Gue ada permainan nh.Caranya sih kayak permainan kata. Tapi ini "PERMAINAN CERITA". Jadi siapa aja boleh nyambung ceritanya (ASAL BENANG MERAHNYA TETAP ADA) oke kita mulai yah
"uh.... Nge..." dito melenguh sambil mengeliat-liat.Rasanya badan ini terasa berat karena kemarin terlalu semangat bermain batminton. "Hoi bangun... Bangun..Dasar malas loh,katanya mau ikut kemping atau gue tinggal nih temen-temen udah pada nunggu tuh dikampus" teriak remi sambil menarik selimut yg menutupi tubuh putih dito yg slim namun ketat.
Sesaat mata remi tertegun melihat tonjolan besar (panggilan alam) diantara kedua paha putìh dito. Namun cepat-cepat remi pura-pura menguncang kaki dito menutupi kegugupannya saat dito mulai membuka kelopak matanya. "Apaan sih lo..Gangguin orang lg senang aja?" balas dito jg sambil berteriak. "kata lo.. Mau ikutan kemping ama anak-anak,jadi ngak?" balas remi. "oh ya gue lupa.. Sori rem.. Tunggu ya" sahut dito sambil menyambar handupnya di pojok kamar sambil berlari kecil menuju kamar mandi yang ada dibagian belakang kosannya. "dasar dito pemalas" gumam remi sambil mengecek kelengkapan kempingnya. Memang dito dan remi ngekos di kamar yg sama guna menghemat. Kosan mereka dekat sekali dengan areal kampus.Jd kalo mau kekampus mereka tinggal jalan kaki. Persahabatan mereka memang sudah terjalin selama 2 tahun sejak mereka tahun pertama perkuliahan. Namun tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka. Karena remi terlalu takut bila dito meninggalkannya kalau tahu keadaan remi yg sebenarnya. Dito sendiri sudah punya angel kembang kampus yg dipacarinya kurang lebih dari setahun lalu. "Banyak ngak yg ikut rem ?" tanya dito sambil menenteng ransel menyusuri trotoar kampus
ada yg mau nyambung?
Comments
Hohoooo ada monster bencheezz! Besar sekali dan muncul di parkiran kampus!
"aaaah....." teriakan histeris dari cewek2 kampus langsung membahana, membuat histeria suasana kampus pagi itu...semua berlarian gak keruan. Pun anak-anak cowoknya...semua panik. histeris. dan berusaha menyelamatkan diri masing-masing.
sementara Dito langsung menarik tangan Angel dan berlari menuju pos satpam yang ada di samping kanan kampus berlantai 8 itu. Pun Riyo, Dick Satria menyusul dengan lari tergopoh-gopoh dan tas yang asal gendong...asal selamat.
'Busyet...kenapa pada begini...ada apa neh?" tanya Remi tiba-tiba penuh keterkejutan yang pada saat itu sedang asik ngobrol ama Mandala. "Kagak tau gw, mungkin kecelakaan apa bom kale.."balas Mandala seadanya. "Yok kita ksana..."ajak Mandala. "Yuuks..." balas Remi dengan segera membenarkan posisi tas ranselnya yang talinya emang terlihat kepanjangan. Dengan sigapnya Mandala menuju ke arah sumber kehebohan sementara Remi berlari dibelakang mengikuti dan tentunya dengan goyangan bokongnya yang turut mewarnai lariannya itu...
"semua anggota harap kumpul di bagian luar kampus pintu timur,kita langsung berangkat dari sana" komando satria sebagai ketua perkemahan tahun ini.
=================================== tak berapa lama kemudian iring-iringan tersebut mulai bergerak meninggalkan kampus ========================
"wah nyaris banget tadi ya remi, klo ngak kita semua bakalan ngak jadi berangkat" ujar sun sambil menikmati guncang mobil yang melindas lobang yang ada. "Rem..Rem.. Oi.. Loe dengar gue kam". "eh..Oh..Eh..Ngapain sih?" pikiran remi yang tadi menerawang ke pada dito buyar seketika. Kebetulan karena terburu-buru akhirnya dia tidak satu mobil dengan dito. "mikirin apaan sih loe, cewek loe ya? "enggak kok"pandang remi tertuju kemobil depan yang membawa dito,angel dan beberapa teman lainnya. "doi kesambet tuh sun, dari tadi udah bengong kayak gitu" terang mandala. "apaan sih lo man" sambil melemparkan bantal mobil ke arah mandala.
“Gw puter lagu yah, boring neh kagak ada musiknya…” pinta Sun. “Radio ajah mendingan…” request Mandala di belakang mobil.
Sun mulai menekan tombol dan mencari-cari saluran: /ku mencintaimu lebih dari apapun...meskipun tiada satu orang.../ ganti lagi /ayat-ayat cinta bercerita cintaku padamu bila bahagia mulai…/ sebelon Rossa menyelesaikan baitnya, Sun ganti lagi /aku takkan tak bertahan bila tak teryakinkan …/ sesaat Sun akan memutar tombol ganti channel…Remi menyahut,” udah itu ajah, bagus kok lagunya.” Katanya. “Yang mana?” Tanya Sun sambil membalikan channel tadi.
/aku tak kan bertahan bila tak teryakinkah…menuliskan dirimu memang bukan untukku/…. suara Rio Febrian yang diikuti oleh Remi.
“Wah, suprit…hapal juga lo ama lagu ini…” komentar Sun. “Suka ajah,” jawab Remi sambil mengikuti irama lagu Bukan Untukku tersebut.
“Gelo coy…lo boleh neh ikut Idol…” canda Mandala. “Haha…gw demen ajah, abis liriknya dalem seh..” balas Remi tanpa sadar. “Wah, emang lo lagi suka ama sapa neh ampe segitunya?” Sun langsung merespon, “Kalo gw, gak ada istilah gak mungkin, harus gw dapetin!” ujar Sun lagi.
“Apaan seh? Ada ada aja…Emang suka lagu berarti gw lagi gitu…gak juga tau,” bantah Remi. “Kalo iya juga kagak papa, sapa salahnya coy..hari gene…”sahut Mandala.
“Bro, ada-ada aja yah tadi…masak sih cuman bapak Purek 3 dateng anak-anak kayak kedatangan monster…pake jerit-jerit and lari sgala…”kata Remi berusaha mengalihkan pembicaraan dengan membuka topik baru. “Iya…kacau…” sahut Sun. “Yoi..gw ajah ampe kesandung tadi…” sahut Mandala. “Biasalah anak-anak, kagak tau sopan santun lage.” ujar Sun. “Ya emang Purek 3 juga kadang nyebelin sih,” balas Remi.
…
Langit pagi itu cerah. Pemandangan di kanan kiri daerah Sukabumi memang sangat indah dan sejuk dipandang. Masih sangat asri. Di jalanan tampak beberapa penduduk berjalan kaki. Sangat alami. Sayang Remi tidak dapat menikmati keindahan itu. Tidak bisa dipungkiri ada perasaan yang mengganjal di hatinya….Perasaan yang tidak bisa dia ungkapkan.
…
“Wah…akhirnya sampai juga…”kata Mandala yang dari tadi duduk santai dibelakang sambil melihat pemuda-pemuda kampung bertelanjang dada di jalanan ato yang sedang mandi di empangan. “Enakan lo…gw yang nyetir sendirian…ntar pulang lo yang nyetir!” protes Remi. “Ya…ntar gw yang nemenin ngobrol.” kata Sun sebelon Mandala membuka suara.
“Wei…turun!” perintah Dito yang sudah berdiri didepan pintu yang kacanya udah dibuka saat memasuki kawasan Sukabumi sambil mendekati tempat Remi masih duduk. Posisi saat itu Dito persis di samping kanan Remi. Begitu dekat. Sebenarnya Remi bisa mencium aroma wajah dari Dito. “Ya bentar cong!” balas Remi. “Sialan, emang gw bencong!” protes Remi. “Abis belon apa-apa dah nyolot minta turun…”nyolot Remi tanpa alasan kecuali kecemburuannya pada Angel. “Ye…maap om…ya udah cepet…biar bisa maem siang dulu…laper neh…belon lagi nanti mo arung jeram juga kan…kebetulan Angel bawa nasi goreng tuh buatan dia sendiri lage.” Pamer Dito. "Untuk lo doang kale," sahut Sun cengar cengir. "Gak..untuk semua...yok, cepetan" kata Dito sambil berlalu.
mata remi terpana melihat siluet tubuh rio yang bergerak menjauhi tempatnya berdiri. Tubuh itu begitu sempurna dengan tinggi 178 cm. Berbentuk V karena dito emang suka renang dan fitnes.Kulit halusnya putih dengan potongan rambut ala bret corigan. Kaki yang panjang dan kokoh.
"Oi..Bengong lagi, Tolong Angkat tenda dan peralatan lainnya nih"ujar sun. "wah bener nih kasambet nih anak" sambil mandala melemparkan kantong tenda kearah remi. "ups..Apir jatuh" sambil menangkap tenda tersebut.
"semua barang tarok disini, setelah itu harap semua kumpul dulu" perintah satria sebagai ketua perkemahan tahun ini.
"Karena tahun ini hanya ada 8 orang cewek yang ikut maka dibagi jadi dua tenda. Sementara untuk cowok dibagi atas 6 tenda yang diisi 4 orang pertenda" instruksi satria. "oke sekarang dirikan tendanya, untuk para cowok harap bantu para cewek mendirikan tenda.
Tak berapa lama berdiri tenda-tenda tersebut.Mandala,sun,remi dan dito berada dalam satu tenda.
…
“Everybody…kumpul-kumpul,” komando Satria. “Hari ini kita mulai kemping dsini sampe dua hari ke depan. Banyak kegiatan kita, jadi saya harap semua bisa kerja sama dan bahu membahu. Harap apa yang dipesan oleh Pak Dickmanto bisa kita jaga. Saya secara pribadi minta kejadian yang lalu tidak terulang lagi. Tidak ada yang pake narkoba. Gak ada toleransi untuk itu! Harap tetap kompak dan pegang komitmen!” Pintanya tegas kepada peserta kemping. “Kalau Em-El boleh donk?” ceteluk Riyo tanpa digubris Satria. “Tuh sama kambing sono…”balas Angel sambil tersipu-sipu. Dito dengan bangganya dan tersenyum melihat Angel. Remi melihat ke Dito yang sedang memandang Angel. Dia hanya terdiam dan menahan rasa sebal.
“Setelah ini boleh beristirahat, tepat pukul 3 kita akan memulai acara…kita akan arung jeram. Kita ambil jam sgitu karena cuaca sudah tidak panas,” Babar Satria. “Jadwal kita untuk ini hanya 3 jam, jadi harap santai tapi disiplin. OK?!” katanya lagi. Dilanjutkan dengan bubarnya apel siang itu.
…
Siang itu cuaca cukup bagus. Matahari bersinar cukup terik walaupun masih bisa dirasakan semilir angin dari pepohonan tinggi disekitar serta hembusan air dari kali yang mengalir.
…
Didalam tenda yang tidak lebih dari empat meter persegi itu, Dito, Remi dan Mandala sedang asik ngobrol. Sun lebih asik dengan dirinya sendiri bermain air kali.
Dikarenakan terbiasa tidur di kamar ber-AC, Dito cukup gerah dengan udara di dalam tenda. Dibukanya bajunya sambil berbaring menelantang mendengarkan i-pod yang dibawanya. Sekali-kali dari mulutnya keluar lantunan lagu Terima Kasih Cinta-nya Afgan. Kedua tangannya diangkat kebelakang untuk menahan kepalanya. Dengan keadaan seperti itu sangat jelas terpampang bulu ketiaknya yang hitam tumbuh rapi di pangkalnya lengannya yang berkulit putih halus. Sementara dadanya yang telanjang tumbuh rapi rambut-rambut halus hingga dipangkalan celana pendek putih yang dipakainya. Dan hal yang membuat lebih kelihatan sexy adalah tonjolan di pangkal celana putihnya yang tercetak sangat jelas.
“Tumben suka ama lagu itu,”kata Mandala yang juga berbaring disebelahnya bertelanjang dada sambil memainkan game di hapenya. Dito tidak membalas. Akhirnya Remi yang duduk didekat Dito menyenggol tangannya. “Kenapa?” Tanyanya. “Tuh, si Mandala nanyain lo, tumben suka ama lagu itu?” kata Remi. “Oya…gw suka ajah...liriknya bagus..dan suara penyanyinya juga keren” katanya menjelaskan. “Wah, gak nyangka lo suka lagu melow juga ya…”balas Mandala. “Gak gitu juga…kalo bagus gw suka aja…lagean lagu ini si Angel juga langsung suka pas gw kenali ke dia lagu itu, paparnya panjang tanpa diminta. “Emang napa kalo suka lagu melow?” tanyanya ingin tau. ”Katanya sih kalo cowok suka lagu melow bisa-bisa kecendrungan hombreng loh ...”kata Mandala iseng. “Gak mungkinlah dia homreng, lo kali…”balas Remi membela. “Ye…” jawab Mandala singkat berusaha tidak berkomentar terlalu jauh. Kembali mereka sibuk dengan istirahat masing-masing. Tak bisa dipungkuri, terkadang Remi mencuri-curi melihat panorama tubuh kedua temannya itu. Walaupun sangat sering dia melihat kedua temannya ini bertelanjang dada, namun hari ini mereka terlihat sangat sexy. Remi sendiri tidak percaya diri untuk bertelanjang dada, padahal jika dilihat tubuhnya cukup bagus dan bersih. Cukup tidak memalukan untuk dipamer.
Sementara ketiga temannya sedang beristirahat di dalam tenda. Sun yang sedang bermain air di kali sudah basah kuyup. Dia sedang asik dengan beberapa teman lain tenda.
"Wew... Enak banget sih maen aer gini, udah lama gak maen aer di kali hwe333....", kata Sun sembari melepas bajunya.
"Duh ile, yang anak kampung. Rindu neh ceritanya sama kampung Cibodas tercinta...", sahut Dito.
"Cibodas ku tercinta, pujaan hatikuuuu!!!", Mandala menimpali dengan menyanyikan lagu Cibodas-ku. Hwe333...
"Sialan lo pada!" Sun melempar bajunya yang basah kuyup ke arah Dito dan Mandala yang sedang tiduran. Remi terlihat bengong melihat tingkah mereka.
"Woi, Bu! Ngapain bengong, ntar kesambet lo!" kata Sun sambil melepas celanya yang basah kuyup. Sekarang Sun hanya memakai boxer. Karena boxernya basah, terlihat semua lah yang ada di balik boxer hitam itu.
"Ng-Nggak ko..." Remi malah makin grogi ngliat Sun telanjang gitu. Sun punya badan yang langsing dan putih. Badannya cukup terbentuk dan seksi.
"Woi, ngapain lo ganti baju, ngotor2in baju aja. Toh ntar mo arung jeram, basah lagi lah tu baju...", kata Dito yang melihat Sun mencari-cari baju di ranselnya.
"Oh, iya yak. Gue lupa... Ya udah ah, gue gini aja sampe ntar arung jeram udah mo mulai. Nggak ada cewek ini di sini..." kata Sun yang juga ikut-ikutan Dito dan Mandala yang sedang tiduran. "Lo semua jangan pada horny yak ngliat gw naked gini hwe333..."
"Anjing lo! dikira kita hombreng!!" timpal Mandala. Remi hanya bisa senyum mendengar perkataan Mandala.
"wiih.. Seger banget ya mox"ujar mencipratkan air ketubuh cimox yg bertelanjang dada."yee..Ngomong, ngomong aja jangan pake nyiprat gitu dong". "jadi loe ngak suka" kembali sun mencipratkan air ke tubuh ceking mox namun sexy. Dua pentil susu itu begitu mengundang, kecil dan kemerah-merahan. Sementara kontolnya yg kecil tampak tercetak jelas di celana pendek mox yang berwarna putih. "Udah deh sun becandanya..Awas kalo loe bikin lagi". Kembali sun menyibaskan air ketubuh mox. Mox berdiri kilatan kemarahan nampak dimatanya. Setengah berlari dia menumbruk tubuh sun.Akhirnya mereka berdua ambruk.Tubuh sexy mox menimpa tubuh sun. Dada bertemu dada,perut ketemu perut,bibir ketemu bibir.Dan tonjolan diantara selangka mereka juga bertemu. Sesaat waktu seolah berhenti. Dan terlihat mereka berdua menikmati keadaan ini.
Namun kembali kesadaran menghampiri mereka.Karena saat itu juga ada beberapa teman dipinggir sungai tersebut. "basah deh baju gue nih semua" teriak sun pura-pura marah kepada mox karena beberapa pasang mata nampak memperhatikan mereka. Mox menggeser posisinya sedikit memberi ruang pada sun untuk berdiri. "sory ya sun" sambil mengulurkan tangannya untuk membantu sun berdiri
…
Mandala dan Sun berbaring bersebelahan. Lengan kanan Mandala bersentuhan dan lengan kiri Sun. Semakin lama mereka semakin dekat. Mandala membalikan tubuh menghadap ke Sun. Tanpa disadari kaki kanan Mandala menyentuh paha kiri Sun. Sun hanya berdiam. Sun membalikan ke arah yang berhadapan. Kini wajah mereka saling bertemu. Begitu dekat.
Dengan gemetar Mandala mencoba mencium sidikit bibir Sun yang berada persis di depan bibirnya. Sun hanya terdiam. Tidak menolak dan tidak merespon. Mandala makin memberanikan diri, walaupun sedikit gemetar kembali mencium bibir Sun. Kini Sun merespon dan membalas ciuman dari bibir Mandala. Mandala dapat merasakan bibir lembut Sun.
Tak kuat menahan rasa, Mandala langsung mengambil posisi menindih tubuh Sun dan langsung menciumnya dengan penuh gelora. Perbuatan Mandala dibalas oleh Sun. Kini kedua lelaki itu bergemul dari bibir ke bibir. Mandala mulai memberanikan diri menggoyangkan bokongnya. Penisnya bertemu dengan penis Sun. Makin lama gerakannya makin berirama sementara tangan kanannya memegang kepala Sun dan bibirnya tetap melumat bibir Sun. Sikap itu dibalas oleh Sun dengan meremas bokong Mandala yang padat berisi.
Kini Mandala mulai mencium putting kanan Sun, yang diimbangi dengan erangan dari bibir Sun…”errhh..”desahnya. Mandala makin membuat. Dijilat, diemut dan gigitnya putting Sun. Sun meremas kepada Mandala. Mandala semakin panas. Kini dia mencium pusar Sun yang ditumbuhi sedikit rambut halus dan terus hingga ke tonjolan celana Sun yang masih sedikit basah. Diciumnya dan digigitnya tonjolan yang membesar itu…” Sun hanya melenguh. Memejamkan mata dan menikmati apa yang dilakukan Mandala pada dirinya.
Tiba-tiba “Ouch…setan!!” teriak Remi sekejap karena digigit semut merah besar. Mandala pun terbangun dari mimpi siang bolongnya. Sementara disampingnya masih berbaring Sun yang tertidur sangat pulas dengan earphonei-pod-nya Dito yang masih menancap di telinganya.