It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ju, kamu yg ngalah.. Biar akur lg... Hohoho
eh ada daser, dah lama gak mampir ke sini, apa kabar? ya sih waktu itu situasi jd rumit.
@Riyand
ada saat dimana kita harus mengalah dan sabar. sabar dan mengalah bukan berarti kita yang salah dan berarti kalahkan! itu yg slalu di bilang ayah. ya walaupun yg namanya manusia itu ada batas kesabarannya.
@lulu_75
knapa erick bisa berubah mungkin ia punya kekuatan super kali sehingha bisa berubah, hehehe
aku juga gak tahu kenapa dia begitu berubah saat itu, pasti dia punya alasan tertentu.
sbg manusia biasa kita memang tak luput dari khilaf dan salah, pastinya ada kesalahanku yg tanpa aku sadari atau tidak
Hehe,, maaf bang, ini juga baru buka lg ini forum.. Hhehe,, alhamdulillah sehat bang, abang sendiri..??
Jadi penasaran gimna baikannya... Yg ngalah duluan siapa ya..??!! Hmmm
Alhamdulillah juga sehat jg
kuliahnya gimana ? lancar aja g? lulus semua mata kuliahkan?
hehe bnyak nanya
biar g penasaran ikutu aja ya
hehehe
Sukur deeh...
Haha.. Baru kelar UAS ni bang.. Lg nunggu nilai juga nih, Semoga nilainya memuaskan.. Hhihi
Maka dari itu, cepet update ya bang... Hhehe
#banyak_maunya
Flashback
“I don’t like Monday” itulah yang dirasakan kebayakan orang ketika telah berhadapan dengan hari Senin karena mereka akan kembali disibukkan dengan aktifitas mereka selama seminggu ke depan. Kalau kebanyakan orang tidak menyukai hari senin aku malah tidak menyukai hari selasa “I don’t like Tuesday morning”. Ya aku tidak menyukai hari selasa pagi! Kenapa? Karena hari selasa pagi ini adalah hari dimana akan ada dua mata pelajaran yang paling tidak aku sukai yaitu Bahasa Indonesia dan PPKn.
Belajar Bahasa Indonesia membuat kepalaku pusing dan otakku kriting apalagi kalau sudah mempelajari karangan. Mencari ide untuk membuat karangan saja belum tentu bisa ditambah lagi harus memperhatikan tata tulisnya seperti pemakaian tanda titik, titik dua, koma, titik koma, petik satu, petik dua, tanda tanda seru, tanda tanya, tanda jawab (ada ngak ya tanda jawab ) dan tanda-tanda hantu lainnya. Selain tanda-tanda baca ada lagi tanda hubung (di, ke), awalan, akhiran, sisipan, kata depan, penggunaan Eyede, bahasa baku, bahasa cairnya juga sekalian. Dalam membaca wacana juga begitu dah capek-capek baca sekian paragraf bahkan sampai sekian halaman pertanyaanya cuma ide pokok dari paragraph bla… bla..
Oh ini sungguh membuat aku bosan, lebih baik aku diberi seribu soal matematika dari pada mempelajari itu. Setelah ini juga bakal belajar PPKn yang tak kalah membosankan yang kebanyakan pelajarannya seperti mendengar khotbah kosong guru di depan yang bikin ngantuk habis. Apalagi kalau membahas undang-undang ini, undang undang itu, tap ini, tap itu, ketetapan no sekian, peraturan ini itu, pasal ini itu dan lain sebagainya yang tambah membuat pusing. Aku dari pada menghapal itu lebih baik menghapal kitab suci berpahala lagi.
Belajar bahasa Indonesia aku bawaannya badmood melulu, apalgi sekarang ini aku hanya duduk sendiri karena Afdal teman sebangkuku dari jam delapan tadi dia di panggil ke ruang guru oleh wali kelas. Alhasil selama pelajaran tadi aku hanya membaca buku kisah 1001 malam daripada mengikuti pelajaran yang tadi sama seperti pertemuan sebelumnya yang membahas majas-majas itu. Sebenarnya bukan aku saja yang bad mood saat belajar bahasa Indonesia karena aku lihat rata-rata teman sekelasku juga seperti itu. Ini tidak lain adalah karena cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia tersebut yang terkesan membosankan dan bikin bad mood sendiri. Bagaimana tidak membosankan dalam belajar mengajar ia kebanyakan duduk di bangkunya dan hanya sesekali saja guru tersebut menulis di depan papan tulis. Mungkin karena kondisi badan Bapak tersebut yang overweight yang membuat dia malas berdiri, ketika berdiri dia selalu menarik pinggang celananya. Dia kebanyakan membahas dengan lisan seperti ceramah kemudian langsung mengerjakan latihan yang ada di buku paket. Aku yang selalu bad mood belajar bahasa ini makin dibuat bad mood jadinya dengan situasi itu.
Aku selalu bad mood ketika belajar bahasa Indonesia bukan tanpa alasan. Pelajaran Bahasa Indonesia inilah yang membuat aku gagal mencapai cita-citaku untuk ikut tes masuk SMA taruna yang ada di Magelang. Untuk ikut tes masuk SMA Taruna nilai rapor mata pelajaran Bahasa Inggris selama SMP tidak boleh merah atau di bawah angka enam sedangkan untuk Matematika dan Bahasa Indonesia tidak boleh kurang dari tujuh. Untuk bahasa Inggris nilai aku sangat memuaskan karena dari lima kali terima rapor hanya sekali yang dapat angka delapan selebihnya Sembilan, begitu juga matematika dua kali dapat delapan dan tiga kali Sembilan. Sedangkan Bahasa Indonesia sudah dua kali aku dapat angka enam yaitu caturwulan dua kelas satu dan caturwulan satu kelas dua selebihnya juga angka tujuh yang jauh dari kata memuaskan. Sejak saat itulah aku selalu bad mood kalau belajar Bahasa Indonesia walaupun sebenarnya dari SD juga kurang suka belajarnya.
Sudahlah bad mood setiap belajar ditambah lagi dengan gurunya yang bikin tambah bad mood. Ya selain dari cara mengajarnya adalagi dari guru ini yang bakin membuat bad mood saat belajar. Hanya sesekali sebelum memulai pelajaran ia mengambil absen, kebanyakan ia cuma melihat papan absensi harian yang berisi daftar siswa yang sakit, izin dan alpa pada hari itu. Kalau daftar absen nihil dia langsung lanjut ke pelajaran, mungkin dalam kelas ini hanya satu atau dua orang saja nama siswa yang tahu olehnya. Begitu juga dengan interaksi dalam kelas kebanyakan hanya dengan siswa yang duduk berdekatan dengan bangku dia saja dia beriteraksi dalam belajar.
Hal tersebut tentu membuat anak-anak yang belajar jadi bad mood dan kurang memperhatikan dalam belajar. Kebanyakan sibuk dengan kegiatan masing-masing daripada memperhatikan bapak tersebut, ada yang sibuk bicara dengan teman sebangkunya, ada yang pura-pura memperhatikan, ada yang sibuk mengerjakan pr untuk mata pelajaran berikutnya dan ada juga yang membaca buku yang lain seperti aku yang lebih memilih melanjutkan membaca buku kisah 1001 malam yang tinggal sedikit lagi bakal selesai buku pertama ini, toh nanti ujung-ujungnya juga bakal mengerjakan latihan di buku paket. Sedangkan bagi mereka yang tidak betah seperti biasanya selalu minta izin tiap sebentar keluar. Izin keluar masuk silih berganti menjadi pemandangan biasa ketika belajar dengan bapak ini. Dia mah cuek saja ketika para siswa silih berganti meminta izin ketika belajar yang penting baginya bergantian. Tapi entah kerasukan roh mana pada hari ini bapak itu kelihatan lain dari biasanya, mungkin karena risih juga melihat siswa yang mondar mandir keluar masuk.
“Saya heran kepada kalian, silih berganti minta izin keluar, memang kalian pada makan apa kok bisa barengan buang airnya”
Katanya tiba-tiba, tentu saja membuat siswa terkejut dan terdiam memperhatikan bapak tersebut.
“saya membolehkan kalian izin dengan terstib satu persatu bukan berarti kalian ahrus izin semaunya apalagi ini tidak tertib, bukannya kelas ini nihil tapi kok ada bangku yang kosong”
Katanya lagi dengan tegas, wow aku terkejut juga melihat bapak itu bisa setegas ini
“sekarang saya akan absen kalian”
Katanya sambil mengambil buku absensi
Lalau bapak itu mengabsen kita satu persatu ketika nama Afdal di panggil aku memberitahu bahwa Afdal tadi yang minta izin pertama karena di panggil wali kelas kemudian bapak itu mengangguk, lalu beberapa siswa lainnya ketika tiba nama Rani yang bersangkutan bertepatan masuk kembali dari izin, bapak itu hanya melotot sedang yang bersangkutan dengan sedikit malu berjalan menuju bangkunya.
“Doni ….”
Kata Bapak itu lagi sambil melihat ke seluruh kelas untuk melihat keberadaan Doni
“Yang baru Izin keluar sebentar ini pak”
Kata ketua kelas memberitahu
Lalau dia melanjutkan mengabsen siswa berikutnya samapai dia memanggil nama Erik
“A… Erik….P”
Katanya lagi mengabsen, tidak ada sahutan dari yang bersangkutan. Aku juga baru menyadari ternyata Erik tidak berada di kelas, bangkunya terlihat kosong teman sebangkunya juga tidak ada. Bapak tersebut bertanya kemana erik dan kawan sebangkunya tapi tidak ada yang tahu. Dua puluh menit berikutnya sampai waktu habis mereka juga tidak kembali, mereka tampaknya mereka nanti bakal kena masalah.
***
“ni dal aku sudah selesai membacaya, sekarang kamu boleh meminjamnya”
Kataku pada Afdal sambil memberikan buku kisah 1001 malam ketika bel istirahan ke dua berbunyi, Afdal mengambil buku tersebut dan memasukkan ke dalam tasnya
“ke kantin Yuk!”
Ajakku ke Afdal
“Yuk”
Jawabnya lalu kami pergi ke kantin, ketika sampai di kantin suasana tidak terlalu ramai karena memang ini adalah istirahat kedua.
“kamu tadi kenapa dipanggil wali kelas?”
Kataku bertanya pada Afdal
“ada yang aku urus”
Jawabnya
“urus apaan sih?”
“ada lah”
Jawabnya malas
“eh kamu tahu ngak ada kejadian apa tadi di kelas”
Kataku lagi
“mangnya ada apa?”
Tanya Afdal
“Pak Kentung ngamuk”
Jawabku, kami menjuluki bapak tersebut kentung karena badannya yang besar
“ngamuk kenapa?”
“seperti biasa anak-anak pada keliaran keluar masuk ketika sedang belajar, tiba-tiba entah kerasukan apa pak kentung jadi risih melihatnya, lalu dia ngabsen kita satu persatu.
“terus”
“ada yang tidak balik ke kelas sampai pelajarannya habis, kayaknya bakal dapat masalah!”
“kamukan memang dipanggil wali kelas jadi ngak bakal kena”
“lalu siapa yang kena?”
“Erik sama teman sebangkunya”
“ooo…!!!”
“oh ya Ju, kamu nanti sore ada acara ngak?”
Tanyanya lagi
“ngak, kebetulan sore ini aku lagi off les bahasa inggris ada apa mangnya?”
“kamu bisa berenang gak?”
Tanyanya lagi tanpa menjawab pertanyaanku tadi
“lumayan bisa, kenapa memangnya?”
Kataku lagi
“aku mau ajak kamu berenang”
“berenang dimana?”
“di sungai”
“di sungai…..!!!, memang di Solok ini ada sungai yang bisa tempat mandi?”
Tanyaku heran, setahu aku di Solok ini yang ada hanya sungai Batang Lembang yang airnya keruh dan warnanya kuning, apalagi yang dekat pasar raya selain keruh juga bau.
“adalah, nanti ikut saja, aku yakin kamu pasti suka”
“ya udah”
Kataku karena aku juga penasaran
“ok kalau begitu aku jemput nanti jam setengah emapt sore”
“ok”
***
biasalah kalau pelajaran membosankan, mgkin kali ini Erick lg sial aja kali
Flasback
“dah siap?”
Kata Afdal ketika dia sampai di kos aku
“dah”
Jawabku singkat
“ni pakai”
Katanya lagi sambil memberikan sebuah helm padaku ketika kami sudah sampai di halaman
“kita pergi pakai motor?”
Tanyaku
“ya”
“memang dimana sih tempatnya, pakai motor segala?”
“dah kamu ikut aja nanti juga bakal tahu!”
Katanyalagi, aku menaiki motor bebek supranya itu, setelah aku naik Afdal mulai melajukan motor tersebut.
“Aman gak sih?”
Kataku ketika motor telah keluar dari gang tempat kos ku
“Amanlah kamu kira aku baru bisa bawa motor apa!”
“bukan itu maksud ku aman dari polisi?”
“tenang aja kita gak bakalan lewat jalan yang ada pos polisinya, kamu ngak usah kawatir”
“gimana gak kawatir, kamu pasti gak punya SIM”
“memang gak punya”
“salah sendiri gak punya SIM masih nekad bawa motor”
“bukan salah aku lagi yang salah itu peraturannya kenapa membuat SIM hanya untuk 17 tahun keatas jadi yang wajib pakai SIM itu yang 17 tahun keatas saja sedangkan buat kita SIM itu gak wajib kan kita belum 17 tahun”
Katanya cuek tanpa dosa
“tumah ngawur, terserah udelmu aja”
kataku
“trus gimana lagi! Tenang aja kita gak bakalan ketemu polisi”
Katanya lagi meyakinkanku
Kemudian kami terdiam dalam waktu yang cukup lama karena Afdal sibuk kosentrasi mengendalikan motornya karena kami telah melewati pasar yang kala itu cukup padat dengan kendaraan. Dari arah pasar Afdal mengambil jalan belok ke arah kiri ke arah belakang pasar. Setelah melewati jalan beberapa buah gang sampailah di jalan raya yang menghubungkan Solok – Bukit Tinggi. Dari jalan ini kami lalu belok kiri, memasuki jalan ini sepanjang perjalanan terhamparlah sawah yang cukup luas disisi kiri kanan jalan, tidak ada rumah penduduk diepanjang jalan sini. Sekitar 300 meter barulah ada pemukiman penduduk setelah kurang lebih 10 menit samapilah kami di tempat penambangan pasir tradisional tidak jauh dari tempat penambangan pasir tersebutlah terletak sungai tempat yang kami tuju.
“kita sudah sampai, ini sungainya namanyan Batang Gawan”
Kata Afdal ketika kami sampai, kulihat airnya jernih dan suasananya juga asik, saat itu suasana juga gak terlalu ramai
“gimana menurutmu”
“airnya jernih suasananya juga asik, ngak nyangka ya ternyata ada sungai yang jernih seperti ini, aku kira cuma ada sungai batang lembang, tapi kok bisa jernih begini ya, sedangkan batang lembang keruh”
“Batang Gawan dengan Batang Lembang kan sumbernya beda”
“Oh begitu, aku kira ini sumbernya juga dari sumber yang sama dengan Batang Lembang”
“Yuk mandi, ntar keburu rame”
Katanya lagi
Kemudian Afdal segera membuka bajunya, ternyata ia telah siap dengan pakaiannya, aku lihat ia hanya memakai celana karet warna biru sekitar sejengkal diatas lutut tanpa atasan. Badan kami hampir sama cuma Afdal lebih berisi dari aku dan kulitnya sedikit lebih terang.
“kok cuma bengong aja, ayo mau mandi gak?”
Kata Afdal lagi yang melihat aku bengong belum juga ganti baju
“ya ini juga mau mulai”
Jawabku
“kamu risih ya”
“risih kenapa?”
“ngak biasa mandi di tempat terbuka seperti ini”
“ngak ah di kampung aku malah tiap hari selalu mandi di tempat terbuka karena mandi di sungai”
“atau kamu canggung”
“canggung kenapa?”
Kataku lagi sambil melepas baju
“canggung kalau hanya memakai bawahan di tempat seperti ini”
“ye kamu kira aku emak-emak mandi pake atasan, di kampung ini mah biasa malah lebih parah tau”
“parah gimana?”
“di kampung mandi bugil itu biasa paling kalau pakai bawahan cuma cd doang”
“oh ya, atau jangan-jangan…”
Katanya menggantung kalimat
“jangan-jangan kenapa?”
Kataku heran kali ini sambil melepas celana, aku mandi menggunakan boxer tipis yang diatas lutut bedanya sama Afdal aku sedikit agak longgar
“jangan-jangan kamu di sini juga pengen mandi bugil juga ya, heheh….”
Katanya tertawa
“ngarep ya!”
Kataku menggoda tak mau kalah
“boleh juga, heheheh”
Balasnya tak mau kalah
“dah ah jangan ngawur, yuk mandi”
Kataku lagi
“ngak jadi ni ye”
Katanya tetap menggoda sedikit jahil
“pengen baget nampaknya ya, ok kalau gitu”
Kataku, lalu aku menuju kearah Afdal, dia dengan gaya sok malu-malu yang di buat-buat pura-pura memicingkan mata, lalu…
“brurrrrrr…”
Suara dentuman air ketika badan Afdal tercebur ke sungai karena aku dorong. Aku hanya tertawa-tawa melihat reaksi Afdal yang terkejut.
“awas lo ya, nanti terima pembalasannya”
Katanya pura-pura jengkel dan marah, akupun lalu mencebur ke sungai
Setelah itu kami mandi berenang dengan riang dan gembira, selama kurang lebih satu jam kami selesai. Semakin sore semakin banyak orang yang datang yang kebanyakan juga cuma anak-anak sebaya kami, kebanyakan yang dating kesini Cuma pengen berenang saja karena aku lihat tidak ada yang membawa perlengkapan mandi, kalau tadi hanya ada 2 sampai 3 orang sealin kami sekarang dah ada sekitar 6 orang.
Ketika kami selesai mandi dan mau ganti pakaian aku lihat Erik Cs juga datang ke tempat ini. Ketika mereka lewat dekat kami Afdal, aku dan mereka teman Erik hanya saling memberikan senyum sekedar basa-basi. Sedangkan aku dan Erik kami seperti tidak pernah saling mengenal bahkan melihat kea rah aku saja dia tidak.
“kamu lapar ngak Ju”
Tanya Afdal ketika kami selesai ganti pakaian
“iya”
Jawabku
“kita makan bakso dulu ya, setelah berenang gini enaknya makan bakso”
“Ok”
Kataku lagi
Lalu kami segera pulang meninggalkan kawasan sungai Batang Gawan, kali ini Afdal mengambil jalan yang berlawanan arah dari kita masuk tadi.
“kok lewat sini?”
Kataku
“jalan mutar kita mau makan bakso 88”
Jawabnya, kemudian aku hanya memperhatikan sekeliling daerah jalan yang kami lalui, kurang lebih sekitar 5 menit sampai kami di jalan K.H Dewantoro, ternyata kami keluarnya di daerah kelurahan Tanah Garam, setelah belok kanan kurang lebih 100 m kami melalui SMA N 1 Solok. Di samping SMA N 1 Solok Afdal segera menghentikan motornya aku lihat plang nama yang terdapat di depannya bertuliskan “Pondok Bakso 88” ternyata ini tempat yang di maksud Afdal tadi.
“tempat ini baksonya enak juga ngak kalah dengan bakso Mas Toher, dan juga harganya lebih murah”
Katanya setelah memarkirkan sepeda motornya, setelah itu kami masuk suasana tidak terlalu ramai. Ternyata benar apa yang dikatakan Afdal rasanya memang ngak kalah dengan Bakso Mas Toher yang cukup terkenal di Solok dan harganya pun lebih damai, mungkin karena dekat sekolah kali karena memang selain SMA N 1 Solok disekitar ini juga ada SMK N 1 Solok dan SMK Wiyata Mandala. Setelah dari bakso 88 kami segera pulang karena hari sudah sore.
“kamu ada keperluan ke Pasar Raya ngak Ju”
Tanya Afdal ketika kami sudah jalan
“ngak, kenapa emangnya?”
Tanyaku balik
“ngak papa kalau kamu ngak ada keperluan kita ngak usah lewat pasar”
Kata Afdal, setelah tiba di simpang lampu merah Enam Suku Afdal kemudian belok kiri lewat Lapangan Merdeka tiba di Simpang Denpal ambil belok kanan lagi arah pasar kemudian belok kiri lagi samping bank BRI tibalah di Jalan stasiun yang biasa aku lewati ketika pergi les waktu kos di tempat yang lama.
“ngak mampir dulu”
Kataku ketika turun dari motor sampai di kos
“ngak aku langsung pulang, sebentar lagi magrib, aku cabut dulu”
“ok, hati-hati di jalan”
“sippp!!!”
Katanya sambil mengacungkan jari jempol kirinya ke atas kemudian Afdal segera berlalu, akupun segera masuk ke dalam namun belum aku beranjak tiba-tiba Yudi dating sepertinya dia baru balik.
“baru balik sekolah Yud?”
Tanyaku karena kulihat Yudi masih memakai seragam. Seragam bewarna biru laut seperti jas yang yang langsung menyatu dengan celana yang mana adalah seragam yang digunakan untuk praktek.
“Iya Ju, ada kelas praktek sore”
Jawabnya
“susah ya jadi anak STM belajarnya padat bahkan sampai sore begini baru pulang”
“ah ngak juga lebih susah kalau jadi anak SMA belajarnya dari pagi sampai siang penuh tiap hari lagi”
“bukannya di STM lebih padat ni buktinya kamu belajar sampai sore”
“gak lah, anak STM belajarnya gak sepadat seperti anak SMA yang belajar penuh dari pagi sampai siang, saya pulang sore karena tadi ada jadwalnya yang sore”
“Kok ada kelas pagi sore memang kelasnya gak cukup ya”
Tanyaku tak mengerti
“kelas tidak tetap itu maksudnya gimana sih?”
Tanyaku heran
“kita belajar tidak selalu di ruang kelas yang sama dan satu ruang kelas tidak hanya untuk satu kelas saja, begini di STM aku ada 3 jurusan yaitu anak mesin, elektro dan bangunan. Contohnya di ruang kelas 1.1 pada jam 08.00 – 10.00 di pakai anak elektro dan pada jam berikutnya bisa dipakai anak mesin atau bahkan kosong sama sekali sedangkan untuk belajar berikutnya anak elektro bisa saja belajar di ruang kelas lainnya dan jadwalnyapun tidak selalu menyambung, misalnya pagi jam 8 pagi jadwal belajar fisika sedangkan jamkedua belajar Matematika bisa jam 1 siang atau bahkan tidak ada lagi pelajaran hari itu.
“kalau begitu repot dong tiap belajar harus pindah kelas, apa ngak bentrok tu dengan kelas lain”
“ngak lah kan sudah diatur di awal tahun pelajaran”
“O… Jadi begitu, aku sekarang mengerti itu kenapa pada jam pelajaran ada anak STM yang berkeliaran di luar sekolah, aku kira mereka gak pada belajar tapi rupanya memang lagi kosong”
“iya itulah sebabnya kegiatan belajar mengajar di STM itu bisa sampai sore karena adanya system seperti itu, ada juga lo yang lain kadang untuk mata pelajaran tertentu kita tidak hanya belajar dengan anak kelas kita tapi juga di campur dengan kelas lain bahkan jurusan lain seperti ketika belajar bahasa yang notabene pelajarannya sama kita dan juga guru yang sama kita digabung jadi satu kelas”
“ooo…. “
Kataku lagi sambil mengangguk
“keasikan ngomong yuk masuk! Dah mulai gelap”
Katanya
“yuk”
Jawabku kemudian kami segera masuk ke dalam
***