku ingin peserta diskusi tahu apa saja yang sudah dilakukan di Indonesia untuk menghadapi dan bersahabat dengan lupus. Selepas diskusi, seorang pemimpin, penduduk asli indian (first nation) Kanada, menghampiri aku. Dengan spontan ia memelukku.
“ Terima kasih,,” kata salah satu di antara mereka.
“ sama – sama “ sesuatu yang hangat mengalir di dalam hatiku.
“ Putri saya yang masih kecil juga menyandang lupus. Tadi saya dengar Anda bercerita tentang audio book yang dapat menjelaskan lupus kepada anak-anak. Apa yang Anda buat itu berarti sekali buat saya. Saya senang ada orang yang berpikir sampai ke sana. Sebagai Ibu dari odapus cilik, saya mengerti sulitnya memberi penjelasan seputar lupus kepada anak-anak,,” paparnya..
Sekali lagi aku memeluk ibu itu. Rasanya indah sekali jika apa yang kita lakukan memberi arti kepada orang lain.
Your caring saves lives,
Walau sudah berkali-kali mengucapkannya, aku tak bosan-bosan mencamkannya lagi dan lagi di dalam hati.
“ Poster kita paling mewah warnanya,,” lapor Mas Wira.
“ Iya, Mas?? Memang poster yang lain seperti apa?? “ tanyaku.
“ Poster yang lain mengikuti standar ilmiah. Hitam dan putih. Cuma poster kita yang warna-warni, penuh gambar dan terlihat seperti poster presentasi untuk anak-anak,,” jelas Mas Wira
Aku tertawa tertahan. Tentu saja seperti poster anak-anak. Poster “ How to Make Friends with Lupus,,” mengambil beberapa gambar dan buku Luppy Sahabatku yang Nakal, buku yang memang dibuat untuk menjelaskan Lupus kepada anak-anak.
“ Dika kamu itu peserta diskusi panel yang paling riang gembira. Cuma kamu yang membuka diskusi dengan ‘ hello ‘ dan yel-yel. Poster ini juga berwarna-warni dan nyeleneh. Aku jadi bertanya-tanya kira-kira apa pikiran orang-orang di sini tentang Indonesia sekarang, ya,,” kata Mas Wira.
Aku hanya tertawa.
*********************************************************************************************************************************
Hingga saat ini MF masih terus mengembangkan diri. Ibarat kupu-kupu, kami masih terus bermetamorfosa untuk menjadi wadah yang lebih baik lagi. MF juga tengah mengembangkan online support group, bentuk pendampingan online bertujuan menjangkau odapus di mana saja. Kami percaya walau terpisah jarak, kedekatan hati akan menautkan kami. Jika kami memang peduli dan berikhtiar untuk membantu, pendampingan dari mana pun pasti akan membawa pengaruh yang postif. Kami juga masih terus memperjuangankan obat murah bagi para penyandang lupus. Berbagai cara kami lakukan untuk meningkatkan taraf hidup sahabat-sahabat kami tersebut. Kami berusaha memenuhi setiap kebutuhan yang paling mendasar sesigap mungkin.
Seperti matahari pagi, kami berusaha untuk menjadi yang terhangat. Kami ingin merangkul siapa pun sebagai sebuah keluaraga besar dan memberikan bantuan dengan hati yang paling tulus dan kasih. Semboyan “ your caring saves lives “ selalu mengingatkan kami di mana kami seharusnya berpijak.
Bersinarlah matahari pagi, berikanlah harapan-harapan kepada hidup.
*********************************************************************************************************************************
“ CAHAYA DI ATAS CAHAYA “
Ketika aku pertama jatuh hati kepadamu
Itu karena engkau lain di mataku
Engkau tidak hanya tampan
Tapi engkau juga pintar
Begitulah, awal ketertarikan yang sering disebut cinta
Yang masih beraroma fisik
Lalu waktupun berjalan dan engkau setia mendampingiku
Dalam suka dan duka mengarungi gelombang kehidupan
Dan kita pun merasakan cinta yang semakin tumbuh
Bukan lagi karena aroma fisik
Ia menjelma menjadi kekuatan untuk saling berbagi dan
Saling mendukung, layaknya dua orang sahabat
Mungkin ini yang sering disebut sebagai “ soulmate “
Engkau telah menjadi belahan hatiku
Namun memang butuh waktu dan perjuangan untuk mendapatkannya
Banyak orang yang mengatakan apa yang kita lakukan dosa besar
Tapi kita selalu berkata biat saja Tuhan yang menilai dosa kita berdua
Aku percaya kekuatan cinta
Walaupun banyak dari kaum sesama pelangi yang mengatakan
Kita tidak mungkin dapat hidup lama
Dan ketika bahtera itu memasuki pelabuhan ke – 18
Dalam perjalanan mengarungi samudra kehidupan
Yang kadang harus menghadapi terpaan badan dan gelombang
Cinta yang tumbuh itu, semakin memancar seperti cahaya
Dan kita melihat adanya Cahaya di atas Cahaya
Semoga cinta itu akan terus bercahaya karena disinari oleh Sang Pemberi Cahaya
Yang akan selalu menyinarkan Cinta dan Kasih Sayang-Nya
Yang tidak akan pernah bertepi
Kita berhasil hidup bersama selama ini
Pandangan orang tentang kesetian di kaum pelangi
Terjawab oleh kasih kita
Selamat Ulang Tahun dan Selamat Ulang Tahun Untuk Hari Jadi kita ke-18, Mentariku
Bandung, Desember 2008 (RW)
*********************************************************************************************************************************
“ JELAJAHI DUNIA “
Mentariku dengan penglihatan terbatas
Dengan kesehatan terbatas
Dan nyeri-nyeri sendi yang masih harus di rasaka.
Masih tetap bersemangat melintasi benua
Untuk menyuarakan perlunya kepedulian masyarakat dunia
Bagi para Odapus (Orang dengan Lupus) dalam
International Congress di Vancouver
Aku pun malu untuk mengeluh melihat perjuangan tanpa lelahnya
Dan berusaha membantu dan mendukungnya semampuku
Kenapa ia begitu bersemangat??
Ia menjawab “ Tiada hari tersisa untuk berbuat kebaikan ketika kita tidak tahu hingga kapan TUHAN masih memberi waktu “
We are boarding for Taiwan and Vancouver nom
May this trip is blessed by Allah
Bandara Soekarno- Hatta, Juni 2010 (RW)
@totalfreak
@Yogatantra
@erickhidayat
@adinu
@z0ll4_0II4
@the_angel_of_hell
@Dhika_smg
@LordNike
@aii
@Adra_84
@the_rainbow
@yuzz
@tialawliet
@Different
@azzakep
@danielsastrawidjaya
@tio_juztalone
@Brendy
@arieat
@dhanirizky
@CL34R_M3NTHOL
@don92
@alamahuy
@jokerz
@lian25
@drajat
@elul
@Flowerboy
@Zhar12
@pujakusuma_rudi
@Ularuskasurius
@just_pie
Selamat Pagi Semua,,
k e r e n!!
seriusan deh cerita bang @rendesyah kerenn banget semua-mua nyaa... gak cuma ide cerita tapi juga penyampaian'y awesome banget, buat gue gak rela ngelewatin satu katapun untuk gak dibaca..
gue jadi ngefans sama bang rendesyah nih...
mention ya bang kalo update or buat story baru!
*bawa tenda ngungsi ke cerita bang rendesyah sebelumnya*