It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Di update maksudnya . Muahahah
lanjut baca...
Cusco, Peru February 12
Guntur,
Will it be okay for early Valentine’s Day greeting? Just got back from the Inca trails, Machu Piccu was amazing! The trekking was hard but it totally paid off! The hardest trekking I’ve ever had. Got some bruises and my feet…Ugh! I even had a massage afterward. Can you believe it? I had a massage! I was happy though that you weren’t here. I wouldn’t dare to see you suffer. Wish I had a private plane to take you directly to Machu Piccu without all the trekking.
I miss you like hell, Guntur! Wish I could be there with you. Or you were here with me. I can’t wait to get back to Bali. But, there’s a mission I need to accomplish.
That’s it for now.
Kiss,
K
***
Mérida, Mexico February 16
Guntur,
I’m in Mexico now! Just visisted Chichén Itzá yesterday. Another great Mayan ruins! It’s really big, Guntur. And you know what? I got a look from a hot latino guy! Hahaha. Well, you know how Latin men are. They’re hot as hell but they’re not hot enough to dry my love for you. Ah, why I become melodramatic like this?
Still long way to go. But when that time comes, there will be only us, Guntur. No more traveling alone. I will do everything with you, well except when I have to go to the bathroom. But, you can join me
Always miss you like hell! I could break my promise but I won’t. When we meet, my longing for seeing you will be as high as Everest. Trust me!
Kiss,
K
***
New York, March 2
Guntur,
Been home for about a week and still hoping that I’m not here right now. Missing those exotic places I’d visited. But you know what? I MISS YOU MORE! It’s hard for me not to log in to my Skype account and call you. Or simply just say hi through Facebook. I miss you like hell! But, I will keep my promise to send you postcard after postcard after postcard until I see you again.
Some ppl may call us silly or weird but this is our promise, right? So, that’s more important to me than anything else. Keeping my promise. Our promise.
I’m counting down the months now. Still got so many places to go but I know I’ll end up by staring at your face.
Kiss,
K
***
Salzburg, Austria April 12
Guntur,
My first postcard from Europe! I’m getting closer! This Mirabell Palace is astonishing! Would you like me to build one for you? But, too bad my saving is not enough yet to build this wonderful palace.
Europe has always been beautiful during Spring. I really wish you were here with me. I got a smile on my face just thinking holding your hands while walking around in this palace. Maybe I’ll steal a kiss from you. Just a quick one! X
Never passing my days without missing you, Guntur. Just hold on a little longer, Ok? I’ll be there shortly. You won’t even know how times could pass quickly.
Kiss,
K
***
Santorini, Greece April 23
Guntur,
Do you still remember about the movie? We kept singing Mamma Mia everyday! Hahaha. This place is beautiful but not perfect. Because you’re not here with me. Every places that I’d been to are beautiful and majestic and incredible but…there’s only one place I know that will be perfect. By your side.
Anyway, just one more stop in Europe and then I’m heading to Asia! Asia! Oh, how I miss to go back there! This time, is going to be different! After months I finally will see you again. Never thought that missing you could be this miserable…
Miss you greatly, Guntur. Will be there soon!
Kiss,
K
***
Istanbul, Turkey May 1
Guntur,
It’s getting closer…Hagia Sophia is huuuuuugeeee! You probably will like it here. The atmosphere is really nice and the people, though I may not be able to hold your hands here, but there’s always be places to do it, right?
Will be short from now on. Not that I don’t want to write you but my excitement of seeing you in just weeks from now is killing me! I’ll save that excitement when we meet.
Kiss,
K
***
Agra, India May 14
Guntur,
The most majestic symbol of love is here. The building is a proof how love could be so gigantic, not only in terms of meaning but also in shape. This is definitely a place for all lovers to see. I know you may roll your eyes but I really have to say that, I wish you were here. With me. Everything I’ve been through would be more memorable if you were with me. But, I carry you in my heart. Hope that would be the same.
Getting closer, babe. Miss you more and more and more.
Kiss,
K
***
Perak, Malaysia May 30
Guntur,
Here I am, just hundred miles away from you but still you’re not here and I’m not there. Just visited Kellie’s Castle and yes, it’s creepy! But then again, it’s one of those symbols of love even though not many people know about this.
Can’t wait for the day when we finally will be together
Kiss,
K
***
Aku meletakkan kartu pos terakhir yang aku terima dari Keanu. Entah sudah berapa kali aku membacanya. Selama kurang lebih empat bulan, hubungan kami hanya melalui kartu pos demi kartu pos yang Keanu kirimkan yang juga selalu aku balas dengan kartu pos. Di zaman serba modern seperti ini, kartu pos terlihat seperti barang antik dan aku tidak akan menyalahkan siapapun yang mengernyitkan dahi mengetahui apa yang aku lakukan dengan Keanu. Kami memang tidak ingin mendengar apa kata orang lain tentang janji kami. Lagipula, siapa yang akan peduli?
Lima bulan kami berpisah tanpa tahu kondisi masing-masing kecuali melalui kartu pos yang kami terima. Aku mengkhawatirkan Keanu, begitu juga dirinya. Namun, janji kami harus tetap dijalani.
Aku menghela napasku sambil memandangi hujan yang tiba-tiba saja turun di awal bulan Juni. Akan ada banyak orang yang merutuki hujan ketika jam baru menunjukkan pukul 9 pagi. Bahkan, tidak akan mengherankan kalau banyak yang akhirnya terlambat sampai di kantor. Namun bagiku, hujan pagi ini sempurna karena setelah lima bulan, aku akan bisa melihat sosok Keanu lagi. Betapa aku sangat merindukan suara tawanya, melihat senyum lebarnya dan yang paling aku rindukan, ketika tangannya menggenggamku erat. Selalu ada kekuatan lebih yang aku dapatkan disana dan Keanu selalu membuatku merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja pada akhirnya.
“Guntur…”
Aku memalingkan wajahku dari derasnya hujan di luar jendela kamarku ke arah pintu. Hatiku rasanya tahu bagaimana harus berirama ketika menyaksikan dua orang paling berarti dalam hidupku berdiri bersisian. Rasanya, tidak berlebihan jika akhirnya aku justru tidak mampu menggerakkan tubuhku sama sekali karena perasaan bahagia terlalu menguasaiku. Aku hanya mampu terdiam.
“Mama ke dapur dulu ya? kasihan Keanu kedinginan. Biar Mama bikinin jahe anget.”
Keanu, yang masih belum mengerti Bahasa Indonesia sama sekali hanya tersenyum ketika Mama keluar dari kamarku dan menutup pintu di belakangnya setelah menepuk pundaknya pelan.
Disanalah dia.
Sosok yang selama lima bulan ini tidak bisa aku lihat wajahnya karena janji konyol kami. Selama lima purnama itu, aku hanya mampu memutar kembali memoriku tentang sosok berambut coklat gelap serta bertubuh tinggi tegap itu. Atau membiarkan foto-foto yang ditinggalkannya mengobati rinduku akan wajahnya. Selebihnya, hanya melalui kartu pos kami berhubungan.
Mata kami seperti kelaparan memandang satu sama lain karena Keanu amsih berada di tempatnya. Perlahan, Keanu melangkahkan kakinya menuju ke arahku setelah membiarkan tas ranselnya jatuh tergeletak begitu saja. Aku bisa melihat dengan jelas dalam tatapannya bahwa dia begitu menantikan saat ini. Begitu juga denganku.
Kami sama-sama menunggu momen ini.
Ketika akhirnya tubuhnya mendekat dan kedua lengan kekar itu memelukku, aku hanya mampu memejamkan mataku dan membiarkan air mataku mengalir. Aku melanggar janjiku sendiri untuk tidak menangis. Jemariku menelusuri rambut Keanu yang basah karena hujan ketika pelukan kami semakin erat. Dengan enggan, aku melepaskan diriku dari Keanu lalu memandangnya. Menelusuri wajahnya dengan jemariku dan merasakan kembali setiap lekuk hidung dan bibirnya menyentuh kulit tanganku.
He’s here. My man is here.
“I miss you like hell, Guntur.”
Bisikan pelan itu tertangkap oleh telingaku dan aku hanya mampu menganggukkan kepalaku. Aku tahu, Keanu. Aku juga merindukanmu. Sangat!
“You’re here, we’re here now.”
“Yes. We are.”
Setelah mengucapkan kalimat itu, Keanu mendekatkan wajahnya untuk mengecup keningku lembut sebelum membiarkan bibir kami bertemu.
Rasanya masih sama seperti pertama kali kami berciuman di penghujung pantai Petitenget dua tahun yang lalu setelah enam bulan saling mengenal. Rasanya masih sama ketika setahun yang lalu, ciuman inilah yang menenangkan hatiku setelah mengetahui bahwa ada tumor bersarang di otakku. Rasanya masih sama saat lima bulan lalu aku melepasnya pergi demi menepati janji gila yang kami buat.
Janji gila yang ditepatinya dan sekarang, setelah janji itu terlaksana, Keanu kembali.
“Mission accomplished, Guntur,” ucap Keanu sambil menyunggingkan senyum lebarnya.
“Thank you.”
“It felt like years, Guntur. It felt like years since I left…I just don’t know how to express my happiness for seeing you again. I miss you…”
Lengan Keanu kembali merengkuhku hingga aku hanya mampu kembali memejamkan mataku ketika kepalaku bersandar di dadanya. Hanya ini yang aku inginkan selama lima bulan. Hanya momen seperti ini yang mengisi kepalaku setiap hari.
Keanu. Keanu. Keanu.
“Ada begitu banyak foto yang ingin aku tunjukkan padamu. It may takes days and hours for you to see them all.”
“Bukankah kita punya selamanya, K?”
Keanu mengangguk. “Selamanya, Guntur. Selamanya.”
Bahkan jika selamanya itu hanya bisa dihitung dengan jam, hari, minggu ataupun bulan. Bagiku, selamanya adalah sampai aku tidak kuat lagi menahan sakitku dan Keanu akan tetap ada disisiku. Setidaknya, itulah arti selamanya bagiku.
***
Aku sedang membaringkan kepalaku di atas dada Keanu ketika suara guntur mulai menggelegar di luar sana. Selintas, mataku menatap jam yang terpasang di dinding kamarku. 21.15. Akankah turun hujan malam ini?
“Sepertinya akan hujan malam ini, Guntur.”
Aku hanya mengangguk lemah dan merasakan lengan Keanu semakin erat memelukku. Ini saatnya. Takdir, aku ingin ini menjadi saatnya. Saat yang sempurna.
“Apakah akan ada yang percaya kalau kamu pergi ke Peru, Meksiko, Austria, Turki, India dan Malaysia hanya untuk membuat pria penyakitan sepertiku bahagia?”
Aku mendengar helaan napas Keanu. Dia memang paling tidak suka mendengarku menyebut kata ‘penyakitan’ namun aku terlalu egois untuk tidak menyebut kata itu di hadapan Keanu.
“Apakah aku pernah peduli dengan omongan orang, Guntur? Sekalipun mereka mencibirku ataupun menganggapku hanya menghambur-hamburkan uang, aku tidak akan pernah peduli. Jika Shah Jehan saja bisa membangun Taj Mahal seindah dan sebesar itu untuk istrinya, apa bedanya denganku yang menghabiskan waktu dan uangku untuk pria yang aku cintai? Jika mereka menganggapku gila, mereka juga akan menganggap Shah Jehan, George Boldt, Prince Von Raitenau lebih gila. Dan jangan sebut kata penyakitan itu lagi, Guntur. Aku mohon.”
Aku tersenyum tipis mendengar Keanu menyebutkan nama-nama yang tercetak dalam sejarah membangun Taj Mahal, Bold Castle dan Mirabell Palace sebagai ungkapan cinta atas pasangan-pasangan mereka. Namun, aku lebih bahagia karena Keanu sudah melihat tempat-tempat itu sekalipun tanpaku. Dia sudah membangun monumen cinta di hatiku dengan mengunjungi semua tempat itu.
Apakah ada pria yang mampu melakukan apa yang Keanu lakukan untukku dalam dunia kami yang begitu kecil?
“Dari dulu kamu memang gila, K.”
“I know. That’s why you love me, right?”
“Yes. That’s why I love you, K.”
“Go to sleep, my Guntur. Aku pastikan guntur di luar tidak akan membangunkanmu,” Keanu kemudian mengecup keningku lembut. “Good night, Guntur. I’ll guard your sleep. I love you.”
Suara Keanu agak sedikit bergetar dan ingin sekali menanyakan kepadanya kenapa seperti itu, namun aku lebih memilih untuk mendengarkan detak jantung pria yang aku cintai. Memilih untuk merasakan kehangatan dari tubuhnya.
Keanu menarik tubuhku agar lebih rapat dan aku pun perlahan menutup mataku. Membiarkan gemuruh guntur di luar menghilang perlahan.
Yang tidak Keanu ketahui adalah aku menahan rasa sakit yang luar biasa di kepalaku hingga ingin rasanya aku membenturkannya ke tembok. Aku menahannya karena Keanu tidak boleh melihatku kesakitan. Dia tidak boleh melihatku menjerit histeris karena rasa sakit ini. Keanu tidak boleh melihatnya.
Bahkan, ketika rasa sakit itu tiba-tiba direnggut dariku dan tubuhku merasa begitu ringan saat sesuatu yang kuat menarikku seperti sepasang sarung tangan yang dilepaskan dari tangan oleh pemakainya. Aku terlalu lemah untuk melawan. Aku pasrah.
Yang aku sadari kemudian adalah aku melihat Keanu masih terjaga namun ada air mata meleleh dari kedua pelupuk matanya. Kedua lengannya masih memelukku erat.
Keanu-ku menangis dan aku tidak bisa melakukan apapun untuk memintanya menghapus air mata itu.
@Andreaboyz : Noted! Thank you buat catatannya buat diriku Semoga cerita2 selanjutnya bisa lebih sharp lagi ANTOLOGIny masih kok cuma mungkin frekuensinya agak jarang sekarang, hehe.
@kiki_h_n : Aih, kamu ini. Mana bisa disimpan di hati kamu? #ApaSih
@arieat : Komen apa aja boleh kok, nggakdilarang
@Cruiser79 : Sama2. Aku juga thanks a lot udah bersedia mampir dan baca ceritaku Keep reading!
@AwanSiwon : Ini udah dimention ya? hehehe. Maaf baru diupdate ANTOLOGInya
@ndi_aja : Thank you!!!!!!
@rarasipau : Ini udah diupdate, maaf lama, hehehe
@yuzz : Coba dibaca ulang biar tahu maksudnya, hehehe
@jakasembung : hahaha, thank you!!! Semoga mengalihkan ke dunia yang lebih baik
Colek2 yang lama nggak baca ANTOLOGI @AoiSora @sly_mawt @dirpra @kukangjawa @Different
Teganya kau bang @abiyasha .. Hiks
Makasih ya udah di update + mention . Lg asik berburu ceritamu di pulau sebelah nih .