It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Smoga adiknya cepet sembuh TS
kadang sembuh, tapi gitu udara dingin kambuh lagi
kalau soal makanan semua dia makan sih, ga ada pantangan
btw thanks udah di seret ke sini kak @3ll0 dan moga cepat sembuh buat adiknya @whoami88
di percakapan itu gw harus baca dua kali baru ngerti yg ngomong siapa. soalnya gak ada penjelasan. selebihnya bgs.
cpt sembuh buat adiknya!!
danke juga buat si pixie @3ll0 hehehe
~Jemmy Pov~
Perjalanan ke kantin saat ini terasa berat. Aku seperti berjalan di atas gurun pasir. Kakiku berat.
Saat sampai di kantin mataku bertemu dengan mata Hanhan. Cowok itu memanggilku lagi dengan isyarat tangannya. Aku mendekatinya dengan ragu. Apalagi saat aku tau dia sedang bersama cewek. Cewek yang kemarin memberinya surat cinta.
"Sorry kemarin aku ada urusan sama Tiar. Pulsaku habis, jadi nggak bisa sms atau bbm."
Aku tersenyum masam.
"Oh nggak pa-pa kok. Kemarin aku juga nggak lama-lama. Laper sih. Jadi aku pulang aja."
Dia nggak perlu tau kan kalau aku menunggunya sampai sekolah hampir ditutup?!
Aku melihat Hanhan tersenyum kepadaku sebelum ia memberikan suapan bakso untuk cewek itu. Cewek itu mendekatkan bibirnya pada sendok yang disodorkan Hanhan. Dengan sengaja Hanhan membuat sendok itu semakin rendah ke arahnya. Bibir cewek itu juga mengikuti. Dan cup... Hanhan mencium kening cewek itu. Cewek itu nampak kaget. Aku? Aku juga. Dan aku melihatnya. Aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri, bagaimana bisa aku nggak kaget?!
Hanhan kembali tersenyum saat cewek itu memukul lengannya. Sialan aku nggak bisa di sini lebih lama lagi. Dia sengaja. Aku tau. Dia sengaja. Dia sengaja, tapi kenapa?
"Nggak beli apa-apa kamu?" tanya Hanhan.
Aku melihat tempat itu penuh sesak.
"Nanti aja," sahutku, "aku duluan ya."
Henhan mengangguk samar karena sedang menyesap minumannya.
Aku langsung melangkah pergi dari sana. Kakiku membawaku ke toilet lama yang nggak terpakai. Di tempat itu sudah terlihat beberapa anak yang sedang nongkrong sambil menikmati rokok masing-masing. Aku memilih tempat sedikit jauh dari mereka. Bukan sombong tapi aku sedang badmood. Aku berjongkok sambil mulai menyalakan satu batang rokok. Menghisapnya dalam-dalam lalu menghembuskannya.
"Hanhan..." desisku.
Orang itu. Cowok itu. Aku sudah menyukainya sejak lama. Saat pertandingan basket kelas 10 dulu. Aku terpikat karena senyumnya. Jujur saja, waktu bermain basket dia bisa tersenyum lebih menawan dari senyumnya yang biasa. Saat itu dia berhasil memasukkan bola di saat-saat terakhir. Dia tidak berteriak. Tidak berlari-lari kegirangan. Dia juga tidak memeluk teman-temannya. Tapi dia hanya mengepalkan tangan kanannya keatas sambil tersenyum puas. Aku seperti orang bego melihatnya. Senyumnya langsung memenangkan hatiku. Sayang, aku tidak bisa memenangkan hatinya. Bukan hanya senyumnya. Dia juga cakep. Ya biarpun dia nggak terlalu suka kumpul-kumpul kayak aku, dia nggak pernah kekurangan teman. Banyak yang datang ke dia hanya untuk bisa akrab, tapi Hanhan sendiri yang seakan menjauh.
Banyak yang menyukainya tapi juga nggak sedikit yang membencinya. Banyak alasan dia dibenci. Dia itu orang yang dingin, cuek dan sombong. Bukan ke cewek sih tapi lebih ke cowok. Banyak cewek yang berkumpul di sisinya, tapi teman cowok? Hanya beberapa. Tapi akhir-akhir ini dia mulai berkumpul dengan geng nya Niko. Terutama dengan Ronni. Dia terlihat akrab sama cowok itu. Terkadang aku iri. Aku juga ingin akrab seperti itu. Tapi baru beberapa langkah, sekarang dia sudah menjauh lagi.
BRAAAAKKKKK...
Aku mengumpat saat rokok yang ada di bibirku jatuh mengenai tanganku.
Aku kaget.
Buru-buru aku matikan rokokku dan menengok kesumber suara.
Tiar.
Cewek itulah yang baru membuka pintu dengan kasar. Rupanya dia sedang merokok di dalam salah satu toilet itu. Aku nggak kaget sih. Aku sering melihatnya disini.
Tapi ada yang nggak beres.
Kening Tiar berkerut dengan kedua mata menatap tajam salah satu anak yang nongkrong di sana.
Ada apa sih?
"Berani ngomong kayak gitu lagi..." Tiar nggak melanjutkan kata-katanya tapi menodongkan kepalan tangannya.
Dia langsung berjalan pergi.
"Banci tetep banci. Kalau lesbi ya les...."
Tiar nampak berjalan mendekati gerombolan itu lagi.
Dia menatap anak yang tadi mengoloknya.
Untuk beberapa saat mereka hanya beradu pandang.
Dan
Buuuuugg...
Tiar menjejakkan kakinya dengan keras ke arah selangkangan cowok itu. Cowok itu terlihat syock. Coba kalau Tiar serius, bisa gepeng itu junior. Juniorku aja langsung ngilu.
Tiar tersenyum sinis.
Waktu cowok itu berdiri untuk membuat perhitungan dengan Tiar, teman-temannya yang lain langsung menyuruhnya untuk diam. Bukan masalah Tiar kuat atau nggak. Jelas Tiar bakal kalah melawan mereka semua. Tapi jangan lupakan kakak-kakak Tiar. Kakak pertama Tiar bisa karate dan kakak kedua Tiar jangan ditanya. Dia alumni sekolah ini. Aku kenal. Saat itu aku kelas 10 dia kelas 12. Aku tau betul seperti apa kakaknya yang satu itu. Sifatnya dan tingkahnya. Dulu dia yang merajai sekolah ini.
"Yoo Jem," sapa Tiar saat melihatku.
"Ada apa tadi?" tanyaku.
"Biasa...cari gara-gara. Cowok tapi mulutnya cewek."
Aku mengangguk-ngangguk sambil melirik ke arah cowok-cowok tadi.
"Ah tunggu Tiar!!" panggilku saat Tiar kembali melangkahkan kakinya.
"Hmm??" Tiar menatapku sambil membuang rokoknya.
"Ah kemarin...kemarin kamu kemana?" tanyaku, "pulang sekolah kamu kemana?"
"Pulang sekolah? Aku makan mie ayam."
"Sama Hanhan?"
Dia menggeleng.
Ya jelas. Dia pasti sama Vio.
"Sama Vio."
Nah kan.
Hanhan bebohong. Tapi kenapa? Untuk apa?
Kedua mataku membulat.
Nggak mungkin. Nggak mungkin kalau dia melihatku mencium gelang pemberiannya. Itu nggak mungkin kan?!
"Kenapa?" tanya Tiar.
"Nggak...nggak pa-pa."
Aku melihat Tiar berjalan pergi.
BEGOOOO... Kenapa aku bisa bego banget. Jelas Hanhan tau. Jelas Hanhan melihatnya. Hanhan pasti berfikir aneh-aneh.
Apa sih yang aku lakuin?!
Bego...
~Hanhan Pov~
Hari ini Tiar sedang badmoon. Saat aku bertanya ada apa, dia menjawab kalau Vio di bilang banci. Hahaha... gimana ya...
"Kemarin kamu nggak jadi pulang bareng Jemmy?"
"Nggak. Kenapa emang?"
"Oh pantes dia ngira kamu pulang sama aku. Ya aku bilang ke dia kalau aku sama Vio."
Aku langsung menatap Tiar.
"Kok kamu o'on banget sih!"
Tiar langsung menatapku.
"Kok gituuuu???"
Aaazzzz....
Aku mengacak-acak rambutku kasar.
"Ada apa sih?" tanya Tiar lagi.
Aku juga nggak tau kenapa mendadak aku kesal banget ama Tiar. Aku tau kalau keputusanku kemarin sudah tepat. Ya itu menurutku sih. Tapi aku jadi nggak enak hati.
Aaaaaazzz...!!!
"O'ON!!"
Aku langsung melempar bantal ke muka Tiar sebelum keluar dari kamar.
"APAAN SIH?!" aku bisa mendengar teriakan cewek itu.
"Ada apa sih sayang?" Oma yang mendengar suara Tiar langsung mendekatiku.
"Nggak apa-apa kok Oma. Cuma ada kecoak tadi."
"Ada obat serangga kan?! Di dekat mesin cuci."
"Udah diinjak tadi sama Tiar."
Oma begidik jijik.
"Nanti kamu pel ya kamarmu."
Smile...
"Iya Oma."
Oma kembali ke dalam kamarnya.
Aku menghela nafas sambil menjatuhkan tubuhku di sofa. Aku melihat hp ku. Membuka bbm ku. Bbm dari Jemmy kemarin belum aku buka. Akhirnya aku membukanya.
JM : PING !!!
JM : PING !!!
JM : dmn?
JM : PING !!!
JM : PING !!!
JM : msh lma?
JM : y udah aq tinggal ya
JM : laper
Astagaaaaa....dia menungguku? Sampai jam berapa? Sampai lama? Nggak mungkin ah.
Aku menghela nafas.
Aku bingung...
"Hayoo dari sapa tuh?? Dari cewek barumu yaaa...?!"
Tiar sudah ada di belakangku. Mencoba mencari tau apa yang aku lihat di hp.
Kepo...
"Apaan sih?!" aku langsung mengantongi hp ke saku celana.
"Idih nggak mau ngaku. Kamu kan jadian ama anak kelas 10? Siapa namanya?"
"Nggak. Sapa juga yang jadian?!"
"Helloooooo....gossip kalian udah nyebar kaleesss... Kalian ciuman di kantin."
"Aku cuma nyium keningnya aja."
"Playboy!!"
"Nggak."
"Kamu nggak mau nyium keningku??"
Aku menatap Tiar yang memamerkan keningnya.
"Nih..."
PLAAAAKKK...
"Brengseeeeekk....!!"
Hahahahahaha...
Aku menampol keningnya dengan tangan lalu pergi ke kamar.
Hp ku bergetar saat aku baru sampai ke kamar.
"Jemmy," desisku saat melihat nama yang tertera di layar.
JM : aq bsk tes ing
JM : minta bocoran!
JM : klzmu td udah tes ing kan?
Aduh....
Dibalas apa nggak ya??
JM : Han?
JM : jngn cm d R
Aduh bales nggak yaaaaa...bales nggak yaaaaa...bales...enggak...bales...
Ah bodo...
Me : ambil aja
Me : hasil tesx lngsng d bgi kok
JM : aduh
JM : tp aq lg skt nih
Me : skt apa?
JM : msk angin
JM : muntah2
Me : bunting
JM : ngaco!!!
JM : plis deh y plis
JM : anterin k sni
Me : g mw
JM : jhat
Me : bsk aq bwa
Me : ambil d klsq aja
Nggak ada balasan.
Aku menghela nafas.
Jujur, aku mulai nggak nyaman sama Jemmy. Aku merasa ada sesuatu yang aneh. Sesuatu yang aku nggak tau apa itu. Aku berusaha biasa sama dia, tapi susah. Seperti ada sesuatu. Pokoknya sesuatu.
"Han aku balik dulu ya. Motorku mau dipakai sama mas Wawan," kepala Tiar nongol di pintu kamarku yang terbuka sedikit.
Mulutnya sedang mengunyah sesuatu.
"Ya udah ati-ati."
Tiarpun langsung lenyap.
Tiar tadi makan apa ya?! Jangan-jangan...
Aku langsung berlari keluar kamar dan menuju dapur. Buka kulkas...
"AAAAAARRRGGGGGGHHHH....."
Brengsek...
Coklat dari jepang pemberian tanteku lenyap.
"TIAAAARRRR...."
Aku mendengar suara motor Tiar yang menjauh.
Awaaaasss aja. Awaaaasss...!!!
~whoami~
ty yg dah mampir..ty jg udah berbagi info tentang sinusitis...aq asa kabar buruk..kcmtaq kmrn patah..hiks..nasib2 =_=