It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh
-Khalil Gibran-
Saya dulu pernah hidup sebagai orang lain
di jaman yang lain, negara lain.
Pernah beragama lain, bersuku lain.
Pernah percaya Tuhan, pernah tidak.
Pernah konservatif, pernah liberal, pernah asal jalan
Pernah jadi laki-laki, pernah jadi perempuan, pernah keduanya, pernah bukan keduanya.
Pernah jadi heteroseksual, pernah jadi homoseksual, pernah jadi biseksual, pernah jadi aseksual.
Pernah monogami, pernah polygami, pernah polyamori.
Pernah setia, pernah selingkuh, pernah tidak menjalin relasi sama sekali sampai mati
Pernah jadi pedagang, buruh, pelacur, pejabat pemerintah.
Pernah bersekolah sangat tinggi, pernah tak bersekolah sama sekali.
Pernah jadi prajurit perang, pernah jadi istri yang menunggu cemas di rumah, pernah jadi anak yang bertanya tanya "kenapa ayah belum pulang?"
Pernah jadi minoritas, pernah jadi mayoritas.
Pernah jahat dan menekan, pernah baik dan pengertian.
Saya juga pernah jadi hewan.
Jadi anjing, jadi kucing.
Liar, maupun dipelihara.
Jadi gajah, jadi semut.
Liar, maupun di sirkus.
di rumah dan dipites tiap lewat,
maupun di tanah tanah yang jarang tersentuh manusia.
Jadi ulat, jadi kupu kupu.
Jadi hama, atau tinggal di hutan yang banyak pohonnya.
Mati waktu masih jadi ulat pernah, waktu lelah terbang juga pernah.
Saya pernah jadi cacing.
di dalam tanah maupun perut.
Saya pernah jadi ayam, jadi babi, jadi sapi, jadi kambing.
Mati untuk dijadikan sop, daging bakar, atau panggang
Saya pernah lahir.
Saya pernah mati.
Saya pernah lahir lagi,
Lalu mati lagi,
Lalu lahir lagi.
Saya tidak meminta.
Saya memilih
Saya akan terus memilih untuk lahir lagi,
ketika saya mati.
Sampai saya bisa bebas memilih berbeda,
ketika saya tidak setuju dengan hadiah yang diberikan saat saya lahir.
Sampai saya boleh mengisi CV saya sendiri,
bukan diisikan oleh sesuatu yang lain di luar saya.
Sampai saya bisa mengingat lagi dan sadar bagaimana jadi orang lain.
Karna saya pernah jadi seperti mereka.
Karna saya ADALAH mereka.
Saya akan terus lahir lagi,
dengan banyak nama,
sampai dunia tak lagi jadi penjara,
tapi jadi istana
Ketidak-beranianku mengikatmu memberi ruang bagi orang asing mendekatimu.
Kupikir hidup akan baik-baik saja. Semua harus berjalan seperti sedia kala. Kamu dengan seseorang yang memilihmu. Aku dengan hati baru yang mencoba tumbuh dihidupku. Kuberikan hatiku pada seseorang yang lain.
Kubiarkan dia menggantikanmu. Namun, aku keliru. Melupakanmu ternyata tidak pernah semudah itu.
Irama ini hati ini
Mengoyak selangsa pongah
Pada dirimu si pencari rindu
Untuk aku dengan siksamu
Kau tau tidurku tak lelap
Pikir rintih menari
Dalam lautan kesendirian
Sajak merdu tingkahmu
Membuatku jatuh tersundut sembilu
Kacau meracau berseru parau
Silau mengigau terhunus pisau
Dingin menunggu dibalik kelambu
Kau kucari tak kunjung kembali
Menyayat hati mengukir perih
Tolong jangan berkata
Hingga ajal menjemput tiba
Tidur bermimpi diseling asa
Mengubur rasa hingga kau sirna
.
Ya. Sebab jodoh, rizqi dan kematian adalah rahasia Allah. Dan kita, sama sekali tak tahu menahu hal seperti itu, kan? Gaib sekali.
Rindu ini karena menyangka
Jauh diri karena dilema
Rindu kini karena disapa
Kamu mungkin sudah lupa hari-hari penting yang pernah kita lalui. Jalan-jalan yang pernah kita tempuh. Atau semua kenangan yang pernah membuat kita merasa benar-benar utuh. Namun, bagiku semua tetap saja sama. Semua kehilangan masih saja menjadi hal yang aku miliki. Hal-hal yang tak pernah bisa lepas, meski bagimu semuanya mungkin sudah kandas. Hari-hari itu masih saja berulang dikepalaku.
Di tanggal-tanggal yang sama, di suasana pagi dan senja yang sama, disetiap hembusan udara yang tak mampu membuat rindu reda.
Kamu barangkali merasa semuanya sudah biasa saja. Semua kisah yang pernah kita lalui seolah usai sudah segalanya. Namun bagiku, tak ada yang benar-benar selesai.
Perasaan padamu tak pernah benar-benar usai. Kau membenam di dadaku. Menjadi hal-hal yang tetap hidup bersama langkah-langkahku. Terbawa ke mana saja kaki berjalan. Menetap dimana arah mataku menatap.
Segala tentangmu masih menjadi hal-hal yang tak mampu ditukar dengan kisah lain hidupku.
Berkali-kali aku menguatkan diri sendiri. Mencoba melakukan apa saja yang kau lakukan untuk membunuh perasaan kita. Menenangkan hati dengan mendatangi tempat-tempat baru. Namun, hari-hari yang pernah singgah, menyisakan ingatan-ingatan yang menjagamu dengan betah. Sekuat aku menghancurkan rindu, selalu lebih kuat ia menghantam pertahananku. Kian membenamkan hingga tenggelam tak terhindarkan.
Katanya, hidup adalah pilihan. Tapi kenapa aku tidak bisa memilih untuk tetap membuatmu bersama denganku? Kenapa justru langkah-langkah membawamu pergi? Bahkan saat hari-hari yang pernah terjadi masih teringat jelas di kepalaku. Membekas dan tak pernah bersedia disebut masa lalu.
Hari-hari yang berjalan mengiringi kemana saja aku berlari. Yang mengingatkan bahwa pada tanggal-tanggal tertentu kita selalu melakukan ritual untuk menenangkan rindu.
Tidak usah dengan mudah membagikan rahasiamu pada orang lain. Tidak semua orang bisa dijadikan teman curhat. Apalagi kalau hanya kenal sekadarnya. Bahkan cuma tahu di media sosial. Cukup kamu sendiri yang menjaga rahasiamu. Karena saat kamu bagikan pada satu orang, selalu ada kemungkinan ada orang kedua, ketiga, dan seterusnya yang tahu rahasiamu juga.
Ini bukan puisi sih, cm sedikit unek" yg pingin dikeluarin. Tpi bingung mau tulis dimana. Moga ts gak keberatan saya tulis disini^^
Datang lalu pergi..
Datang dan pergi lagi, dengan mengambil
Aku yang hanya bisa tersenyum ini
Mana mampu bertahan memusuhi
Seakan tak ada habis nya yang kau ambil
Dan aku menunggu hingga yang kau ambil habis
Hingga aku tak punya apapun untuk ku rasakan
Hingga tak lagi aku memikirkan mu sebelum tidur
Tak lagi membalas pesan pesan singkat mu secepat ku bisa
Hingga tak ada siapapun yang bisa mengambil
Kosong... Hampa... Tenang... Damai
Katamu, setiap perasaan yang tumbuh adalah sebuah alasan. Alasan bahwa hati patut dipertahankan.
Namun, cinta saja belum cukup menyatukan mimpi yang berbeda diantara kita. Dan, menepati janji ternyata tak semudah mengungkapkannya.
Apa kau juga tahu bahwa kenangan bersamamu selalu muncul tiba-tiba? Tak ada satu pun perasaan yang mampu kusembunyikan ketika mengingatmu.
Namun, aku sadar. Harapan-harapan yang dulu sempat memudar, harus kubangun lagi dan kumulai. Bukankah tak salah jika aku ingin mengulang rasa yang dulu pernah ada? Meski kutahu rasa itu tak akan benar-benar sama.
Karena, cinta bukan tentang bagaimana rasa itu jatuh. Melainkan bagaimana ia tetap hidup di dada yang rapuh.
kalau senyummu menenangkan?
Kalau tingkahmu menggemaskan?
Dan Kalau pribadimu menyenangkan?
Kau tahu...
Kalau diri ini ingin mendekat?
Kalau hati ini ingin bermunajat?
Dan kalau pikir ini ingin mengingat?
Lepaslah rindu dari kosongnya kalbu
Lepaslah rasa dari hilangnya asa
Lepaslah perih dari nihilnya kasih
Ku hanya ingin kau tahu,
Kalau melepaskan bukan sekedar luapan.
Lalu,
Bagaimana kisah kita dimulai
Kalau hatimu tak pernah sampai?
Bagaimana cerita kita bergerak
Kalau sikapmu tak kunjung semarak?
Bukan aku bermaksud jahat
Aku hanya ingin kau tak tersesat
Bukan aku bermaksud khianat
Aku hanya ingin kau tak tersayat.