It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Mereka yang disana bilang kalau cinta percayalah
Mereka yang disana juga bilang kalau cinta ungkapkan lah
Dari dari ketiganya, sudah muak aku lakukan
Bertanya pada kekosongan.
Tak ada yang menjawab.
Mendengar pun tidak!
Miris pada diri sendiri memilih sepi.
Menyudut dalam gelap sendiri.
Lelah dengan kecewa dan luka.
Mengotak-atik ketegaran.
Menjadi kuat diatas kedua kaki sendiri.
Diantara yang batu memberiku sedikit waktu, bukan untuk menggerutu, tapi mencari jalan keluar yang buntu...
Ini tentang sesat, terbelenggu penat dan semakin menyayat. Sekedar bertahan untuk mukjizat...
Ketika sayap lelah mengepak, tertinggalkan jejak, terkoyak, kemudian sesak... Sang pelipurpun kini telah berjarak...
Entah...
Ini tentang relung yang selalu terpasung yang selalu murung...
Yang kemudian sepi seperti tak pernah terjamah oleh Tuhan.
Akulah pecundang yang berusaha mencintai kegagalan dengan segenap kepatuhan sambil menyeka kesedihan yang berusaha menggenangi hatiku.
Aku ingin lupa dan terbiasa.
Kalau aku dan kamu tak lagi kita.
Aku ingin merayakan Tahun baru dengan menyalakan kembang api. Dan kenangan tentang kita akan kurekatkan erat didekat sumbu penyulutnya.
Biar ia melesat. Jauh. Tak terjangkau.
Lalu meledak keras di angkasa.
Hancur.
Berkeping-keping.
Kau pria laknat
Kau pria keparat
Ntah bagaimana caranya mengusir kau dari hatiku.
ya, hanya menanti
tak ada usaha mendekat
takut kamu malah menjauh nanti
bila ku memaksa mendekat
Kala kesempatan kamu berikan
aku lakukan apapun
agar bisa bertemu denganmu
melihatmu langsung
mendengar nyaringnya suaramu
aku tak berharap banyak
akan adanya lagi hubungan spesial
karena bagiku
keberadaanmu sudah spesial
dalam hidupku
Kenapa kau sangat lucu
Membesar dan mengecil begitu cepat
Dengan sepasang bijimu yang bergelantungan
Kontol
Kenapa kau sangat menggemaskan
Dengan kepalamu yang memerah
Berkedut-kedut berkilat-kilat
Kontol
Kau sangat indah
Membuatku sangat bernafsu
Untuk memotongmu dari pangkalnya
Huahahahaha
Jangan membisikan harapan lagi, semua hanyalah sisa-sisa yang pernah membuat sia-sia hati.
Kita hanyalah langkah-langkah yang pernah saling iring. Lalu saling hilang. Memilih persimpangan dan tidak lagi satu tujuan.
Teruskanlah jalanmu itu. Biar kuayunkan juga langkah panjang kakiku. Kita tidak perlu menghitung mundur langkah hari, sebab yang berlalu sudah kuanggap mati.
Tidak perlu lagi segala hal yang mengingatkan, sebab tak akan juga terhangatkan. Kamu tidak lagi akan pernah menjadi kita seperti dulu dalam diriku. Sebab, setelah hari kamu memilih persimpangan. Seperuh yang kuperjuangkan hilang tanpa tujuan. Hingga seseorang menemukan aku sendiri, mengajakku berjalan dan melangkah lagi.
(boycandra)
sementara lenyap saat aku ingin bicara
jangan mencari saat kesepian saja
sementara menghindar saat aku butuh suara
aku sama saja seperti kamu suatu waktu tidak senang saat diinginkan untuk perlumu saja
sementara saat jatuhku kau entah di mana
menghilang bahkan saat kupanggil lantang
aku sama sekali tidak dendam padamu hanya saja aku ingin kamu belajar menerima bagaimana rasanya ketika kau tidak diterima
rasanya tidak ditemui ketika kau mencari aku dan kau saling ayun langkah tapi tidak saling menerima tujuan yang searah
kau asing dan aku lain lalu tak saling menemukan barangkali memang lebih baik saling jaga diri yang tidak kau tahu adalah di hari lalu
aku sering menemukan orang-orang sepertimu yang hanya ingin memetik buah tapi enggan belajar cara menanam dan menyiangi rumput liar
Rasa timbul kian menetap
Dalam diam ku berharap
Rasa pergi saat terlelap
Aku ada bukan untukmu
Aku hadir bukan menunggu
Diam rasa ku makin membisu
Hanya mampu harap berlalu
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...
-Chairil Anwar-
.
Kini aku tahu, meski kita berusaha saling mendekat, meski kita saling melontar perhatian, atau meski kita menjaga kesetiaan; duhai, jika bukan jodohnya, kita pasti berpisah jua.
.
Akan tetapi, meski kita saling menjauh, melukis jarak, saling melepaskan satu sama lain; insya Allah jika jodohnya, kita pasti bertemu jua.
.
Sekali lagi terima kasih, ya. Aku tahu ini tidak mudah. Aku tahu sikap kita ini akan membuat jutaan detik terasa sepi. Aku juga tahu, kita hanya bisa saling memyampaikan rindu dalam butiran doa, bersama heningnya malam.
.
Namun biar bagaimana pun kita sepakat, kan? Sepakat untuk tetap percaya, bahwa yang baik diperuntukkan bagi yang baik pula. Aku mengerti kamu sedang memperbaiki diri. Dan aku juga, doakan ya, semoga tetap sabar dalam memperbaiki diri.
.
Kini aku tahu, memang untuk mendapatkan orang baik itu tidak mudah. Dan kita, teruslah berikhtiar, insya Allah... Kita akan segera dipertemukan.
.
Jika toh kita tidak bertemu, aku akan tetap berterima kasih. Sebab kamu, dengan menjaga jarak ini sudah ikut andil membantuku menjadi orang baik.
.
Kamu, yang sedang berdoa di sana... Makasih, ya. Makasih sudah mencintaiku dengan cara terhormat.
Kubilang kau cahaya
Orang bilang kau pendusta
Kubilang kau pecinta
Dalam diam ku mengagumi
Dalam panas mereka menghakimi
Dalam diam ku mengasihi
Dallam panas mereka menghindari
Aku hanya seonggok bayang
Pada matamu yang begitu cemerlang
Aku hanya selukis siang
Pada harimu yang teramat gemilang
Aku takkan pernah kau anggap
Hingga kau berpaling untuk menatap
Aku takkan pernah kau silap
Hingga kau bergeming untuk menetap