It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
jemmy smangat ya.....
Udah deg²an nih si Hanhan liat Jemmy yang telanjang pula )
~ Jemmy pov ~
Jangan tanya apa yang terjadi saat aku menginap di rumahnya Hanhan, karena nggak terjadi apa-apa. Hanhan tidur dan aku hanya menatap wajah Hanhan yang terlelap itu. Jam 3 pagi aku baru bisa memejamkan mataku di samping Hanhan. Aku hampir nggak bisa tidur karena ada Hanhan di sampingku. Itu jadi semakin menyiksaku. Satu hal yang aku pelajari, tidur di dekat Hanhan nggak baik buat jantungku. Godaannya terlalu banyak. Apalagi saat melihat kaosnya tersingkap ke atas dan menunjukkan perutnya yang rata. Belum lagi paha atasnya yang terekspos. Uugghhh....
Aku pulang dari rumah Hanhan jam 8 pagi setelah sarapan.
Hp ku berbunyi. Nama Niko tertara di sana.
"Yaaa..." aku mengangkat telfon itu.
"Bukannya kemarin kamu janji mau ke rumah?"
Aku menghela nafas. Kursi tempatku duduk aku ayun-ayunkan kedepan kebelakang dengan hanya bertumpu pada dua kaki belakang.
"Sabtu depan aja aku kesana."
"Emangnya kemarin kamu kemana?"
"Ke ultahnya temen."
"Hanhan kan?!"
"..."
"Jangan kira aku nggak tau."
"Kalau iya terus kenapa?!"
"Jangan sampai tante tau kamu homo."
Emosiku terpancing.
"Kamu ngancem aku?"
"Aku udah peringatin kamu berkali-kali."
Tanpa banyak bicara lagi, aku langsung mematikan hp.
"Brengsek!!"
Aku mengacak-ngacak rambutku. Semua ini salahku sampai Niko tau aku homo. Gara-gara aku kurang hati-hati saat ciuman sama Leo dulu. Dia jadi tau semuanya. Aku terpaksa ngomong jujur ke dia saat dia minta penjelasan. Dan ini resikonya. Aku tau Niko orang yang seperti apa. Keras kepala, seenaknya sendiri, nggak mau ngalah, nggak tau perasaan orang lain, manja, tukang merintah.
Aku menghela nafas panjang.
Cuma tinggal nunggu waktu sampai dia ngadu ke bunda.
Aku mengambil hp ku.
Me : han
Me : PING!!!
Aku kembali sibuk dengan laptopku. Memutar musik agar suasana kamarku tidak sepi.
Adi : PING!!!
Adi : y??
Me : ganti nma?
Adi : -_-
Adi : ini nmaq :v
Me : hahahaha
Me : lg apa?
Adi : lg g ngapa2in
Me : keluar yuk
Lama nggak ada balasan.
Me : PING!!!
Adi : hahahahahaha
Adi : tiar sedeng
Oh ada Tiar.
Me : knp???
Adi : dia cemburu
Adi : si cebol d dktin ama cwe
Adi : tiar nyamperin cwe itu
Me : trz?
Adi : aq g tw ngmong apa dia k cwe itu
Adi : skrg cwe it brubah haluan
Adi : kykx dia jd sk ama tiar
Me : :v
Adi : skrg dia bngung sndri
Me : rasain
Adi : hahahahaha
Adi : stupid
Akhirnya aku menghabiskan malamku dengan Hanhan lewat bbm. Aku senang kalau Hanhan sedang ada topik. Dia pasti akan cerita panjang lebar. Beda lagi kalau dia sedang tidak ada topik. Dia sering nyuekin bbm ku. Sebenarnya susah-susah gampang deketin dia.
Aku membuka laci mejaku. Mengambil gelang dari Hanhan dulu lalu memakainya.
~ Hanhan Pov ~
"Mas sini mas!!" Ita memanggilku ke kamarnya saat aku mau masuk ke kamar Ronni.
"Ada apa?" tanyaku tanpa beranjak dari tempatku.
"Sini!!!!"
Akhirnya aku mendekati kamar Ita.
"Ada apa sih?"
Ita tersenyum mencurigakan.
"Masuk!!! Masuk mas!!"
"Cowok nggak boleh masuk kamar cewek."
Smile...
Nggak enak ah sama mamanya.
"Nggak pa-pa. Temenku juga sering masuk kamarku."
Ita langsung menarik tanganku. Kamar Ita sih biasa aja. Cuma ada tempat tidur, lemari baju sama meja belajar. Aku duduk dikursi saat Ita mulai membongkar-bongkar lemari bajunya.
"Tadaaaaahhh...."
Ita memamerkan wig panjang berwarna coklat serta alat kosmetik lengkap.
"Buat apa kamu beli wig?" aku mengambil wig itu dan mengamatinya.
"Itu wig lama kok. Aku punya banyak wig. Ada tiga...em tujuh."
"Buat apa kamu beli wig banyak-banyak??"
"Buat cosplay. Aku ikut cosplay. Terakhir aku ngecosu ken kaneki."
Aku tersenyum.
Ita terlihat bangga saat memamerkan wig dan topeng ken kaneki yang menjadi tokoh utama di anime tokyo ghoul. Untung aku sudah baca manganya lewat online jadi tau siapa itu ken kaneki hahaha... Ita mirip seperti kakaknya.
"Mas...." Ita menunjuk-nujuk wig yang aku pegang sambil menaik turunkan alisnya.
Hahahaha....aku tau maksud anak ini.
Aku menempelkan wig cewek itu di atas kepalaku. Ita tersenyum lebar.
"Mau ya mas yaaaa..."
Aku berfikir sejenak.
"Untungnya buat aku apa??"
"Ayolaaaah mas...ya anggap aja untungnya buat nambah keseruan."
Aku terkekeh.
Kayaknya seru juga.
"Boleh deh."
Ita nampak kegirangan.
"Aku kasih make up dan baju nya sekalian lo."
"Lengkap jadi cewek??"
"Iyaaaa..."
Aku menghela nafas.
"Ya udah deh nggak pa-pa."
Ita kegirangan lagi. Nggak butuh waktu lama sampai kuas-kuas kecil itu memberi warna di wajahku. Aku diminta memejamkan mata dan diminta melihat ke atas. Aku merasakan mataku sedikit berat karena bulu mata palsu. Terakhir aku merasakan bibirku dipoles dengan dua lipstik. Yang pertama warna senada dengan warna bibir lalu yang kedua warna bening mengkilat.
"Sempurna," kata Ita puas setelah memasangkan wig panjang tadi di kepalaku.
"Aku jadi penasaran. Kaca dong!"
"Eiittsss...jangan dulu!!! Belum seratus persen selesai."
Ita terlihat membongkar-bongkar lemarinya lagi.
Stoking???
Stoking yang warnanya senada dengan warna kulit itu disodorkan ke arahku. Lalu baju lolita warna hitam juga ikut disodorkan ke arahku.
Sumpah, makin kesini aku jadi makin ragu hahahaha...
"Nggak muat ini," kataku saat tau ukuran baju lolita itu.
"Ah nggak muat ya?!" Ita nampak berfikir sejenak sebelum ia lari keluar kamar lalu kembali dengan jaket warna hitam yang sangat besar.
"Punyanya mas Ronni."
"Terus? Aku pakai baju ini apa jaket itu?"
"Pakai jaketnya aja."
"Bawahannya?"
Ita tersenyum lebar.
"Nggak usah pakai apa-apa."
Mataku membulat menatap Ita.
"Yaaaa....kan nggak ada yang muuuuuaat," Ita mengedip-ngedipkan kedua matanya seakan tanpa dosa.
Aku kembali menghela nafas.
"Kamu keluar dulu deh Ta. Aku mau pakai stokingnya."
Ita langsung keluar kamar dan aku memakai stokingnya itu. Aku juga memakai jaket Ronni yang super besar. Aku melihat ke bawah. Setengah paha atasku terekspos.
Hahahahaa....aku kok jadi tertular sintingnya Ita. Tapi ini seru hahahaha....
Aku membuka pintu kamar lalu berpose sok imut di depan Ita. Cewek itu terlihat syock-syock gimana gitu.
"Aaaaaaaaa...mas Hanhaaaaann..."
Hehehehe...
Aku mengerucutkan bibirku.
Ita nampak siap dengan ponselnya.
"Nanti dulu!!" aku menutup lubang kameranya, "di mana Ronni? Aku mau nunjukin ini ke Ronni hahahaha..."
"Dikamar. Lagi main game," Ita nampak antusias.
"Ah ya...punya cambuk?"
"Nggak ada. Adanya ikat pinggang," seakan tau yang aku minta, Ita langsung mengambil ikat pinggangnya.
Aku langsung berjalan menuju kamar Ronni diikuti Ita. Aku membuka pintu kamar Ronni dengan perlahan. Cowok itu langsung melihat ke arahku. Keningnya berkerut menatapku.
"As...ta...gaaa... Hanhan?!" Ronni nampak kaget saat sadar kalau penampakan di depan pintu kamarnya itu aku.
Cowok itu langsung ngakak sejadi-jadinya.
"Mau-maunya kamu diperalat sama Ita hahahaha...gila...gilaaaa..."
Aku berjalan menuju kaca besar yang ada di kamar Ronni. Melihat penampakanku sendiri di sana.
Sosok cewek jadi-jadian dengan tubuh tinggi yang memakai jaket yang panjangnya nggak sampai setengah pahaku. Wig dengan poni itu membuat wajahku jadi nampak berbeda. Aku langsung berpose imut di depan kaca dengan mengalungkan ikat pinggang di leher dengan lidah menjulur keluar. Kedua tanganku berpose ala kucing di depan dada.
Hahahahahahaha....hahahahahahahaha....
Aku langsung ngakak sendiri. Poseku langsung hancur. Si Ronni sejak tadi terus ketawa melihat tingkah gilaku. Sedangkan Ita sudah berhasil mendapat satu atau dua fotoku yang berpose di depan kaca.
"Ayo foto-fotooo!!" kali ini aku langsung duduk di pangkuan Ronni sambil mengalungkan ikat pinggang itu ke lehernya lalu menariknya ke arahku sampai jarak wajah kami hanya satu jengkal.
Ronni langsung protes tapi nggak berusaha menolak.
Satu...dua foto sudah di ambil Ita. Pose ke dua si Ronni tiduran dan aku berdiri sambil menginjak perutnya dengan kaki kananku. Ikat pinggang Ita aku gunakan seolah-olah jadi cambuk.
Akhirnya satu jam lebih habis buat foto gila-gilaan dengan aku yang berdandan ala cewek. Foto-foto dengan berbagai gaya konyol.
"Sinting...sinting...." kataku sambil melepas wig setelah sesi pemotretan tadi.
Ita sudah kembali ke kamarnya.
Ronni terkekeh.
"Kamu juga sih. Keliatan menikmati banget," kata Ronni.
Aku terkekeh. Aku nggak tau kenapa kalau aku sama Ronni dan Ita jadi sering melakukan hal di luar kewarasanku. Satu hal yang buat aku betah di sini. Mereka asyik. Apalagi saat Ronni mulai cerita soal manga yang dia baca atau menjelaskan istilah-istilah Jepang yang ada di manga dan anime. Seru aja.
"Seru sih. Sesekali nggak pa-pa lah."
Aku duduk bersila di karpet. Sedangkan Ronni juga ikut duduk tidak jauh dari tempatku.
Astaga pahaku hahahaha...muluuuus. Yaiyalah pakai stoking. Jangan sampai Tiar tau aku berdandan kayak gini. Bisa bahaya nanti hahahaha... hidupku bisa nggak tenang.
Aku melepas bulu mata palsu. Sedangkan Ronni melepas sesuatu yang seperti jaring-jaring di kepalaku. Jaring-jaring yang aku nggak tau namanya itu menahan rambutku di dalamnya. Kata Ita sih biar rambutnya nggak keluar-keluar dan wignya bisa aman di atas kepala.
"Kamu sama kayak si Niko. Sama sintingnya."
Hahahaha....
"Aku punya fotonya," kata Ronni sambil mengecek hp yang satunya lagi, " nah ini."
Ronni memperlihatkan foto Niko yang berpose layaknya cewek tomboy dengan memegang topi sambil menjulurkan lidah.
Aku terkekeh.
"Kalau Yongki sama Vio?"
Kan seru kalau foto Vio aku kasih liat ke Tiar hahaha...
"Mereka mana mau. Terutama Vio. Dia pernah ngamuk karena dipaksa pakai baju loli sama Ita."
Hahahaha...
"Vio itu kan tsundere."
Tsundere....tsundere...hmm mungkin artinya judes kali ya, galak??? Nanti cek google deh.
"Kalau kamu pernah dandan kayak gini nggak??"
"Sering. Ita tuh maksa. Tapi hasilnya ancur. Badanku kan tinggi besar."
"Aku nggak bisa bayangin."
Ronni ketawa.
"Oh ya, ngomongin Niko aku jadi inget sesuatu. Aku dulu kayak pernah liat Niko masuk ke kostnya Jemmy deh."
Ronni terkekeh.
"Nggak mungkin. Mereka nggak seberapa kenal kok," kata Ronni, "salah liat kali kamu."
Selanjutnya aku hanya terdiam. Bayangan Niko yang masuk ke dalam kost Jemmy dan tingkah laku mereka berdua yang nggak saling kenal waktu di sekolah sedikit menggangguku. Menurutku itu aneh. Bahkan si Ronni juga nggak tau kalau sebenarnya Niko dan Jemmy saling kenal, atau bisa dibilang akrab. Mungkin Yongki sama Vio juga nggak tau soal itu.
Tapi....
Tunggu....!!!
Kok aku jadi mikirin hal itu sih?
Aku menggaruk kepalaku.
Hahahaha.... aku kok jadi kepo gini ya?!
"Kenapa senyum-senyum sendiri? Kesambet??" tanya Ronni yang ternyata mengawasiku.
"Iya...kesambet sintingnya Ita."
~ whoami pov ~
thx jejak2 kakix... Jngn lp tinggalin jejak lg yaaaaaa...
ciyeee ada yg kepikiran jemmy terus nih.
@Pradipta24
Ka @Tsu_no_YanYan
@Aurora_69
@nakashima
@Wita
Ce@d_cetya
@Sho_Lee
@Otho_WNata92
@ffirly69
@doniperdana93
@littlemark04
@lucifer5245
@ SteveAnggara
@ardavaa
thanks @3ll0