It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Rusli berfikir kalau berpegangan dengan tubuh berdekatan, Wiji akan merasakan jantung Rusli bergetar keras. Artinya Rusli ada perasaan pada Wiji. Kalau Wiji bercerita pada Nana maka seisi kelas akan tahu bahwa Rusli suka Wiji, saat itulah kelas mencemooh dan Rusli kehilangan wibawa, Begitu maksud Rusli mas Fian
Mudah-mudahan tidak Bro Lulu
Dalam perjalanan motor itu, aku usahakan dadaku tidak menempel pada punggung kak Wiji. Tangan kananku memegang perut kak Wiji. Sebuah perut yang chuby empuk dan hangat. Tangan kiriku memegang tongkat.
Rasa ringan sekali tubuh ini, jika tanpa landasan berupa kaki untuk berpijak. Alangkah bahagia jika hari itu datang yaitu hari dimana kakiku kembali ada rasa dan cukup kuat untuk tidak bergantung sama orang lain.
"Rus, pegangan yang benar ya ! hati-hati kepencet yang bawah, heheh" canda kak Wiji
"iya bang" kataku berusaha tenang meski gugup ndengar kata-kata kepencet ! hmmmm
"mau lebih cepat Rus ?" ajak dia
"Tidak bang, kecepatannya seperti ini saja ya bang" saranku
"iya Rus" persetujuan kak Wiji yang kembali konsentrasi dengan laju motornya
Hangat aroma tubuh kak Wiji,
Cowok dimana saja tetaplah cowok punya beberapa keunggulan seperti aroma tubuh yang khas.
Rasanya hidungku sudah berdamai dengan aroma tubuh yang satu ini
"kok diam Rus, ga senang ya aku bonceng, kamu biasanya naik mobil turun mobil sih" kata kak Wiji
"ga apa kok bang, mungkin sudah tiga tahun aku tidak pernah lagi naik motor agak kaku" alasanku
"Rus, itu ada hubungan dengan kaki kamu ? maaf ya kalau pertanyaan pribadi" kata dia
"iya bang" balasku
"Rus, bisa panggil aku mas ga ? aku bahagia kalau kamu mau" pinta dia
aku ragu, ini berupa keterikatan atau apa ?
"ga ada maksud lain kan bang ? kalau di sekolah kagok kali bang dengan kata-kata mas karena ini Jambi" saranku
"iya Rus aku paham, minimal saat kita berdua kamu panggil aku mas" pinta dia sekali lagi
"iya mmmmas..... ss" jawabku agak terbata
"makasih ya Rus" kata dia sambil salah satu tangannya mengelus tanganku yang memegang perutnya
"aku senang Rus saat dekat sama kamu, tidak pernah ku sangka akan bisa seperti ini" kata dia
aku terdiam ...... sama Titin dia juga akan berkata seperti ini.......
"kenapa mas ? mas ga ada adik ya ?" tanyaku
"tidak ada Rus, hanya ada satu adik sepupu yang oon" kata dia
"ga boleh gitu, mas dibilang oon gitu marah kan ?" saranku
"hatimu baik sekali Rus, kamu beda dengan anak-anak yang pernah jadi temanku Rus" kata dia
"aku anak biasa mas, harus pandai-pandai jaga diri" kataku
"ini ada hubungan dengan kakimu Rus, cerita dong kenapa ?" pinta dia
sekarang laju motor telah meninggalkan pusat keramain kota Jambi mengarah ke tepi sungai menuju sebuah jembatan, jalan menuju itu sungguh lurus dan terasa indah oleh temaram magrib.
"Rus, kenapa itu kakimu" tanya dia lagi
"dipukul orang mas" kataku lambat dan lirih
motor agak melambat dan berhenti, untung tidak mendadak.... syukur.....
"mas kok berhenti ?" kataku
"agak kaget Rus, siapa yang memukul hingga ga bisa jalan gini ?" kata dia agak panik
"tiga tahun yang lalu mas, ga baik diingat dan dendam, ceritanya panjang kan sudah aku bilang" kataku
kemudian motor berjalan lagi
"aku tambah kagum sama jalan hidupmu Rus, Ibumu dimana ? belum pernah cerita" pertanyaan lanjutan dari dia begitu pintar mengorek
"Ibu sama om ku mas, aku panggil om itu pak etek" jawabku
"Bapak mu di makamkan di kota ini Rus ?" tanya dia
"tidak mas, makamnya di dusun di muaro Tebo" kataku
"indah ya Rus ?" tanya dia lagi dan beruntun
"indah sekali mas, ada perahu, ada sungai" kataku
"aku ingin kesana Rus, pengen berkenalan dengan Bapak" kata dia
aku diam...... dan aku harus berfikir panjang untuk lebih dekat dengan kak Wiji ini
"tidak boleh ya Rus ? aku kalau dilarang malah nekad" kata dia
"ga baik gitu mas, mas hanya tahu segelintir dengan kisah hidupku, nanti mas menyesal" saranku
"aku yakin Rus, setelah aku mendengar rintihan suaramu saat bernyayi, tolonglah aku Rus sekali saja kasih kesempatan" kata dia
ngotot sekali kak Wiji ini, begini juga cara dia memperdaya cewek yang selalu di suit suitin di sekolah atau cewek-cewek di mall, kak Wiji...kak Wiji
treeeeettttttt.................................... sebuah mobil berhenti tepat di depan jembatan
kak Wiji juga berhenti karena terhalang
ohhhh mobil yang disupiri pak Hamid
terlihat pak Hamid turun ...... seraya berkata
"maaf Rus bapak telat njemput, nenek kau minta jemput dari muaro Bullian" kata dia
"jadi tamunya ke muara Bullian ? katanya mereka tidak tertarik muara Bulian" kataku
"ya gitulah.... eeehhhh kau lagi ya ? rasanya aku pernah lihat kau" kata pak Hamid
"iya pak di mesjid pasar" kata kak Wiji
"dia anak teman papa yang aku bantu belajar" kataku
"ooo mokasih yo, sudah ngantar Rusli" kata pak Hamid
"sama-sama pak" kata kak Wiji dan berlalu dari hadapan kami setelah aku dipastikannya duduk dalam mobil jemputan.
"Rus siapa nama anak itu ?" tanya pak Hamid
"Wiji pak" kataku
"Baik anak itu, salah gaul saja teman-temannya" kata pak Hamid
"heheh jangan nilai orang dari luar pak, kalau ga baik mana pula mereka sholat pak ? kita ketemu mereka di mesjid kan pak ? " saranku
"Iyo Rus" sambut pak Hamid
Di dalam rumah nenek, aku disambut oleh suara azan dari seberang sungai arah pasar, indah sekali mengalun dalam biasan udara permukaan sungai batang Hari.
"ambilah uduk dulu Rus, langsung sholat" perintah uwo yang sedang menyiapkan malam
"iya uwo" aku bersegera ke kamar mandi
Dalam kamar papa, dia telah bersimpuh di sajadah dan nenek juga tengah memakai mungkenah. Sepertinya mereka sibuk, dan ini bukan hari Jumat jadi tidak ada jadwal sholat magrib bareng.
Setelah itu aku sholat, dan baru mandi.
Aku tidak di didik uwo untuk melalaikan sholat karena mandi untukku butuh waktu agak lama, mengingat kaki ya kembali ke kaki, waktu SMP dulu aku gesit dan tidak berlama-lama di kamar mandi sebelum diteriaki mamak, ...
Setelah menggunakan baju untuk tidur, aku keluar kamar dan menuju meja makan
"aaaiiii lah cakep cucu nenek, maaf tadi ya di luar skenario, acara jadi molor di muaro Bulian jadi nenek minta jemput Hamid" kata nenek
"iya nek, pak Hamid tadi juga sudah bilang" kataku
"oh ya mak, aku dan Rusli mau ke makam bang Mansur, boleh tidak ?" pinta papa
nenek mendelik .....
"kaki anak kau gimana ? nyeberang-nyeberang sungai begitu, bahayo nian" kata nenek
uwo berfikir
"dengarlah kata orang tua Wan" saran uwo
"kami dari kedai etek Sudi naik motor, gimana ?" argumen papa
"kalau itu baru betul ! gimana pula cara Rusli naik tebing itu" keterangan dari uwo
"iyo uwo, mokasih" balas papa
kami melanjutkan makan malam itu dengan suasana begitu rilex dan meski masakan sederhana yang disajikan uwo, karena sudah lapar, terasa sangat nikmat
"Tadi nenek ke Sinar Bulan ?" tanyaku
"tidak Rus, mahal !" kata nenek
"hahahaha dia yang punya urusan ya dia kali ya nek yang harus bayar" pendapatku
"harusnya, huuu manalah Rus, adanya mamak tulah yang dikuras" kata papa
"hahaha" kata nenek tersedak... oh ... dan nenek kembali ambil nafas teratur dan melanjutkan makannya
"Wan... gitu ibu-ibu.... namanya tamu dari jakarta" kata uwo
"tamu apa ? pebisnis, cari nafkah lah mereka itu wo, bukan tamu itu" argumen papa
Selanjutnya jelang sholat isya, aku selesaikan PR ku dan ku baca pelajaran untuk esok hari. Selesai sholat Isya aku perhatikan soal PR kak Wiji yang begitu banyak, hahahah pasti dia menderita ..... namanya yang apreori sama matematika semua dianggap susah
sambil senyum senyum aku kerjakan soal itu
HP bergetar-getar dalam tas, manalah boleh aku angkat, mana nenek dan papa sudah kecapekan dan mulai untuk istirahat
Aku cuekin ! aku masih asik dengan PR kak Wiji ganteng ini
Misal aku berbuat bodoh seperti ini, sekarang dia sedang merayu Titin ? hmmmmmmm
aku merenung
bingung juga
aku sudah janji sama diri tidak akan jatuh cinta kalau akan berpisah seperti Bapak
Bahagia sekali seperti perasaan ke Bang Jasri, selamanya akan jadi saudara tanpa harus melibatkan perasaan
kalau putus cinta, putus hubungan, tidak ada istilah putus persaudaraan, itu.............. oh kak Wiji lagi apa dia ?
Ini mana soal PR nya sudah aku kerjakan, dan ....... selesai ........
Tiba-tiba terdengar suara uwo .....
"Rus, habis belajar langsung tidur ya nak, uwo capek juga ini" begitu kata uwo dari dalam kamarnya jadi ada empat kamar yang kami tempati di lantai dua ini, ada dua kamar sisa itu untuk tamu nenek, sebelum aku dan papa Ridwan berdiam di rumah ini, tentunya hanya dua kamar yang ditempati untuk rumah sebesar ini
"iya wo" kataku
kemudian suasana jadi sepi, bedaaaaaaaa sekali dengan hari-hari yang telah berlalu ......
kak Wiji, mengapa dia datang dalam hidup ? aku tidak mengundang !
Sejam berlalu ku hiraukan, aku baca buku tentang menata hati dan menatap hidup .....
betah aku berlama-lama .... diam sepi
tak tahan juga pada HP yang bergetar
Ku lihat
berpuluh panggilan dari kak Wiji
aku sms satu saja :
"nenek dan papa sedang Tidur, mas Wiji mengganggu" tulis ku
langsung dibalas
"alhamdulilah aku dipanggil mas" kata dia
tidak kubalas .......
ada dua balasan lagi dari dia setelah itu
"sudah makan Rus ? rajin makan ya, biar cepat sembuh" tulis dia
"dan selamat istirahat mimpi indah ! aku bahagia hari ini" sms itu dihentikannya
aku balas akhirnya
"selamat istirahat juga ya mas" tulisku
ada balasan lagi, ini hanya berupa si kuning lambang SMILE
hmmmmm kak Wiji, kak Wiji .......
Setelah itu aku lebih sedikit fokus pada facebook tentang foto-fotoku yang diambil tanpa izin dan diupload tanpa izin. Berjibun komentar dari urang rantau Jambi serta teman-temanku si sekolah. Lucu juga, ada komen dari kak Wiji dan setiap komen dari kak Wiji ini banyak sekali teman kelasku yang membully.
rata-rata mereka menyuruh kembali kak Wiji pada komunitasnya yaitu kelas XII bukan XI hahahh
Terakhir pada video itu
ini komennya : izinkan aku simpan ya lagu indah dari Rusli
seperti itu rata-rata komennya
serta : Kapan Rusli bernyanyi penyejuk jiwa kami yang di kota Jambi ini ?
lalu : bernyanyilah terus Rusli dengan hati
Itu lagu adalah untuk Bapak dan Papa Ridwan ........... aku tidak bermaksud sedikitpun untuk show, jika mereka tahu bahwa hidupku sebenarnya terlalu jauh dari show,
kembali ku ulang aku bukanlah siiapa-siapa kalau bukan karena belas kasihan nenek, papa Ridwan, dan uwo.
Aku sungguh kangen sama Bapak jadinya
lalu aku masukkan HP itu dalam tas dan aku ke kamar papa Ridwan.
aku ingin malam ini bertemu Bapak yang sedang menemani papa Ridwan, tentunya aku akan bahagia berada di tengah mereka, meski hanya dalam mimpi ...........
Selamat istirahat ya om, tante, mas, abang, mbak dan teman-teman, ketika bangun dari tidur esok, kita hadapi kehidupan ini.
Bersambung .......
Sampai dimana pembaca mau menyimak kisah ini dan selamat malam ya
bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha
keep update ya ts...
semoga wiji gak punya maksud jahat dan gak ngecewain rusli
itu lagu apaan sih emangnya?
Ternyata banyak kegiatan awal pekan ini, dan sekarang ada waktu luang untuk duduk kembali di depan laptop dalam rangka meneruskan bercerita tentang jalan hidup yang dilalui oleh adek kita Rusli.
Ya pada kisah yang berlalu, Rusli ketemu cowok yang mempesona, dan ternyata cowok itu memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dari karakter Rusli.
Cowok itu cendrung riang gembira dan kuat menjalankan apa yang diinginkanya. Cowok itu juga lugas banyak teman dan mungkin juga banyak cewek, Itu bukanlah sifat yang didamba oleh Rusli.
Ada dua kegiatan penting yang akan dijalankan Rusli yaitu bertempur lagi di olimpiade matematika dan ziarah ke makan Bapak ditemani papa Ridwan nya.
Untuk ziarah ini akan ada kengerian tersendiri mengingat masih ada disana mamanya Jasri yang hobi ilmu halus. Padahal kaki Rusli sudah hampir sembuh, kalau ada niat jahat yang lain, kasihan sekali Rusli. Namun anak baik pasti akan selalu dilindungi oleh Allah, amiiin
Silahkan adek Rusli, podium untuk mu ! dan jangan beri kami cerita yang sedih, kami ingin mendengar kabar bahagia.
p.o.v dari Rusli
Assalamualaikum, Selamat malam om, tante, mas, kakak, abang, mbak,dan teman-teman sebaya,
bertemu lagi kita ya
Langsung saja ya aku bercerita,
Tadi pagi aku diantar papa Ridwan ke sekolah, kemudian papa Ridwan menuju ruang kepala sekolah menanyakan teknis keberangkatan rombongan sekolah yang mengantarku ke oliampiade matematika di Unja.
Ini berhubungan dengan transportasi, kalau kurang memadai mungkin pak Hamid nanti yang antar jemputku.
Sungguh aku tidak tahu apa keputusannya karena aku masuk ke kelas untuk belajar pelajaran pertama.
Ketika jam istirahat nya, aku sekedar melihat ke halaman parkir dan ternyata tidak ada mobil papa Ridwan disana, artinya beliau langsung beraktivitas dan nanti aku bersama rombongan sekolah.
Ada para petugas honor tenaga adm sekolah ini yang ingin menyampaikan suatu informasi :
"Rus, papa kau nanti menunggu disana, kalau mau istirahat kau bisa langsung ke ruang kepala sekolah, tapi terserah kau" kata mereka
"aku nanti saja ya mbak jam 11.30 ke ruang kepala sekolah, aku masih mau belajar sama bu Diana" jawabku
"iya Rus, tenang nian kau nih, idak ado gugup nyo" canda mereka
"hahah biasa saja mbak, soal olimpiade itu tetaplah susah ! jadi harus rilex lebih baik" keteranganku, karena ini bukan lomba yang pertama lagi !
ketika pelajaran ke dua dimulai
"Rus, masih disini, siap-siaplah !" kata bu guru itu. Bu Diana ini mengajar kewarganegaraan, aku kebetulan suka pelajaran ini, tidak seperti waktu SMP, pelajaran kewarga negaraan cendrung disajikan dalam bentuk pementasan drama, ckckckck.
Setelah itu, pada istirahat ke dua, baru aku mengemasi tas dan barang bawaan untuk siap-siap berangkat
"Rus, makan yuk, bang Wiji nunggu kita di kantin" ajak Titin
"Oh" kataku agak gimana gitu dengan Titin, ya agak oon
"aiiii Titin, jelas Rusli mau berangkat lomba, kok kaku ngajak makan ?" kata Nana
"Rusli mau lomba apa ? lomba pidato ya ?" tanya Titin
"bukan itu, tapi lomba balap karung ! kamu ya olimpiade matematika" kata Nana
"ohh pantesan Rusli jago matematika ! jadi bagaimana dengan tawaran ke kantin" kata Titin lagi
"maaf TItin, tapi aku harus berangkat sekarang" kataku
"hahaha Titin....Titin..... dah dibilang orang mau lomba, ya sudah aku yang nemani ke kantin" persetujuan Nana
"OK makasih Nana... dan ada pesan untuk bang Wiji ? " kata Titin
"selamat makan saja dan moga makin dekat ya" kataku sambil senyum, namun ada suatu desiran hati yang tak terkatakan, TItin cocok dengan mas Wiji, TItin sabar dan lambat, itu yang bisa mengerem lajunya mas Wiji
Terlihat dua orang kawanku ini menuju kantin dengan bahagia. Sebentar lagi Titin akan ketemu mas Wiji dan nana juga akan ketemu sepupunya. Nana dan mas Wiji juga akur spertinya, karena mas Wiji tiak punya adik.
Yang bahagia selalu saja untuk mas Wiji ........
Aku juga akan bahagia dalam merasakan nuasa bertempur di oliampiade matematika, semoga anak Jambi ada yang bisa tampil tingkat Nasional, ohh semoga, tapi apa anak Medan, Padang, dan Palembang semudah itu dikalahkan ? tidaklah begitu, di kota-kota itu ada sekolah swasta binaan Belanda yang mendidik putra bangsa dari saudara kita yang berkulit putih. Jarang sekali anak melayu tentunya. Dengan sekoleh mereka yang berkwalitas terutama gurunya, mereka lancar menjawab soal apa saja, kadang aku tidak pernah tahu soal itu karena tidak pernah diajarkan, kalau begini aku biasanya mencerna dulu soalnya dan mencoba berfikir, namun waktu juga membatas, belum lagi terjawab waktu sudah habis, kira-kira begitu pada perlombaan tahun kemaren. Siapa ya yang mebuat soal olimpiade itu terasa sulit sekali. hmmmm.
Ada papa Ridwan yang tersenyum menghantarku masuk ruangan dengan doanya yang tulus, aku terharu sekali ! meski berkata repot, lama, menunggu di kampus Unja ini, namun papa tetap menyuporku.
Alhamdulillah 3 jam berlalu juga om, tante, mas, kakak, abang, dan mbak, panas rasanya ekor ini duduk
Soal hanya 3, ga tahu mutar-mutarnya kemana hahahah.... saling bertali, rumus Trigonometri kombinasi dengan aritmatika, dan memecahkan suatu konsep !
Ya begitu, kalau hanya selekasi tingkat sekolah, tingkat kota, tingkat propinsi, soalnya lumayan banyak tentang teknis berhitung, tidak konsep seperti ini, heheh
"gimana Rus, ada yang haus ! " kata papa Ridwan sambil memberikan green tea kemasan botol dan dingin kegemaranku
gluk ... gluk ... gluk aku teguk aahhhh segarrrrr
"makasih pa" kataku
Munculah pak kepala sekolah
"waahhhhhh sepertinya kabar gembira inih untuk provinsi Jambi" canda pak kepala sekolah
"apa pak ? lah pengumumannya bulan depan" aku menanggapi dengan ramah
"lah panitianya hanya melihat jawaban kamu ! apa sih soalnya Rus, kok tiga double folio gitu njawabnya" tanya pak kepala sekolah
"ga bisa dijelasin pak ! baikknya bapak sesekali juga ikut olimpiade matematika" aku kembali beramah tamah
"untung zaman kita dulu belum lomba-lomba seperti ini" kata mereka
hahahahahh...... kami meluncur pulang dan tiba-tiba mobil di belokkan papa ke rumah yang aku hafal
rumah mama mas Wiji !
haaaaa ????? ada pa ?
"Papa ambil dokumen dulu ya Rus, harusnya tadi, tapi papa Nunggu kamu jadi ga minat ke kantor Bapeda itu" kata papa
"apa itu Pa?" tanyaku
"Planing pengembangan kota, teman papa itu butuh masukan" kata papa
dan ..... kami disambut oleh penunggu rumah itu, hehehe
"oh pak Riwan, ini kebetulan saya boleh bawa pulang, jadi ini untuk pak Ridwan, makasih ya" kata mama mas Wiji
aku senyum papa juga tapi papa langsung melihat dokumen itu
"Oh..... Rusli ! capek ya ikut olimpiade matematika tadi ?" tanya dia
"lumayan tante" jawabku
keluar beberapa mahkluk
"Rus...... satu sekolah mendoakan kamu" kata Nana
"betul Rus ..... bang Wiji yang mimpin do'a" kata TItin. Titin ? hmmmmm mau ngapa dia kesini ???? disuruh belajar malah kesini ? belum tahu dia kelakuan si Wiji, ciaaahhhhhhhh
aku hanya menekur, ngapain lihat -lihat senyum cengengesan dia !
dia cool sekali, Tidak berkata sepatahpun, Jaim gitu didepan Titin ! lain sekali dengan beberapa malam yang lalu ketika merayu untuk membuatkan PR, Rus Aku bahagia hari ini !!!!!!!!!!!!!!!!!! iya bahagia karena PR kamu selesai !!!!!!!!!!!
sialan juga
Setelah itu Titin dan si dia masuk Rumah dan ....
"Rus.... jadilah pemenang" kata Nana dan Tantenya
"makasih Nana dan Ibu" papa sekedar menanggapi
aku hanya senyum dan segera juga ingin berbalik, sehingga hanya punggungku yang dilihat dia dari depan pintu itu
Ya Allahhhh kenapa aku ini ? Kan mas Wiji sudah bilang, bahwa dia mau penjajakan dengan Titin ! aku saja yang keGeEr an ! dia senang ngobrol dengan aku yan senang, karena aku mau sedikit melolong dia dalam masalah pendidikan, wajar dia senang, itu bukan perasaan apa-apa !
Lalu apa maksudnya ingin ke makam Bapak segala, ingin kenalan dengan Bapak segala ? betul dia itu sialan.....
Esok, tak akan ada lagi bikin PR gratis untuk dia ! kututup pintu gerbang, kusuruh uwo ngusir dia kalau dia nekat mau berenang di rumah nenek !
"kok diam saja Nak ?" tanya papa
"capek pa" jawabku pendek dan menjoba menyandarkan kepala pada jok dan menutup mata.
Kemudian setelah mendapati itu, papa asik dengan lagunya sambil terus melajukan mobil menuju jalan pulang. Papa mengira aku capek benaran, iya capek fikiran dan capek hati.
Hmmm akan seperti ke dua dan ke tiga kali ? aku terus terang ga mau !
Pagi hari keesokan harinya,
Aku kembali jadi anak biasa, tidak suka ngobrol, tidak usil pada urusan anak lain, tiba-tiba
"Rus, sore ini giliran kira belajar ya" kata Nana
aku diam
"kok diam Rus, aku sudah ngomong sama Tante nana, aku boleh ikut " kata Titin
"loh emang yang mau ngajar tante Nana ?" kubalikkan pada mereka kalau mereka mengerti
"Rus, iya Rus, adaaaaa aja yang diajar tante Nana, tata rias, tata sikap" kata Titin, yang selalu eror kemana-mana jawabnya
"adduuhhh Titin, kalau mau belajar sama Rusli, ya harusnya kamu ngomong ke Rusli kan ? bukan tanteku" komen Nana
"oh ? kata bang Wiji kudu begitu" jawab Titin
aku langsung beringsut dari tempat duduk, semampuku ke gerakkan tongkat dan keluar dari kelas
"Russ................" sorak mereka berdua
anak-anak lain hanya melihat, mungkin dalam hati mereka parade orang kaya tapi bermasalah! yang satu pincang, yang lain onn, terserah deh, apa lah penilaian mereka, yang penting aku tidak pernah menghina mereka !
"Tunggu Rus, Nana mau jalan sama kamu ya ! Aku mau ke kantin ketemu bang Wiji" kata Titin lagi
Iya deh Titin, selamat ya !
Ternyata benar, ga bang Jasri, ga mas Wiji ! cowok emang begitu haus belaian cewek
Meskipun demikian, habis bimbel, aku masih saja mau sedikit beramal untuk mereka, aku kembali memberi sedikit waktu untuk diskusi dengan mereka.
Sedikit lebih tenang, aku kemudian mengorek basic dari Titin, kalau Nana aku sudah agak ada gambaran, iyah ternyata sama sekali apa yang dia tahu...... ya sudah semampuku lah, cocoknya dia ini masuk SMK tata busana, ini masuk pula SMA IPA lagi jurusanya. Kembalikan ke tanggung jawab pribadi masing-masing.
Gerah juga
Tapi kok si dia tidak muncul sore ini ? tidak terdengar suaranya
Misal masih kelayapan sama teman-teman, ya samalah seperti Titin, lulus apa ga lulus UAN kembali ke tanggung jawab pribadi masing-masing.
Aku tinggalkan mereka berdua, sambil mereka terus konsentrasi menyelesaikan contoh soal yang sudah aku ajarkan.
Aku melangkah ke dapur, membatu tante itu. Walau bertongkat, aku tidak diajar lelet ! aku lumayan cekatan meski untuk membuat beberapa hidangan di dapur
Untuk cemilan sore itu, aku membantu tente membuat bubur kacang ijo-ketan hitam.
Seteah itu, Satu jam ku kasih pengertian pada mereka untuk tetap semangat dan mencoba meadukan beberapa teroti dan rumus, lengkap contoh soalnya seperti apa ? Hingga bubur itu juga matang ...
Aku mencicipi baru sedikit dan hmmm enak lah, saat pak Hamid sudah ultimatum untuk segera pulang sebelum magrib, ga enak nenek dan papa menunggu untu makan malam.
Dengan demikian akupun pinta pamit.
Kami dibekali bubur kacang iji-ketan hitam yang ku bantu masak tadi.
Mandi jelang magrib sudah, sholat sudah, dan sekarang makan bersama
"gimana kira-kira kemampuan kau tadi Rus ?" tanya nenek
"wah nenek bertanya itu?" aku pura--pura takjub
"heheh aku begini, ya kalau kau lolos, aku bangga juga lah" kakat nenek
"lumayan lah nek, jauh lebih baik dari tahun kemaren" kataku
"aduh Rus, nanti malah ke Jakarta lagi untuk babak Final nyo, idak masuk diakal repot nyo" kata papa
"hemmm belum tentu juga lolos pa ! berat itu persaingannya harus menyingkirkan 40 siswa yang tidak sembarangan" kata ku
"jadi berapa yang ke jakarta" tanya uwo
"dua puluh uwo" jawabku
"ada saja satu yang dari jambi, lumayan juga" kata uwo
hmmm lalu aku menyajikan cuci mulut berupa yang ku bawa tadi dari rumah mamanya mas Wiji
"ohhh enak Rus...." kata nenek
"siapa yang buat ini Rus ?" tanya papa
"Tante Nana dan aku pa" jawabku
"oh tadi kau jadwal belajar ya" komen papa
"iya pa" jawabku
Sesudah sholat Isya, aku buka HP yang bergetar dengan SMS bersahutan entah dari siapa-siapa, salah satunya dari mas Wiji
aku buka
"enak loh bubur kacang-ijo nya, buka dong facebook, aku kirimkan soal PR disana" sms dia
waduh, memuji ! sama Titin kamu juga memuji lebih dari ini ! setelah memuji ujung-ujungnya minta tolong !
Aku matikan HP itu dan aku bergerak ke kamar nenek, aku pengen tidur.
Di makar nenek ku dengar suara mengaji dari nenek di meja kerjanya, aku tarik selimut dan tidur ...... dalam alunan suara Alquran yang sangat indah.
Bersambung ....
Selamat malam
bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha