It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
makasih @3ll0 udah d.mention
makasih @3ll0 udah d.mention
~ Author Pov ~
Cowok dengan rambut cepak berjalan menaiki anak tangga. Pakaiannya jauh dengan kata rapi. Dengan kemeja yang kancingnya terbuka di atas dan bagian bawah yang tidak masuk ke dalam celana. Tas ransel yang dibawa di bahu kiri. Dia berjalan sambil mengobrol dengan dua temannya.
~ Jemmy pov ~
"Jem!!" suara cewek yang aku kenal baik itu membuatku menatapnya.
"Ada apa?" tanyaku yang masih berjalan.
Dia mendekat dengan cepat.
"Gimana??? Gimana???" dia bertanya dengan antusias.
Aku melirik ke dua sobatku. Seakan mengerti mereka langsung berjalan lebih dulu. Ya tentunya sambil meledekku dan Litha.
"Udah aku kasih ke dia," jawabku.
Litha langsung tersenyum lebar.
Aku nggak suka.
"Gitu kamu nggak bales sms ama bbmku. Aku kan pengen tau," cewek itu memukul lenganku.
Aku menjulurkan lidahku.
"Ya udah sana, minta jawaban sama dia sana," kataku, "kalau nggak, kamu nggak mungkin dapet jawabannya."
Biar cepet di tolak.
"Gampang."
Litha masih tersenyum senang. Cewek itu langsung kembali ke kelas saat ada yang memanggil namanya.
"Jem."
Aku tersenyum lebar saat melihat sosok Hanhan. Cowok itu berjalan menaiki tangga di susul sama Tiar. Tapi Tiar langsung masuk kelas. Pasti dia mau ngerjain PR.
"Kemarin aku ketemu sama temenmu lo."
Aku mengerutkan dahi.
"Leo."
Deg...
Leo???
"Ooh...." otakku langsung berputar keras, "ngomong apa aja kamu saja dia?"
"Nggak banyak sih. Cuma basa basi aja."
Aku manggut-manggut. Sambil menghela nafas beberapa kali. Aku kaget. Jujur Leo itu sesuatu.
Hanhan menepuk bahuku sebelum kembali melangkahkan kakinya menuju kelas. Sedangkan aku langsung mengeluarkan hpku. Mengetik sesuatu di bbm.
Me : jngn mcem2
Me : jngn ganggu han2
Me : klo km smpe ganggu dia
Me : or ngomong mcem2 k dia
Me : awas aja
***
BYUUUURRRR....
"HAPPY BIRTHDAAAAYYY...."
"SELAMAT HARI MENETAAAASSS..."
Berbagai ucapan selamat ulang tahun langsung diteriakkan dengan heboh. Tapi semua itu tidak berlangsung lama saat mereka sadar kalau mereka sudah salah sasaran.
Aku terdiam dengan tubuh basah bercampur tepung dan telur.
Aku baru saja menuruni untuk pulang. Tapi baru saja kakiku menyentuh lantai bawah sebuah ember dengan berbagai isi di tumpahkan ke arahku.
Dammit
"Lhoh kok jadi kamu Jem???" Tiar langsung mendekatiku.
"Aku yang harusnya ngomong gitu," gerutuku.
Beberapa dari mereka langsung meminta maaf dan ada juga yang tertawa. Aku langsung menoleh ke belakang. Jelas saja, sasaran mereka merasa senang dengan kejadian ini. Hanhan menutup bibirnya dengan tangan, tapi itu semua nggak bisa menutupi senyum lebar ciri khas mengejeknya. Bahunya nampak bergetar menahan tawa.
Sialan...
Aku langsung mendekat ke arahnya dan memeluknya dengan tubuhku yang sudah seperti adonan roti.
"WOAAAA...WOOOOAAAAAAAAA....!!! MINGGIR!!! MINGGIIIIIIRR!!! NGGAK USAH PELUK-PELUK!!! AAAAAAHH!!!" Hanhan mencoba lepas dari pelukanku.
Hahahahahahaha....
Aku tertawa sambil mengusap-ngusap kepalaku di wajahnya.
Ya benar...hari ini Hanhan ulang tahun.
~ Hanhan Pov ~
Aku melihat tempat yang aku sewa berantakan. Kemarin lusa aku menyewa cafe yang ada di dekat rumahku untuk menraktir teman-teman sekelas. Niatnya memang cuma teman sekelas, tapi yang datang dari berbagai kelas. Untungnya aku sudah ada persiapan. Jadi makanan dan minumannya nggak kurang. Mereka menjatah makan-makan saat ulang tahunku kemarin lusa. Biarpun dari sore hujan deras, mereka tetap datang. Ya sesekali nggak masalah lah boros dikit. Toh umurku sekarang 17 tahun. Sekali dalam seumur hidup aku ingin merayakan atau setidaknya membuat jamuan makan seperti ini.
"Han nih kado dariku," Ronni memberikan sebuah kado yang dibungkus koran.
"Oh oke. Makasih ya."
Sekekarang yang tersisa di cafe ini cuma aku, Ronni, Tiar, Yongki dan Vio.
Jangan tanya dimana personil boyband si Niko. Lalu Jemmy. Dia juga nggak datang. Mungkin karena hujan lebat ini.
Aku menatap ke kaca yang menampilkan pemandangan diluar. Hujan deras.
"Aku balik duluan ya Han, udah malem banget nih," Ronni mengambil hp nya yang ada di atas meja.
"Aku juga," Yongki langsung beranjak dari duduknya.
"Thanks makanannya," Vio mengatupkan kedua tangan di depan dada.
Smile...
"Han..." Tiar menatapku.
Aku kembali tersenyum.
"Balik aja dululan ama mereka. Aku masih harus bayar tambahan makanan yang aku pesan tadi."
"Kalau butuh jemputan..."
"Aku kan bawa mobil sendiri Yar."
"Oh ya udah. Aku balik ya."
Aku mengangguk.
"Eh makasih ya udah bantuin aku nyiapin semuanya."
Tiar tersenyum lebar sedangkan Ronni mengacungkan jempol.
"Sering-sering juga nggak pa-pa kok. Aku ikhlas," kata Vio sebelum benar-benar keluar dari cafe.
"Aku yang nggak ikhlas," dengusku.
Setelah membayar kekurangannya, aku pun berjalan mendekati mobil yang terparkir di depan cafe. Saat aku menyalakan mesin mobil aku melihat sepeda motor yang berhenti di sisi cafe yang lain. Pengemudi itu melepas helm nya di tengah hujan.
Jemmy???
Aku langsung mengambil payung dan turun dari mobil.
Jemmy nampak berlari menuju cafe yang sudah tutup.
"Jem..." panggilku yang membuat Jemmy menoleh.
"Sorry-sorry Han aku telat. Tadi aku nyari-nyari jas hujanku tapi nggak ketemu. Rencananya aku ke sini agak maleman. Ya siapa tau hujannya berhenti. Tapi ya...karena nggak berhenti juga jadi aku nunggu sampai semua pulang dulu. Nggak lucu kan kalau aku kesini basah kuyup kayak gini. Nanti malah di ketawain ama yang lain."
Aku melihat Jemmy menggosok-gosok kepalanya yang terkena air hujan. Tubuhnya basah kuyup. Baju serta celanya. Semuanya.
Smile...
Aku berjalan ke arahnya lalu memayunginya.
Jemmy menatapku.
"Thanks udah nekat dateng," kataku sambil tersenyum, "tapi lebih bagus lagi kalau kamu nggak nekat."
Kalau dia sampai sakit kan aku jadi nggak enak.
Jemmy menatapku dalam diam.
Smile...
"Ah ya aku ada kado," Jemmy langsung membuka tas ranselnya yang dilindungi oleh anti air.
Kado berbentuk kotak kecil berbungkus kertas kado berwarna biru tua. Warna kesukaanku.
"Apa ini?" tanyaku penasaran.
"Buka aja."
Aku melihat kondisi yang nggak memungkinkan. Tangan kanan membawa payung dan tangan kiri membawa kado dari Jemmy. Untung kado dari anak-anak sudah masuk ke dalam mobil.
Seakan tau kebingunganku, Jemmy langsung mengambil alih payung.
Smile...
Aku langsung membuka kado itu.
Ah...
Sebuah jam tangan dengan merk terkenal.
"Mahal kan ini?!" kataku sambil menatap Jemmy.
Cowok itu tersenyum lebar sambil memegang tengkuknya.
"Lumayan. Aku sampai rela nggak jajan dan juga ngirit buat beli itu."
"Eh....kalau gitu aku nggak..."
"Kalau kamu nggak nerima kado itu kamu nggak menghargai pengorbananku," Jemmy memotong kata-kataku.
Aku ngakak.
"Lebaaaay!!" aku mesih tertawa, "thanks ya."
Jemmy tersenyum lebar.
"Terus kamu udah mau pulang?" tanya Jemmy.
"Iya. Udah jam setengan dua belas ini."
"Oh ya udah kalau gitu. Aku juga pulang aja,"
Aku berpikir sejenak.
"Mau ke rumahku?"
Jemmy yang masih menutup tas ranselnya langsung menatapku.
"Rumahku deket kok. Daripada kamu kehujanan mending kamu tidur di tempatku aja. Nginep."
Jemmy masih menatapku.
"Nggak mau ya?"
"Bu...bukan gitu tapi gimana kalau nanti jadi ngerepotin?"
"Nggak lah. Yuk buruan!"
"Lha terus motorku???"
Aku menatap motor Jemmy.
"Ya terpaksa kamu naiki sampai rumahku hahaha..."
"Sama aja aku kehujanan," dengus Jemmy yang membuatku tertawa.
"Mau apa nggak??" sekali lagi aku menawarkan.
"Iya-iyaaaaa," sahut Jemmy sambil melangkahkan kakinya.
Hahahaha...
"Mau pakai payung??"
"Halah makin ribet nanti."
Ahahahaha...
Aku langsung masuk kedalam mobil saat Jemmy sudah memacu motornya.
***
Aku membawa masuk anak orang kedalam rumah. Jemmy nampak ragu saat menginjak lantai. Air menetes dari tubuhnya.
"Udah nggak pa-pa, ayo masuk! Atau kamu mau langsung ke kamar mandi?"
"Kekamar mandi dulu aja deh."
"Kamar mandinya di deket dapur. Kamu lurus aja ke sana," kataku sambil menunjuk arah dapur.
"Oh oke-oke."
"Pintunya nggak bisa di kunci. Yaaa...kuncinya sengaja aku rusak sih. Soalnya Oma pernah kekunci di dalem."
"Oke-oke...terus baju dan handuk..."
"Handuknya ada di depan kamar mandi kalau bajunya aku ambil dulu di kamar."
Aku langsung masuk kedalam kamar saat Jemmy masuk ke kamar mandi. Lumayan lama aku memilih baju untuk Jemmy. Akhirnya aku memilih kaos warna putih dan celana pendek abu-abu. Dalemannya juga. Untung aku punya yang masih baru.
"Jem...." tanpa mengetuk pintu, aku langsung membuka pintu kamar mandi.
Jemmy nampak kaget. Begitu juga denganku. Dia masih telanjang dengan handuk di atas kepala. Aku benar-benar lupa kalau baju kering masih ada ditanganku. Dipikiranku dia masih memakai baju yang lain. Aku terlambat saat menyadari baju yang dia kenakan tadi itu basah, jadi jelas tidak mungkin kalau dia memakainya lagi.
Aku mengerjapkan mataku saat Jemmy melingkarkan handuk dipinggangnya. Dia terlihat salah tingkah.
Smile...
"Ini bajunya. Sorry lama. Tadi masih cari yang pas buat kamu," aku menyodorkan baju ke Jemmy, "oh ya baju basahmu masukin aja di bak kuning itu. Besok aku cuci pakai mesin cuci biar cepet."
Jemmy mengangguk-ngangguk paham. Aku langsung menutup kembali pintu kamar mandi karena merasa situasi yang semakin aneh.
Deg...deg...
Deg...deg...deg...
Deg...deg...deg...deg...
Deg...deg...deg...deg...deg...
Tangan kananku masih memegang knop pintu, sedangkan tangan kiriku aku gunakan untuk menutup kedua mataku. Wajahku terasa panas. Jangan-jangan karena kecapek'an.
Kayaknya besok aku harus membetulkan kunci kamar mandiku deh.
Aku menghela nafas panjang sebelum kembali ke dalam kamar.
Di atas meja belajarku aku melihat jam tangan pemberian Jemmy. Aku tersenyum sambil mencoba jam itu di tanganku.
Pas.
"Suka?"
Aku menoleh ke arah pintu.
Smile...
"Iya. Ini bagus."
Aku memerkan jam yang sudah melingkar di tanganku.
"Wiiiihh...jadi makin keren," Jemmy tesenyum lebar.
"Ya sapa dulu dong yang pakai," aku mulai narsis.
Jemmy ngakak.
Aku kembali melepas jam itu lalu langsung terjun bebas ke kasur.
Jam 0.32
Untung besok hari minggu.
"Aaaahhhh...." aku langsung terbelalak kaget saat ingat sesuatu.
"Kenapa?? Ada apa??"
"Kamu kan belum makan. Laper nggak?"
"Ha?? Nggak sih. Tadi aku udah makan kok."
Aku menghela nafas sambil menjatuhkan tubuhku ke kasur empukku lagi.
"Bagus deh. Aku juga nggak punya apa-apa buat di makan," aku mulai memejamkan mataku.
Terdengar suara Jemmy tertawa pelan.
"Jem, aku tidur duluan ya. Udah ngantuk berat. Capek banget."
"Nggak ganti baju dulu? Cuci kaki atau gimana gitu?" tanya Jemmy.
"Nggak deh. Males," sahutku yang masih memejamkan mataku.
Nggak butuh waktu lama untuk terjebak dalam mimpi. Aku benar-benar capek.
~ whoami pov ~
Yg bca jngn pelit comment dong. Comment kalian itu membuatq bersemangat!!!
@Pradipta24
Ka @Tsu_no_YanYan
@Aurora_69
Kak @lulu_75
@nakashima
@Wita
Bang @balaka
Mas @harya_kei
Ce @d_cetya
@Sho_Lee
@Otho_WNata92
@ffirly69
@doniperdana93
@littlemark04
thanks @3ll0
jemmy smangat ya.....